KEPEDULIAN MASYARAKAT KELURAHAN CIUMBULEUIT KECAMATAN CIDADAP KOTA BANDUNG TERHADAP WILAYAH PUNCLUT SEBAGAI KAWASAN KONSERVASI DI KAWASAN BANDUNG UTARA (KBU).

(1)

1500/UN.40.2.4/PL/2013 KEPEDULIAN MASYARAKAT KELURAHAN CIUMBULEUIT KECAMATAN

CIDADAP KOTA BANDUNG TERHADAP WILAYAH PUNCLUT SEBAGAI KAWASAN KONSERVASI DI KAWASAN BANDUNG UTARA (KBU)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Geografi

Oleh : Merciana Daverta

0806341

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

1500/UN.40.2.4/PL/2013 LEMBAR PENGESAHAN

KEPEDULIAN MASYARAKAT KELURAHAN CIUMBULEUIT KECAMATAN CIDADAP KOTA BANDUNG TERHADAP WILAYAH PUNCLUT SEBAGAI

KAWASAN KONSERVASI DI KAWASAN BANDUNG UTARA (KBU) Merciana Daverta

0806341

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Drs. Jupri, MT

NIP : 19600615 198803 1 003

Pembimbing II

Iwan Setiawan, S.Pd., M.Si NIP: 19710604 199903 1 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd NIP: 19620304 198704 2 001


(3)

1500/UN.40.2.4/PL/2013 SKRIPSI INI DI UJI PADA TANGGAL 6 Maret 2013

PANITIA UJIAN SIDANG TERDIRI DARI :

1. Ketua : Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP: 19700814 199402 1 002

2. Sekertaris : Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd NIP: 19620304 198704 2 001

3. Penguji

Penguji I : Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, M.T NIP: 19640603 198903 1 001

Penguji II : Dr. Mamat Ruhimat, M.Pd NIP: 19610501 198601 1 002

Penguji III : Drs. Asep Mulyadi, M.Pd


(4)

1500/UN.40.2.4/PL/2013 PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ‘Kepedulian Masyarakat Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap Kota Bandung terhadap Wilayah Punclut sebagai Kawasan Konseravsi di Kawasan Bandung Utara (KBU)’ ini beserta seluruh isinya adalah benar – benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas

pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila

kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya seni ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini”

Bandung, 6 Maret 2013

Yang membuat pernyataan


(5)

ABSTRAK

KEPEDULIAN MASYARAKAT KELURAHAN CIUMBULEUIT KECAMATAN CIDADAP KOTA BANDUNG TERHADAP WILAYAH PUNCLUT SEBAGAI

KAWASAN KONSERVASI DI KAWASAN BANDUNG UTARA (KBU) Oleh : Merciana Daverta (0806341)

Penelitian ini berjudul Kepedulian masyarakat Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap Kota Bandung terhadap wilayah Punclut sebagai kawasan konservasi di Kawasan Bandung Utara (KBU). Menurut peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung, menjelaskan bahwa wilayah Punclut Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap merupakan kawasan konservasi di Kawasan Bandung Utara (KBU). Wilayah Punclut yang diketahui sebagai kawasan konservasi harus dijaga kelestariannya oleh masyarakat setempat dan pemerintah. Namun, saat ini Punclut mengalami alih fungsi lahan. Punclut yang sebagian besar lahannya digunakan untuk hutan dan pertanian, saat ini oleh pengembang dialih fungsikan menjadi perumahan, resort, villa dan hotel. Oleh karena itu, untuk tetap menjaga kelestarian wilayah Punclut diperlukan adanya kepedulian masyarakat untuk melindungi wilayah ini.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan jenis penelitian deskriptif yang digunakan adalah metode survei. Sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik analisis skoring atau pembobotan dan dilanjutkan dengan persentase dan tabel silang. Skoring atau pembobotan untuk setiap variabel yang diwakili oleh setiap parameter untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat, sikap dan perilaku mengenai wilayah Punclut sebagai kawasan konservasi. Data yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari dinas/instasi yang terkait seperti Bappeda, BPS, Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya, Kelurahan Ciumbuleuit dan lainnya. Sedangkan untuk data primer dilakukan observasi atau pengamatan langsung ke lapangan.

Berdasarkan hasil penelitian, tingkat pengetahuan masyarakat mengenai wilayah Punclut sebagai kawasan konservasi adalah tingkat pengetahuan sedang. Sikap masyarakat terhadap wilayah Punclut sebagai kawasan konservasi adalah sikap positif yang berarti masyarakat menunjukan, menerima, mengakui, menyetujui serta melaksanakan norma yang berlaku di wilayah Punclut sebagai kawasan konservasi.

Kepedulian masyarakat dilihat dari perilaku sehari-hari. Perilaku masyarakat antara lain adalah menanam tanaman atau pohon di sekitar tempat tinggal, memisahkan sampah organik non organik, membuat lubang pembuangan sampah, membuat saluran pembuangan air, menanam tanaman keras seperti pohon mangga, pohon nangka, pohon alpukat, pohon jambu, dan sebagainya. Hal tersebut yang pernah dan selalu dilakukan oleh masyarakat untuk menjaga kelestarian wilayah Punclut sebagai kawasan konservasi.

Analisis penelitian ini, menggunakan tabel silang untuk mengetahui hubungan antar veriabel. Dalam penelitian ini, jenis mata pencaharian, tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tidak mempengaruhi sikap masyarakat karean seluruh masyarakat Punclut bersikap positif. Kemudian tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan kurang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam konservasi wilayah Punclut, sedangkan jenis mata pencaharian mempengaruhi perilaku masyarakat dalam usaha konservasi wilayah Punclut di Kelurahan Ciumbuluit.


(6)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Definisi Operasional ... 5

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 8

A. Kepedulian Masyarakat terhadap Wilayah Punclut sebagai Kawasan Konservasi ... 8

1. Pengertian Kepedulian ... 8

2. Parameter Kepedulian ... 9

3. Masyarakat dalam Wilayah Punclut sebagai Kawasan Konservasi ... 13

B. Kebijakan Pemerintah terhadap Kawasan Konservasi... 15

1. Pengertian Kawasan Konservasi ... 15

2. Kriteria Kawasan Konservasi ... 17 C. Implementasi Kebijakan Pemerintah mengenai Wilayah Punclut sebagai


(7)

1. Kebijakan Pemerintah mengenai Wilayah Punclut sebagai Kawasan

Konservasi atau Kawasan Lindung ... 18

2. Implementasi Kebijakan Pemerintah terhadap Masyarakat Punclut .... 19

D. Hubungan Penelitian dengan Pembelajaran Geografi ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Metode Penelitian ... 31

B. Variabel Penelitian ... 31

C. Desain Lokasi ... 32

D. Populasi dan Sampel ... 32

1. Populasi ... 32

2. Sampel ... 33

E. Instrumen Penelitian ... 38

1. Alat ... 38

2. Bahan... 38

F. Teknik Pengumpulan Data ... 39

1. Data Primer ... 39

2. Data Sekunder ... 40

G. Teknik Analisis Data ... 40

1. Tingkat Pengetahuan Masyarakat ... 41

2. Sikap Masyarakat ... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Deskripsi Daerah Penelitian ... 45

1. Kondisi Umum Daerah Penelitian ... 45

2. Kondisi fisik Daerah Penelitian ... 52

a. Iklim ... 52

b. Geologi ... 53

c. Morfologi ... 55


(8)

e. Tanah ... 57

f. Penggunaan Lahan ... 58

3. Kondisi Sosial Punclut Kelurahan Ciumbuleuit ... 62

a. Jumlah, Persebaran dan Kepadatan Penduduk ... 62

b. Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin ... 64

c. Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Status Pendidikan... 66

B. Analisis dan Pembahasan ... 67

1. Kondisi Umum Kawasan Konservasi di Kawasan Bandung Utara (KBU) ... 67

2. Wilayah Punclut sebagai Kawasan Konservasi di Kawasan Bandung Utara (KBU) ... 70

3. Karakteristik Masyarakat di Wilayah Punclut ... 71

a. Tingkat Pendidikan ... 71

b. Mata Pencaharian ... 73

4. Hasil Analisis ... 76

a. Pengetahuan Masyarakat terhadap Wilayah Punclut sebagai Kawasan Konservasi ... 76

b. Kepedulian Masyarakat Wilayah Punclut sebagai Kawasan Konservasi ... 98

c. Implikasi Hasil Penelitian terhadap Pendidikan... 146

BAB VKESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 147

A. Kesimpulan ... 147

B. Rekomendasi ... 148

DAFTAR PUSTAKA ... 150


(9)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Jarak Minimum Sumur Resapan dengan Bangunan lainnya ... 27

