147
Agus Suryana, 2014 Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar
mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban benar : 6 x 100
Arti tingkat penguasaan yang diperoleh adalah :
Baik sekali = 90 – 100
Baik = 80 – 89
Cukup = 70 – 79
Kurang = 0 – 69
Bila tingkat penguasan mencapai 80 ke atas, berarti hasil Baik, dan mahasiswa dapat melanjutkan pada kegiatan belajar berikutnya. Namun bila
tingkat penguasaan masih di bawah 80 harus mengulangi Kegiatan Belajar 1 terutama pada bagian yang belum dipahami.
KUNCI JAWABAN
Tes Formatif
Modul Analisis Wacana Kritis; Model Roger Fowler dkk 39
148
Agus Suryana, 2014 Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar
mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
1 b 2 c
3 c 4 b
5 c 6 b
DAFTAR PUSTAKA
Brown, G. dan Goerge Yule. 1996. Analisis Wacana terjemahan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Cutting, J. 2002. Pragmatics and Discourse.
Modul Analisis Wacana Kritis; Model Roger Fowler dkk 40
149
Agus Suryana, 2014 Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar
mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
London and New York: Routletge. Davis, H. dan Walton, P. ed. 1984. Language, Image, Media.
England: Basil Blackwell Publisher Limited. Eriyanto. 2001. Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media.
Yogyakarta: LkiS. Kurnia, Rahmat. 2002. Negara Khilafah vs Negara Demokrasi.
Al- Wa ie No. 9. Maret
. Moleong, Lexy J. 1988. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Jakarta: Depdikbud. Sajid, Ahmad. 2002. Demokrasi Peradaban Sampah.
Al- Wa ie No. . Juni
. Sobur, A. 2000. Analisis Teks Media, Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana,
Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: Remadja Rosdakarya.
Sugono, dkk. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia.
Suhelmi, Ahmad. 1999. Pemikiran Politik Barat. Jakarta: Pustaka Jaya.
Syamsudin AR. 1992. Studi Wacana, Teori Analisis-Pengajaran. Bandung: Mimbar Pendidikan Bahasa dan Seni FPBS IKIP Bandung.
Uwik, Gus. 2002. Demokrasi dan Kebohongan Publik .
Al- Wa ie No. . Juli
. Tabloid Media Umat, edisi 119 3-16 Januari 2014.
Modul Analisis Wacana Kritis; Model Roger Fowler dkk 41
Agus Suryana, 2014 Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar
mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dari bab sebelumnya maka pada bab ke lima ini penulis dapat menyusun sebuah simpulan sebagai berikut:
1. Wacana yang ingin dibangun oleh tabloid Media Umat pada topik-topik
tentang demokrasi yaitu wacana untuk membangun perspektif bagi pembaca bahwa demokrasi merupakan sebuah sistem yang dipandang
buruk, terlebih lagi dalam perspektif agama Islam, demokrasi merupakan sebuah praktik sistem yang bertentangan secara diametral
dengan Islam, dimana demokrasi telah menyerahkan kedaulatan hak membuat hukum ada di tangan manusia, bukan di tangan Allah Sang
Pencipta kita. Sehingga tidak heran dalam implementasinya demokrasi selalu menjadikan suara mayoritas sebagai suara kebenaran vox populi
vox dei meskipun suara mayoritas itu menghendaki sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai keagamaan.
2. Tabloid Media Umat dalam proses mewacanakan topik-topik tentang
demokrasi mengunakan kosakata-kosakata tertentu dan penggunaan tata bahasa sintaksis yang memberi label dan stigma yang mengarahkan dan
mengubah cara pandang pembaca pada satu kesimpulan bahwa penerapan demokrasi baik di dunia pada umumnya dan Indonesia khususnya, penuh
dengan paradoks dan oleh karenanya masyarakat diajak secara persuasif argumentatif untuk bersikap dan memposisikan diri menentang demokrasi
dan berjuang mengubahnya dengan system alternatif yang disebut sistem Khilafah.
3. Berdasarkan konteks penerapan dan hasil analisis pada wacana
pemberitaan demokrasi oleh tabloid Media Umat, wacana yang ingin dibangun oleh tabloid Media Umat adalah memposisikan demokrasi
150
Agus Suryana, 2014 Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar
mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
sebagai sebuah sistem yang buruk dan bertentangan dengan prinsip kedaulatan dalam agama Islam. Dapat ditegaskan bahwa berdasarkan
hasil analisis wacana pada pemberitaan demokrasi pada tabloid Media Umat, wacana yang ingin dibangun adalah memposisikan demokrasi
sebagai sistem yang penuh paradoks dan proses mewacanakannya melalui penggunaan kosakata dan tata bahasa tertentu.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan pemaparan hasil penelitian diatas, maka terdapat beberapa saran yang disampaikan, yaitu:
1. Media massa pada dasarnya adalah alat untuk memberikan pesan dan
informasi tentang fakta atau kejadian yang ada di sekitar masyarakat. Media massa juga harus menyajikan rangkaian atau aneka pilihan materi
yang luas dan bervariasi kepada pembacanya. Oleh karena itu, diharapkan Media Umat juga memperluas tema pemberitaannya meski tidak perlu
mengubah karakter yang telah menjadi ciri khasnya. Media Umat juga harus tetap menampilkan pemberitaan yang berimbang meski tidak ada
jaminan sebuah media akan bersikap netral, karena walau bagaimanapun media
juga mengusung
kepentingan masing-masing.
Apapun kepentingannya asalkan untuk kebaikan masyarakat adalah sah-sah saja.
2. Dari hasil analisis berita yang penulis lakukan terhadap pemberitaan
dengan topik-topik seputar penerapan demokrasi yang banyak penyimpangannya dan penuh dengan paradoks, sepatutnya wacana yang
dikonstruksi oleh tabloid Media Umat mempertahankan dan menyajikan argumentasi yang jelas serta selalu mengedepankan keseimbangan dan
keobjektifitasan. 3.
Media massa secara umum sebaiknya turut berperan dalam menciptakan kesadaran politik di tengah-tengah masyarakat. Terlebih penyajian berita
dan ulasan terkait praktik demokrasi di Indonesia selalu diusung oleh arus