DEMOKRASI DALAM PERSPEKTIF TABLOID MEDIA UMAT DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR MATA KULIAH ANALISIS WACANA KRITIS DI PERGURUAN TINGGI.

(1)

DEMOKRASI DALAM PERSPEKTIF TABLOID MEDIA UMAT DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR

MATA KULIAH ANALISIS WACANA KRITIS DI PERGURUAN TINGGI

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Oleh Agus Suryana

NIM 1201230

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

HALAMAN PENGESAHAN

DEMOKRASI DALAM PERSPEKTIF TABLOID MEDIA UMAT DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR

MATA KULIAH ANALISIS WACANA KRITIS DI PERGURUAN TINGGI disetujui dan disahkan oleh Tim Pembimbing

Pembimbing I,

Prof. Dr. Yoce Aliah Darma, M.Pd. NIP 130256690

Pembimbing II,

Dr. Dadang Anshori, M.Si. NIP 197204031999031002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Sumiyadi, M.Hum. NIP 196603201991031004


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul ”Demokrasi dalam Perspektif Tabloid Media Umat dan Pemanfaatannya Sebagai Bahan Ajar

Mata Kuliah Analisis Wacana Kritis di Perguruan Tinggi” ini berserta seluruh isinya adalah benar-benar karya tulis saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2015 Yang membuat pernyataan

Agus Suryana NIM 1201230


(4)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Demokrasi dalam Perspektif Tabloid Media Umat dan Pemanfaatannya Sebagai Bahan Ajar Mata Kuliah Analisis Wacana Kritis di Perguruan Tinggi”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh gencarnya pemberitaan media tentang wacana demokrasi yang sudah sejak lama menjadi diskursus dan pusat kajian di masyarakat. Istilah demokrasi saat ini tidak dapat dilepaskan dari wacana politik apapun, baik dalam konteks mendukung, setengah mendukung, atau menentang. Melalui kata dan kalimat sebagai pembawa pesan dan maksud tertentu, media menjadikan wacana demokrasi sebagai entitas sistem politik yang paripurna dan nyaris tanpa kritik. Hal ini tentu dapat dijadikan alat propaganda media kepada masyarakat yang memiliki kesadaran politik rendah, sehingga penyajian berita yang tidak berimbang akan menjadikan semua kebijakan tidak populis dari penguasa yang mengatasnamakan penegakkan demokrasi tidak direspon dengan sigap dan kritis, mereka pada akhirnya menjadi pihak yang dilemahkan dan terzalimi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan kata dan kalimat dalam pemberitaan demokrasi yang digunakan oleh Media Umat. Selain itu juga untuk mengetahui gambaran demokrasi dalam pemberitaan Media Umat dan merancang bahan ajar analisis wacana kritis tentang demokrasi. Manfaat teoretis hasil penelitian ini adalah untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan penambah khazanah dibidang analisis wacana. Adapun manfaat praktisnya bagi dosen dan mahasiswa yang sedang mengampu dan mengontrak mata kuliah analisis wacana kritis adalah menumbuhkan sikap kritis terutama dalam wacana-wacana yang melawan ide arus utama seperti demokrasi.

Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan analisis wacana kritis. Analisis yang digunakan adalah analisis isi berita bertemakan pelaksanaan demokrasi yang dimuat dalam Media Umat. Kemudian, data akan dianalisis menggunakan model analisis wacana yang diperkenalkan Roger Fowler, dkk., data yang terkumpul berupa data deskriptif tentang pilihan kosa kata dan tata bahasa. Data-data dikumpulkan, diseleksi, dan dianalisis secara deskriptif. Data kemudian disajikan, dideskripsikan, dan diinterpretasikan sampai akhirnya dapat ditarik suatu kesimpulan.

Berdasarkan konteks penerapan dan hasil analisis pada wacana pemberitaan demokrasi oleh Media Umat, dapat ditegaskan bahwa berdasarkan hasil analisis wacana pemberitaan demokrasi pada tabloid Media Umat, wacana yang ingin dibangun adalah memosisikan demokrasi sebagai sistem yang penuh paradoks dan proses mewacanakannya melalui penggunaan kosakata dan tata bahasa tertentu.

Hasil analisis dan pembahasan penelitian ini untuk selanjutnya dimanfaatkan sebagai penunjang bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis dalam bentuk modul pembelajaran.


(5)

ABSTRACT

This research entitled "Democracy in Media Umat Tabloid Perspective and That Utilization as A learning Sources at Critical Discourse Analysis Subject in Higher Education". The background of this research is motivated by the incessant media of the discourse of democracy which have long been topics of discussion and study center in society. The term democracy nowadays cannot be removed from any political discourse, in the context of support, half supporting, or opposing. Through word and sentence as a messenger and purposeful, the media makes the discourse of democracy as a political system that is complete entity and almost without criticism. It certainly can be used as a propaganda tools to the public media which has low political awareness, so unbalanced presentation of the news will make all the unpopular policies from the on behalf of democracy is not responded with alacrity and critically, they eventually became the attenuated and victimization.

The purpose of this study is to investigate the use of words and phrases used in spreading democracy by Media Umat. In addition, to find a description of democracy in Media Umat’s news and designing teaching materials for critical discourse analysis of democracy. The theoretical benefits of this research is to develop knowledge and enhancer treasures field of discourse analysis. The practical benefits for faculty and students who take critical discourse analysis subject is to develop a critical attitude, especially in the discourses against mainstream ideas like democracy.

This research method is descriptive with critical discourse analysis approach. The analysis is about the implementation of democracy-themed news content that published in Media Umat. Then, the data will be analyzed using discourse analysis model introduced Roger Fowler, et al., the data collected in the form of descriptive data about the choice of vocabulary and grammar. The data were collected, selected and analyzed descriptively. The data then presented, described, and interpreted until a conclusion can be drawn.

Based on the context of the implementation and results of the analysis on the news discourse of democracy by Media Umat, can be affirmed that based on the results of the analysis of news discourse of democracy in the Media Umat tabloid, who want to build discourse is positioned democracy as a system of


(6)

paradoxes and discourse process through the use of a certain vocabulary and grammar.

The results of the analysis and discussion of this study can support teaching materials used as subjects of critical discourse analysis in the form of learning modules.

KATA PENGANTAR

Allhamdulillah dengan izin serta inayah dari Allah Swt, penelitian ini

dapat penulis selesaikan. Penelitian ini berjudul “Demokrasi dalam Perspektif Tabloid Media Umat dan Pemanfaatannya Sebagai Bahan Ajar Mata Kuliah Analisis Wacana Kritis di Perguruan Tinggi”.

Kajian yang dilakukan pada tesis ini adalah untuk mengetahui penggunaan kata, kalimat, dan gambaran demokrasi dalam pemberitaan di tabloid Media

Umat, serta untuk mengetahui ideologi Media Umat dalam pemberitaan

demokrasi tersebut, sekaligus merancang bahan ajar analisis wacana kritis tentang demokrasi. Secara keseluruhan tesis ini terbagi atas enam bab. Bab I merupakan pendahuluan yang berisikan latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Bab II merupakan kajian teoretis yang merupakan gambaran singkat perihal demokrasi, analisis wacana kritis dalam teks media, perihal tabloid Media Umat, penelitian yang relevan, perihal bahan ajar dan modul. Bab III merupakan uraian mengenai metodologi penelitian yang memuat metode penelitian, metode pengumpulan data, fokus penelitian, metode analisis data, interpretasi data, korpus data, dan definisi operasional. Bab IV berisikan temuan penelitian dan pembahasan, analisis dan hubungan teori dengan temuan-temuan penelitian lain yang relevan. Bab V adalah pemanfaatan wacana demokrasi sebagai bahan ajar berupa modul dan Bab VI adalah simpulan dan saran penelitian.

Tesis ini masih menyisakan peluang perbaikan dalam berbagai hal. Oleh karena itu adanya saran dan kritik dari semua pihak sangat diharapkan untuk membantu penyempurnaan penulisan karya tulis berikutnya. Semoga tesis ini dapat bermakna dan memberikan manfaat bagi kehidupan. Amin.


(7)

Bandung, Januari 2015

Penulis, Agus Suryana UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji bagi Allah Swt., semoga shalawat dan salam tetap dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw., kepada keluarga dan sahabatnya serta umat Beliau yang senantiasa menegakan kalimat-kalimat Allah.

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt., atas karunia rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul

“Demokrasi dalam Persfektif Tabloid Media Umat dan Pemanfaatannya Sebagai

Bahan Ajar Mata Kuliah Analisis Wacana Kritis di Perguruan Tinggi”.

