Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan kecerdasan
                                                                                sehingga  melakukan  penelitian  dan  pengabdian  kepada  masyarakat  terutama  bagi pendidik di perguruan Tinggi.
”
63
Berdasarkan pendapat di atas, dapat diperjelas bahwa guru  adalah seseorang yang  menyampaikan  berbagai  ilmu  pengetahuan,  dan  lebih  dititik  beratkan  kepada
tugas pendidik yang harus dilaksanakan secara operasional dalam pembelajaran, yaitu merencanakan,  melaksanakan  proses  pembelajaran  dan  menilai  hasil  pembelajaran.
Selain  itu  pendidik  juga  bertugas  membimbing  dan  melatih  peserta  didik  menjadi orang  yang berguna bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa serta melakukan
penelitian dan pengabdian terhadap masyarakat. Pendidik  adalah  orang  dewasa  yang  bertanggung  jawab  memberi  bimbingan
atau  bantuan  kepada  anak  didik  dalam  perkembangan  jasmani  dan  rohaninya  agar mencapai kedewasaannya, mampu melaksankan tugasnya sebagai mahluk Allah swt,
khalifah dipermukaan bumi, sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri.
64
Istilah  lain  yang  lazim  dipergunakan  untuk  pendidik  adalah  guru.  Kedua istilah  tersebut  bersesuaian  artinya.  Bedanya  istilah  guru  seringkali  dipakai
dilingkungan,  pendidikan  formal,  sedangkan  pendidik  dipakai  dilingkungan  formal, informal maupun nonformal.
63
Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, Jakarta: Sinar Grafika, 2003, h. 5
64
H. Ihsan  Hamdani,  H.A  Fuad  Ihsan,  Filsafat  Pendidikan  Islam,  Bandung:  Pustaka  Setia, 2001, hal. 93.
Menurut kamus besar bahasa indonesia guru adalah orang yang pekerjaannya mata pencariannya, profesinya mengajar. Sedangkan guru agama adalah guru yang
mengajarkan agama.
65
Menurut  Zakia  Daradjat  menyatakan  bahwa:  “Guru  adalah  seseorang  yang memiliki kemampuan dan pengalaman yang dapat memudahkan dalam melaksanakan
peranannya dalam membimbing siswanya, ia harus sanggup menilai diri sendiri tanpa berlebih-lebihan, sanggup berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain, selain
itu perlu di perhatikan pula bahwa ia juga memiliki kemampuan dan kelemahan.”
66
Menurut M. Arifin “guru adalah orang yang membimbing, mengarahkan, dan membina  anak  didik  menjadi  manusia  yang  matang  atau  dewasa  dalam  sikap  dan
kepribadiannya,  sehingga  tergambarlah  dalam  tingkah  lakunya  nilai-nilai  agama islam.”
67
Guru  adalah  orang  yang  kerjanya  mengajar  atau  memberikan  pelajaran  di sekolah atau kelas. Secara lebih khusus lagi, ia mengatakan bahwa guru adalah orang
yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam  membantu  anak-anak  mencapai  kedewasaan  masing-masing.  Guru  dalam
pengertian tersebut, menurutnya bukanlah sekedar orang yang berdiri di depan kelas untuk  menyampaikan  materi  pengetahuan  tertentu,  akan  tetapi  adalah  anggota
masyarakat yang harus ikut aktif dan berjiwa besar serta kreatif dalam mengarahkan
65
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,edisi 3. Hal. 337.
66
Zakiah Daradjat, Metodelogi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, hal. 266.
67
M. Arifin, Filsafat Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1987, Hal. 100
perkembangan  anak  didiknya  untuk  menjadi  anggota  masyarakat  sebagai  orang dewasa.
68
Kesimpulan  yang  dapat  diambil  oleh  penulis  berbagai  pengertian  di  atas, maka  guru  atau  pendidikan  dapat  diartikan  sebagai  orang  mendidik,  yaitu  yang
bekerja  dalam  bidang  pendidikan  dan  mempunyai  tanggung  jawab  terhadap pendidikan atau kedewasaan seorang anak.
Guru  dalam  islam  adalah  orang  yang  bertanggung  jawab  terhadap perkembangan  anak  didik  dengan  mengupayakan  seluruh  potensinya,  baik  potensi
afektif,  kognitif,  maupun  psikomotorik.  Guru  juga  berarti  orang  dewasa  yang bertanggung  jawab  memberikan  pertolongan  pada  anak  didik  dalam  perkembangan
jasmani dan rohaninya agar mencapai tigkat kedewasaan, serta mampu berdiri sendiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah SWT. Disamping itu juga, ia mampu
sebagai makhluk sosial dan mahluk individu yang mandiri.
69
Kesimpulan  yang dapat diambil dari beberapa pengertian diatas, bahwa guru agama  adalah  orang  dewasa  yang  bertanggung  jawab  terhadap  perkembangan  anak
didik  melalui  suatu  proses  bimbingan  jasmani  dan  rohani  yang  dilakukan  dengan kesadaran  untuk  mengembangkan  potensi  anak  didik  menuju  kearah  kedewasaan.
Guru agama tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan agama saja, tetapi ia juga harus  dapat  membentuk,  menumbuhkan  dan  memberikan  nilai-nilai  ajaran  agama
kepada siswa dalam kehidupan sehari-hari.
