Pengaruh Net Working Capital dan Leverage Ratio Terhadap Tingkat Profitabilitas (ROE) Pada PT. INTI (Persero) Bandung

(1)

EFFECT OF NET WORKING CAPITAL and LEVERAGE RATIO LEVEL ON PROFITABILITY (ROE)

IN PT.INTI (Persero) BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

OLEH: DANI NUGRAHA

21106085

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA


(2)

i

Negative liquidity indicates that the value of current assets is higher than the current debt so that companies are able to pay its short-term debt networking capital and leverage ratio, meaning there is added value for companies wanting to increase profitability (ROE) or the company succeeded in creating an optimal profit.

The method used in this research is descriptive method vertifikatif with qualitative and quantitative approaches. The samples used were the financial statements balance sheet and income summary in the period 2003-2009. To know the networking capital and leverage ratio on the profitability (ROE) is used correlation Pearson, and to know how big contribution of variable used formula coefficients determenasi. Testing the hypothesis in this study using the test statistic t two party by

α = 0.05 and F test acquisition results of the analysis was processed using SPSS 17.0 for windows

The results using multiple linear regression model equation. From the results showed that simultan networking capital and leverage ratio to 89.6% effect on profitability (ROE), while the remaining balance of 10.4% influenced by other factors beyond the study of working capital, total sales, total expenses and total assets.


(3)

ii

penjualannya. Leverage Ratio yang negatif menandakan bahwa nilai total hutang lebih tinggi daripada total aktiva sehingga perusahaan mampu menambah modal kerja. Networking Capital yang positif dan Likuiditas Leverage Ratio yang negatif, berarti ada nilai tambah bagi perusahaan yang akan meningkatnya profitabilitas (ROE) atau perusahaan berhasil menciptakan keuntungan yang optimal.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif vertifikatif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Sampel yang digunakan adalah laporan keuangan neraca dan laba rugi periode tahun 2003-2009. Untuk mengetahui Networking Capital dan Leverage Ratio terhadap Profitabilitas (ROE) digunakan korelasi pearson, dan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel digunakan rumus koefisien determenasi. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan statistik uji t dua pihak dengan α = 0,05 dan uji F. perolehan hasil

analisis tersebut diolah menggunakan programSPSS 17.0 for windows

Hasil penelitian menggunakan model persamaan regresi linier berganda. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan Networking Capital dan

Leverage Ratioberpengaruh sebesar 89,6% terhadap profitabilitas (ROE), sedangkan sisanya sebesar 10.4% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini yaitu rasio likuiditas, aktivitas,sizeperusahaan dan sebagainya


(4)

Assalamu’alaikum Wr. W

Puji syukur alhamd atas ridho dan izin-Nya berjudul Pengaruh Net Profitabilitas Perusaha Adapun tujuan penulisan ujian sidang sarjana Universitas Komputer In

Dalam penyelesa disamping petunjuk dan terlepas dari kesulitan d banyak sekali orang yan kepada Penulis dalam me Oleh karena itu, pihak yang telah memb mengucapkan rasa terima

1. Dr. Ir. Eddy Sury Indonesia yang meraih pengharg

iii

r. Wb

hamdulillaah kita panjatkan kehadirat Illahi Ra ya Penulis dapat menyelsaikan penyusunan sk

etworking Capital danLaverge Ratio Terhad haan (Studi kasus pada PT. INTI (persero) san skripsi ini untuk memenuhi salah satu syar

pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Indonesia.

esaian skripsi ini, memerlukan data-data serta an pengarahan, yang tentu saja dalam pelaksa dan hambatan. Namun Penulis sangat bersyu ang membantu dan memberikan semangat ata m menyelesaikan skripsi ini.

u, Penulis ingin mengucapkan terima kasih kep mbantu dalam penyelsaian skripsi ini.. Penulis

ma kasih kepada:

uryanto Soegoto, Msc., selaku Rektor Universita g telah memimpin unikom dengan baik sehi rgaan diberbagai pihak.