Bagi penulis, penyusunan tesis ini merupakan pengalaman pertama. Pada prosesnya, penulis mendapatkan banyak pencerahan ilmu dari berbagai pihak. Selama penulisan tesis ini, banyak sekali hikmah yang penulis dapat maknai serta hambatan yang telah penulis lewati, dengan bantuan berupa motivasi, bimbingan, serta dukungan material dan moril dari orang-orang yang selalu menyayangi penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini. Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1) Prof. Dr. Yoce Aliah Darma, M.Pd., selaku pembimbing I yang senantiasa membimbing, meluangkan waktunya dan dengan sabar memberikan pengarahan bagi penulis dalam penyusunan tesis ini;

2) Dr. Dadang Anshori, M.Si., selaku pembimbing II sekaligus sebagai pembimbing akademik yang senantiasa dengan penuh kesabaran membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis selama mengikuti perkuliahan dan penyusunan tesis ini;

3) Dr. Sumiyadi, M.Hum., selaku ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana, terima kasih atas dukungannya;


(8)

4) seluruh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia SPs UPI, terutama yang secara langsung mengajar, mendidik, dan membimbing penulis selama menimba ilmu; Prof. Dr. H. Yus Rusyana M.Pd., Prof. Dr. H. Kosadi Hidayat, M.Pd., Prof. Dr. H. Dadang Sunendar, M.Ed., Prof. Dr. Syamsuddin. AR, M.S., Dr. Hj. Vismaia S. Damaianti, M.Pd., Dr. Hj. Isah Cahyani, M.Pd., Dr. Hj. Yeti Mulyati, M.Pd., dan seluruh dosen lainnya, terima kasih atas ilmu dan bimbingannya. Semoga perjuangan Bapak dan Ibu untuk mengamalkan ilmu pengetahuan dibalas oleh Allah Swt. Amin;

5) Rismayanti, istri tercinta yang telah dengan sabar selalu mengingatkan tentang berbagai kewajiban sebagai seorang kepala keluarga dan selalu mendorong dengan penuh semangat agar penulis segera menyelesaikan studi S2 ini;

6) anak-anak penulis yang lucu-lucu, Haidar Syakir Abdurrahman, Haikal Shidqi Abdurrahman, Adeeva Afsheen Abdurrahman yang telah menjadi pelipur, penghibur sekaligus pelecut motivasi penulis dalam berkarya dan menjalani kewajiban sebagai ayah. Semoga Allah Swt menjadikan kalian sebagai anak-anak yang soleh dan solehah;

7) ayahanda Abdul Rasyid (Alm) dan Ibunda Rosmawati yang tercinta, tersayang, dan yang sangat penulis hormati, terima kasih atas perhatian, kasih sayang dan dorongan baik moral dan material selama merawat, menjaga, membimbing, membesarkan, dan memberikan doa yang tiada hentinya kepada penulis sehingga penulis bisa menjadi anak yang berbakti dan membanggakan seperti sekarang ini;

8) kakak-kakak yang tersayang, Rusan Maulana, S.Ag., Nana Sumarna, Russy Rusmayati, Asep Mulyana, serta adik Yeni Rahmayanti, S.Pd yang senantiasa memberikan doa dan dorongan kepada punulis;

9) kawan-kawan seperjuangan SPs UPI Kelas B yang tidak bisa penulis sebutkan satu-satu. Terima kasih atas kebersamaannya selama ini, semoga kebersamaan ini bukan hanya di dunia saja tetapi juga di akhirat kelak, di surga-Nya. Amin; 10)kawan-kawan penulis yang aktif di Hizbut Tahrir Indonesia yang begitu banyak


(9)

11)ustadz Farid Wadjdi, S.IP sebagai pemimpin redaksi tabloid Media Umat yang telah memberikan begitu banyak informasi tambahan terkait tema demokrasi dan bahan-bahan dalam penyelesaian tesis ini. dan

12)semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan doa dan dukungan kepada penulis serta membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih meninggalkan celah kekurangan, walaupun demikian penulis mengharapkan tesis ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi para pengkaji ilmu kebahasaan dan analisis wacana kritis.

Akhir kata penulis panjatkan doa agar Allah Swt., senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta membalas segala kebaikan semua pihak yang membantu terselesaikannya tesis ini. Amin.

Bandung, Januari 2015


(10)

DAFTAR ISI

Pernyataan ... i

Abstrak... ii

Kata Pengantar ... iv

Ucapan Terima Kasih ... v

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... xii

Daftar Gambar ... xiv

Daftar Lampiran ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah Penelitian... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II DEMOKRASI, MEDIA MASSA, DAN ANALISIS WACANA KRITIS A. Perihal Demokrasi ... 9


(11)

1. Jenis-jenis Media Massa ... 15

2. Peran Media Massa ... 15

3. Karakteristik Media Massa ... 16

4. Fungsi Media Massa ... 17

5. Media Massa Sebagai Alat Propaganda... 18

6. Pengaruh Media Massa Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat... 20

C. Tinjauan Konsep Analisis Wacana Kritis ... 22

1. Perbedaan Analisis Wacana dalam Paradigma Positivis, Konstruktivis, dan Kritis ... 23

2. Konseptual Teoretik yang Mendasari Analisis ... 24

3. Interpelasi ... 25

4. Representasi... 26

5. Tokoh-tokoh yang Terkait dengan Konseptual Teoretik yang Melandasi Analisis Wacana... 26

E. Analisis Wacana Kritis dalam Teks Media ... 34

F. Penelitian yang Relevan ... 35

G. Perihal Bahan Ajar ... 36

1. Pengertian Bahan Ajar ... 36

2. Fungsi Bahan Ajar ... 36

3. Unsur-unsur Bahan Ajar ... 38

4. Bentuk Bahan Ajar ... 39

H. Perihal Modul ... 40

1. Pengertian Modul ... 40

2. Fungsi Modul ... 41

3. Langkah-langkah Penyusunan Modul ... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 43

B. Data dan Sumber Data ... 43


(12)

1. Dokumentasi ... 45

2. Format Analisis ... 45

D. Teknik Pengolahan Data ... 50

E. Alur Penelitian ... 51

F. Interpretasi Data ... 52

G. Korpus Data ... 52

H. Definisi Oprasional ... 52

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 54

1. Kategorisasi Wacana Demokrasi dalam Tabloid Media Umat... 54

2. Topik-topik Pemberitaan Demokrasi Pada Tabloid Media Umat ... 60

3. Kosakata yang Digunakan Tabloid Media Umat ... 62

4. Kalimat yang Digunakan Tabloid Media Umat ... 63

B. Analisis Data Penelitian ... 68

1. Kosakata ... 68

2. Penggunaan Kalimat dalam Pemberitaan Demokrasi pada Tabloid Media Umat ... 84

3. Gambaran Demokrasi dalam Pemberitaan pada Tabloid Media Umat... 95

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 99

1. Penggunaan Kata dalam Pemberitaan Demokrasi Pada Tabloid Media Umat ……… 100

2. Penggunaan Kalimat dalam Pemberitaan Demokrasi Pada Tabloid Media Umat ……… 100

3. Penggambaran Demokrasi dalam Pemberitaan Pada Tabloid Media Umat ……… 101 4. Media Umat sebagai Media Alternatif Wacana Kritis


(13)

Berbasis Ideologi ………...………... 103

BAB V WACANA KRITIS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN A.Pemanfaatan Wacana Demokrasi dalam Media Umat Sebagai Bahan Ajar Berupa Modul ... 105

B.Contoh Modul Analisis Wacana Kritis ... 105

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 148

B. Saran ... 149

DAFTAR PUSTAKA ... 151

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 155


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Karakteristik Analisis Isi

dengan AWK ... 29

Tabel 2.2 Analisis Teks Menurut Fairclough ... 33

Tabel 3.1 Korpus Data Penelitian ... 45

Tabel 3.2 Contoh Format Klasifikasi ... 47

Tabel 3.3 Contoh Format Pembatasan Pandangan Pemberitaan ... 48

Tabel 3.4 Contoh Format Pertarungan Wacana ... 48

Tabel 3.5 Contoh Format Marjinalisasi ... 49

Tabel 3.6 Contoh Format Klasifikasi Kalimat ... 50

Tabel 4.1 Topik Pemberitaan Demokrasi Pada Tabloid Media Umat ………...………… 60

Tabel 4.2 Kosakata yang Digunakan Tabloid Media Umat ... 62

Tabel 4.3 Kalimat yang Digunakan Tabloid Media Umat ... 64


(15)

Tabel 4.5 Membuat Klasifikasi ... 71

Tabel 4.6 Membuat Klasifikasi ... 73

Tabel 4.7 Membuat Klasifikasi ... 74

Tabel 4.8 Pembatasan Pandangan Pemberitaan ... 75

Tabel 4.9 Pembatasan Pandangan Pemberitaan ... 76

Tabel 4.10 Pembatasan Pandangan Pemberitaan ... 77

Tabel 4.11 Pembatasan Pandangan Pemberitaan ... 78

Tabel 4.12 Pertarungan Wacana Demokrasi ... 78

Tabel 4.13 Pertarungan Wacana Demokrasi ... 80

Tabel 4.14 Pertarungan Wacana Demokrasi ... 81

Tabel 4.15 Pertarungan Wacana Demokrasi ... 82

Tabel 4.16 Marjinalisasi Aktor atau Pelaku ... 82

Tabel 4.17 Marjinalisasi Aktor atau Pelaku ... 83

Tabel 4.18 Marjinalisasi Aktor atau Pelaku ... 84

Tabel 4.19 Marjinalisasi Aktor atau Pelaku ... 84

Tabel 4.20 Klasifikasi Kalimat dalam MU edisi 119 ... 85

Tabel 4.21 Klasifikasi Kalimat dalam MU edisi 121 ... 87

Tabel 4.22 Klasifikasi Kalimat dalam MU edisi 122 ... 90


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Pola Analisis Menurut Roger Fowler dkk ………. 46 Gambar 3.2 Alur Penelitian ………... 51


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Korpus Data

A.1 Tabloid Media Umat edisi 119 ... 156

A.2 Tabloid Media Umat edisi 121 ... 160

A.3 Tabloid Media Umat edisi 122 ... 165

A.4 Tabloid Media Umat edisi 124 ... 170

Lampiran B. Surat-surat B.2 Surat Permohonan Melakukan Penelitian ... 180


(18)

(19)

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

This research entitled "Democracy in Media Umat Tabloid Perspective and That Utilization as A learning Sources at Critical Discourse Analysis Subject in Higher Education". The background of this research is motivated by the incessant media of the discourse of democracy which have long been topics of discussion and study center in society. The term democracy nowadays cannot be removed from any political discourse, in the context of support, half supporting, or opposing. Through word and sentence as a messenger and purposeful, the media makes the discourse of democracy as a political system that is complete entity and almost without criticism. It certainly can be used as a propaganda tools to the public media which has low political awareness, so unbalanced presentation of the news will make all the unpopular policies from the on behalf of democracy is not responded with alacrity and critically, they eventually became the attenuated and victimization.

