1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bencana merupakan rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat disebabkan oleh faktor
alam danatau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis Krishna S.Pribadi, dkk, 2008. Kabupaten Klaten merupakan salah satu wilayah Indonesia yang
pernah terjdi gempa bumi. Bencana gempa bumi yang pernah terjadi di Klaten pada tanggal 27 Mei 2006, mengakibatkan kurang lebih 5500 jiwa
kehilangan nyawa, ribuan warga luka-luka dan kehilangan keluarga serta hartanya. Bencana gempa bumi tersebut mengguncang daerah Klaten dan
sekitarnya dengan kekuatan 5,9 Skala Richter dengan pusat gempa terletak di daerah selatan Yogyakarta M Irham, Rina, Zhukrufudin, 2007.
Bencana gempa bumi mengakibatkan kematian dan luka-luka, adapun data korban bencana akibat gempa bumi di wilayah kabupaten Klaten
menurut Badan Penanggulangan bencana daerah adalah sebagai berikut:
Tabel I.1 Data Korban Akibat Bencana Gempa Bumi di Kabupaten Klaten
Tahun 2006
KECAMATAN MENINGGAL
LUKA-LUKA
Wedi 335
2.799 Gantiwarno
331 9.136
Prambanan 196
1.655 Jogonalan
35 482
Bayat 35
1.214 Cawas
35 1.035
Trucuk 27
392 Karangdowo
10 290
Ceper 11
128 Kalikotes
9 187
Kebonarum 6
97 Klaten Selatan
6 27
Pedan 4
157 Manisrenggo
8 2
Karangnongko 3
36 Karanganom
3 14
Juwiring 3
374 Klaten Tengah
1 21
Klaten Utara 3
Wonosari 26
Delanggu 19
Jatinom 2
Polanharjo Kemalang
2 7
Tulung 8
Ngawen 2
18 Sumber : Badan Penanggulangan Bencana Daerah Klaten 2006
Adapun dapat diketahui berdasrakan peta korban akibat bencana gempa bumi sebagai berikut:
Bayat Kemalang
Cawas Tulung
Trucuk
Wedi Jatinom
Ceper Juwiring
Wonosari
Pedan
Jogonalan Karangdowo
Manisrenggo Polanharjo
Prambanan Gantiwarno
Ngawen Karangnongko
Delanggu Karanganom
Kebonarum Klaten Utara
Kalikotes Klaten Selatan
Klaten Tengah
Rawa Jombor
PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
KABUPATEN BOYOLALI
KABUPATEN SUKOHARJO
KABUPATEN KLATEN
439000 452000
452000 465000
465000 478000
478000 9
1 3
9 1
3 9
1 4
3 9
1 4
3 9
1 5
6 9
1 5
6 9
1 6
9 9
1 6
9
KABUPATEN KLATEN TAHUN 2006
Sumber: 1. Peta Rupa Bumi Indonesia BIG Skala 1:25.000
2. BPBD Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Klaten
Disusun Oleh: ALIKHA IND AH NURCAHYANINGSIH
A610100089
m U
a r I
.1 . P
e ta
K o
rb a
n A
k ib
a t B
e n
c a
n a
G e
m p
a B
u m
i K e
c a
m a
ta n
G a
n tiw
a rn
o K
a b
u p
a te
n K
la te
n
KECAMATAN GANTIWARNO
2,5 2,5
5 7,5
10 1,25
Km
Skala 1:250.000
Proyeksi..................: Transverse Mercator Grid Koordinat.........: Universal Transverse Mercator
Zona........................: 49 S Datum......................: WGS 1984
3
111°00 111°00
109°300 109°300
6 °0
6 °0
7 °0
7 °0
8 °0
8 °0
BT
L S
Jawa Timur Jawa Tengah
Jawa Barat
LEGENDA
Batas Provinsi Batas Kabupaten
Batas Kecamatan Jalan ArteriUtama
Jalan Kereta Api Sungai
Korban Gempa Bumi Jiwa
1000 500 - 1000
500 Rawa Jombor
LAUT JAWA
SAMUDERA HINDIA
Daerah Penelitian
D.I.Y
Kabupaten Klaten terletak diantara 110°2614BT - 110°4751BT dan 7°3219LS - 7°4833LS. Klaten memiliki ketinggian antara 100-400m dpl.