Rabbi, karena skripsi yang adap Tingkat ) Bandung). yarat program as Ekonomi,

rta informasi ksanaan tidak yukur karena tau dorongan

kepada semua lis pun ingin

sitas Komputer hingga dapat


(5)

iv

3. Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si, selaku Ketua Program Studi Akuntasnsi. 4. Lilis Puspitawati, SE,. M.Si selaku dosen pembimbing yang senantiasa

memberi pengarahan dan saran nya

5. Wati Aris Astuti, SE., M.Si dan Surtikanti, SE., M.Si, selaku dosen penguji sidang seminar usulan penelitian dan sidang skripsi yang telah memberikan waktu, koreksi, bimbingan dan saran kepada Penulis

6. Mbak Senny dan mbak Dona atas bantuannya selama ini.

7. Kedua orang tuaku yang senantiasa memberikan dorongan materi dan moril nya

8. Kakak ku (Mira Aniarti) dan adik ku (Ratna Komala Sari) atas dukungan

dan do’anya.

9. Bibi-bibi, Paman-paman, Ua-ua, Saudara-saudara ku yang selalu memberikan semangat.

10. Niknik Nurtikasari yang telah memberikan inspirasi, motivasi dan semangat yang mungkin penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-teaman seperjuangan yang selalu bersama-sama berjuang 12. Seluruh dosen-dosen yang telah berkenan memberikan ilmunya.

13. Prama Jaka Tamtama, yang senantiasa memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.


(6)

v

balasan pahala yang berlipat dari Allah SWT.Amien Ya Robbal Alamin.

Terima kasih.

Wassalamua’laikum Wr. Wb.

Bandung, Mei 2011 Penulis

Dani Nugraha Nim: 2.11.06.085


(7)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Setiap perusahaan dalam menjalankan setiap usahanya pasti mempunyai tujuan yaitu untuk menghasilkan pendapatan yang semaksimal mungkin. Dan dari pendapatan tersebut setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan, maka akan diperoleh laba.

Laba merupakan selisih antara pendapatan yang diperoleh suatu perusahaan pada suatu periode dengan beban-beban yang terjadi selama periode tersebut. Dalam keadaan perekonomian yang seperti sekarang ini, setiap perusahaan akan berusaha sekeras mungkin untuk memperoleh laba yang optimal demi terjaminnya kontinuitas perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan berusaha dan dituntut untuk lebih berupaya melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan dengan seefektif dan seefisien mungkin agar sasaran dengan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Agar sasaran tersebut dapat tercapai maka perusahaan dituntut untuk menjalankan fungsi operasionalnya dengan baik, fungsi operasional itu diantaranya seperti fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi akuntansi maupun fungsi pembelanjaan (Usdon : 2008).

Fungsi pembelanjaan merupakan fungsi yang sangat penting untuk diperhatikan oleh perusahaan, karena fungsi pembelanjaan berhubungan dengan fungsi-fungsi lainnya.Masalah pembelanjaan sangat erat hubungannya dengan


(8)

masalah-masalah pembeliaan, produksi, penjualan, dan masalah lainnya. Dimana uang atau dana yang telah dikeluarkan untuk kegiatan pembelanjaan diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu pendek melalui hasil penjualan produksinya. Uang yang masuk dari penjualan produksi akan segera dikeluarkan lagi untuk membiayai kegiatan operasi selanjutnya. Dengan demikian uang yang ada dalam perusahaan itu akan terus-menerus berputar setiap periodenya,makin pendek periode perputaran modal kerja tersebut berarti semakin tinggi tingkat laba(profitabilitas) yang dihasilkan perusahaan dan akan membuat pertumbuhan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang menjadi semakin baik.

Pengelolaan modal kerja yang efektif sangat penting untuk pertumbuhan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Apabila perusahaan kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan meningkatkan produksinya, maka akan berakibat pada kehilangan pendapatan dan keuntungan. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki modal kerja yang berlebihan menunjukan adanya dana yang tidak produktif, dan hal ini menyebabkan kerugian pada perusahaan karena adanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang disia-siakan, pengelolaan modal kerja yang tepat merupakan syarat keberhasilan .