The purpose of this study is to investigate the use of words and phrases used in spreading democracy by Media Umat. In addition, to find a description of democracy in

Media Umat’s news and designing teaching materials for critical discourse analysis of

democracy. The theoretical benefits of this research is to develop knowledge and enhancer treasures field of discourse analysis. The practical benefits for faculty and students who take critical discourse analysis subject is to develop a critical attitude, especially in the discourses against mainstream ideas like democracy.

This research method is descriptive with critical discourse analysis approach. The analysis is about the implementation of democracy-themed news content that published in

Media Umat. Then, the data will be analyzed using discourse analysis model introduced

Roger Fowler, et al., the data collected in the form of descriptive data about the choice of vocabulary and grammar. The data were collected, selected and analyzed descriptively. The data then presented, described, and interpreted until a conclusion can be drawn.

Based on the context of the implementation and results of the analysis on the news discourse of democracy by Media Umat, can be affirmed that based on the results of the analysis of news discourse of democracy in the Media Umat tabloid, who want to build discourse is positioned democracy as a system of paradoxes and discourse process through the use of a certain vocabulary and grammar.

The results of the analysis and discussion of this study can support teaching materials used as subjects of critical discourse analysis in the form of learning modules.

Pemanfaatannya Sebagai Bahan Ajar Mata Kuliah Analisis Wacana Kritis di Perguruan Tinggi”.

Kajian yang dilakukan pada tesis ini adalah untuk mengetahui penggunaan kata, kalimat, dan gambaran demokrasi dalam pemberitaan di tabloid Media Umat, serta untuk mengetahui ideologi Media Umat dalam pemberitaan demokrasi tersebut, sekaligus merancang bahan ajar analisis wacana kritis tentang demokrasi. Secara keseluruhan tesis ini


(20)

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terbagi atas enam bab. Bab I merupakan pendahuluan yang berisikan latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Bab II merupakan kajian teoretis yang merupakan gambaran singkat perihal demokrasi, analisis wacana kritis dalam teks media, perihal tabloid Media Umat, penelitian yang relevan, perihal bahan ajar dan modul. Bab III merupakan uraian mengenai metodologi penelitian yang memuat metode penelitian, metode pengumpulan data, fokus penelitian, metode analisis data, interpretasi data, korpus data, dan definisi operasional. Bab IV berisikan temuan penelitian dan pembahasan, analisis dan hubungan teori dengan temuan-temuan penelitian lain yang relevan. Bab V adalah pemanfaatan wacana demokrasi sebagai bahan ajar berupa modul dan Bab VI adalah simpulan dan saran penelitian.

Tesis ini masih menyisakan peluang perbaikan dalam berbagai hal. Oleh karena itu adanya saran dan kritik dari semua pihak sangat diharapkan untuk membantu penyempurnaan penulisan karya tulis berikutnya. Semoga tesis ini dapat bermakna dan memberikan manfaat bagi kehidupan. Amin.


(21)

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Pernyataan ... i

Abstrak... ii

Kata Pengantar ... iv

Ucapan Terima Kasih ... v

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... xii

Daftar Gambar ... xiv

Daftar Lampiran ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah Penelitian... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II DEMOKRASI, MEDIA MASSA, DAN ANALISIS WACANA KRITIS A. Perihal Demokrasi ... 9

B. Perihal Media Massa ... 14

1. Jenis-jenis Media Massa ... 15

2. Peran Media Massa ... 15

3. Karakteristik Media Massa ... 16

4. Fungsi Media Massa ... 17

5. Media Massa Sebagai Alat Propaganda... 18

6. Pengaruh Media Massa Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat... 20

C. Tinjauan Konsep Analisis Wacana Kritis ... 22 1. Perbedaan Analisis Wacana dalam Paradigma Positivis,


(22)

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Konstruktivis, dan Kritis ... 23 2. Konseptual Teoretik yang Mendasari Analisis ... 24 3. Interpelasi ... 25 4. Representasi... 26 5. Tokoh-tokoh yang Terkait dengan Konseptual Teoretik

yang Melandasi Analisis Wacana... 26 E. Analisis Wacana Kritis dalam Teks Media ... 34 F. Penelitian yang Relevan ... 35 G. Perihal Bahan Ajar ... 36 1. Pengertian Bahan Ajar ... 36 2. Fungsi Bahan Ajar ... 36 3. Unsur-unsur Bahan Ajar ... 38 4. Bentuk Bahan Ajar ... 39 H. Perihal Modul ... 40 1. Pengertian Modul ... 40 2. Fungsi Modul ... 41 3. Langkah-langkah Penyusunan Modul ... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ... 43 B. Data dan Sumber Data ... 43 C. Teknik Pengumpulan Data ... 45 1. Dokumentasi ... 45 2. Format Analisis ... 45 D. Teknik Pengolahan Data ... 50 E. Alur Penelitian ... 51 F. Interpretasi Data ... 52 G. Korpus Data ... 52 H. Definisi Oprasional ... 52


(23)

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Deskripsi Data ... 54 1. Kategorisasi Wacana Demokrasi dalam Tabloid Media Umat... 54 2. Topik-topik Pemberitaan Demokrasi

Pada Tabloid Media Umat ... 60 3. Kosakata yang Digunakan Tabloid Media Umat ... 62 4. Kalimat yang Digunakan Tabloid Media Umat ... 63 B. Analisis Data Penelitian ... 68 1. Kosakata ... 68 2. Penggunaan Kalimat dalam Pemberitaan Demokrasi

pada Tabloid Media Umat ... 84 3. Gambaran Demokrasi dalam Pemberitaan

pada Tabloid Media Umat... 95 C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 99

1. Penggunaan Kata dalam Pemberitaan Demokrasi

Pada Tabloid Media Umat ……… 100 2. Penggunaan Kalimat dalam Pemberitaan Demokrasi

Pada Tabloid Media Umat ……… 100 3. Penggambaran Demokrasi dalam Pemberitaan

Pada Tabloid Media Umat ……… 101 4. Media Umat sebagai Media Alternatif Wacana Kritis

Berbasis Ideologi ………...………... 103 BAB V WACANA KRITIS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

A.Pemanfaatan Wacana Demokrasi dalam Media Umat

Sebagai Bahan Ajar Berupa Modul ... 105 B.Contoh Modul Analisis Wacana Kritis ... 105

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 148 B. Saran ... 149 DAFTAR PUSTAKA ... 151


(24)

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 155 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 183


(25)

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Era digitalisasi dan keterbukaan informasi seperti saat ini, menuntut masyarakat untuk semakin jeli dalam memilih berita agar tidak mudah terprovokasi, tidak mengikuti agenda seting media serta masih dapat mempertahankan “netralitas”nya sebagai pembaca. Untuk itu, pembaca harus mencoba menelisik lebih jauh “bagaimana” dan “mengapa” berita-berita itu dihadirkan, maka kita akan segera mengetahui bahwa terdapat motif politik dan ideologis tertentu yang tersembunyi dibalik teks-teks berita tersebut. Cara membaca yang lebih mendalam dan jauh ini disebut dengan analisis wacana.

Analisis wacana adalah alternatif terhadap kebuntuan-kebuntuan dalam analisis media yang selama ini lebih didominasi analisis isi konvensional dengan paradigma positivis atau kontruktivisnya. Melalui analisis wacana, kita akan tahu bukan hanya bagaimana isi teks berita, tetapi bagaimana dan mengapa pesan itu dihadirkan. Bahkan, kita bisa lebih jauh membongkar penyalahgunaan kekuasaan, dominasi, dan ketidakadilan yang dijalankan dan diproduksi secara samar melalui teks-teks berita.

Menurut Hidayat (dalam Eriyanto, 2001, hlm. ix), analisis wacana kritis atau critical discourse analysis tidak saja untuk melakukan textual interrogation tetapi juga untuk mempertautkan hasil interograsi tersebut dengan konteks makro yang “tersembunyi” di balik teks.

Analisis wacana memperhatikan dan menganalisis teks berita melalui kata, frasa, kalimat, metafora seperti apa dari berita yang disampaikan. Dengan melihat bagaimana bangunan struktur kebahasaan tersebut, analisis wacana lebih bisa melihat makna tersembunyi dari suatu teks. Salah satu kekuatan dari analisis wacana adalah kemampuannya untuk melihat dan membongkar praktik ideologi dalam media.


(26)

2

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Paling tidak ada tiga pandangan mengenai bahasa dalam analisis wacana yaitu: pertama, pandangan kaum positivisme empiris, dimana bahasa dilihat sebagai jembatan antara manusia dengan obyek di luar dirinya. Menurut kelompok ini, wacana diukur dengan mempertimbangkan kebenaran atau ketidakbenaran menurut sintaksis dan semantik. Kedua, pandangan konstruktivisme yang banyak dipengaruhi pemikiran fenomenologi. Menurut kelompok ini, analisis wacana dimaksudkan sebagai analisis untuk membongkar maksud-maksud dan makna-makna tertentu. Ketiga, pandangan kritis. Menurut pandangan ini, analisis wacana kritis melihat bahasa sebagai faktor penting yakni bagaimana bahasa digunakan untuk melihat ketimpangan kekuasaan dalam masyarakat terjadi.