Batas administrasi administrasi Kabupaten Klaten sebelah timur adalah Kabupaten Sukoharjo. Selatan adalah Kabupaten Gunng Kidul. Barat adalah
kabupaten Sleman, dan sebelah Utara adalah Kabupaten Boyolali. Secara administratif Kabupaten Klaten dibagi menjadi 26 kecamatan, 391 desa dan
10 kelurahan dengan luas wilayah keseluruhan seluas 65.556 ha 655,56 km
2
atau seluas 2,014 dari luas Propinsi Jawa Tengah, yang luasnya seluas 3.254.412 ha Kabupaten Klaten terletak diantara Gunung Merapi dan
Pegunungan Seribu Klaten dalam angka, 2005. Berdasarkan letak administratif Kabupaten Klaten, sumber gempa
tersebut berpusat pada kedalaman 33 km, tepatnya terletak 37 km dari garis pantai dengan episentrum di dasar Samudra Hindia pada koordinat 8.26°LS
110.31° BT. Aktifitas gempa telah memicu pergerakan sesar di wilayah Kabupaten Klaten dan sekitarnya, patahan aktif tersebut diidentifikasi
membentuk garis lurus dimulai dari pusat gempa pada koordinat 8,007 LS- 110, 286 BT kilometer dari garis pantai Parangtritis M Irham, Rina,
Zhukrufudin, 2007. Akibat dari bencana gempa bumi di Kabupaten Klaten berdampak
pada sektor ekonomi, sosial dan pendidikan. Pada sektor ekonomi sebagaian besar mata pencaharian masyarakat kabupaten Klaten adalah petani dan
buruh. Sarana prasarana seperti gedung, Industri, rusak akibat bencana gempa bumi sehingga masyarakat tidak dapat berkerja, oleh karena itu perekonomian
masyarakat di wilayah Kabupaten Klaten dan sektarnya terganggu dan menurun draktis akibat bencan gempa bumi. sedangkan pada sektor sosial
dan budaya masyarakat beranggapan bahwa tidak ada tanda-tanda bencana gempa bumi sehingga belum ada kesiapan saat terjadi bencana gempa.
Gantiwarno merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Klaten yang terkena dampak bencana gempa bumi, Wilayah Kecamatan Gantiwarno
mengalami kerusakan tinggi, dan dapat di lihat dari tebel berikut ini: Tabel I. 2
Rekapitulasi Tingkat Kecamatan Gantiwarno Akibat Bencana Gempa Bumi Di Kabupaten Klaten Tahun 2006
DESA TOTAL
BERAT RINGAN
Ceporan 537
212 80
Towangsan 429
75 243
Baturan 196
224 90
Muruh 629
155 17
Mlese 775
Mutihan 604
262 93
Jabung 948
133 36
Gesikan 602
56 21
Kragilan 570
247 209
Ngandong 674
61 5
Sawit 352
138 65
Kreten 370
245 75
Jogoprayan 203
211 128
Katekan 146
194 111
Karangturi 175
228 211
Gentan 82
174 154
Sumber : Badan Penanggulangan Bencana Daerah Klaten 2006 Adapun dapat diketahui berdasarkan peta kerusakan rumah akibat
bencana gempa bumi sebagai berikut:
Sawit Mlese
Kerten Muruh
Mutihan Jabung
Ceporan
Karangturi Kragilan
Ngandong
Gentan Baturan
Jogoprayan Gesikan
Towangsan
Katekan S. Deng
keng S.Birin
S .B
iri n
S. Dengkeng S. Dengkeng
S . D
e n
g ke
n g
S.Birin
448000 452000
452000 456000
456000 9
1 3
6 9
1 3
6 9
1 4
9 1
4 9
1 4
4 9
1 4
4
0,5 1
1,5 2 Km
KABUPATEN KLATEN TAHUN 2006
Skala 1:50.000
Proyeksi : Tranverse Mercator Grid koordinat : Universe Tranverse Mercator
Zona : 49 S Datum : WGS - 1984
Sumber: 1. Peta Rupa Bumi Indonesia BIG Skala 1:25.000
2. Cek Lapangan 27 Januari 2014 3. BPBD Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Klaten
Disusun oleh: ALIKHA INDAH NURCAHYANINGSIH
A610100089 PENDIDIKAN GEOGRAFI
m U
«
KECAMATAN JOGONALAN
KECAMATAN WEDI
ar I
.2 . P
e ta
K er
u sa
k an
R u
m ah
K ec
am at
a n
G an
tiw ar
n o
K ab
u p
at en
K la
te n
T ah
u n
2 6
PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
KECAMATAN GANTIWARNO
SMP N 2 G ANTIWARNO
LEGENDA
Kantor Kecamatan Kantor Desa
Sekolah Batas Provinsi
Batas Kecamatan Batas Desa
Jalan Lain Jalan Lokal
Sungai
Kerusakan Rumah Unit
410,000000 410,000001 - 800,000000
800,000001 - 1451,000000
6
110°510 110°510
110°4030 110°4030
110°300 110°300
7 °3
4 3
7 °3
4 3
7 °4
5 7
°4 5
Daerah Penelitian LS
B T
Kabupaten Boyolali
Kabupaten Sukoharjo
Kabupaten Klaten
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Sektor pendidikan adalah salah satu pembangunan yang terkena dampak gempa bumi. Berdasarkan data posko gempa bumi, dinas pendidikan