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk ... 36

Tabel 3.2 Responden Berdasarka Mata Pencaharian dan Tingkat Pendidikan ... 38

Tabel 3.3 Jenis Kelengkapan Data Penelitian... 40

Tabel 3.4 Parameter Pengetahuan Masyarakat tentang Punclut ... 41

Tabel 3.5 Penilaian Sikap Masyarakat ... 42

Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Persentase ... 44

Tabel 4.1 Kecamatan dan Kelurahan yang termasuk KBU ... 47

Tabel 4.2 Nama Desa di Kelurahan Ciumbuleuit beserta Jumlah Penduduk ... 48

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Kelurahan Ciumbuleuit menurut Desa ... 64

Tabel 4.4 Penduduk Kelurahan Ciumbuleuit menurut Kelompok Umur ... 65

Tabel 4.5 Penduduk Kelurahan Ciumbuleuit menurut Tingkat Pendidikan ... 66

Tabel 4.6 Distribusi Penggunaan Lahan di KBU ... 68

Tabel 4.7 Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 72

Tabel 4.8 Jenis Mata Pencaharian dan Jumlah Penduduk dalam Lima RW ... 73

Tabel 4.9 Pengetahuan Masyarakat tentang Kebijakan Pemerintah ... 76

Tabel 4.10 Pengetahuan Masyarakat tentang Peraturan Pemerintah ... 77


(10)

Tabel 4.11 Pengetahuan Masyarakat tentang Wilayah Punclut

sebagai Kawasan Konservasi ... 78

Tabel 4.12 Pengetahuan Masyarakat tentang Pengertian Kawasan Konservasi ... 79

Tabel 4.13 Pengetahuan Masyarakat tentang Fungsi Kawasan Konservasi ... 80

Tabel 4.14 Pengetahuan Masyarakat tentang Tanah di Punclut digunakan untuk Pertanian ... 81

Tabel 4.15 Pengetahuan Masyarakat tentang Hal-hal yang menjadikan Tanah Rusak ... 82

Tabel 4.16 Pengetahuan Masyarakat tentang Siklus Hidrologi ... 83

Tabel 4.17 Penilaian Pengetahuan Masyarakat ... 84

Tabel 4.18 Tingkat Pengetahuan Petani ... 85

Tabel 4.19 Persentase Pengetahuan Petani ... 85

Tabel 4.20 Tingkat Pengetahuan Pegawai Swasta ... 87

Tabel 4.21 Persentase Pegawai Swasta ... 87

Tabel 4.22 Tingkat Pengetahuan Pelajar/Mahasiswa ... 89

Tabel 4.23 Persentase Pengetahuan Pelajar/Mahasiswa ... 90

Tabel 4.24 Tingkat Pengetahuan Pedagang ... 91

Tabel 4.25 Persentase PengetahuanPedagang ... 91

Tabel 4.26 Tingkat Pengetahuan PNS ... 93

Tabel 4.27 Persentase Pengetahuan PNS ... 93

Tabel 4.28 Tingkat Pengetahuan TNI/POLRI... 94

Tabel 4.29 Persentase Pengetahuan TNI/POLRI ... 94

Tabel 4.30 Tingkat Pengetahuan Bidan/Dokter ... 95


(11)

Tabel 4.32 Tingkat Pengetahuan Pensiunan ... 96 Tabel 4.33 Persentase Pengetahuan Pensiunan ... 97 Tabel 4.34 Penilaian Sikap Masyarakat ... 99 Tabel 4.35 Sikap Masyarakat Punclut sebagai Kawasan

Konservasi ... 100 Tabel 4.36 Tabel Silang antara Tingkat Pendidikan dan Sikap

Masyarakat... 101 Tabel 4.37 Tabel Silang antara Jenis Mata Pencaharian dan

Sikap Masyarakat ... 102 Tabel 4.38 Tabel Silang antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap

Masyarakat... 103 Tabel 4.39 Tabel Silang antara Mata Pencaharian dengan

Perilaku Masyarakat dalam Mengikuti Seminar

tentang Lingkungan ... 105 Tabel 4.40 Tabel Silang antara Tingkat Pendidikan dengan

Perilaku Masyarakat dalam Mengikuti Seminar

tentang Lingkungan ... 106 Tabel 4.41 Tabel Silang antara Tingkat Pengetahuan dengan

Perilaku Masyarakat dalam Mengikuti Seminar

tentang Lingkungan ... 106 Tabel 4.42 Tabel Silang antara Mata Pencaharian dengan

Perilaku Masyarakat dalam Menanam Tanaman atau

Pohon ... 107 Tabel 4.43 Tabel Silang antara Tingkat Pendidikan dengan

Perilaku Masyarakat dalam Menanam Tanaman atau

Pohon ... 108 Tabel 4.44 Tabel Silang antara Tingkat Pengetahuan dengan

Perilaku Masyarakat dalam Menanam Tanaman atau

Pohon ... 108 Tabel 4.45 Tabel Silang antara Mata Pencaharian dengan


(12)

Tabel 4.46 Tabel Silang antara Tingkat Pendidikan dengan

Perilaku Masyarakat dalam Menanam Tanaman Keras ... 110 Tabel 4.47 Tabel Silang antara Tingkat Pengetahuan dengan

Perilaku Masyarakat dalam Menanam Tanaman Keras ... 111 Tabel 4.48 Tabel Silang antara Mata Pencaharian dengan

Perilaku Masyarakat dalam Penggunaan Pupuk

Organik/Kandang ... 112 Tabel 4.49 Tabel Silang antara Tingkat Pendidikan dengan

Perilaku Masyarakat dalam Penggunaan Pupuk

Organik/Kandang ... 113 Tabel 4.50 Tabel Silang antara Tingkat Pengetahuan dengan

Perilaku Masyarakat dalam Penggunaan Pupuk

Organik/Kandang ... 113 Tabel 4.51 Tabel Silang antara Mata Pencaharain dengan

Perilaku Masyarakat dalam Penggunaan Pupuk

Buatan ... 114 Tabel 4.52 Tabel Silang antara Tingkat Pendidikan dengan

Perilaku Masyarakat dalam Penggunaan Pupuk

Buatan ... 115 Tabel 4.54 Tabel Silang antara Mata Pencaharian dengan

Perilaku Masyarakat dalam Membakar Sisa Tanaman

(Mulsa) ... 116 Tabel 4.55 Tabel Silang antara Tingkat Pendidikan dengan

Perilaku Masyarakat dalam Membakar Sisa Tanaman

(Mulsa) ... 117 Tabel 4.56 Tabel Silang antara Tingkat Pengetahuan dengan

Perilaku Masyarakat dalam Membakar Sisa Tanaman

(Mulsa) ... 118 Tabel 4.57 Tabel Silang antara Mata Pencaharain dengan

Perilaku Masyarakat dalam Membakar Sampah


(13)

Tabel 4.58 Tabel Silang antara Tingkat Pendidikan dengan Perilaku Masyarakat dalam Membakar Sampah

Anorganik ... 119 Tabel 4.59 Tabel Silang antara Tingkat Pengetahuan dengan

Perilaku Masyarakat dalam Membakar Sampah

Anorganik ... 120 Tabel 4.60 Tabel Silang antara Mata Pencaharain dengan

Perilaku Masyarakat dalam Membuat Lubang untuk

Membuang Sampah Organik ... 121 Tabel 4.61 Tabel Silang antara Tingkat Pendidikan dengan

Perilaku Masyarakat dalam Membuat Lubang untuk

Membuang Sampah Organik ... 122 Tabel 4.62 Tabel Silang antara Tingkat Pengetahuan dengan