Karakteristik dari analisis wacana kritis mengandung lima prinsip yaitu tindakan, konteks, historis, kekuasaan dan ideologi. Terkait dengan tindakan, ada dua konsekuensi dalam memandang wacana yaitu wacana dipandang sebagai sesuatu yang bertujuan untuk mempengaruhi, mendebat, menyanggah, membujuk, bereaksi dll dan wacana dipahami sebagai sesuatu yang diekspresikan secara sadar atau terkontrol. Terkait dengan konteks, menurut Cook (1994, hlm. 14), ada tiga hal yang sentral dalam pengertian wacana: teks, konteks, dan wacana. Teks adalah semua bentuk bahasa (kata, ekspresi komunikasi, ucapan, music, gambar, efek suara, citra dll). Konteks memasukkan semua situasi dan hal yang berada diluar konteks. Wacana kemudian dimaknai sebagai teks dan konteks bersama-sama. Terkait dengan historis, analisis wacana memerlukan tinjauan mengapa wacana yang berkembang atau dikembangkan seperti itu, mengapa bahasa yang dipakai seperti itu dst. Terkait dengan kekuasaan, pemilik atau politisi yang kuat menentukan sumber mana atau bagian mana yang harus diliput dan sumber dan bagian mana yang tidak perlu diliput. Terkait dengan ideologi, analisis wacana dalam konteks berita untuk mengetahui apakah teks yang muncul pencerminan dari ideologi seseorang, apakah dia feminis, antifeminis, kapitalis, sosialis dll.

Analisis wacana kritis berutang budi kepada beberapa intelektual dan pemikir seperti Michael Faucoult yang terkenal dengan teori wacana, Antonio


(27)

3

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gramsci, sekolah Frankfurt, dan Louis Althousser. Gramsci dikenal dengan teori hegemoninya. Althausser dikenal dengan teori ideologinya, sedangkan orang yang berhasil menerjemahkan dengan baik teori Gramsci di satu sisi dan teori Althusser di pihak lain dalam hubungannya dengan media adalah Stuart Hall dan koleganya dari Center for Contemporary Cultural Studies di Brimingham, Inggris.

Setidaknya ada beberapa pendekatan dalam analisis wacana kritis yaitu: pertama, analisis bahasa kritis (critical linguistics) yang diperkenalkan Halliday dari Universitas East Anglia pada tahun 1970-an. Intisari dari critical linguistics adalah melihat bagaimana gramatika bahasa membawa posisi dan makna ideologi tertentu atau dengan kata lain pilihan bahasa dan struktur tata bahasa yang dipakai mencerminkan ideologi tertentu. Kedua, analisis wacana pendekatan Perancis dikembangkan Pecheux yang banyak dipengaruhi Faucoult dan Althusser. Menurut Pecheaux, bahasa dan ideologi bertemu pada pemakaian bahasa dan materialisasi bahasa pada ideologi. Ketiga, pendekatan kognisi sosial yang dikembangkan Teun Van Dijk dari Universias Amsterdam, Belanda. Menurut Van Dijk, wacana cenderung memarjinalkan kelompok minoritas dalam pembicaraan publik. Keempat, pendekatan perubahan sosial yang memusatkan perhatian pada bagaimana wacana dan perubahan sosial. Fairclough banyak dipengaruhi Foucault dan pemikiran intertekstualitas Julia Kristeva dan Bakhtin. Menurutnya, wacana melekat dalam situasi, institusi dan kelas sosial tertentu. Kelima, pendekatan wacana sejarah yang dikembangkan di Universitas Vienna, Austria dibawah Ruth Wodak yang banyak dipengaruhi sekolah Frankfurt, khususnya Juergen Habermas. Menurut Wodak, analisis wacana harus menyertakan konteks sejarah bagaimana wacana tentang suatu kelompok atau komunitas digambarkan.

Menurut Bennet (dalam Eriyanto 2001, hlm. 65), media dipandang sebagai agen konstruksi sosial yang mendefinisikan realitas sesuai dengan kepentingannya. Sedangkan, Hacket (dalam Eriyanto 2001, hlm. 97) menyatakan, bahasa tidaklah mungkin bebas nilai, karena itu realitas hendak dibahasakan, selalu terkandung ideologi dan penilaian.


(28)

4

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu wacana yang sudah sejak lama menjadi diskursus dan pusat kajian di masyarakat adalah wacana tentang demokrasi. Istilah demokrasi saat ini tidak dapat dilepaskan dari wacana politik apapun, baik dalam konteks mendukung, setengah mendukung, atau menentang. Mulai dari skala warung kopi pinggir jalan sampai hotel berbintang lima, demokrasi menjadi objek yang paling sering dibicarakan, paling tidak di negeri ini. Malu hati rasanya jika dalam setiap perbincangan dan diskusi tidak memunculkan kata ini. Jika kita simak pernyataan para tokoh masyarakat, komentar pejabat dalam pengurusan persoalan-persoalan rakyatnya, mahasiswa yang penuh idealisme menuntut haknya pada saat berdemonstrasi, sampai pada pemilihan ketua RT di daerah kita, semuanya dengan penuh kepercayaan diri mengucapkan kata “demokrasi”.

Entah mengerti atau tidak maknanya, entah mengena pada substansi demokrasi atau tidak, atau justru bersikap pura-pura tahu dan pura-pura mengerti atau bahkan hanya latah saja untuk mengucapkan dan menjunjung tinggi demokrasi tanpa peduli dengan tetek bengek yang lahir dari padanya.

Amin Rais (dalam Uwik, 2002, hlm. 29) menyebutkan bahwa ada tiga asumsi yang membuat demokrasi bisa diterima secara luas di dunia: (1) Demokrasi tidak saja merupakan bentuk vital dan terbaik pemerintahan yang mungkin diciptakan, tetapi juga merupakan doktrin luhur yang akan memberikan manfaat kebanyakan bangsa; (2) Demokrasi sebagai sistem politik dan pemerintahan dianggap mempunyai akar sejarah yang panjang sampai ke zaman Yunani Kuno, sehingga ia tahan bantingan zaman dan menjamin terselenggaranya suatu lingkungan politik yang stabil; (3) Demokrasi dipandang sebagai sistem yang paling alamiah dan manusiawi, sehingga semua rakyat di negara manapun akan memilih demokrasi bila diberikan kebebasan untuk melakukan pilihan.

Menurut Sajid (2002, hlm. 34), dengan logika antitesis, lawan kata demokrasi adalah totalitarianisme. Jika tidak demokratis pasti totaliter. Totalitarianisme memiliki kesan buruk, kejam, dan bengis. Akibatnya, negara-negara komunis sekalipun tidak ketinggalan ikut memakai istilah demokrasi,


(29)

5

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

walaupun diembel-embeli sebagai “Demokrasi Sosialis” dan “Demokrasi Kerakyatan”

Dalam kaitannya dengan masalah ini, UNESCO pada tahun 1949 menyatakan, “…Mungkin untuk pertama kali dalam sejarah, demokrasi dinyatakan sebagai nama yang paling baik dan wajar untuk semua sistem organisasi politik dan sosial yang diperjuangkan oleh pendukung-pendukung yang berpengaruh…”(Sajid, 2002, hlm. 34)

Secara historis demokrasi lahir dari peradaban Yunani kuno dengan konsep negara kotanya (City State), adanya komunikasi politik yang dibangun oleh orang-orang Yunani yang daerah dan jumlah orangnya terbatas, telah memunculkan konsep pemerintahan rakyat, konsep pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat inilah yang kemudian dikenal dengan pemerintahan demokrasi (Suhelmi, 1999, hlm. 21). Dalam perkembangannya demokrasi ini kemudian mendapat penentangan yang cukup keras diantaranya datang dari Plato yang dikenal anti-demokrasi. Ide ini kembali mencuat pasca terjadinya Revolusi Prancis dengan lahirnya ide Sekularisme yang merupakan akar dari demokrasi.

Serangkaian peristiwa yang terjadi di negara Indonesia dari mulai kebijakan pemerintah yang seringkali tidak populis bahkan cenderung mendzalimi rakyat seperti naiknya harga BBM, tarif dasar listrik, dan harga-harga kebutuhan pokok masyarakat sampai pada tingkah laku para pejabat negara yang gemar korupsi, kolusi, suap-menyuap, dan peristiwa amoral yang lainnya telah mengantarkan pada sebuah kesimpulan bahwa penerapan demokrasi yang selama ini didengung-dengungkan ternyata penuh dengan paradoks atau pertentangan antara apa yang seharusnya dengan apa yang terjadi di lapangan.

Media yang berfungsi sebagai penyampai pesan kepada masyarakat telah berperan pada dua kutub posisi yakni memperkuat tampilan demokrasi sebagai sistem paripurna betapapun buruknya implementasi demokrasi di lapangan, juga berperan sebagai pihak yang melawan arus utama ide demokrasi itu sendiri dengan menampilkan ‘wajah’ demokrasi apa adanya. Dengan kekuatan dan kemampuan dalam mempengaruhi massa melalui pemilihan kata (diksi) dan


(30)

6

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kalimat, media telah mempengaruhi sikap pembaca dalam merespon setiap kebijakan pemerintah terkait pengurusan urusan rakyatnya, apakah pro atau kontra.

Sikap mendukung kebijakan penguasa telah banyak diambil oleh beberapa media, demikian juga sikap yang memperlihatkan perlawanan atau penentangan terhadap kebijakan penguasa juga banyak diusung oleh media-media yang berafiliasi pada partai opisisi. Namun, kedua sikap tersebut masih ditampilkan dalam koridor pelaksanaan dan dukungannya terhadap demokrasi dalam arti masih dalam kerangka dukungannnya terhadap sistem yang ada.