Pengelolaan modal kerja menentukan posisi likuiditas perusahaan yang merupakan syarat keberhasilan perusahaan. Syarat ini dilihat dengan mengukur jumlah kas atau jumlah investasi yang dapat dikonversikan atau diubah untuk membayar pengeluaran, tagihan, dan seluruh kewajiban lainnya yang sudah jatuh tempo. Kebutuhan akan dana ini atau modal kerja dapat dipenuhi dari berbagai


(9)

sumber pembiayaan diantaranya bersumber dari internal dan eksternal. Sumber

internal merupakan sumber yang berasal dari perusahaan itu sendiri, yang dapat berupa dari penggunaan saldo laba yang ditahan (Retained earnings).

Sumber pembiayaan internal ini biasanya memiliki jumlah dana yang relatif terbatas, sehingga perusahaan perlu mempertimbangkan sumber pembiayaan alternatif lain, yaitu sumber pembiayaan eksternal yang berasal dari luar perusahaan yang dapat berupa dana dari hasil penerbitan saham sebagai modal sendiri, ataupun penggunaan hutang dari pihak luar perusahaan sebagai modal asing atau berupa pinjaman dari bank. Penggunaan sumber pembiayaan

eksternal(penggunaan hutang) ini dapat memenuhi jumlah kebutuhan modal yang relatif besar dibandingkan dengan jumlah yang disediakan oleh sumber pembiayaaninternal(Endang Suahri ; 2009).

Penggunaan hutang (Laverage) memberikan manfaat yang sangat besar sebagai sumber dana tambahan bagi perusahaan. Dan penggunaan hutang (Laverage) ini akan meningkatkan resiko yang harus ditanggung oleh perusahaan karena timbulnya komitmenfinancialuntuk memenuhi kewajiban tertentu dimasa akan datang baik dalam pembayaran bunga maupun dalam pembayaran pokok pinjaman dari hutang tersebut. Dua kemungkinan yang timbul akibat penggunaan hutang tersebut mengakibatkan perlunya pengelolaan penggunaan hutang (Laverage) dalam memenuhi kebutuhan dana tersebut (Eceu : 2008).

Pengelolaan pengunaan hutang (Laverage) ini bertujuan agar manfaat yang diperoleh dari penggunaan hutang itu dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam kegiatan operasi perusahaan yang sebagian besar dibiayai dari pinjaman


(10)

eksternal akan tercapai sesuai dengan tujuan (goal) yang ditetapkan perusahaan, dimana sumber dana yang digunakan dapat dioptimalkan dengan baik dan pada akhirnya menghasilkan keuntungan(profit)yang tinggi pula.

Profit adalah tujuan utama dari setiap perusahaan, maka dari itu setiap perusahaan akan bekerja keras agar dapat memperoleh profit yang maksimal dari suatu kegiatan usaha yang dijalankanya.Profit yang dihasilkan mencerminkan suatu penilaian positif atas kinerja operasi perusahaan yang dijalankan oleh manajemen yang berhubungan langsung dengan kegiatan bisnis perusahaan

PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu perusahaan bergerak di bidang industri telekomunikasi. Berikut gambaran net working capital, leverage

dan laba pada PT. INTI (Persero) Bandung dari tahun 2003 sampai tahun 2009. Tabel 1.1

Networking Capital, Leverage dan Prfotabilitas PT. INTI (Persero) Bandung

Tahun 2003-2009

Tahun

Networking Capital (Jutaan)

Profitabilitas

2003 242,038 0.087

2004 190,648 0.091

2005 329,625 0.082

2006 429,877 0.070

2007 447,251 0.037

2008 446,495 0.018

2009 407,329 0.003

Dari data di atas bisa kita lihat modal kerja dan hutang dari tahun 2003 ke tahun 2004 mengalami penurunan, akan tetapi laba malah meningkat. Dari tahun 2005 sampai 2007, modal kerja semakin meningkat, namun hal ini tidak searah


(11)

dengan laba yang semakin menurun dari tahun 2005 sampai tahun 2009, seiring dengan penurunan laba tersebut, perusahaan mencoba menambah hutangnya untuk meningkatkan laba, namun kenyataannya laba tetap turun, modal kerja pun menurun, dan hutang semakin meningkat.

Dengan kondisi seperti itu, perusahaan mengambil langkah untuk menambah modal dari pihak luar (hutang/leverage) dengan begitu dapat menambah modal kerja dan meningkatkan laba perusahaan.