Perilaku Masyarakat dalam Membuat Lubang untuk

Membuang Sampah Organik ... 122 Tabel 4.63 Tabel Silang antara Mata Pencaharain dengan

Perilaku Masyarakat dalam Penggunaan Herbisida

untuk Memberantas Hama ... 123 Tabel 4.64 Tabel Silang antara Tingkat Pendidikan dengan

Perilaku Masyarakat dalam Penggunaan Herbisida

untuk Memberantas Hama ... 124 Tabel 4.65 Tabel Silang antara Tingkat Pengetahuan dengan

Perilaku Masyarakat dalam Penggunaan Herbisida

untuk Memberantas Hama ... 124 Tabel 4.66 Tabel Silang antara Mata Pencaharain dengan

Perilaku Masyarakat dalam Menanam Jenis Tanaman

Menjalar ... 125 Tabel 4.67 Tabel Silang antara Tingkat Pendidikan dengan

Perilaku Masyarakat dalam Menanam Jenis Tanaman

Menjalar ... 126 Tabel 4.68 Tabel Silang antara Tingkat Pengetahuan dengan

Perilaku Masyarakat dalam Menanam Jenis Tanaman


(14)

Tabel 4.69 Tabel Silang antara Mata Pencaharain dengan Perilaku Masyarakat dalam Menanam Pohon Sesuai

Garis Kontur ... 128 Tabel 4.70 Tabel Silang antara Tingkat Pendidikan dengan

Perilaku Masyarakat dalam Menanam Pohon Sesuai

Garis Kontur ... 129 Tabel 4.71 Tabel Silang antara Tingkat Pengetahuan dengan

Perilaku Masyarakat dalam Menanam Pohon Sesuai

Garis Kontur ... 129 Tabel 4.72 Tabel Silang antara Mata Pencaharain dengan

Perilaku Masyarakat dalam Membuat Terasering

untuk Pertanian ... 130 Tabel 4.73 Tabel Silang antara Tingkat Pendidikan dengan

Perilaku Masyarakat dalam Membuat Terasering

untuk Pertanian ... 131 Tabel 4.74 Tabel Silang antara Tingkat Pengetahuan dengan

Perilaku Masyarakat dalam Membuat Terasering

untuk Pertanian ... 132 Tabel 4.75 Tabel Silang antara Mata Pencaharain dengan

Perilaku Masyarakat dalam Pembuatan Saluran

Pembuangan Air ... 133 Tabel 4.76 Tabel Silang antara Tingkat Pendidikan dengan

Perilaku Masyarakat dalam Pembuatan Saluran

Pembuangan Air ... 131 Tabel 4.77 Tabel Silang antara Tingkat Pengetahhuan dengan

Perilaku Masyarakat dalam Pembuatan Saluran

Pembuangan Air ... 135 Tabel 4.78 Tabel Silang antara Mata Pencaharain dengan

Perilaku Masyarakat dalam Penggunaan Air Bersih ... 136 Tabel 4.79 Tabel Silang antara Tingkat Pendidikan dengan


(15)

Tabel 4.80 Tabel Silang antara Tingkat Pengetahuan dengan

Perilaku Masyarakat dalam Penggunaan Air Bersih ... 137 Tabel 4.81 Tabel Silang antara Mata Pencaharain dengan

Perilaku Masyarakat dalam Mendapatkan Air Setiap

Hari ... 138 Tabel 4.82 Tabel Silang antara Tingkat Pendidikan dengan

Perilaku Masyarakat dalam Mendapatkan Air Setiap

Hari ... 139 Tabel 4.83 Tabel Silang antara Tingkat Pengetahuan dengan

Perilaku Masyarakat dalam Mendapatkan Air Setiap

Hari ... 140 Tabel 4.84 Tabel Silang antara Mata Pencaharain dengan

Perilaku Masyarakat dalam Pembuatan Sumur

Resapan ... 141 Tabel 4.85 Tabel Silang antara Tingkat Pendidikan dengan

Perilaku Masyarakat dalam Pembuatan Sumur

Resapan ... 142 Tabel 4.86 Tabel Silang antara Tingkat Pengetahuan dengan

Perilaku Masyarakat dalam Pembuatan Sumur

Resapan ... 142 Tabel 4.87 Tabel Silang antara Mata Pencaharain dengan

Perilaku Masyarakat dalam Pembangunan Bangunan

Stabilisasi ... 143 Tabel 4.88 Tabel Silang antara Tingkat Pendidikan dengan

Perilaku Masyarakat dalam Pembangunan Bangunan

Stabilisasi ... 144 Tabel 4.89 Tabel Silang antara Tingkat Pengetahuan dengan

Perilaku Masyarakat dalam Pembangunan Bangunan


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Sikap dan Tingkah Laku ... 11

Gambar 2.2 Sistem Aliran Tanah ... 17

Gambar 2.3 Sumur Resapan ... 28

Gambar 3.1 Peta Daerah Kajian Penelitian ... 35

Gambar 4.1 Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung ... 46

Gambar 4.2 Peta Adiministrasi Wilayah Kecamatan Cidadap ... 50

Gambar 4.3 Peta Administrasi Kelurahan Ciumbuleuit ... 51

Gambar 4.4 Peta Geologi Kelurahan Ciumbuleuit ... 54

Gambar 4.5 Peta Kelas Kemiringan Lereng Kelurahan Ciumbuleuit ... 56

Gambar 4.6 Peta Hidrologi Kelurahan Ciumbuleuit ... 59

Gambar 4.7 Peta Tanah Kelurahan Ciumbuleuit ... 60

Gambar 4.8 Peta Penggunaan Lahan Kelurahan Ciumbuleuit ... 61 Hal


(17)

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini kota-kota di Indonesia mengalami perkembangan pembangunan dan pertumbuhan penduduk yang sangat pesat. Seiring dengan berkembangnya suatu kota, kebutuhan infrastrukturpun juga akan terus meningkat. Kebutuhan akan lahanpun akan semakin meningkat. Pembangunan yang tidak terkendali dapat mempengaruhi lingkungan yang sudah tertata dengan baik. Tingkat kepadatan penduduk yang tinggi di Pulau Jawa khususnya di kota Bandung mendorong pemerintah maupun investor untuk melakukan pembangunan kawasan hunian atau perumahan. Kasus perubahan pemanfaatan lahan di kota Bandung yang menjadi masalah adalah kawasan Bandung Utara, khusunya wilayah Punclut.

Kawasan Bandung Utara (KBU) merupakan ruang terbuka hijau yang memiliki fungsi dan peranan penting dalam menjamin keberlanjutan perkembangan kehidupan penduduk di cekungan Bandung. KBU adalah kawasan yang harus dilindungi oleh semua pihak. Menurut Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung Bab I Pasal 1 (2011:7) menyebutkan bahwa:

Kawasan Bandung Utara yang selanjutnya disebut KBU adalah kawasan yang meliputi sebagian wilayah Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat dengan batas disebelah utara dan timur dibatasi oleh punggung topografi yang menghubungkan puncak Gunung Burangrang, Masigit, Gedongan, Sunda, Tangkubanperagu dan Manglayang, sedangkan di sebelah barat dan selatan dibatasi oleh garis (kontur) 750 m di atas permukaan laut

(dpl) yang secara geografis terletak antara 107° 27’ - 107° Bujur Timur,

6° 44’ - 6° 56’ Lintang Selatan.

Menurut Perda Provinsi Jawa Barat nomor 1 tahun 2008 tentang pengendalian pemanfaatan ruang kawasan Bandung utara bab 1 (pasal 1) adalah: “Kawasan Resapan Air adalah kawasan yang mempunyai


(19)

2

kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan, sehingga merupakan tempat pengisian akuifer yang berguna bagi sumber air.”