Hal berbeda justru ditampilkan oleh Media Umat, secara terbuka tabloid ini tampil dengan ciri khasnya yang berbeda dengan media-media sejenis yang lainnya yang justru kerap menampilkan sikap mengoreksi kebijakan penguasa dengan pendekatan tawaran sistem alternatif yakni Islam bukan demokrasi.

Sejak kemunculannya untuk pertamakali pada 21 November 2008 M di Jakarta, secara konsisten tabloid Media Umat yang diterbitkan oleh Yayasan Halqah Islam dan Peradaban, Akta Notaris Sarinandhe DJ, SH, No. 14 tanggal 20 Januari 2009, selalu menampilkan tulisan-tulisan yang mengungkap adanya pertentangan dari pelaksanaan demokrasi bukan hanya di Indonesia tapi juga di negara-negara lainnya. diangkat dari fakta dan diakhiri dengan solusi yang semestinya, Tabloid Media umat yang berafiliasi politik dengan partai Islam nonparlemen Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) mencoba memberikan wacana yang berbeda dan terkesan melawan arus utama, dimana kritik atas berbagai penerapan demokrasi yang penuh dengan paradoks selalu menjadi kajian serius baik di bidang ekonomi, pendidikan, hukum, pemerintahan, kriminalitas, pergaulan sosial dan yang lainnya.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti bermaksud untuk melakukan analisis tekstual dalam proses sosial yang berkaitan dengan ideologi yang terdapat pada wacana tulis di tabloid Media Umat terutama dalam kaitannya dengan wacana demokrasi yang dilaksanakan di Indonesia.


(31)

7

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B.Identifikasi Masalah

Karakter mahasiswa yang kritis dan cenderung reaktif dengan setiap perubahan perlu diarahkan dan dibimbing dalam suatu pembelajaran yang formal, bukan sekadar di organisasi. Penelitian ini dimaksudkan untuk membiasakan sikap kritis mahasiswa dalam bentuk telaah atas sebuah wacana, dan ini mengharuskan adaya sebuah analisis.

Pada dasarnya, analisis merupakan upaya yang dilakukan untuk menguak identitas objek analisis. Karena objek analisis wacana tidak pernah hadir sendirian, selalu disertai konteks, maka konteks merupakan penentu identitas objek analisis. Dalam hal ini peneliti memfokuskan objek penelitian pada salah satu media masa cetak, yaitu tabloid dua mingguan, Media Umat. Dalam pemberitaan sebuah media cetak, tak jarang kita menemukan adanya ketimpangan-ketimpangan yang terjadi.

Kadang diantara dua media cetak, satu berita atau ulasan dengan topik yang sama akan berbeda kesan yang kita dapatkan jika kita membandingkannya. Tentu hal ini bisa membuat kita bingung dan bertanya-tanya, informasi manakah yang benar-benar akurat. Tetapi dengan mencoba menganalisis wacana tersebut, kita akan mengetahui motif atau ideologi yang tersembunyi di balik teks berita tersebut secara sederhana, cara membaca yang lebih mendalam dan jauh ini disebut sebagai analisis wacana.

C.Batasan Masalah

Cakupan pembahasan dalam penelitian ini adalah menggali teks wacana kritis yang terdapat dalam tabloid Media Umat. Pembahasan dibatasi pada wacana-wacana yang bertemakan pelaksanaan demokrasi di Indonesia yang dideskripsikan dan dianalisis menggunakan model analisis wacana kritis Roger Fowler dkk., unsur bahasa yang dianalisis adalah berupa kata dan kalimat.


(32)

8

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Permasalahan yang menjadi bahan kajian dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah penggunaan kata dalam pemberitaan demokrasi pada tabloid Media Umat?

2. Bagaimanakah penggunaan kalimat dalam pemberitaan demokrasi pada tabloid Media Umat?

3. Bagaimanakah demokrasi digambarkan dalam pemberitaan pada tabloid

Media Umat?

4. Bagaimana rancangan bahan ajar analisis wacana kritis tentang demokrasi?

E.Tujuan Penelitian

Secara terperinci, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui penggunaan kata dalam pemberitaan demokrasi digunakan pada tabloid Media Umat.

2. Mengetahui penggunaan kalimat dalam pemberitaan demokrasi pada tabloid Media Umat.

3. Mengetahui gambaran demokrasi dalam pemberitaan pada tabloid Media

Umat.

4. Merancang bahan ajar analisis wacana kritis tentang demokrasi.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dirancang untuk menganalisis demokrasi yang terdapat dalam wacana tulis di tabloid Media Umat yang dikeluarkan oleh Yayasan Halqah Islam dan Peradaban. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi banyak manfaat, baik berupa manfaat secara teoretis maupun manfaat secara praktis yang dijabarkan sebagai berikut.

Manfaat teoretis hasil penelitian ini adalah untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan penambah khazanah dibidang analisis wacana.

Manfaat praktis hasil penelitian ini bagi dosen dan mahasiswa yang sedang mengampu dan mengontrak mata kuliah analisis wacana kritis adalah


(33)

9

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menumbuhkan sikap kritis terutama dalam wacana-wacana yang melawan ide arus utama seperti demokrasi.

Manfaat praktis untuk universitas adalah untuk memberi dorongan bagi universitas dalam menciptakan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswanya. Adapun manfaat praktis untuk peneliti yang lain adalah sebagai peletak dasar kajian penelitian yang sama dalam analisis wacana kritis untuk kasus-kasus perlawanan terhadap pengarusutamaan ide.


(34)

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Agar penelitian ini lebih terarah maka diperlukan metode yang sesuai dengan objek penelitian. Karena metode berfungsi sebagai acuan dalam mengerjakan suatu penelitian untuk mendapatkan hasil yang optimal dan dapat dipertanggungjawabkan hasilnya.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Artinya data yang digunakan dalam penelitian merupakan data kualitatif (data yang tidak terdiri atas angka-angka). Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan analisis wacana kritis. Analisis yang digunakan adalah analisis isi berita bertemakan pelaksanaan demokrasi yang dimuat dalam tabloid Media Umat. Kemudian, data akan dianalisis menggunakan model analisis wacana yang diperkenalkan Roger Fowler, dkk., data yang terkumpul berupa data deskriptif tentang pilihan kosakata dan tata bahasa. Data-data dikumpulkan, diseleksi, dan dianalisis secara deskriptif. Data kemudian disajikan, dideskripsikan, dan diinterpretasikan sampai akhirnya dapat ditarik suatu kesimpulan.

B.Data dan Sumber Data

Data penelitian ini berupa beberapa wacana bertemakan pelaksanaan demokrasi yang diulas dalam tabloid Media Umat. Wacana-wacana tersebut mengandung tema yang hampir sama yakni seputar kekuasaan dan upaya meraih kekuasaan. Dasar pertimbangannya adalah karena dalam tema-tema tersebut banyak mengandung unsur wacana kritis. Perlu dicatat bahwa wacana-wacana bertemakan demokrasi yang menjadi data penelitian ini tampak selalu menjadi tema utama dalam setiap edisi penerbitan tabloid Media Umat.

Sumber utama data dari penelitian ini adalah tabloid Media Umat. Tabloid ini lahir pada 21 November 2008 M di Jakarta. Didirikan oleh Yayasan Halqah


(35)

46

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Islam dan Peradaban, Akta Notaris Sarinandhe DJ, SH, No. 14 tanggal 20 Januari 2009.

Tabloid ini hadir untuk ikut serta mencerdaskan masyarakat mengingat media massa saat itu didominasi oleh media mainstream yang berideologi sekuler. Di sisi lain, keberadaan media Islam sangat minim dan biasanya tidak berumur panjang. Dalam kondisi seperti itu sedikit sekali media massa yang menyuarakan Islam dan kepentingan umat Islam.

Ceruk yang masih terbuka ini menjadi kesempatan Media Umat untuk mengisinya sekaligus memperkaya khasanah media massa Islam yang sudah ada. Lebih dari itu, ada tuntutan dakwah yang sangat besar karena kerusakan masyarakat akibat penerapan ideologi kapitalisme sekuler.

Maka sekelompok aktivis Islam membangun sebuah tabloid yang memiliki rasa Islam yang kental. Di antaranya adalah juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia Ismail Yusanto, Farid Wadjdi (pengelola website HTI), dan Mujiyanto (mantan wartawan Republika). Mereka kemudian mendirikan sebuah Yayasan untuk menaungi tabloid ini.

Tabloid ini mengambil tagline: Melanjutkan Kehidupan Islam. Maknanya, tabloid ini sebagai sarana menyadarkan umat agar mereka bersama-sama melanjutkan kehidupan Islam dengan menerapkan syariah Islam secara kaffah dalam naungan khilafah.

Media Umat terbit dua mingguan (sebulan dua kali). Penyebarannya ke

seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.

Tabloid ini pertama kali dicetak sebanyak 25.000 eksemplar dengan pembaca sebanyak 100.000 pembaca. Memasuki tahun kelima pembaca sudah lebih dari 260.000 orang per bulan.

Pemasaran tabloid ini meliputi seluruh Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke. Pemasaran menggunakan sistem peragenan dan lebih mengedepankan penjualan bagi pelanggan. Sedangkan penjualan ritel, jumlahnya masih sedikit. Selain melalui agen, pemasaran dilakukan dengan berbagai cara di antaranya mengadakan bedah Media Umat, ikut pameran, dsb.


(36)

47

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mengenai keredaksian, pengelola masih mempertahankan gaya penyajian sejak terbit pertama kali meski sempat terjadi sedikit modifikasi cover pada tahap-tahap awal.

C.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini disusun dengan menggunakan instrumen sbb.

1. Dokumentasi

Peneliti melakukan penyortiran terhadap korpus utama yakni tabloid

Media Umat khusus yang bertemakan demokrasi dalam rentang waktu terbit

antara Januari sampai Juni 2014.