Namun ternyata, penggunaanLaverage(hutang) bagaikan pedang bermata dua. Pada saat bagus dapat membuat perusahaan menjadi sangat bagus, namun pada saat buruk dapat membuat perusahaan menjadi semakin buruk. Dari data yang diperoleh, PT. INTI (Persero) memang mengalami fluktuasi peningkatan dan penurunan tingkat laba dan hutang.

Dibangun berdasarkan beberapa penelitian mengenai modal kerja dalam melancarkan kegiatan perusahaan dan pengaruhnya pada tingkat profitabilitas

yang diperoleh perusahaan. Maka penulis tertarik untuk menggali permasalahan tersebut dalam bentuk penelitian dengan judul:

“PengaruhNetWorking Capitaldan Laverage RatioTerhadapTingkat ProfitabilitasPada PT.INTI (persero) BANDUNG

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah penulis sampaikan diatas mengenai hubungan kecukupannet working capitaldan laverage ratio terhadapprofitabilitas


(12)

perusahaan. Maka penulis membatasi permasalahan tersebut dengan mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Profitabilitas perusahaan sangat dipengaruhi oleh modal kerja (net working capital) dan hutang (laverage).

2. Adanya penurunan profit dari tahun 2005-2009.

3. Ada asumsi peningkatan modal kerja periode 2005-2007 dengan menambah jumlah hutang dipengaruhi oleh profitabilitas yang menurun.

1.2.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan diatas, penulis merumuskan masalah-masalah sebagai berikut :

1. Seberapa besar hubungan Net Working Capital dan Laverage Ratio

terhadapProfitabilitaspada PT INTI (persero) Bandung

2. Seberapa besar pengaruh Net Working Capital terhadap profitabilitas

secara parsial

3. Seberapa besar pengaruh Laverge Ratio terhadap Profitabilitas secara simultan

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mencari, mengumpulkan, dan mendapatkan data yang dapat memberikan informasi dan gambaran mengenai pengaruh net working capitaldan laverge ratioterhadap tingkat profitabilitas


(13)

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana net working capitaldanlaverge ratio terhadap profitabilitas pada PT. INTI (Persero) Bandung.

2. Untuk mengetahui bagaimana net working capital dan laverge ratio

pengaruhnya terhadap profitabilitas pada PT. INTI (Persero) Bandung secara parsial.

3. Untuk mengetahui bagaimana net working capitaldan laverge ratio

pengaruhnya terhadap profitabilitas pada PT. INTI (Persero) Bandung secara simultan

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Akademis

Penelitian atas analisis pengaruh net working capital danlaverge ratioterhadapprofitabilitasPT INTI (persero) Bandung diharapkan dapat berguna bagisemua pihak yang berkepentingan dan disamping itu, penelitian itu dapat memberikan manfaat :

1. Bagi Pengembangan Ilmu Akuntansi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensinet working capitaldan

laverage ratiopengaruhnya terhadap profitabilitas 2 Bagi Peneliti Lain

Diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian lain yang ingin mengkaji di bidang yang sama.


(14)

3 Bagi Peneliti

Penelitian ini dijadikan sebagai uji kemampuan dalam menerapkan teori-teori yang diperoleh di perkuliahan terkait dengan net working capital dan

laverage ratiodi PT.INTI (persero) Bandung.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi : Bagi PT.INTI (persero)

Dapat memberikan informasi tentang bagaimana net working capital dan

laverge ratio yang dapat di gunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.5.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada PT. INTI(Persero) Bandung yang berlokasi di Jl. Moch. Toha No. 77 Bandung


(15)

1.5.2 Waktu Penelitian

Waktu yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai pada bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Agustus 2011.Adapun jadwal kegiatannya adalah

Tahap Prosedur

Bulan

Maret’11 April’11 Mei’11 Jun’11 Jul’11 Augst’11

I Tahap Persiapan:

1. Membuat outline dan proposal

skripsi

2. Mengambil formulir penyususnan skripsi

3. Menentukan tempat penelitian

II Tahapan Pelaksanaan:

1. Mengajukan outline dan proposal

skripsi

2. Meminta surat pengantar keperusahaan

3. Penelitian

4. Penyusunan skripsi

III Tahap Pelaporan:

1. Menyiapkan draft skripsi

2. sidang akhir skripsi

3. Penyempurnaan laporan skripsi


(16)

10 2.1. Kajian Pustaka

2.1.1. Net Working Capital

Modal kerja dalam konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa menggangu likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar di atas utang lancarnya. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja neto

(net working capital).