68
H. Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Ciputat Logos. 2001, hal. 62-63.
69
Muhammad  Nurdin,  Kiat  Menjadi  Guru  Profesional,  Jogjakarta:  Prisma  Sophie Jogjakarta, 1994, hal. 156.
Pendidikan  adalah  proses  pengubahan  sikap  dan  latihan,  sehingga memberikan  perubahan  pada  tumbuhan  jasmani  dan  rohani  si  terdididik  menuju
kedewasaan  dalam  pola  berfikir  dan  memiliki  sikap  dan  niali  yang  bermanfaat  bagi masyarakat  dan  kebudayaan  yang  sesuai  dengan  cita-cita  pendidikan.  Dengan
demikian yang menjadi sasaran pokok adalah bimbingan dan pimpinan kepada anak yang sedang berkembang jasmani dan rohani menuju kesempurnaan.
Mengenai pengertian pendidikan agama islam sendiri ada beberapa pendapat para ahli. Diantaranya sebagai berikut:
M.  Arifin  menyatakan  bahwa:”pendidikan  agama  islam  adalah  proses mengarahkan  dan  membimbing  manusia  didik  kearah  pendewasaan  pribadi  yang
beriman  dan  berilmu  pengetahuan  yang  saling    memperkokoh  dalam  perkembangan mencapai titik optimal kem
ampuannya”.
70
Menurut  Zakiyah  Daradjat,  pendidikan  agama  islam  adalah  “suatu  usahan untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran
islam  secara  menyeluruh.  Lalu  menghayati  tujuan,  yang  pada  akhirnya  dapat mengamalkan serta menjadikan islam sebagai pendangan hidup.
71
Menurut  Abdul  Majid  dan  Dian  Andayani  mengatakan,  “pendidikan  agama islam  adalah  upaya  sadar  dan  terencana  dalam  menyiapkan  peserta  didik  untuk
mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama islam, dibarengi
70
M. Arifin, Kapita Slekta Pendidikan.Islam dan Umum, Jakarta: Bumi Aksara. 1993, hal. 44.
71
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2012, hal. 86.
dengan  tuntutan  untuk  menghormati  penganut  agama  lain  dalam  hubungan  dengan keturunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa”.
72
Tayang  Yusuf,  dalam  bukunya  Abdul  Majid  dan  Dian  Andayani  dalam bukunya yang berwujud Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi menjelaskan
pendidikan  agama  islam  adalah  “usaha  sadar  generasi  tua  untuk  mengalihkan pengalaman,  pengetahuan,  kecakapan  dan  keterampilan  kepada  generasi  muda  agar
menjadi manusia bertawa kepada Allah swt”.
73
Menurut A. Tafsir, pendidikan agama islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang  kepada  seseorang  agar  ia  berkembang  secara  maksimal  sesuai  dengan
ajaran islam. Pengertian  pendidikan  agama  islam  di  atas,  dapat  disimpulkan  bahwa
pendidikan  agama  islam  adalah  usaha  yang  dilakukan  secara  sadar  dan  terencana yang  diberikan  kepada  peserta  didik  untuk  membutuhkan  jasmani  dan  rohani  secara
optimal untuk mencapai bentuk manusia yang berkualitas menurut ajaran islam yaitu manusia  yang  bertaqwa  kepada  Allah  SWT.  Dikatakan  sebagai  usaha  sadar  karena
pendidikan  itu  dilakukan  secara  sengaja  dan  mempunyai  tujuan  terencana dimaksudkan  agar  pendidik  tidak  dapat  dilakukan  seadanya,  tetap  harus  dengan
persiapan  yang  matang,  pelaksanaan  yang  teratur,  evaluasi  yang  terukur  serta tingkatan yang membedakan peserta didik dalam kelompok yang berbeda satu sama
lain.
72
Abdul  Majid  dan  Dian  Andayani,  Pendidikan  Agama  Islam  Berbasis  Kompetensi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006. Hal. 130
73
Ibid
Mata  pelajaran  pendidikan  agama  islam  di  atas,  dapat  disimpulkan  bahwa guru  pendidikan  agama  islam  adalah  usaha  sadar  orang  dewasa  yang  bertanggung
jawab  dalam  membina,  membimbing,  mengarahkan,  melatih,  menumbuhkan  dan mengembangkan jasmani dan rohani anak didik ke arah yang lebih baik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah, khalifah di muka bumi sebagai makhluk sosial dan
sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri.
6BAB III METODELOGI PENELITIAN
A.
Metode Penelitian
Menurut  Sumardi  Suryabrata,  “penelitian  adalah  suatu  proses,  yaitu  suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna
mendapatkan  pemecahan  masalah  atau  mendapatkan  jawaban  terhadap pertanyaan-
pertanyaan  tertentu”.  Sedangkan  menurut  Sugiono  secara  umum metode penelitian diartikan sebagai “cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu”.
74
Berangkat dari pendapat tersebut, penelitian ini difokuskan  untuk  memproleh  gambaran data  di  lapangan  mengenai  Peran  Guru
Pendidikan  Agama  Islam  Dalam  Meningkatkan  Kecerdasan  Emosional  Peserta Didik Di SMP PGRI 6 Bandar Lampung.