Kawasan Bandung Utara (KBU) merupakan kawasan yang harus dikonservasi oleh banyak pihak termasuk pemerintah karena telah tertulis jelas dalam Peraturan Daerah RTRW Kota Bandung Nomor 18 Tahun 2011; adanya pembatasan pembangunan pada kawasan perumahan kepadatan rendah di Kawasan Bandung Utara. Tetapi saat ini peraturan tersebut diabaikan oleh para pengembang yang akan menjadikan KBU khususnya wilayah Punclut sebagai sarana ekonomi dan bisnis. Sehingga terdapat beberapa wilayah yang lahan pertaniannya berubah fungsi dari pertanian menjadi perumahan. Adapun status tanah di Punclut merupakan tanah adat dan tanah pemerintah.

Secara geografis wilayah Punclut Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap memiliki bentuk wilayah berombak sampai bergelombang dari total keseluruhan luas wilayah. Data statistik tahun 2009 menyebutkan, Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap merupakan salah satu bagian wilayah Cibeunying Kota Bandung dengan memiliki luas lahan sebesar 297, 74 Ha.

Wilayah Punclut memiliki peran penting sebagai daerah resapan air yang merupakan kawasan konservasi. Kawasan konservasi sangat penting untuk dijaga karena akan berpengaruh terhadap wilayah di bawahnya dalam hal penyediaan air. Sekitar 140Ha lahan oleh para pengembang akan dijadikan perumahan elit. Saat ini pengembang perumahan sudah tidak memperhatikan lagi aspek lingkungan, lahan-lahan dialih fungsikan menjadi perumahan mewah dan hotel serta apartemen.

Menurut Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung Nomor 18 Tahun 2011 menyebutkan, bahwa pemanfaatan Kawasan Strategis yaitu Punclut memiliki pengendalian pembangunan dan pengembangan kawasan punclut sebagai kawasan hunian terbatas.


(20)

3

Dari penjelasan di atas dikatakan bahwa Punclut merupakan kawasan konservasi yang memiliki pengendalian pembangunan. Pada kenyataannya Punclut sebagian lahannya digunakan oleh pengembang untuk membangun kompleks perumahan. Sehingga Punclut terancam akan beralih fungsi bukan lagi sebagai kawasan lindung.

Akibatnya, telah terjadi perubahan tata ruang yang dilakukan oleh pemilik lahan dan pengembang di kawasan lindung tersebut yang apabila dibiarkan akan berdampak pada kehidupan di Kota Bandung. Seperti bencana banjir perkotaan di musim hujan, kekeringan perkotaan di musim kemarau, dan ancaman tanah longsor menghampiri bagian utara kota.

Berdasarkan Registrasi Penduduk Bulan Desember 2011 di Kelurahan Ciumbuleuit, jumlah penduduknya adalah 18.765 yang tersebar di 11 Rukun Warga (RW), dengan berbagai macam mata pencaharian dan tingkat pendidikan yang berbeda. Jika dikaitkan dengan permasalahan di atas, maka kepedulian dari masyarakat sangat dibutuhkan.

Penanggulangannya memerlukan usaha terpadu dari berbagai pihak. Terutama yang terkait dengan masalah sosial. Interaksi antara masyarakat dengan lingkungannya sangat diperlukan. Jika masyarakat memperlakukan lingkungan itu sesuai dengan asas-asas berwawasan lingkungan bahkan lebih mengembangkannya, maka masyarakat akan dapat menikmati hasil yang ditumbuhkan lingkungan tadi.

Untuk itu diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai masalah di wilayah Punclut sebagai kawasan konservasi dan bagaimana kepedulian masyarakat terhadap wilayah Punclut saat ini sebagai kawasan konservasi.

Dari penjelasan di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan mengambil judul: “Kepedulian masyarakat Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap Kota Bandung terhadap wilayah Punclut sebagai kawasan konservasi di Kawasan Bandung Utara (KBU)”


(21)

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang menjadi fokus perhatian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengetahuan masyarakat tentang wilayah Punclut sebagai kawasan konservasi di Kawasan Bandung Utara (KBU)?

2. Bagaimana kepedulian masyarakat terhadap wilayah Punclut Kelurahan Ciumbuleuit, Kec. Cidadap, Kota Bandung sebagai kawasan konservasi di Kawasan Bandung Utara (KBU)?

C. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian pasti memiliki tujuan – tujuan tertentu, adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini antara lain:

1. Menganalisis pengetahuan masyarakat tentang wilayah Punclut sebagai kawasan konservasi di Kawasan Bandung Utara (KBU) berdasarkan mata pencahariannya.

2. Menganalisis kepedulian masyarakat terhadap wilayah Punclut sebagai kawasan konservasi di Kawasan Bandung Utara (KBU).

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia akademis khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Manfaat dari penelitian antara lain:

1. Manfaat Akademis, penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai kepedulian masyarakat terhadap wilayah Punclut sebagai kawasan konservasi dan juga dapat memperkaya khasanah ilmu sosial khususnya geografi perilaku dan konservasi dan rehabilitasi lahan.

2. Manfaat Praktis, dengan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan rekomendasi bagi Dinas Tata Ruang dan Cipta


(22)

5

Karya Pemerintah Kota Bandung dalam pengambilan keputusan dan menetapkan suatu kebijakan pemerintahan.

3. Dapat digunakan sebagai salah satu model, informasi dasar dan data untuk rekomendasi dalam penelitian selanjutnya.

E. Definisi Operasional

Judul penelitian ini adalah “Kepedulian masyarakat Kelurahan

Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap Kota Bandung terhadap wilayah Punclut sebagai kawasan konservasi di Kawasan Bandung Utara (KBU)”. Kesalahan penafsiran judul penelitian dapat menimbulkan kesimpulan lain dari penelitian. Maka, penulis perlu memberikan batasan dalam definisi operasional sebagai berikut:

1. Kepedulian

Kepedulian menurut Sunaryo (2001:841), “Peduli artinya mengindahkan, memperhatikan, menghiraukan atau melestarikan”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “kepedulian adalah perihal sangat peduli, sikap mengindahkan, memperhatikan, menghiraukan terhadap suatu masalah atau objek.” Sedangkan menurut Riwayadi dan Anisyah (Siregar 2010:33) “Kepedulian adalah keadaan perasaan, fikiran, dan tindakan yang menghiraukan sekitarnya.”

Menurut Mussen (Apudin, 2008:14) “para ahli psikologi

mengemukakan bahwa kepedulian terdiri dari aspek mengatur perilaku orang lain, menggambarkan perilaku diri sendiri, pengenalan diri, rasa memiliki dan empati”.

Sesuai dengan definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli di atas, kepedulian memiliki tiga tingkatan, yaitu: perasaan, sikap dan perilaku seseorang terhadap lingkungan. Parameter perasaan dapat dinilai dari apakah seseorang tersebut senang (positif) atau tidak senang (negatif) dengan kondisi Punclut saat ini.


(23)

6

Parameter sikap dapat dinilai dari 2 aspek menurut Ahmadi (2009:153) yaitu:

a. Sikap positif: sikap yang menunjukan atau memperlihatkan, menerima, mengakui, menyetujui, serta melaksanakan norma-norma yang berlaku di mana individu berada atau kepedulian seseorang terhadap lingkungannya.

b. Sikap negatif: sikap yang menunjukan atau memperlihatkan penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma-norma yang berlaku di mana individu berada atau tidak peduli terhadap lingkungannya.

Tingkatan terakhir dalam kepedulian adalah perilaku seseorang terhadap lingkungan. Sedangkan perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak. Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran dan sikap yang terjadi belum bisa diamati secara jelas oleh orang lain.

2. Perilaku terbuka adalah respon seseorang dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik


(24)

7

2. Kepedulian masyarakat wilayah Punclut sebagai Kawasan Koservasi

Kepedulian masyarakat adalah sikap yang menunjukan atau memperlihatkan, menyetujui norma-norma yang berlaku dan bertindak sesuai dengan norma tersebut. Kepedulian masyarakat wilayah Punclut adalah sikap dan perilaku masyarakat di wilayah Punclut dengan cara menyetujui norma dan tata tertib serta berperilaku sesuai dengan lingkungannya yaitu mengkonservasi wilayah Punclut sebagai kawasan konservasi.