2.1.1.1Pengertian dan FungsiNet Working Capital.

Dalam operasinya, perusahaan selalu membutuhkan dana harian misalnya: untuk membeli bahan mentah, membayar gaji pegawai, membayar rekening listrik, membayar hutang dan sebagainya. Dana yang dialokasikan tersebut diharapkan akan diterima kembali dari hasil penjualan yang dihasilkan dalam waktu yang tidak lama (kurang dari satu tahun). Uang yang diterima tersebut dipergunakan lagi untuk kegiatan operasi perusahaan selanjutnya dan seterusnya danatersebut berputar selama perusahaan masih beroperasi.

Pengertian modal kerja neto menurut Susan Irawati adalah sebagai berikut:

net working capitaladalah selisih aktiva lancar dengan hutanglancar”. (2005:39)


(17)

Menurut Martono dan D. Agus Harjito, pengertian dari modal kerja neto sebagai berikut:

“Pada konsep ini modal kerja dihubungkan dengan besarnya hutang lancar

atau hutang yang segera harus dilunasi. Sebagian aktiva lancar dipergunakan untuk melunasi hutang lancar seperti hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak dan sebagian lagi benar – benar dipergunakan untuk membelanjai kegiatan operasi perusahaan. Dengan demikian modal kerja menurut konsep kualitatif merupakan kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancar yang disebut modal kerja neto(net working capital)”.

(2003:73) Sedangkan pengertian Modal kerja menurut S. Munawir yaitu terdiri dari beberapa konsep yaitu:

1. Konsep kuantitatif.

Konsep ini didasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar, dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali kedalam bentuk semula atau aktiva dimana dana yang tertanam didalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek, dengan demikian modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari aktiva lancar. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut Modal kerja bruto (gross working capital).

2. Konsep kualitatif.

Dalam konsep ini, pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang lancar yaitu jumlah aktiva lancar terhadap hutang lancar atau hutang yang segera harus dibayar.Dengan demikian maka sebagian dari aktiva lancar ini harus disediakan untuk memenuhi kewajiban financial yang harus segera dilakukan.Oleh karena itu modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya yaitu kelebihan aktiva lancar atas hutang lancarnya.Modal kerja menurut pengertian ini sering disebut Modal kerja netto (net working capital).

3. Konsep fungsional.

Konsep ini didasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan. Pada dasarnya dana-dana yang dimilki oleh perusahaan

Modal kerja bruto = kas + surat-surat berharga(sekuritas) + piutang + persediaan


(18)

seluruhnya akan digunakan untuk menghasilkan laba dimasa akan datang misalnya bangunan, mesin-mesin, alat-alat kantor, pabrik dan aktiva tetap lainnya. Dengan kata lain modal kerja suatu perusahaan adalah beberapa bagian dari harta lancar yang menghasilkan pandapatan yang sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan, maka modal kerja disebut (non working capital).

(2002:114)

Modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan yakni memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis atau efisien dan perusahaan tidak akan mengalami kesulitan keuangan, serta akan memberikan beberapa keuntungan atau fungsi yang dijelaskan S. Munawir dalam bukuAnalisa Laporan Keuanganantara lain:

a) Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar.

b) Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.

c) Memungkinkan untuk memiliki persediaan barang dalam jumlah yang cukup untuk melayani konsumen.

(2002:116) Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prinsipnya, modal kerja neto adalah modal didapat dari pengurangan aktiva lancar dengan hutang lancar dan berfungsi untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. 2.1.1.2. Perputaran Modal Kerja(Working Capital Turnover)

Antara penjualan dengan modal kerja terdapat hubungan yang erat. Apabila volume penjualan naik, investasi dalam persediaan dan piutang juga meningkat, ini berarti juga meningkatkan modal kerja. Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha.