Tabel 3.1 Korpus Data Penelitian

No Edisi Tema Headline

1 119/3-16 Januari 2014 Pemilu 2014 Siapa Pilihan Umat? 2 121/7-20 Februari 2014 Capres 3 Trilyun

3 122/21 Februari-6 Maret 2014 Caleg Calon Gila

4 124/21 Maret-3 April 2014 Demokrasi: Ekspor AS Paling Mematikan

Data yang terkumpul selanjutnya dikaji dan dianalisis berdasarkan sumber-sumber tertulis lainnya seperti buku-buku, majalah, dokumen, makalah, dan sebagainya. Kajian dokumentasi ini bertujuan untuk memperoleh validitas data. Sumber kajian dokumentasi pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data pokok atau data utama yang diperoleh melalui berita-berita yang dimuat oleh tabloid Media Umat terkait pelaksanaan demokrasi. Sedangkan data sekunder adalah data pendukung yang diperoleh melalui buku-buku referensi yang sesuai dengan penelitian ini, beberapa situs internet dan bila dianggap perlu dapat juga dilakukan dengan interview sebagai data pelengkap.


(37)

48

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Format analisis digunakan untuk membantu mempermudah pembaca dalam memahami alur analisis yang digunakan dalam penelitian ini. Selain itu format analisis dapat menggambarkan implementasi penerapan teori atau model analisis wacana kritis yang digunakan dalam penelitian ini.

Format analisis yang akan dijadikan acuan pembahasan dalam penelitian ini dapat digambarkan sbb.

Gambar 3.1 Pola Analisis Menurut Roger Fowler, dkk (Eryanto, 2002:116-127)

Pola analisis wacana kritis model Roger Fowler, dkk yang digambarkan pada gambar 3.1 di atas dapat dijelaskan bahwa Roder Fowler, dkk memandang bahasa sebagai sistem klasifikasi. Bahasa menggambarkan bagaimana realitas dunia dilihat, memberi kemungkinan seseorang untuk mengontrol dan mengatur pengalaman pada realitas sosial. Akan tetapi, sistem klasifikasi ini berbeda-beda

Bahasa Sebagai Sistem Klasifikasi

Kosakata:

 Membuat Klasifikasi  Membatasi Pandangan  Pertarungan Wacana  Marjinalisasi

Bahasa Sebagai Kategori dan Proses

Model:  Transitif  Intransitif  Relasional Analisis Wacana Kritis


(38)

49

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

antara seseorang atau satu kelompok dengan kelompok lain. Karena kelompok yang berbeda mempunyai pengalaman budaya, sosial, dan politik yang berbeda.

Fowler dkk., melihat bagaimana pengalaman dan politik yang berbeda itu dapat dilihat dari bahasa yang dipakai, yang menggambarkan bagaimana pertarungan sosial terjadi. Arti penting klasifikasi ini dapat dilihat dari bagaimana sebuah peristiwa yang sama dapat dibahasakan dengan bahasa yang berbeda. Kata-kata yang berbeda itu, tidaklah dipandang semata teknis tetapi sebagai suatu praktik ideologi tertentu. Karena bahasa yang berbeda itu akan menghasilkan realitas yang berbeda pula ketika diterima oleh khalayak. Bahasa menyediakan alat bagaimana realitas itu harus dipahami oleh khalayak.

Dalam model analisis model Roger Fowler ini kita akan melihat bagaimana kata-kata tersebut menyediakan klasifikasi bagaimana realitas dipahami. Klasifikasi ini bermakna peristiwa seharusnya dilihat dari sisi yang satu bukan yang lain.

Pemberian kosakata tertentu oleh sebuah media adalah untuk melabeli tindakan yang dilakukan atau membentuk klasifikasi dengan realitas tertentu. Data terkait hal ini akan disajikan menggunakan format seperti pada tabel 3.2 di bawah ini.

Tabel 3.2 Contoh Format Klasifikasi

Klasifikasi A Klasifikasi B

Kosakata yang digunakan suatu media juga menunjukkan adanya pembatasan pandangan yang dilakukan. Pemakaian kata tertentu akan membatasi pikiran kita dengan persepsi khalayak. Menurut Fowler dkk., bahasa pada dasarnya bersifat membatasi, kita diajak berpikir untuk memahami seperti itu,


(39)

50

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bukan yang lain. Klasifikasi menyediakan arena untuk mengontrol informasi dan pengalaman. Kosakata berpengaruh terhadap bagaimana kita memahami dan memaknai suatu peristiwa. Hal ini karena khalayak tidak mengalami atau mengikuti suatu peristiwa secara langsung.

Oleh karena itu, ketika membaca suatu kosakata tertentu, akan dihubungkan dengan realitas tertentu. Data terkait hal ini akan disajikan menggunakan format seperti pada tabel 3.3 di bawah ini.

Tabel 3.3 Contoh Format Pembatasan Pandangan Pemberitaan

Kategori A B

Penggunaan kosakata juga pada gilirannya menggambarkan pertarungan wacana antarpihak yang berkepentingan dalam wacana tersebut. Pertarungan wacana menggambarkan bagaimana pihak media mengambil peran dan diperankan dalam pemberitaan. Semakin dominan perannya semakin besar kemungkinan memenangkan pertarungan wacana. Sebaliknya semakin kecil peran pemberitaannya, maka pihak media menempatkan posisi dalam kedudukan yang terpojokkan.

Data terkait hal ini akan disajikan menggunakan format seperti pada tabel 3.4 di bawah ini.

Tabel 3.4 Contoh Format Pertarungan Wacana

Versi Pro A Versi Kontra A

Pada akhirnya, kosakata akan menggambarkan marjinalisasi aktor atau pelaku dalam wacana tersebut. Argumen dasar dari Roger Fowler dll., adalah


(40)

51

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pilihan linguistik tertentu meliputi kata, kalimat, proposisi akan membawa nilai ideologis tertentu. Kata dipandang bukan sebagai sesuatu yang netral, tetapi membawa implikasi ideologis tertentu. Disini, pemakaian kata, kalimat, susunan, dan bentuk kalimat tertentu, proposisi tidak dipandang semata sebagai persoalan teknis tata bahasa atau linguistik, tetapi ekspresi dari ideologi yang berupaya untuk membentuk pendapat umum, meneguhkan, dan membenarkan pihak sendiri dan mengucilkan pihak lain.

Pemakaian bahasa dipandang tidak netral karena membawa implikasi ideologis tertentu. Teks memproduksi “posisi pembacaan” untuk khalayak, dalam arti menyediakan perspektif bagaimana suatu teks harus dibaca dan dipahami meskipun pemaknaan suatu teks melibatkan juga hubungan transaksional dengan pembaca. Data terkait hal ini akan disajikan menggunakan format seperti pada tabel 3.5 di bawah ini.

Tabel 3.5 Contoh Format Marjinalisasi

Aktor (Korban) Peristiwa Aktor (Pelaku)

Selain memandang bahasa sebagai sistem klasifikasi, Roger Fowler dkk., juga memandang bahasa sebagai satu set kategori dan proses. Kategori yang penting ini disebut sebagai “model” yang menghubungkan antara objek dengan peristiwa. Secara umum ada tiga model yang diperkenalkan oleh Roger Fowler dkk., yakni transitif, intrasitif, dan relasional.

Pada bagian ini dideskripsikan bagaimana peristiwa digambarkan dalam kalimat (rangkaian kata). Kalimat yang digunakan dapat berbentuk aksional-relasional, transitif-intransitif, aktif-pasif, dan verba-nomina. Masing-masing kalimat tersebut menggambarkan dan memfokuskan penekanan yang


(41)

berbeda-52

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

beda. Melalui bentuk kalimat tersebut pesan yang ingin disampaikan media dari sebuah wacana dapat digambarkan lebih jelas. Data terkait hal ini akan disajikan menggunakan format seperti pada tabel 3.6 di bawah ini.

Tabel 3.6 Contoh Format Klasifikasi Kalimat

Kategori Deskripsi Kalimat

Aksional Relasional

Aktif Pasif Verba Nomina

D.Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan tabloid Media Umat yang memiliki tema-tema yang bermuatan pelaksanaan demokrasi di Indonesia dalam rentang waktu Januari s.d. Juni 2014. Tabloid yang terpilih akan menjadi sumber utama dalam penelitian. Data-data yang terdapat dalam tabloid itu adalah berupa wacana dalam artikel pilihan di empat edisi Media Umat, yakni edisi 119, edisi 121, edisi 122, dan edisi 124.

Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis menggunakan prosedur, yaitu (1) analisis selama penyajian data, dan (2) analisis setelah pengumpulan data (Miles dan Huberman, 1984: 21-25; Muhadjir, 1996: 105). Prosedur pertama dilakukan melalui tahapan berikut: (1) reduksi data, (2) sajian data dan analisis menggunakan model AWK Roger Fowler dkk, dan (3) pengambilan simpulan/verifikasi yang sifatnya tentatif untuk diverifikasikan, baik dengan triangulasi data maupun dengan triangulasi teknik pengambilan data. Langkah


(42)

53

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

proses analisis tersebut disebut analisis model interaktif (Miles dan Huberman, 1984, hlm. 21-25).

Prosedur kedua dilakukan dengan dengan langkah (1) pengolahan data hasil sortiran, (2) pengelompokan atau kategorisasi data berdasarkan model analisis, (3) penafsiran makna kata dan kalimat, dan (4) penyimpulan.

Kaidah dan simpulan wacana demokrasi dalam Media Umat dianalisis dengan menggunakan metode analisis kontekstual. Adapun yang dimaksud dengan metode analisis kontekstual adalah cara analisis yang diterapkan pada data dengan mendasarkan, memperhitungkan, dan mengaitkan konteks.

