Analisis Statistik Metode Penelitian

Lilis Karmilawati, 2015 PERAN REVERSAL WIND DALAM MENENTUKAN PERILAKU CURAH HUJAN DI KAWASAN BARAT INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Metode Regresi Linier Metode regresi linier digunakan untuk melihat pengaruh variabel bebas kecepatan angin terhadap variable terikat anomali curah hujan serta memprediksi nilai model persamaan anomali curah hujan dengan menggunakan nilai kecepatan angin. Persamaan yang digunakan adalah: � = + x +ε 3.1 dengan: Y = Anomali Curah Hujan ΔCH a = koefisien titik potong b = koefisien gradien x = kecepatan angin reversal wind ε = p value std error α Analisis statistika ini dilakukan dengan bantuan menggunakan software Ms Excel 2014, SPSS versi 21.0 dan MiniTab versi 14.

5. Analisis Spasial

Analisis spasial dilakukan dengan cara menganalisis pola curah hujan musiman DJF, MAM, JJA dan SON di Sumatera Barat periode periode 2002- 2007. Data curah hujan didapat dari Climate Research Unit CRU dengan mengambil koordinat luas sebesar 5ºLU-5ºLS dan 95ºBT-105ºBT. Pengolahan data satelit ini dibantu oleh software GrADS. Lilis Karmilawati, 2015 PERAN REVERSAL WIND DALAM MENENTUKAN PERILAKU CURAH HUJAN DI KAWASAN BARAT INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Angin meridional merupakan angin yang memiliki pola osilasi dominan dengan pola distribusi curah hujan di tiga obyek wilayah kajian. 2. Reversal wind memainkan peran dalam mempengaruhi pola curah hujan di tiga obyek wilayah kajian. Nilai hubungan dan pengaruh reversal wind paling besar terdapat pada wilayah kajian Teluk Bayur dengan nilai determinasi yang besar yaitu 83,9 dan persamaan linier sederhananya adalah ΔCH = - 0,189 + 0,773[reversal wind meridional di 9,581 km dpl] dengan nilai error sebesar 0,0009. 3. Karena pada umumnya reversal wind terjadi pada angin Monsun, yang dimana Indonesia dipengaruhi oleh dua jenis Monsun yaitu Monsun Asia dan Monsun Australia, maka ketiga wilayah obyek ini dapat mewakili kawasan barat Indonesia. Pola curah hujan di kawasan barat Indonesia berpola monsunal dengan osilasi dominan 12 bulanan atau disebut dengan Annual Oscillation AO. Dari semua analisis yang dilakukan, diperlihatkan bahwa reversal wind memainkan peran dalam penentuan perilaku curah hujan di kawasan barat Indonesia.

B. Saran

1. Diperlukan adanya penelitian setelah ini mengenai model yang tepat untuk penentuan kapan musim basah dan kapan musim kering datang. 2. Diperlukannya data curah hujan yang lebih banyak dan terbaru untuk mempermudah menganalisis perilaku curah hujan yang bisa saja berubah dalam runtun waktu saat ini.