(19)

Susan Irawati dalam buku Manajemen Keuanganmengemukakan sebagai berikut:

“Besarnya modal kerja ditentukan dengan cara menghitung perputaran unsur-unsur pembentuk modal kerja seperti perputaran kas, piutang dan persediaan”.

(2005:94) Sedangkan Ardiyos dalam Kamus Besar Akuntansi mengemukakan pengertian perputaran modal kerja(working capital turnover)sebagai berikut:

“Penjualan dibagi dengan rata-rata modal kerja. Perbandingan ini menunjukkan efektivitas badan usaha dalam menggunakan modal kerja

untuk memperoleh penerimaan”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa perputaran modal kerja menunjukkan hubungan antara penjualan dengan modal kerja yang digunakan untuk menilai keefektifan modal kerja suatu perusahaan dalam menghasilkan penerimaan atau penjualan.

Dari hubungan antara penjualan dengan modal kerja tersebut dapat diketahui juga apakah perusahaan bekerja dengan modal kerja yang tinggi atau bekerja dengan modal kerja rendah. Perputaran modal kerja yang tinggi diakibatkan rendahnya modal kerja yang ditanam dalam persediaan dan piutang, atau dapat juga menggambarkan tidak tersedianya modal kerja yang cukup dan adanya perputaran persediaan dan perputaran piutang yang tinggi. Jika perputaran persediaan dan perputaran piutang tinggi, berarti perusahaan tidak membutuhkan saldo persediaan dan saldo piutang yang besar, dengan demikian maka jumlah


(20)

modal kerja pun tidak terlalu besar. Tidak cukupnya modal kerja mungkin disebabkan banyaknya utang jangka pendek yang sudah jatuh tempo sebelum persediaan dan piutang dapat diubah menjadi uang kas. Perputaran modal kerja yang rendah dapat disebabkan karena besarnya modal kerja neto, rendahnya tingkat perputaran persediaan dan piutang atau tingginya saldo kas dan investasi modal kerja dalam bentuk surat-surat berharga.

2.1.2.Leverage Ratio(Rasio Leverage)

Perusahaan dalam beroperasi selain menggunakan modal kerja, juga menggunakan aktiva tetap, seperti tanah, bangunan, pabrik, mesin, kendaraan, dan peralatan lainnya yang mempunyai masa manfaat jangka panjang atau lebih dari satu tahun. Atas penggunaan aktiva tetap tersebut perusahaan harus menanggung biaya yang bersifat tetap yaitu biaya tetap atau fixed cost. Disamping itu untuk memenuhi kebutuhan dananya perusahaan bisa menggunakan modal sendiri atau modal yang berasal dari pemilik dan juga berasal dari modal eksternal berupa pinjaman atau hutang.Dengan adanya pendanaan dari pihak eksternal yaitu menambah pendanaan dari hutang (Leverage) maka akan meningkatkan rasio hutang (Leverage). Rasio Leverage mengukur sebatas mana total aktiva dibiayai oleh pemilik jika dibandinkan dengan pembiayaan yang disediakan oleh para kreditur. Rasio-rasioLeveragememiliki sejumlah implikasi. Pertama para kreditur atau investor memandang ekuitas atau dana yang dipasok pemilik, sebagai suatu pelindung atau basis penggunaan hutang jika pemilik hanya menyediakan sebagian kecil dari pembiayaan total, risiko perusahaan ditanggung oleh investor.


(21)

Kedua, dengan mengumpulkan dana melalui hutang, pemilik memperoleh manfaat dari memegang kendali atas perusahaan dengan komitmen yang terbatas. Ketiga, penggunaan hutang dengan tingkat bunga yang tetap memperbesar baik keuntungan maupun kerugian bagi pemilik. Keempat, penggunaan hutang dengan biaya bunga yang tetap dan dengan saat jatuh tempo yang tertentu memperbesar resiko bahwa perusahaan mungkin tidak dapat memenuhi kewajiban-kewajibannya.