Aspek yang diteliti dalam kepedulian masyarakat adalah sikap positif atau negatif dan perilaku masyarakat dalam melestarikan wilayah Punclut sebagai kawasan konservasi. Kepedulian masyarakat sangat penting bagi wilayah Punclut sebagai kawasan resapan air, pentingnya perhatian dari semua pihak yang bertempattinggal di wilayah tersebut. Penelitian ini diteliti untuk mengetahui bagaimana perilaku masyarakat dalam menjaga wilayah tempat tinggal sebagai kawasan konservasi.


(25)

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Menurut Arikunto (2006:26) ”Metode Penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam menggunakan data penelitiannya”. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif menurut Nazir (2005:54) adalah ”Suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistemm pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Menurut Whitney (Nazir, 2005:54) metode deskriptif adalah ”pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat”. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sitematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.

Jenis penelitian deskriptif yang peneliti gunakan adalah metode survei. Menurut Nazir (2005:56) metode survei adalah: Penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah.

B. Variabel Penelitian

Variabel yang diteliti dalam penelitian yaitu aspek-aspek yang dapat mempengaruhi kepedulian masyarakat terhadap wilayah Punclut sebagai kawasan konservasi. Peneliti mengambil tiga aspek yang mempengaruhi kepedulian masyarakat. Variabel yang dipengaruhi adalah kepedulian yang dinilai dari sikap dan perilaku masyarakat. Variabel dari penelian ini adalah:


(26)

32

Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)

C. Desain Lokasi

Lokasi yang dijadikan objek penelitian yaitu wilayah Punclut Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap Kota Bandung. Secara geografis dibatasi oleh :

Bagian Utara : Desa Pagerwangi Bagian Selatan : Kelurahan Hegarmanah Bagian Barat : Kelurahan Ledeng Bagian Timur : Kelurahan Dago

Secara topografis Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap terletak pada ketinggian 800-1.100 meter di atas permukaan laut. Iklim Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembab dan sejuk dengan temperatur rata 26° C, dan curah hujan rata-rata 2400mm/tahun (monografi Kelurahan Ciumbuleuit, 2011)

Secara administratif Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap terdiri dari 11 Rukun Warga dengan jumlah penduduk secara keseluruhan mencapai 18.765 jiwa.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi menurut Pabundu (2005:24) dikatakan bahwa:”Populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas”. Populasi menurut Sumaatmadja (1988:12) adalah keseluruhan gejala, individu, kasus, dan masalah yang diteliti di daerah penelitian yang dapat dijadikan objek penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2010:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri Tingkat Pendidikan

Mata Pencaharian Tingkat Pengetahuan

Kepedulian Masyarakat: - Sikap


(27)

33

atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dari penjelasan di atas, peneliti mengambil populasi :  Populasi Wilayah

- Seluruh wilayah di Kelurahan Ciumbuleuit yang terdiri dari 11 Desa atau Rukun Warga (RW)

 Populasi Manusia

- Seluruh Masyarakat di Kelurahan Ciumbuleuit yang diklasifikasikan berdasarkan mata pencaharian.

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian objek atau individu yang merupakan bagian dari suatu populasi. Menurut Hasan (2002:58) “ sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi”. Sampel yang baik adalah sampel yang representative sehingga mencerminkan karakteristik populasi secara optimal. Selain itu sampel harus valid, yang berarti mengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Pengambilan sampel disebut sampling.

 Sampel Wilayah

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima Rukun Warga (RW). Sampel yang diambil dengan menggunakan pertimbangan – pertimbangan dimana dalam lima RW tersebut terdapat persamaan permasalahan di Punclut yaitu dibangunnya perumahan elit dan sebelumnya merupakan hutan untuk resapan air dialih fungsikan menjadi jalan aspal dan hotel. Setelah melakukan penelitian tersebut, peneliti mengambil lima sampel wilayah, yaitu:


(28)

34

- Lokasi yang terdiri atas lima RW yaitu RW 01, RW 02, RW 08, RW 09, RW 10 di Kelurahan Ciumbuleuit. Sampel wilayah dapat dilihat pada gambar 3.1.

 Sampel Manusia

- Penduduk Punclut Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap. Berikut tabel jumlah penduduk di Wilayah Punclut Kelurahan Ciumbuleuit dalam lima RW pada tabel 3.1.

Tabel 3.1

Tabel Jumlah Penduduk dalam lima RW

RW Jumlah

Warga

01 (Bengkok) 1526

02 (Cipicung Hilir) 1825 08 (Curug Dago) 742 09 (Nyalindung) 633 10 (Cipicung Girang) 1662

Total 6388

Sumber Hasil Penelitian 2012

Berdasarkan tabel jumlah penduduk dalam lima Rukun Warga (RW) di wilayah Punclut adalah 6.388 jumlah penduduknya.

Selanjutnya untuk menentukan besarnya jumlah responden dalam penelitian ini, digunakan rumus yang dikemukakan oleh Dixon dan B. Leach seperti dikutip oleh Tika (2005 : 25), yaitu sebagai berikut:

n =

[

]

2

(1)

Keterangan :

n = Jumlah responden

Z = Convidence level, nilai convidence level 95% adalah 1,96% V = Variabel, yang diperoleh dengan menggunakan rumus:


(29)

35

Di mana,

P = Persentase karakteristik sampel yang dianggap benar

C = Convidence limit/batas kepercayaan (%) dalam penelitian ini diambil 10%

P =

P =

= 34, 04 % V = √

= √ =√

= 47,38 dibulatkan menjadi 47,4

n =

[

]

2

=

[

]

2

= 86,3

=

86 (dibulatkan)

Dari hasil penghitungan di atas, peneliti akan meneliti 86 responden. Responden yang berjumlah 86 tersebut akan diklasifikasikan berdasarkan mata pencaharian dan tingkat pendidikan yang dapat dilihat pada tabel 3.2.


(30)

36

Tabel 3.2

Tabel Responden berdasarkan Mata Pencaharian dan Tingkat Pendidikan

Mata Pencaharian

Pendidikan Terakhir

Jumlah SD SMP/

MA

SMA/

SMK D3 S1

Petani 8 1 0 0 0 9

Pelajar/

Mahasiswa 11 19 7 0 0 37

Pegawai

Swasta 12 8 0 0 0 20

Pedagang 8 1 0 0 0 9

PNS 0 0 3 0 0 3

TNI/POLRI 0 0 3 0 0 3

Bidan/Dokter 0 0 0 0 1 1

Pensiunan 1 2 1 0 0 4

Jumlah 40 31 14 0 1 86

Sumber : Hasil penelitian 2013

E. Instrumen Penelitian 1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian adalah: 1. Software mapinfo 10.5.

2. Kamera, untuk mendokumentasikan objek peneltian di lapangan 3. Pedoman Wawancara, sebagai pedoman untuk melakukan

wawancara terhadap sikap responden.

4. Angket, sebagai alat untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian.

2. Bahan

Peta RBI lembar Cimahi dan Lembang skala 1 : 25.000, untuk mengetahui Lokasi kajian penelitian, peta administrasi dan data jumlah penduduk Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap Kota Bandung.


(31)

37

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data yang digunakan adalah: 1. Data Primer

a) Teknik observasi lapangan

Teknik yang dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang jelas, melalui pengamatan dan pengukuran mengenai masalah dan penelitian di lapangan. Hasil observasi lapangan didapatkan data primer diantaranya letak lokasi penelitian yaitu di Wilayah Punclut Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap Kota Bandung dan koordinat lokasi penelitian yaitu 6051’08,12” LS dan 107037’42,35” BT

b) Teknik angket

Menurut Sugiyono (2010:142) menjelaskan bahwa “Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada responden untuk dijawabnya”. Angket disebarkan kepada masyarakat untuk mengetahui bagaimana kepedulian masyarakat terhadap wilayah Punclut sebagai kawasan konservasi.

Data di dalam angket tersebut berupa pengetahuan masyarakat tentang wilayah Punclut sebagai kawasan konservasi dan sikap masyarakat terhadap wilayah Punclut saat ini.

c) Wawancara

Teknik wawncara yaitu teknik pengumpulan yang membantu dan melengkapi pengumpulan data yang tidak dapat diungkap oleh teknik informasi. Dalam pelaksanaannya peneliti berhadapan langsung dengan responden dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan tujuan penelitian. Teknik wawancara digunakan untuk mengetahui sikap masyarakat wilayah Punclut sebagai kawasan konservasi.


