HADIRIN SIDANG JUM’AH YANG BERBAHAGIA . . . .

HADIRIN SIDANG JUM’AH YANG BERBAHAGIA . . . .

Manusia, menurut Al-Qur'an dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya seharusnyalah dengan cara yang ala manusia, bukan ala binatang, bukan pula ala malaikat. Dan dengan demikian, setiap aktifitasnya harus pula serasi dan seimbang agar ia tidak menjadi malaikat atau binatang yang keduanya menjauhkan manusia dari hakikat serta fungsi keberadaannya.

Untuk mensukseskan tugas-tugas itu, Allah SWT. melengkapi mahluk yang bernama “Manusia” dengan berbagai keistimewaan dan potensi yang antara lain tergambar dalam kisah perjalanannya menuju tempat tugasnya “Di Dunia”. Potensi-potensi tersebut antara lain :

1. Kemampuan untuk mengetahui sifat, fungsi, dan kegunaan segala macam benda.

Allah SWT. berfirman dalam Qs. Al - Baqarah : 31

Artinya : “Dan Dia (Allah) mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda- benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat, lalu berfirman : ‘Sebutkanlah kepada Ku nama-nama benda itu, jika kamu memang orang-orang yang benar.’”

Malalui potensi ini manusia dapat menemukan hukum-hukum dasar alam raya serta memiliki pandangan yang menyeluruh terhadapnya, kemudian meramu berbagai aspek bentukan alam untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam kehidupan ini.

2. Pengalaman selama di “Surga” baik yang manis maupun yang pahit

Hal ini membekali manusia dengan cita-cita, agar segala aktifitasnya di dunia, terarah untuk kembali ke surga. Bahkan mewujudkan bayangan-bayangan surga di permukaan bumi ini, yakni dengan mewujudkan kesejahteraan rohani berupa kedamaian yang dialaminya di surga (Qs. 56 : 26), serta kesejahteraan jasmani berupa ‘tidak adanya problematika dalam memenuhi kebutuhan- kebutuhan hidup, khususnya kebutuhan sandang, pangan dan papan. Disamping itu, terbuai bujukan setan dan mengikuti jejaknya yang mengakibatkan dikeluarkannya Adam dari surga juga merupakan pelajaran yang sangat berharga, agar manusia tidak mengulangi kesalahan tersebut.

3. Allah SWT. telah menaklukkan atau memudahkan alam raya agar dapat diolah manusia, dimana penaklukan itu tidak mungkin dilaksanakan oleh manusia itu sendiri.

Sebagaimana difirmankan Allah sendiri dalam Al Qur’an Surat Ibrahim

ayat : 32 – 33

Artinya : “Allah – lah yang telah mencipatakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rizqi untukmu; dan Dia telah mennundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak – Nya. Dan dia telah menundukkan pula bagimu sungai-sungai. Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.”

5. Setelah tiba di bumi, Allah Ta’ala memeberikan petunjuk-petunjuk kepada manusia

Allah berfirman : “Kitab suci adalah petunjuk-petunjuk Tuhan untuk memberikan jalan keluar bagi problem-problem yang dihadapi manusia.”

Petunjuk-petunjuk itu secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian yaitu :

a. P ETUNJUK TERINCI DAN PASTI , SEHINGGA TIDAK DIBENARKAN ADANYA CAMPUR TANGAN PEMIKIRAN MANUSIA , DAN TIDAK PULA DIBENARKAN ADANYA PENYESUAIAN - PENYESUAIAN DENGAN KONDISI DAN SITUASI SOSIAL APAPUN .P ETUNJUK / KETETAPAN YANG ABSOLUT INI SEDIKIT SEKALI JUMLAHNYA .

b. P ETUNJUK YANG BERSIFAT UMUM ATAU NILAI - NILAI , SEHINGGA MANUSIA

DIBERI WEWENANG UNTUK MEMIKIRKAN DAN MENYESUAIKAN DIRI DENGAN NILAI - NILAI TERSEBUT ,( BUKAN SEBALIKNYA , NILAI - NILAI AJARAN YANG MENYESUAIKAN DENGAN KEPENTINGAN MANUSIA ).

M ELALUI KOMPONEN INILAH , KONSEP MEMBANGUN MANUSIA SEUTUHNYA SEHARUSNYA DICANANGKAN , YAKNI PEMBANGUNAN MATERIAL DAN SPIRITUAL SECARA BERSAMAAN , MELIPUTI PRINSIP T AUHID ,R UBUBIYAH , PRINSIP KHILAFAH , DAN TAZKIYAH ATAU PENSUCIAN SERTA PEMELIHARAAN NILAI - NILAI AGAMA , AKAL , JIWA , HARTA DAN KEHORMATAN MANUSIA .S EHINGGA , SETIAP TINDAKAN YANG DAPAT MENODAI SALAH SATU DARI KELIMA HAL TERSEBUT TIDAKLAH