E.Alur Penelitian

Untuk memperjelas paparan sebelumnya tentang metode penelitian, pada bagian ini akan digambarkan bagan alur penelitian dalam bentuk diagram berikut.

Wacana Demokrasi pada

Tabloid Media Umat

Pereduksian Data

Penafsiran data untuk mengetahui makna

wacana kritis Penyimpulan Data

Hasil Analisis:

Adanya paradoks demokrasi dalam perspektif

Media Umat

Pengumpulan Data Pengolahan Data

1

3

2

4 4


(43)

54

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2 Alur Penelitian (adaptasi model Miles dan Huberman, 1984).

Data yang terkumpul dianalisis menggunakan teori analisis wacana kritis model Roger Fowler, Robert Hodge, Gunther Kress dan Tony Trew. Teori tersebut menjelaskan tentang fungsi dan struktur bahasa, yang mana fungsi dan struktur bahasa menjadi dasar struktur tata bahasa yang masing-masing menjadi aspek penting dalam modelnya.

F.Interpretasi data

Penelitian yang akan dilakukan terkait dengan analisis pemberitaan bertemakan demokrasi di tabloid Media Umat diharapkan dapat menemukan sesuatu yang riil dibalik pesan-pesan yang disampaikan kepada pembaca melalui wacana berita yang disampaikan kepada khalayak. Proses pengolahan analisis data yang diperoleh menjadi bahan acuan dalam melakukan interpretasi data dan sesuai dengan hasil analisis wacana yang sudah dilakukan dan bernilai teoretik.

G.Korpus Data

Menurut KBBI, korpus data adalah data yang dipakai sebagai sumber bahan penelitian. Dalam penelitian ini, data utama yang dijadikan sebagai sumber penelitian adalah tabloid Media Umat yang diterbitkan oleh Pusat Kajian Islam dan Peradaban dalam rentang waktu terbit antara Januari sampai Juni 2014.

Tema khusus yang dijadikan fokus analisis dalam korpus data penelitian ini adalah wacana pemberitaan tentang pelaksaan demokrasi di Indonesia dalam perspektif Islam.

H.Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya perbedaan interpretasi dan penafsiran dalam mengkaji penelitian ini, peneliti memberikan definisi operasional sebagai berikut:


(44)

55

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Demokrasi, adalah proses berjalannya pengaturan berbagai urusan rakyat oleh pemerintah yang menjadikan media sebagai alat pemberitaan pelaksanaannya. 2. Perspektif, adalah sudut pandang yang dipakai oleh seseorang atau kelompok

dalam menanggapi suatu isu atau persoalan.

3. Tabloid Media Umat, adalah tabloid dua mingguan yang diterbitkan oleh Yayasan Halqah Islam dan Peradaban dan berafiliasi langsung dengan partai politik nonparlemen Hizbut Tahrir Indonesia. Media Umat menyajikan berita dan analisis terhadap berbagai wacana yang terjadi di masyarakat menyangkut pemerintahan, ekonomi, pendidikan, sosial, hukum dan kriminalitas serta permasalahan lain yang bersifat politis yang melibatkan keputusan penguasa yang diterapkan pada rakyatnya. Dalam penelitian ini tabloid Media Umat merujuk pada edisi 119, 121, 122, dan 124.

4. Pemanfaatan, adalah upaya untuk mempertahankan sifat bermanfaat yang berkesinambungan.

5. Bahan Ajar Mata Kuliah Analisis Wacana Kritis, adalah salah satu materi yang digunakan sebagai bahan pemelajaran mata kuliah Analisis Wacana Kritis dalam perkuliahan.


(45)

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

WACANA KRITIS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

A.Pemanfaatan Wacana Demokrasi dalam Media Umat Sebagai Bahan Ajar Berupa Modul

Wacana demokrasi yang dituangkan dalam tabloid Media Umat telah menjadi wacana yang khas, unik, dan menarik. Kekhasannya ini karena wacana demokrasi dalam tablod Media Umat ditampilkan tidak seperti oleh kebanyakan media yang cenderung berada pada posisi sejalan dengan arus utama (mainstream) yakni berada pada posisi pro, mendukung, menerima, bahkan mengkampanyekan dan membesarkan opini tentang demokrasi bahwa ia adalah sebuah sistem yang paripurna yang sudah final sebagai tatanan hidup untuk mengatur masyarakat.

Tabloid Media Umat justru mengambil peran melawan arus utama dalam hal pemberitaan terkait wacana demokrasi, ini tidak lepas dari ideologi Islam yang diusungnya, sehingga pemberitaan yang disajikan setidaknya mampu mengimbangi dominasi dari pemberitaan dengan wacana yang sama namun sejalan arus utama. Dominasi ini juga tampak pada bahan-bahan pembelajaran analisis wacana kritis di perguruan tinggi. Daya tarik yang coba ditampilkan tabloid Media Umat dalam pemberitaannya, menjadikan pentingnya wacana ini menjadi salah satu contoh yang dapat dimanfaatkan dalam mata kuliah anaisis wacana kritis di Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, UPI Bandung .

B.Contoh Modul Analisis Wacana Kritis

Berikut ini adalah pemanfaatan materi analisis wacana kritis menggunakan model Roger Fowler dkk., yang disajikan berupa modul pembelajaran.


(46)

107

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MATA KULIAH

ANALISIS WACANA KRITIS

MODEL ROGER FOWLER, DKK


(47)

108

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

PENGANTAR

Modul ini merupakan salah satu mata rantai yang tidak terpisahkan dari mata kuliah Analisis Wacana Kritis yang diajarkan di Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS), Universitas Pendididkan Indonesia, Bandung. Dalam modul ini diuraikan tentang Analisis Wacana Kritis model Roger Fowler, dkk.

Analisis wacana adalah alternatif terhadap kebuntuan-kebuntuan dalam analisis media yang selama ini lebih didominasi oleh analisis isi konvensional dengan paradigma positivis atau konstruktivisnya. Jika yang kedua ini terpancang pada pertanyaan apa , maka analisis wacana lebih jauh pada bagaimana dari sebuah pesan atau teks komunikasi. Lewat analisis wacana, kita akan tahu bukan hanya bagaimana isi teks berita, tetapi bagaimana dan mengapa pesan itu dihadirkan. Bahkan kita bisa lebih jauh membongkar penyalahgunaan kekuasaan, dominasi, dan ketidakadilan yang dijalankan dan diproduksi secara samar melalui teks-teks berita itu. Ulasan inilah yang akan diuraikan dalam modul ini.

Modul tentang analisis wacana model Roger Fowler, dkk ini akan mengantarkan mahasiswa pada pengertian tentang langkah-langkah analisis wacana yang dilakukan oleh Fowler, dkk secara sederhana. Pengertian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk mendapatkan pemahaman yang memadai tentang analisis wacana kritis.


(48)

109

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun sebagai korpus yang akan dijadikan contoh analisis model Roger Fowler, dkk ini adalah tabloid Media Umat edisi 119. 121, 122, dan 124 khusus pada topik-topik tentang implementasi demokrasi di Indonesia.

DAFTAR ISI

Pengantar Daftar Isi

Kompetensi Dasar

Kemampuan Akhir yang Diharapkan Kegiatan Belajar

Latihan

Petunjuk Latihan Rangkuman Tes Formatif

Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kunci Jawaban

Daftar Pustaka


(49)

110

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KOMPETENSI DASAR

Mengetahui analisis wacana kritis model Roger Fowler dkk., dan langkah-langkah implementasinya dalam konteks media.

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

 Mahasiswa dapat menjelaskan alur analisis wacana kritis model Roger Fowler, dkk.

 Mahasiswa dapat mengimplementasikan analisis wacana kritis model Roger Fowler, dkk dalam sebuah teks berita.

 Mahasiswa dapat menarik kesimpulan dari hasil kajian analisis wacana kritis model Roger Fowler, dkk.

KEGIATAN BELAJAR

Analisis Wacana Kritis Model Roger Fowler dkk. 1. Uraian dan Contoh

Roger Fowler, Robert Hodge, Gunther Kress, dan Tony Trew adalah sekelompok pengajar di Universitas East Anglia. Kehadiran mereka terutama ditandai dengan diterbitkannya buku Language and Control pada tahun 1979. Pendekatan yang mereka lakukan kemudian dikenal sebagai critical linguistics. Critical linguistics terutama memandang bahasa sebagai praktik sosial, melalui


(50)

111

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mana suatu kelompok memantapkan dan menyebarkan ideologinya. Critical linguistics terutama dikembangkan dari teori linguistik. Yang dilakukan oleh sekelompok peneliti ini adalah melihat bagaimana tata bahasa /grammar tertentu dan pilihan kosakata tertentu membawa implikasi dan ideologi tertentu.

Dalam membangun model analisisnya, Roger Fowler, dkk., terutama mendasarkan pada penjelasan Halliday mengenai struktur dan fungsi bahasa. Fungsi dan struktur bahasa ini menjadi dasar struktur tata bahasa, dimana tata bahasa itu menyediakan alat untuk dikomunikasikan kepada khalayak. Apa yang dilakukan oleh Fowler, dkk., adalah meletakkan tata bahasa dan praktik pemakaiannya tersebut untuk mengetahui praktik ideologi. Berikut ini akan diuraikan satu persatu beberapa elemen yang dipelajari oleh Fowler dkk., tersebut.