(32)

38

Data dalam wawancara terhadap masyarakat berupa pertanyaan mengenai sikap masyarakat terhadap kondisi Punclut saat ini, bagaimana perilaku masyarakat dalam menjaga wilayah Punclut.

2. Data Sekunder

a) Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan penelitian yang bisa diperoleh dengan cara mengumpulkan data dari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian yang bisa diperoleh dari lembaga atau instansi yang terkait, seperti:

Tabel 3.3

Jenis dan Kelengkapan Data Penelitian

No. Jenis Data Bentuk Data Sumber Data 1 Kebijakan

Pemerintah Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Kepmen, RTRW, Renstra Bappeda, Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya, Internet 2 Peta Thematik Peta Administrasi, Peta

Sampel wilayah,Peta Penggunaan Lahan, Peta Hidrologi, dll

Bappeda

3 Karakteristik Daerah Penelitian dan responden

Morfologi Ciumbuleiut, Jumlah penduduk, jenis mata pencaharian, tingkat pendidikan, dll.

Kantor Kelurahan Ciumbuleuit, BPS, Survey Lapang

Sumber Hasil Penelitian 2012

G. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif. Teknik analisis data deskriptif kualitatif menurut Arikunto (2009:69) adalah cara menganalisis data dengan menggunakan persentase dan tolak ukur karena mengarah pada suatu predikat.


(33)

39

Analisi data menggunakan teknik deskriptif kualitatif memanfaatkan persentase yang merupakan bagian awal dari keseluruhan proses analisis. Selanjutnya hasil persentase dinyatakan dalam sebuah predikat yang menunjuk pada pernyataan keadaan, ukuran kualitas. Analisis data untuk skala tingkat pengetahuan masyarakat dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini.

1. Tingkat Pengetahuan Masyarakat

Terdapat 8 butir pertanyaan, sekor maksimal untuk tiap-tiap butir adalah 3, maka sekor keseluruhan adalah 8x3 = 24.

- Sekor minimum yang mungkin diperoleh 0 - Sekor maksimum 24

Tabel 3.4

Parameter Pengetahuan Masyarakat tentang wilayah Punclut

No. Parameter Tingkat

Pengetahuan

1. Jumlah “tahu” antara 1-3

Sekor = 0-8 Rendah

2. Jumlah “tahu” antara 4-6

Sekor = 9-16 Sedang

3. Jumlah “tahu” antara 7-8

Sekor = 17-24 Tinggi

Sumber Hasil Penelitian 2013

2. Sikap Masyarakat

Menentukan sikap masyarakat diperlukan adanya penilaian untuk menjelaskan sikap positif atau negatif masyarakat dalam menanggapi wilayah Punclut sebagai kawasan konservasi. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif. Di bawah ini tabel menentukan penilaian sikap masyarakat wilayah Punclut.


(34)

40

Tabel 3.5

Penilaian Sikap Masyarakat

No. Parameter Penilaian

Sikap

1. Jumlah “tidak setuju”

antara 1-4 Negatif

2. Jumlah “Setuju” antara

5-9 Positif

Sumber Hasil Penelitian 2013

Dari instrumen penelitian kemudian data yang sudah terisi dianalisis dengan tahapan sebagai berikut:

1. Pemrosesan Data

Pemrosesan data dilakukan dengan cara melakukan pengecekan terhadap kelengkapan data, artinya memeriksa dan mengecek isi instrumen pengumpulan data dan macam-macam isian data seperti identitas responden, jawaban responden dan lain-lain. Menurut Silalahi (2009:320) pemrosesan data yaitu upaya dalam menyederhanakan data mentah kedalam bentuk data yang mudah untuk dibaca dan dipahami.

2. Editing data

Editing data adalah penelitian kembali data yang telah dikumpulkan dengan menilai apakah data yang telah dikumpulkan tersebut cukup baik atau relevan untuk diproses atau diolah lebih lanjut. Dalam proses editing ini ada beberapa hal yang harus diteliti kembali diantaranya kelengkapan pengisian instrumen penelitian (angket).

3. Coding dan Frekuensi

Coding adalah usaha pengklasifikasian jawaban dari para responden menurut macamnya. Dalam melakukan coding, jawaban


(35)

41

responden diklasifikasikan dengan memberikan kode tertentu berupa angka. Setelah coding dilaksanakan, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menghitung frekuensi.

4. Tabulasi data

Data yang terkumpul kemudian ditabulasi dengan menguraikan kemudian selanjutnya mengelompokkan dari tiap-tiap butir seluruh pertanyaan yang ada pada angket isian. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan sekor tiap-tiap item instrumen pengumpulan data yang selanjutnya dimasukkan ke dalam bentuk tabel data.

5. Pengolahan dan penyajian data

Hasil pengelompokkan dan pengolahan data, disajikan dalam bentuk tabel, gambar, bagan, peta. Pengolahan data diantaranya dengan menggunakan:

1) Perhitungan persentase :

Santoso (2001:299) mengungkapakan “Untuk mengetahui kecenderungan jawaban sikapden dan fenomena di lapangan digunakan analisis persentase dengan mengunakan formula”. formula persentase sebagai berikut :

x 100% Keterangan:

F = Frekuensi tiap kategori jawaban sikapden N = Jumlah keseluruhan responden

P = Besarnya persentase

Jika perhitungan telah selesai dilakukan, maka hasil perhitungan berupa persentase tersebut digunakan untuk mempermudah dalam penafsiran dan pengumpulan data sementara penulis memilih parameter yang digunakan oleh


(36)

42

Effendi dan Manning (1991: 263). Adapun kriteria persentase yang digunakan dirinci sebagai berikut:

Tabel 3.6

Tabel Kriteria Penilaian Persentase

Persentase Kriteria

100 Seluruhnya

75-99 Sebagian besar

51-74 > setengahnya

50 Setengahnya

25-49 < setengahnya

1-24 Sebagian kecil

0 Tidak ada


(37)

147

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Menurut peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung, menjelaskan bahwa wilayah Punclut Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap merupakan kawasan konservasi di Kawasan Bandung Utara (KBU). Wilayah Punclut yang diketahui sebagai kawasan konservasi harus dijaga kelestariannya oleh masyarakat setempat dan pemerintah. Namun, saat ini Punclut mengalami alih fungsi lahan. Punclut yang sebagian besar lahannya digunakan untuk hutan dan pertanian, saat ini oleh pengembang dialih fungsikan menjadi perumahan, resort, villa dan hotel. Oleh karena itu, untuk tetap menjaga kelestarian wilayah Punclut maka diperlukan adanya kepedulian masyarakat untuk melindungi wilayah ini.

Perilaku masyarakat menentukan kondisi wilayah Punclut dimasa yang akan datang. Namun, jika pengetahuan masyarakat tentang Punclut sebagai kawasan konservasi kurang maka masyarakat akan kurang memahami apa yang akan dilakukan untuk melindungi wilayah ini. Tingkat pengetahuan masyarakat mengenai Punclut sebagai kawasan konservasi yang diwakili 86 responden menghasilkan bahwa tingkat pengetahuannya adalah sedang. Hal ini disebabkan oleh beragamnya mata pencaharian masyarakat.

Penduduk yang bermata pencaharian petani, PNS, TNI/POLRI, bidan cenderung tinggi dalam pengetahuan Punclut sebagai kawasan konservasi yang harus senantiasa dijaga kelestariannya. Hal tersebut disebabkan karena pengaruh tingkat pendidikan yang tinggi.Berbeda dengan pedagang dan pegawai swasta yang tingkat pengetahuannya rendah, karena penduduk tersebut tingkat pendidikannya pun rendah dan kurang berinteraksi dengan lingkungan. Setiap hari disibukkan dengan usaha memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.


