Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

38 Merciana Daverta, 2013 Kepedulian Masyarakat Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap Kota Bandung Terhadap Wilayah Punclut Sebagai Kawasan Konservasi Di Kawasan Bandung Utara KBU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Data dalam wawancara terhadap masyarakat berupa pertanyaan mengenai sikap masyarakat terhadap kondisi Punclut saat ini, bagaimana perilaku masyarakat dalam menjaga wilayah Punclut. 2. Data Sekunder a Studi Dokumentasi Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan penelitian yang bisa diperoleh dengan cara mengumpulkan data dari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian yang bisa diperoleh dari lembaga atau instansi yang terkait, seperti: Tabel 3.3 Jenis dan Kelengkapan Data Penelitian No. Jenis Data Bentuk Data Sumber Data 1 Kebijakan Pemerintah Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Kepmen, RTRW, Renstra Bappeda, Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya, Internet 2 Peta Thematik Peta Administrasi, Peta Sampel wilayah,Peta Penggunaan Lahan, Peta Hidrologi, dll Bappeda 3 Karakteristik Daerah Penelitian dan responden Morfologi Ciumbuleiut, Jumlah penduduk, jenis mata pencaharian, tingkat pendidikan, dll. Kantor Kelurahan Ciumbuleuit, BPS, Survey Lapang Sumber Hasil Penelitian 2012

G. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif. Teknik analisis data deskriptif kualitatif menurut Arikunto 2009:69 adalah cara menganalisis data dengan menggunakan persentase dan tolak ukur karena mengarah pada suatu predikat. 39 Merciana Daverta, 2013 Kepedulian Masyarakat Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap Kota Bandung Terhadap Wilayah Punclut Sebagai Kawasan Konservasi Di Kawasan Bandung Utara KBU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Analisi data menggunakan teknik deskriptif kualitatif memanfaatkan persentase yang merupakan bagian awal dari keseluruhan proses analisis. Selanjutnya hasil persentase dinyatakan dalam sebuah predikat yang menunjuk pada pernyataan keadaan, ukuran kualitas. Analisis data untuk skala tingkat pengetahuan masyarakat dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini. 1. Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terdapat 8 butir pertanyaan, sekor maksimal untuk tiap-tiap butir adalah 3, maka sekor keseluruhan adalah 8x3 = 24. - Sekor minimum yang mungkin diperoleh 0 - Sekor maksimum 24 Tabel 3.4 Parameter Pengetahuan Masyarakat tentang wilayah Punclut No. Parameter Tingkat Pengetahuan 1. Jumlah “tahu” antara 1-3 Sekor = 0-8 Rendah 2. Jumlah “tahu” antara 4-6 Sekor = 9-16 Sedang 3. Jumlah “tahu” antara 7-8 Sekor = 17-24 Tinggi Sumber Hasil Penelitian 2013 2. Sikap Masyarakat Menentukan sikap masyarakat diperlukan adanya penilaian untuk menjelaskan sikap positif atau negatif masyarakat dalam menanggapi wilayah Punclut sebagai kawasan konservasi. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif. Di bawah ini tabel menentukan penilaian sikap masyarakat wilayah Punclut. 40 Merciana Daverta, 2013 Kepedulian Masyarakat Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap Kota Bandung Terhadap Wilayah Punclut Sebagai Kawasan Konservasi Di Kawasan Bandung Utara KBU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.5 Penilaian Sikap Masyarakat No. Parameter Penilaian Sikap 1. Jumlah “tidak setuju” antara 1-4 Negatif 2. Jumlah “Setuju” antara 5-9 Positif Sumber Hasil Penelitian 2013 Dari instrumen penelitian kemudian data yang sudah terisi dianalisis dengan tahapan sebagai berikut: 1. Pemrosesan Data Pemrosesan data dilakukan dengan cara melakukan pengecekan terhadap kelengkapan data, artinya memeriksa dan mengecek isi instrumen pengumpulan data dan macam-macam isian data seperti identitas responden, jawaban responden dan lain-lain. Menurut Silalahi 2009:320 pemrosesan data yaitu upaya dalam menyederhanakan data mentah kedalam bentuk data yang mudah untuk dibaca dan dipahami. 2. Editing data Editing data adalah penelitian kembali data yang telah dikumpulkan dengan menilai apakah data yang telah dikumpulkan tersebut cukup baik atau relevan untuk diproses atau diolah lebih lanjut. Dalam proses editing ini ada beberapa hal yang harus diteliti kembali diantaranya kelengkapan pengisian instrumen penelitian angket. 