Teknik Triangulasi Member Check

Aulia Novemy Dhita Surbakti, 2014 Penerapan Emancipatory Question Habermas Untuk Meningkatkan Kesadaran Sejarah Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Validasi Instrumen

Dalam Penelitian Tindakan Kelas validitas instrumen merupakan upaya pemeriksaan terhadap akurasi hasil penelitian dengan menerapkan prosedur- prosedur tertentu. Beberapa strategi validitas yang direkomendasikan adalah melakukan triangulasi triangulate sumber-sumber data yang diperoleh dari wawancara kepala sekolah, guru mitra, siswa kelas XI IPS, rekaman foto, catatan lapangan dan hasil observasi. Melakukan member checking untuk mengetahui akurasi hasil penelitian; membuat deskripsi tentang hasil penelitian rich and thick description; mengklarifikasi bias yang mungkin dibawa peneliti ke dalam penelitian; menyajikan informasi yang berbeda atau negatif negative or discrepant information yang dapat memberikan perlwanan pada tema-tema tertentu; memanfaatkan waktu yang relatif lama prolonged time dilapangan; melakukan tanya jawab dengan sesama rekan peneliti peer debriefing dan mengajak seorang auditor external auditor untuk memeriksa keseluruhan obyek penelitian Gibbs dalam Creswell, 2010: 285. Berdasarkan strategi validitas data dari Gibbs tersebut maka secara umum validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Teknik Triangulasi

Triangulasi adalah memeriksa kebenaran konstruk atau analisis yang peneliti sendiri timbulkan dengan membandingkan hasil dari orang lain misalnya mitra peneliti lain. Penelitian ini menggunakan triangulasi berdasarkan sudut pandang guru, siswa dan peneliti. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Elliot Wiriaatmadja, 2008: 168-169. Dalam pelaksanaanya ketiga sudut pandang tersebut memiliki interpretasi atau sudut pandang yang berbeda yaitu memiliki alasan pembenaran atau justifikasi epistemologi. Guru mitra yaitu Ibu Agustini, S.Pd. memiliki posisi terbaik untuk melakukan introspeksi diri terhadap kinerja dalam proses pembelajaran; siswa berada pada posisi terbaik untuk menjelaskan pengaruh tindakan guru dalam proses pembelajaran terhadap respon siswa dan peneliti atau observer memiliki posisi terbaik untuk mengumpulkan data hasil observasi saat proses pembelajaran berlangsung. Aulia Novemy Dhita Surbakti, 2014 Penerapan Emancipatory Question Habermas Untuk Meningkatkan Kesadaran Sejarah Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Peneliti membandingkan antara hasil pengamatan dan hasil wawancara dengan guru mitra dan siswa kelas XI IPS SMA Bina Bangsa Palembang. Triangulasi juga peneliti lakukan pada akhir penelitian dengan cara membandingkan pendapat guru mitra dan siswa kelas XI IPS SMA Bina Bangsa Palembang terhadap penerapan emancipatory question Habermas.

2. Member Check

Member check yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber sehingga data tersebut tidak berubah dan dapat dipastikan keajegannya serta dapat diperiksa kebenarannya Wiriaatmadja, 2008: 168. Dalam penelitian ini member check dilakukan terhadap catatan lapangan, hasil observasi dan hasil wawancara antara guru mitra dan siswa kelas XI IPS SMA Bina Bangsa Palembang. Data yang diperoleh dikonfirmasikan dengan guru mitra dan siswa melalui diskusi pada setiap kali pertemuan. Member check dilakukan setelah melaksanakan wawancara dengan guru dan siswa serta observasi terhadap kinerja guru mita dalam penerapan emancipatory question Habermas. Peneliti memeriksa hasil observasi apakah data yang dicatat sesuai dengan indikator yang diharapkan atau belum dan memeriksa hasil wawancara apakah informasi yang diterima dari guru mitra dan siswa sama atau berbeda.

3. Saturasi

Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE DEBAT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH: Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas XI IPS 2 SMA Pasundan 8 Bandung.

0 1 38

PENERAPAN TEKNIK PEMBELAJARAN STUDENT RECAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR SINTESIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : penelitian tindakan kelas di xi ips 3 SMA negeri 1 Cimahi.

4 14 47

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 3 SMA Pasundan 1 Bandung.

0 4 36

PENERAPAN METODE PERMAINAN BINGO UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS I SMAN 17 Garut.

9 55 57

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA(PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA PEMBELAJARAN SEJARAH DI KELAS XI IPS 2 SMA PGRI 1 BANDUNG).

0 1 24

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA MUHAMMADIYAH KEDAWUNG DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH : Penelitian Tindakan di Kelas XI IPS 1 SMA Muhammadiyah Kedawung Kabupaten Cirebon.

4 39 100

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH: Penelitian Tindakan Kelas XI IPS 2 SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung.

2 31 44

PENERAPAN METODE LEARNING STARTS WITH A QUESTION DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Tanjungsiang.

0 4 45

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE lEARNING TIPE THINK-PAIR-SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA : Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Sejarah Di Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 18 Bandung.

0 0 55

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KESADARAN SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN AJARAN 20152016

0 1 14