(38)

148

Selanjutnya kepedulian masyarakat dibedakan menjadi dua yaitu sikap dan perilaku. Sikap masyarakat dalam menanggapi wilayah Punclut sebagai kawasan konservasi adalah positif. Seluruh responden yang mewakili masyarakat Punclut menunjukan sikap positif dan peduli terhadap lingkungan Punclut. Selanjutnya perilaku masyarakat dalam menjaga wilayah Punclut adalah dengan menanam tanaman atau pohon keras di sekitar tempat tinggal, memisahkan sampah organik dan anorganik, membuat lubang pembuangan sampah, dan membuat saluran pembuangan air, cara ini seluruh masyarakat melakukannya. Hal ini disebabkan masyakarat memahami apa yang harus dilakukan untuk melestarikan wilayah Punclut walaupun hanya dengan menanam tanaman atau pohon.

Berbeda dengan membuat sumur resapan, hanya petani yang pernah membuat sumur resapan. Hal ini dikarenakan sebagaian besar masyarakat tidak mengetahui apa yang dimaksud dan manfaat sumur resapan. Secara garis besar masyarakat wilayah Punclut berupaya untuk melestarikan wilayah Punclut sebagai kawasan konservasi agar dimasa yang akan datang tidak menimbulkan bencana yang dapat merugikan semua pihak.

Selanjutnya dari hasil tabel silang, bahwa jenis mata pencaharian, tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tidak mempengaruhi sikap masyarakat terhadap wilayah Punclut sebagai kawasan konservasi, karena seluruh masyarakat Punclut bersikap positif. Kemudian jenis mata pencaharian, tingkat pendidikan kurang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam konservasi wilayah Punclut. Namun, tingkat pengetahuan sebagian besar mempengaruhi perilaku masyarakat dalam konservasi wilayah Punclut.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, dapat penulis rekomendasikan sebagai berikut ini:


(39)

149

1. Bagi masyarakat Kelurahan Ciumbuleuit, diharapkan dapat terus meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan demi terjaganya kelestarian wilayah Punclut Kelurahan Ciumbuleuit yang hijau, aman dari bahaya erosi, longsor dan banjir. Melakukan penghijauan, menjaga kebersihan lingkungan dan membuat lubang resapan atau sumur resapan.

2. Bagi mahasiswa, penelitian ini selanjutnya bisa dikembangkan lebih lanjut mengenai pengaruh pendirian pariwisata dan agrowisata di kawasan konservasi khususnya Kawasan Bandung Utara (KBU) dengan tetap memperhatikan dan mempertimbangkan fungsi tata ruang dari masing-masing tempat yang telah diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung. 3. Bagi Pemerintah Kota Bandung, pentingnya membatasi

pembangunan di Kawasan Bandung Utara khusunya wilayah Punclut Kelurahan Ciumbuleuit. Pemerintah bertindak tegas terhadap para pengembang yang akan membangun perumahan, resort, villa dan hotel serta pencemaran lingkungan sesuai ketentuan atau peraturan yang berlaku terhadap siapapun.


(40)

150

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2009. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Apudin. (2008) Tingkat Kepedulian Mahasiswa Pecinta Alam Dan Non Pecinta Alam Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Lingkungan Kampusnya.

SKRIPSI FPIPS UPI. Tidak diterbitkan.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Managemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta Arsyad, Sitanala. 2000. Konservasi Tanah dan Air. Bogor : IPB/IPB PRESS [BAPEDA] Badan Perencana Daerah Provinsi Jawa Barat. (2011). Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Barat Baron, Robert. 2003. Psikologi Sosial. Erlangga

Bintarto, R. 1979. Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES Hartomo, H. 2008. Ilmu Sosial. Jakarta : Bumi Aksara

Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statitika. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Koentjaraningrat. 1994. Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan. Jakarta: PT. Gramedia

Mahdani, Asri 2011. Sikap Masyarakat Terhadap Rencana Pengaktifan Kembali Kereta Api Bandung-Ciwidey. Skripsi. Bandung: Jurusan Geografi FPIPS Uneversitas Pendidikan Indonesia

Mar’at. 1984. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta Timur: Ghalia Indonesia

Mu’in, Idianto. 2004. Sosiologi SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga


(41)

151

Murtianto, H. (25 Maret 2010). Prespektif Nasionalisme dalam Geografi.

Tersedia:http://file.uupi.edu/direktori/fpips/lainnya/hendro_murtianto/18_pr espektif_nasionalisme_dalam_geografi.pdf [18 september 2012]

Mutakin, Awan. 2010. Studi Masyarakat Indonesia. Bandung: UPI. Nazir, Moh, Ph.D. 2005. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia

Nugraha, Ferry 2010. Studi Teknik Konservasi Pada Pertanian Lahan Kering Di Daerah Aliran Ci Hampelas Kabupaten Bandung. Skripsi. Bandung: Jurusan Geografi FPIPS Uneversitas Pendidikan Indonesia

Pasya, Gurniwan kamil. 2006. Geografi, Pemahaman Konsep dan Metodologi.

Bandung: Buana Nusantara.

Peraturan Daerah Kota Bandung No. 18. 2011. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung Tentang Kawasan Lindung. Bandung: Wali Kota Bandung.

Said, Muh. dan Affan, Jiminar 1990. Psikologi dari Zaman Ke Zaman Berfokuslah Pada Psikologi Pedagogis. Bandung: Jemmars.

Siregar, T. Juliany. 2010. Kepedulian Masyarakat dalam Perbaikan Sanitasi Lingkungan Perumahan Kumuh Di Kelurahan Matahalasan Kota Tanjung Balai. TESIS UNPID. Tidak Diterbitkan.

Soewardi, Herman. 1976. Sikap Masyarakat Desa Terhadap Modernisasi Produksi Pertanian, Terutama Padi. Jawa Barat : Gadjah Mada University Press

Sugiyono.2000. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Sumaatmadja, Nursid. (1988) Studi Geografi Suatu Pendekatan Dan Analisis Keruangan. Bandung: Alumni.


(42)

152

Sunaryo. (2001) Pusat Bahasa Depdiknas Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Bahasa

Surachman.1982. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito

Suripin. 2004. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta : ANDI Yogyakarta

Tika, Pabundu. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta : PT Gramedia Dinas kelautan dan perikanan kabupaten Indramayu

Uzer Usman, M. (1999), Menjadi guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya

Wardiyatmoko, K. 2004. Geografi SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga

Wibowo, Mardi. (2003). Teknologi Konservasi Untuk Penanganan Kawasan Resapan air Dalam Suatu Daerah Aliran Sungai (Jurnal). Jakarta: Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan


(1)

Merciana Daverta, 2013

Kepedulian Masyarakat Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap Kota Bandung Terhadap Wilayah Punclut Sebagai Kawasan Konservasi Di Kawasan Bandung Utara (KBU)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Menurut peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung, menjelaskan bahwa wilayah Punclut Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap merupakan kawasan konservasi di Kawasan Bandung Utara (KBU). Wilayah Punclut yang diketahui sebagai kawasan konservasi harus dijaga kelestariannya oleh masyarakat setempat dan pemerintah. Namun, saat ini Punclut mengalami alih fungsi lahan. Punclut yang sebagian besar lahannya digunakan untuk hutan dan pertanian, saat ini oleh pengembang dialih fungsikan menjadi perumahan, resort, villa dan hotel. Oleh karena itu, untuk tetap menjaga kelestarian wilayah Punclut maka diperlukan adanya kepedulian masyarakat untuk melindungi wilayah ini.

Perilaku masyarakat menentukan kondisi wilayah Punclut dimasa yang akan datang. Namun, jika pengetahuan masyarakat tentang Punclut sebagai kawasan konservasi kurang maka masyarakat akan kurang memahami apa yang akan dilakukan untuk melindungi wilayah ini. Tingkat pengetahuan masyarakat mengenai Punclut sebagai kawasan konservasi yang diwakili 86 responden menghasilkan bahwa tingkat pengetahuannya adalah sedang. Hal ini disebabkan oleh beragamnya mata pencaharian masyarakat.