DIY per 1 Juni 2006, jumlah bangunan yang rusak mencapai 1470 sekolah, baik SLB, SDMI, SMPMTs, SMAMA dan SMK termasuk Perguruan
Tinggi. Sedangkan jumlah korban mencapai 222 orang terdiri dari 108 meinggal meliputi 24 guru, 2 karyawan dan 82 siswa. Luka berat tercatat 82
siswa dan luka ringan Joko Martono, 2006. SMP Negeri 2 Gantiwarno merupakan salah satusektor pendidikan
sekolah yang terkena bencana gempa bumi di wilayah Kabupaten Klaten. Hasil wawancara dengan Agnes Martini, selaku Kepala sekolah di SMP
Negeri 2 Gantiwarno diperoleh informasi bahwa : “Akibat terjadi bencana gempa bumi, SMP Negeri 2 Gantiwarno tidak
dapat melakukan kegiatan pembelajaran dan sekolah mengalami kerusakan yang mengikibatkan salah satu bangunan ruang kelas hancur dan roboh rata
dengan tanah. Kejadian tersebut tidak ada korban jiwa karena pada saat terjadi gempa para siswa dan guru serta perangakat sekolah tidak ada di
sekolah, kejadian itu masih pagi sehingga warga sekolah tidak ada di dalam sekolah dan mereka masih berada di rumah masing-masing, seandainya
gempa bumi terjadi saat proses pembelajaran di kelas mungkin banyak korban jiwa yang meninggal”.
Berdasarkan hal tersebut pemerintah pada akhirnya memandang
perlunya untuk penetapan kebijakan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana yang lebih serius secara terencana dan berkelanjutan. Kebijakan
tersebut tertuang dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana.
Kesiapsiagaan merupakan tindakan yang dilakukan dalam rangka mengantisipasi suatau bencana untuk memastikan bahwa tindakan yang
dilakukan dapat dilaksanakan secara tepat dan efektif pada saat dan setelah terjadi bencanaKrishna S.Pribadi, dkk, 2008.
Asep Hilman 2009 dalam buku berjudul Integrasi Pengurangan Resiko Bencana, mengemukakan bahwa pendidikan kebencanaan di tingkat
persekolahan membantu anak-anak memainkan peranan penting dalam penyelamatan hidup dan perlindungan anggota masyarakat pada saat kejadian
bencana. Menyelenggarakan pendidikan tentang resiko bencana ke dalam kurikulum sekolah sangat membantu dalam membangun kesadaran akan isu
tersebut di lingkungan masyarakat. Sebagai tambahan terhadap peran penting mereka di dalam pendidikan formal, sekolah juga harus mampu melindungi
anak-anak dari suatu kejadian bencana alam. Investasi dalam memperkuat struktur gedung sekolah sebelum suatu bencana terjadi, akan mengurangi
biayaanggaran jangka panjang, melindungi generasi muda penerus bangsa, dan memastikan kelangsungan kegiatan belajar-mengajar setelah kejadian
bencana. Menurut Oemar Hamalik 1986:9, Media pembelajaran adalah alat,
metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan
pengajaran di Sekolah. Media pembelajaran kebencanaan merupakan suatu alat atau bahan
yang dapat meningkatakan pengetahuan siswa terhadap bencana, dengan menggunakan media pembelajaran dapat mempermudah dan mengefektifkan
proses pembelajaran dan membuat prosespembelajaran lebih menarik.
Pendidikan kebencanaan di Sekolah dapat dilakukan dengan mengunakan media sehingga siswa dapat mengatahui tindakan apa yang akan dilakukan
saat terajdi bencana dan sebagai bentuk dan upaya pengurangan resiko bencana.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki peran penting untuk menerapkan pendidikan kebencanaan. Pendidikan kebencanaan dapat
diterapkan melalui media pembelajarankesiapsiagaan bencana. Upaya ini merupakan kegiatan tanggap menghadapi bencana. Siswa sebagai peserta
didik yang paling rentan terhadap bencana dan dapat meningkatkan kesiapsiagaannya menghadapi bencana melalui kegiatan ini.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin mengajukan penelitian
dengan judul “PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP
TINGKAT KESIAPSIAGAAN
SISWA DALAM
MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI SMP NEGERI 2 GANTIWARNO KLATEN”
B. Identifikasi Masalah