A. Kosakata

Roger Fowler dkk. memandang bahasa sebagai sistem klasifikasi. Bahasa mendeskripsikan bagaimana realitas dunia dilihat, memberi kemungkinan seseorang untuk mengontrol dan mengatur pengalaman realitas sosial. Klasifikasi ini berbeda-beda antara orang atau kelompok satu dengan lainnya, sebab mengacu pada pengalaman budaya, sosial, dan politik yang berbeda pula. Pengalaman dan politik yang berbeda dapat dilihat dalam bahasa yang dipakai yang menggambarkan bagaimana pertarungan sosial terjadi.

Di sini, peristiwa yang sama dibahasakan dengan bahasa yang berbeda. Kata-kata yang berbeda itu semata-mata tidak saja masalah sintaksis tapi praktik ideologi tertentu. Pembaca juga akan menerima dengan pandangan yang berbeda pula terhadap penggunaan bahasa yang berbeda-beda. Kosakata menurut Eriyanto yaitu;


(51)

112

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(a) mampu mengklasifikasi realitas tertentu dalam kategorisasi dan akhirnya dibedakan dengan realitas yang lain. Klasifikasi ini terjadi karena kompleksitas realitas, sehingga orang, menyusun dalam tingkat yang lebih sederhana dari realitas itu. Klasifikasi menyediakan untuk mengontrol informasi dan pengalaman.

(b) mampu memberi batasan pandangan. Seperti dikatakan Roger Fowler, bahasa pada dasarnya bersifat membatasi, kita diajak berpikir untuk memahami seperti itu, bukan yang lain. Dikarenakan pembaca atau khalayak tidak mengalami atau mengikuti suatu peristiwa secara langsung maka ketika membaca kosakata tertentu akan dihubungkan dengan realitas tertentu.

(c) menjadi ranah dalam pertarungan wacana. Setiap pihak mempunyai versi tersendiri atas suatu masalah. Klaim atas kebenaran, dasar pembenar dan penjelas mengenai suatu masalah, berusaha agar versi kelompoknya dianggap paling benar dan lebih menentukan dalam mempengaruhi opini publik.

(d) menjadi alat marjinalisasi. Kata, tulis Roger Fowler dkk., adalah pilihan linguistik tertentu – kata, kalimat, proposisi – membawa nilai ideologis tertentu. Kata dipandang bukan suatu yang netral, tapi ada implikasi ideologis tertentu. Pemakaian kata, kalimat, proposisi, bentuk kalimat, gaya, tidak semata-mata persoalan teknis tata bahasa atau linguistik, tapi ekspresi suatu ideologi: upaya pembentukan opini publik, meneguhkan, dan membenarkan pihak sendiri dan mengucilkan pihak lain. Teks memproduksi posisi pembacaan untuk khalayak, menyediakan perspektif bagaimana suatu teks harus dilibatkan juga hubungan transaksional dengan pembaca.

Titik perhatian dari Roger Fowler dkk. adalah pada representasi, bagaimana kelompok, seseorang, kegiatan, atau peristiwa tertentu ditampilkan dalam wacana publik. Proses representasi ini selalu melalui


(1)

sebagai sebuah sistem yang buruk dan bertentangan dengan prinsip kedaulatan dalam agama (Islam). Dapat ditegaskan bahwa berdasarkan hasil analisis wacana pada pemberitaan demokrasi pada tabloid Media Umat, wacana yang ingin dibangun adalah memposisikan demokrasi sebagai sistem yang penuh paradoks dan proses mewacanakannya melalui penggunaan kosakata dan tata bahasa tertentu.

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan dan pemaparan hasil penelitian diatas, maka terdapat beberapa saran yang disampaikan, yaitu:

1. Media massa pada dasarnya adalah alat untuk memberikan pesan dan informasi tentang fakta atau kejadian yang ada di sekitar masyarakat. Media massa juga harus menyajikan rangkaian atau aneka pilihan materi yang luas dan bervariasi kepada pembacanya. Oleh karena itu, diharapkan Media Umat juga memperluas tema pemberitaannya meski tidak perlu mengubah karakter yang telah menjadi ciri khasnya. Media Umat juga harus tetap menampilkan pemberitaan yang berimbang meski tidak ada jaminan sebuah media akan bersikap netral, karena walau bagaimanapun media juga mengusung kepentingan masing-masing. Apapun kepentingannya asalkan untuk kebaikan masyarakat adalah sah-sah saja. 2. Dari hasil analisis berita yang penulis lakukan terhadap pemberitaan

dengan topik-topik seputar penerapan demokrasi yang banyak penyimpangannya dan penuh dengan paradoks, sepatutnya wacana yang dikonstruksi oleh tabloid Media Umat mempertahankan dan menyajikan argumentasi yang jelas serta selalu mengedepankan keseimbangan dan keobjektifitasan.

3. Media massa secara umum sebaiknya turut berperan dalam menciptakan kesadaran politik di tengah-tengah masyarakat. Terlebih penyajian berita dan ulasan terkait praktik demokrasi di Indonesia selalu diusung oleh arus


(2)

151

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

utama yang berada pada posisi mendukung atau mempertahankan bahkan nyaris tanpa cacat.

4. Bagi pihak pembaca sepatutnya dan diharapkan untuk lebih kritis dalam menyikapi pemberitaan yang dilakukan oleh media, sehingga tidak terjebak pada kesalahan dalam memandang sebuah konsep atau ide tertentu, untuk itu pembaca dituntut agar selalu menimbang apa yang telah dibacanya, karena kesalahan dalam mencerna pemberitaan dapat berdampak negatif pada sikap pembaca.

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah Swt., yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kesabaran untuk mampu menyelesaikan penelitian ini. Kerja keras dan kejujuran yang dikemas dalam balutan do’a membantu penelitian ini dapat terselesaikan. Secara teknis kepenulisan, tesis ini sudah dapat dikatakan selesai, akan tetapi penulis merasa bahwa penulisan tesis ini masih banyak meninggalkan kekurangan-kekurangan yang tersisa. Oleh karena itu, penulis berharap agar adanya penelitian-penelitian lanjutan yang dapat memperkuat penelitian yang penulis lakukan.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

An Nabhani, Taqiyuddin. 2002. Sistem Pemerintahan dalam Islam. Bangil: Al-Izzah.

Arikunto, Suhardi. 1998. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Assegaf, Dja’far. 1991. Jurnalistik Masa Kini. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Barus, Sedia Willing. 2010. Jurnalistik: Petunjuk Teknis Menulis Berita. Jakarta: Erlangga.

Blum, William. 2013. Demokrasi Ekspor Amerika Paling Mematikan. Yogyakarta: Bentang.

Brown, G. dan Goerge Yule. 1996. Analisis Wacana (terjemahan). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Budiardjo, Miriam. 1998. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Cangara, Hafied. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia (pendekatan proses). Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Cook, Guy. 1994. The Discourse of Advertising. London and New York: Routledge. Cutting, J. 2002. Pragmatics and Discourse.

London and New York: Routletge. Darma, Yoce A. 2009. Analisis Wacana Kritis.

Bandung: Yrama Widya

Davis, H. dan Walton, P. (ed.) 1984. Language, Image, Media. England: Basil Blackwell Publisher Limited.


(4)

153

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daulay, Hamdan. dkk. 2006. Jurnalistik.

Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kajaga.

Departeman pendidikan dan kebudayaan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ketiga).

Jakarta: Balai Pustaka.

Eriyanto. 2001. Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LkiS.

M. Arifin, Tatang. 1998. Menyusun Rencana Penelitian. Bandung: Remaja Rosdakarya.

McQuail, Denis. 1987. Mass Communication Theory (Teori Komunikasi Massa). Jakarta: Erlangga.

Matta, Anis. 2002. Menikmati Demokrasi, Strategi Dakwah Meraih Kemenangan. Jakarta: Pustaka Saksi.

Miles, M.B. & Huberman, A.M. 1984. Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New. Methods.

California: SAGE Publications Inc.

Moleong, Lexy J. 1988. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Depdikbud.

Muhadjir, Noeng. 1996. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Serasin.

Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press

Rahmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sobur, A. 2000. Analisis Teks Media, Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing.

Bandung: Remadja Rosdakarya.

Sugono, dkk. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Edisi Keempat). Jakarta: Gramedia.


(5)

Jakarta: Pustaka Jaya.

Syamsuddin AR. 1992. Studi Wacana, Teori Analisis-Pengajaran.

Bandung: Mimbar Pendidikan Bahasa dan Seni FPBS IKIP Bandung. Trimarsanto, Tonny. 1993. Instan Mania Manusia Modern.

Jakarta: Kedaulatan Rakyat.

Zallum, Abdul Qodim. 2001. Demokrasi Sistem Kufur. Bogor: Pustaka Thariqul Izzah.

JURNAL

Kurnia, Rahmat. 2002. Negara Khilafah vs Negara Demokrasi. Al-Wa’ie No.19. Maret 2002.

Sajid, Ahmad. 2002. Demokrasi Peradaban Sampah. Al-Wa’ie No. 22. Juni 2002.

Uwik, Gus. 2002. Demokrasi dan “Kebohongan Publik”. Al-Wa’ie No. 23. Juli 2002.

TABLOID

Tabloid Media Umat. Pemilu 2014 Siapa Pilihan Umat? edisi 119 (3-16 Januari 2014)

Tabloid Media Umat. Capres 3 Trilyun edisi 121 (7-20 Februari 2014) Tabloid Media Umat. Caleg Calon Gila.

edisi 122 (21 Februari-6 Maret 2014)

Tabloid Media Umat. Demokrasi: Ekspor AS Paling Mematikan. edisi 124 (21 Maret-3 April 2014)

LAMAN

www.hizbut-tahrir.or.id www.mediaumat.com


(6)

155

Agus Suryana, 2014

Demokrasi dalam perspektif tabloid Media Umat dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar mata kuliah analisis wacana kritis di Perguruan Tinggi