3. Coding dan Frekuensi Coding adalah usaha pengklasifikasian jawaban dari para responden menurut macamnya. Dalam melakukan coding, jawaban 41 Merciana Daverta, 2013 Kepedulian Masyarakat Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap Kota Bandung Terhadap Wilayah Punclut Sebagai Kawasan Konservasi Di Kawasan Bandung Utara KBU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu responden diklasifikasikan dengan memberikan kode tertentu berupa angka. Setelah coding dilaksanakan, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menghitung frekuensi. 4. Tabulasi data Data yang terkumpul kemudian ditabulasi dengan menguraikan kemudian selanjutnya mengelompokkan dari tiap-tiap butir seluruh pertanyaan yang ada pada angket isian. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan sekor tiap-tiap item instrumen pengumpulan data yang selanjutnya dimasukkan ke dalam bentuk tabel data. 5. Pengolahan dan penyajian data Hasil pengelompokkan dan pengolahan data, disajikan dalam bentuk tabel, gambar, bagan, peta. Pengolahan data diantaranya dengan menggunakan: 1 Perhitungan persentase : Santoso 2001:299 mengungkapakan “Untuk mengetahui kecenderungan jawaban sikapden dan fenomena di lapangan digunakan analisis persentase dengan mengunakan fo rmula”. formula persentase sebagai berikut : x 100 Keterangan: F = Frekuensi tiap kategori jawaban sikapden N = Jumlah keseluruhan responden P = Besarnya persentase Jika perhitungan telah selesai dilakukan, maka hasil perhitungan berupa persentase tersebut digunakan untuk mempermudah dalam penafsiran dan pengumpulan data sementara penulis memilih parameter yang digunakan oleh 42 Merciana Daverta, 2013 Kepedulian Masyarakat Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap Kota Bandung Terhadap Wilayah Punclut Sebagai Kawasan Konservasi Di Kawasan Bandung Utara KBU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Effendi dan Manning 1991: 263. Adapun kriteria persentase yang digunakan dirinci sebagai berikut: Tabel 3.6 Tabel Kriteria Penilaian Persentase Persentase Kriteria 100 Seluruhnya 75-99 Sebagian besar 51-74 setengahnya 50 Setengahnya 25-49 setengahnya 1-24 Sebagian kecil Tidak ada Sumber: Effendi dan Manning, 1991 147 Merciana Daverta, 2013 Kepedulian Masyarakat Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap Kota Bandung Terhadap Wilayah Punclut Sebagai Kawasan Konservasi Di Kawasan Bandung Utara KBU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Menurut peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung, menjelaskan bahwa wilayah Punclut Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap merupakan kawasan konservasi di Kawasan Bandung Utara KBU. Wilayah Punclut yang diketahui sebagai kawasan konservasi harus dijaga kelestariannya oleh masyarakat setempat dan pemerintah. Namun, saat ini Punclut mengalami alih fungsi lahan. Punclut yang sebagian besar lahannya digunakan untuk hutan dan pertanian, saat ini oleh pengembang dialih fungsikan menjadi perumahan, resort, villa dan hotel. Oleh karena itu, untuk tetap menjaga kelestarian wilayah Punclut maka diperlukan adanya kepedulian masyarakat untuk melindungi wilayah ini. Perilaku masyarakat menentukan kondisi wilayah Punclut dimasa yang akan datang. Namun, jika pengetahuan masyarakat tentang Punclut sebagai kawasan konservasi kurang maka masyarakat akan kurang memahami apa yang akan dilakukan untuk melindungi wilayah ini. Tingkat pengetahuan masyarakat mengenai Punclut sebagai kawasan konservasi yang diwakili 86 responden menghasilkan bahwa tingkat pengetahuannya adalah sedang. Hal ini disebabkan oleh beragamnya mata pencaharian masyarakat. Penduduk yang bermata pencaharian petani, PNS, TNIPOLRI, bidan cenderung tinggi dalam pengetahuan Punclut sebagai kawasan konservasi yang harus senantiasa dijaga kelestariannya. Hal tersebut disebabkan karena pengaruh tingkat pendidikan yang tinggi.Berbeda dengan pedagang dan pegawai swasta yang tingkat pengetahuannya rendah, karena penduduk tersebut tingkat pendidikannya pun rendah dan kurang berinteraksi dengan lingkungan. Setiap hari disibukkan dengan usaha memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.