Penduduk yang bermata pencaharian petani, PNS, TNI/POLRI, bidan cenderung tinggi dalam pengetahuan Punclut sebagai kawasan konservasi yang harus senantiasa dijaga kelestariannya. Hal tersebut disebabkan karena pengaruh tingkat pendidikan yang tinggi.Berbeda dengan pedagang dan pegawai swasta yang tingkat pengetahuannya rendah, karena penduduk tersebut tingkat pendidikannya pun rendah dan kurang berinteraksi dengan lingkungan. Setiap hari disibukkan dengan usaha memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.


(2)

Merciana Daverta, 2013

Kepedulian Masyarakat Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap Kota Bandung Terhadap Wilayah Punclut Sebagai Kawasan Konservasi Di Kawasan Bandung Utara (KBU)

Selanjutnya kepedulian masyarakat dibedakan menjadi dua yaitu sikap dan perilaku. Sikap masyarakat dalam menanggapi wilayah Punclut sebagai kawasan konservasi adalah positif. Seluruh responden yang mewakili masyarakat Punclut menunjukan sikap positif dan peduli terhadap lingkungan Punclut. Selanjutnya perilaku masyarakat dalam menjaga wilayah Punclut adalah dengan menanam tanaman atau pohon keras di sekitar tempat tinggal, memisahkan sampah organik dan anorganik, membuat lubang pembuangan sampah, dan membuat saluran pembuangan air, cara ini seluruh masyarakat melakukannya. Hal ini disebabkan masyakarat memahami apa yang harus dilakukan untuk melestarikan wilayah Punclut walaupun hanya dengan menanam tanaman atau pohon.

Berbeda dengan membuat sumur resapan, hanya petani yang pernah membuat sumur resapan. Hal ini dikarenakan sebagaian besar masyarakat tidak mengetahui apa yang dimaksud dan manfaat sumur resapan. Secara garis besar masyarakat wilayah Punclut berupaya untuk melestarikan wilayah Punclut sebagai kawasan konservasi agar dimasa yang akan datang tidak menimbulkan bencana yang dapat merugikan semua pihak.

Selanjutnya dari hasil tabel silang, bahwa jenis mata pencaharian, tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tidak mempengaruhi sikap masyarakat terhadap wilayah Punclut sebagai kawasan konservasi, karena seluruh masyarakat Punclut bersikap positif. Kemudian jenis mata pencaharian, tingkat pendidikan kurang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam konservasi wilayah Punclut. Namun, tingkat pengetahuan sebagian besar mempengaruhi perilaku masyarakat dalam konservasi wilayah Punclut.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, dapat penulis rekomendasikan sebagai berikut ini:


(3)

Merciana Daverta, 2013

Kepedulian Masyarakat Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap Kota Bandung Terhadap Wilayah Punclut Sebagai Kawasan Konservasi Di Kawasan Bandung Utara (KBU)

1. Bagi masyarakat Kelurahan Ciumbuleuit, diharapkan dapat terus meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan demi terjaganya kelestarian wilayah Punclut Kelurahan Ciumbuleuit yang hijau, aman dari bahaya erosi, longsor dan banjir. Melakukan penghijauan, menjaga kebersihan lingkungan dan membuat lubang resapan atau sumur resapan.

2. Bagi mahasiswa, penelitian ini selanjutnya bisa dikembangkan lebih lanjut mengenai pengaruh pendirian pariwisata dan agrowisata di kawasan konservasi khususnya Kawasan Bandung Utara (KBU) dengan tetap memperhatikan dan mempertimbangkan fungsi tata ruang dari masing-masing tempat yang telah diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung. 3. Bagi Pemerintah Kota Bandung, pentingnya membatasi

pembangunan di Kawasan Bandung Utara khusunya wilayah Punclut Kelurahan Ciumbuleuit. Pemerintah bertindak tegas terhadap para pengembang yang akan membangun perumahan, resort, villa dan hotel serta pencemaran lingkungan sesuai ketentuan atau peraturan yang berlaku terhadap siapapun.


(4)

Merciana Daverta, 2013

Kepedulian Masyarakat Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap Kota Bandung Terhadap Wilayah Punclut Sebagai Kawasan Konservasi Di Kawasan Bandung Utara (KBU)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2009. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Apudin. (2008) Tingkat Kepedulian Mahasiswa Pecinta Alam Dan Non Pecinta Alam Universitas Pendidikan Indonesia Terhadap Lingkungan Kampusnya. SKRIPSI FPIPS UPI. Tidak diterbitkan.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Managemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Arsyad, Sitanala. 2000. Konservasi Tanah dan Air. Bogor : IPB/IPB PRESS

[BAPEDA] Badan Perencana Daerah Provinsi Jawa Barat. (2011). Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Barat

Baron, Robert. 2003. Psikologi Sosial. Erlangga

Bintarto, R. 1979. Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES

Hartomo, H. 2008. Ilmu Sosial. Jakarta : Bumi Aksara

Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statitika. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Koentjaraningrat. 1994. Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan. Jakarta: PT. Gramedia

Mahdani, Asri 2011. Sikap Masyarakat Terhadap Rencana Pengaktifan Kembali Kereta Api Bandung-Ciwidey. Skripsi. Bandung: Jurusan Geografi FPIPS Uneversitas Pendidikan Indonesia

Mar’at. 1984. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta Timur: Ghalia Indonesia

Mu’in, Idianto. 2004. Sosiologi SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga 150


(5)

Merciana Daverta, 2013

Kepedulian Masyarakat Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap Kota Bandung Terhadap Wilayah Punclut Sebagai Kawasan Konservasi Di Kawasan Bandung Utara (KBU)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Murtianto, H. (25 Maret 2010). Prespektif Nasionalisme dalam Geografi. Tersedia:http://file.uupi.edu/direktori/fpips/lainnya/hendro_murtianto/18_pr espektif_nasionalisme_dalam_geografi.pdf [18 september 2012]

Mutakin, Awan. 2010. Studi Masyarakat Indonesia. Bandung: UPI.

Nazir, Moh, Ph.D. 2005. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia

Nugraha, Ferry 2010. Studi Teknik Konservasi Pada Pertanian Lahan Kering Di Daerah Aliran Ci Hampelas Kabupaten Bandung. Skripsi. Bandung: Jurusan Geografi FPIPS Uneversitas Pendidikan Indonesia

Pasya, Gurniwan kamil. 2006. Geografi, Pemahaman Konsep dan Metodologi. Bandung: Buana Nusantara.

Peraturan Daerah Kota Bandung No. 18. 2011. Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Kota Bandung Tentang Kawasan Lindung. Bandung: Wali Kota

Bandung.

Said, Muh. dan Affan, Jiminar 1990. Psikologi dari Zaman Ke Zaman Berfokuslah Pada Psikologi Pedagogis. Bandung: Jemmars.

Siregar, T. Juliany. 2010. Kepedulian Masyarakat dalam Perbaikan Sanitasi Lingkungan Perumahan Kumuh Di Kelurahan Matahalasan Kota Tanjung Balai. TESIS UNPID. Tidak Diterbitkan.

Soewardi, Herman. 1976. Sikap Masyarakat Desa Terhadap Modernisasi Produksi Pertanian, Terutama Padi. Jawa Barat : Gadjah Mada University Press

Sugiyono.2000. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Sumaatmadja, Nursid. (1988) Studi Geografi Suatu Pendekatan Dan Analisis Keruangan. Bandung: Alumni.


(6)

Merciana Daverta, 2013

Kepedulian Masyarakat Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap Kota Bandung Terhadap Wilayah Punclut Sebagai Kawasan Konservasi Di Kawasan Bandung Utara (KBU)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sunaryo. (2001) Pusat Bahasa Depdiknas Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Bahasa

Surachman.1982. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito

Suripin. 2004. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta : ANDI Yogyakarta

Tika, Pabundu. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta : PT Gramedia Dinas kelautan dan perikanan kabupaten Indramayu

Uzer Usman, M. (1999), Menjadi guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya

Wardiyatmoko, K. 2004. Geografi SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga

Wibowo, Mardi. (2003). Teknologi Konservasi Untuk Penanganan Kawasan Resapan air Dalam Suatu Daerah Aliran Sungai (Jurnal). Jakarta: Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan