TENTANG KETERANGAN SAKSI M ELALUI TELECONFERENCE SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PERKARA PIDANA” .
B. Perumusan M asalah
Berdasarkan uraian lat ar belakang m asalah di atas, m aka perumusan
m asalah dalam penelit ian ini adalah:
1. Bagaim ana ket erangan saksi m elalui t eleconference sebagai alat bukt i
diat ur dalam aturan perundang-undangan? 2.
Bagaim anakah pelaksanaan ket erangan saksi melalui t eleconference sebagai alat bukt i dalam proses peradilan pidana?
3. Bagaim ana model kebijakan hukum pidana m engenai ket erangan saksi
melalui t eleconference sebagai alat bukt i dalam perkara pidana di masa yang akan dat ang?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelit ian ini adalah: 1.
Untuk m enjelaskan ket erangan saksi m elalui t eleconference sebagai alat bukti diatur dalam aturan perundang-undangan.
2. Untuk m enjelaskan pelaksanaan ket erangan saksi melalui t eleconference
sebagai alat bukt i dalam proses peradilan pidana.
3. Untuk m enjelaskan model kebijakan hukum pidana m engenai ket erangan
saksi melalui t eleconference sebagai alat bukt i dalam perkara pidana di masa yang akan dat ang.
D. M anfaat Penelitian
Dengan adanya suat u penelitian diharapkan dapat mem berikan m anfaat yang berguna bagi perkem bangan ilmu hukum itu sendiri maupun
dalam prakt eknya. M anfaat yang diperoleh dari penelit ian ini adalah: 1.
M anfaat Teorit is
a
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi pengem bangan ilmu hukum pada umumnya dan Hukum Pidana pada khususnya.
b
M em perkaya referensi dan lit erat ur dalam kepust akaan yang dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi penelit ian yang akan dat ang.
2. M anfaat Prakt is
a Untuk m engembangkan gagasan, m embent uk pola pikir ilm iah sert a
m enerapkan ilmu yang t elah diperoleh. b
M em berikan gambaran secara lebih nyat a m engenai kebijakan hukum pidana t ent ang pelaksanaan ket erangan saksi m elalui t eleconference
sebagai alat bukt i dalam perkara pidana.
E. Orisinalitas
Penelit ian dengan judul “ M odel Kebijakan Hukum Pidana Tent ang Ket erangan Saksi M elalui Teleconference Sebagai Alat Bukt i Dalam Perkara
Pidana” , sepenget ahuan penulis m asih jarang dilakukan. Nam un dem ikian, penelitian dengan judul yang hampir sam a, pernah dilakukan oleh Sint a Dew i
HTP 2012 dengan judul “ Kajian Yuridis Terhadap Ket erangan Saksi M elalui Audio Visual Teleconference di Persidangan Perkara Pidana” .
10
Dalam penelitian ini lebih menit ikberat kan kajiannya dari segi yuridis normatif,
sedangkan dalam penelit ian yang dilakukan oleh penulis selain dari segi yuridis juga dalam hal penerapannya dengan m engkaji putusan-putusan
pengadilan yang m enggunakan pem eriksaan saksi secara t eleconference yang dikait kan dengan t eori Lawrence M . Friedman mengenai peranan sist em
hukum , sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis selain m engkaji dari segi yuridis juga m engkaji dalam hal penerapannya t erut am a
set elah berlakunya Undang-Undang Nom or 13 Tahun 2009 t entang Perlindungan Saksi dan Korban.
Penelit ian lain dilakukan oleh Putu Elik Sulist yawat i dan I Ket ut Sujana t anpa t ahun dengan judul “ Pem anfaat an Telekonferen Sebagai Alat Bant u
Pem bukt ian Dalam Persidangan Pidana” .
11
Penelitian ini adalah jenis
10
Sint a Dew i HTP. 2012. “ Kajian Yuridis Ter hadap Ket erangan Saksi M elalui Audio Visual Teleconference di Per sidangan Perkara Pidana” . Tesis. Jakart a: Universit as Indonesia.
11
Put u Elik Sulist yaw at i dan I Ket ut Sujana. Tanpa Tahun. “ Pemanfaat an Telekonferen Sebagai Alat Bant u Pem bukt ian Dalam Persidangan Pidana” . Jurnal Publikasi. Denpasar: Universit as
Udayana.
penelitian hukum norm ative dengan m engkaji asas-asas hukum, sist emat ika hukum , sejarah hukum dan t araf sinkronisasi hukum dengan m enitik berat kan
pada perm asalahan pro kont ra pelaksanaan t erhadap ket erangan saksi pada peradilan kasus Bom Bali dengan t erdakw a Ali Gufron alias M uhklas yang
diselenggarakan dengan m enggunakan m edia telekonferen dari kesaksian Wan M in Bin Wan dari M alaysia. Berbeda dengan penelit ian yang dilakukan
oleh penulis t idak hanya dari segi norm at ifnya saja t et api juga dalam penerapannya.
Dengan dem ikian, t erdapat perbedaan penelit ian ant ara penelit ian yang penulis lakukan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sint a Dew i HTP
m aupun Putu Elik Sulist yaw at i dan I Ket ut Sujana. Selain itu, dalam penelit ian dengan judul, “ M odel Kebijakan Hukum Pidana Tent ang Ket erangan Saksi
Secara Teleconference Sebagai Alat Bukt i Dalam Perkara Pidana,” penulis m em fokuskan pada pent ingnya kebijakan hukum pidana yang m engat ur
t ent ang ket erangan saksi secara t eleconference sebagai alat bukt i dalam perkara pidana sehingga t idak menimbulkan pro dan kont ra dalam
penerapannya dalam
persidangan. Dalam
kajian pust aka
maupun pem bahasannya juga berbeda dengan penelitian-penelitian sebelum nya.
Penelit ian yang dilakukan oleh Penulis juga mencoba m em berikan m odel pelaksanaan pemeriksaan saksi secara t elekonferen yang t idak hanya
m em berikan perlindungan t erhadap saksi m aupun korban t et api juga dengan t idak m erugikan t erdakw a dalam persidangan.
F. M etode Penelitian