2.1.2.1 Pengertian Leverage Ratio

Menurut Sutrisno dalam buku Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi menyebutkan:

“ RasioLeveragemenunjukkan seberapa besar kebutuhan dana perusahaan

dibelanjai dengan hutang. “

(2007;248)

Adapun pengertian Leverage menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowicz Jr dalam buku Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary menerangkan:

“ Rasio hutang (Leverage) adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang.“

(2005;209)

Selain itu juga menurut Susan Irawati dalam buku Manajemen Keuangan pengertian Leverageyaitu:

Leveragemerupakan rasio yang digunakan sebagai alat ukur sampai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa jauh


(22)

(2006;25) Berdasarkan beberapa pengertian diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa Leverage Rasio merupakan suatu kebijakan yang timbul jika perusahaan dalam kegiatan operasionalnya menggunakan dana pinjaman atau dana yang mempunayi beban tetap, seperti beban bunga. Tujuan perusahaan mengambil kebijakan Leverage yaitu dalam rangka meningkatkan dan memaksimalkan kekayaan dari pemilik perusahaan itu sendiri .Hal inilah yang menjadi pengukur yaitu rasio Leverage untuk mengukur sejauh mana tingkat hutang yang dimiliki oleh perusahaan untuk pembiayaan kegiatan opersionalnya. Apabila perusahaan tidak mempunyaiLeverage atau Leverage factornya=0 artinya perusahaan dalam beroperasinya sepenuhnya menggunakan modal sendiri atau tanpa menggunakan dari pihak luar. Semakin rendah Leverage factor perusahaan mempunyai risiko yang kecil bila kondisi ekonomi merosot.Penggunaan hutang bagi perusahaan tersebut mempunyai tiga dimensi, yaitu:

1. Pemberi kredit akan menitik beratkan pada besarnya jaminan atas kredit yang diberikan.

2. Dengan menggunakan dana hutang, maka apabila perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari beban tetapnya maka pemilik perusahaan keuntungannya akan meningkat.

3. Dengan penggunaan hutang pemilik mendapatkan dana tanpa kehilangan pengendalian pada perusahaannya.

Semakin besar tingkat Leverage perusahaan, akan semakin besar jumlah hutang yang digunakan dan semakin besar pula risiko bisnis yang dihadapi terutama apabila kondisi perekonomian memburuk. Menurut Sutrisno dalam


(23)

buku Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi ada lima rasioLeverage

yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan dalam menjadikan indikator perhitungan, sebagai berikut:

“ 1. Debt to Total Assets Ratio 1. Debt to Equity Ratio 2. Time Interest Earned Ratio 3. Fixed Charge Coverage Ratio 4. Debt Service Ratio “

(2007;249)

Debt to Total Assets Ratio

Menurut Arthur J. Keawn, David F. Scott Jr, John D. Martin dan J. William Petty dalam buku Dasar-Dasar Manajemen Keuangan yang diterjemahkan oleh Chaerul D. Djakman memberikan pengertian mengenai Debt to Total Assets Ratioyaitu:

“ Rasio total hutang dengan total aktiva yang biasa disebut rasio hutang

(debt ratio), mengukur besarnya persentase utang baik utang jangka pendek maupun jangka panjang untuk mendanai aktiva perusahaan.”

(2001;98)

Debt to Equity Ratio

Menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowicz Jr dalam buku Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary memberikan pengertian mengenai Debt to Equity Ratio

yaitu:

“ Rasio hutang dengan ekuitas (Debt to Equity Ratio)menunjukkan sejauh mana pendanaan dari hutang digunakan jika dibandingkan dengan

pendanaan ekuitas.”


(24)

Semakin tinggi rasio ini berarti semakin sedikit dibandingkan dengan hutangnya. Bagi perusahaan sebaiknya besarnya hutang tidak boleh melebihi modal sendiri

Time Interest Earned Ratio

Menurut Darsono dan Ashari dalam buku Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan memberikan pengertian mengenaiTime Interest Earned Ratio

yaitu:

Time Interest Earned Ratio rasio yang berguna untuk mengetahui

kemampuan laba dalam membayar biaya bunga untuk periode sekarang.”

(2005;55)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya berupa bunga dengan laba yang diperolehnya, atau mengukur berapa kali besarnya laba menutup beban bunganya.

Fixed Charge Coverage Ratio

Menurut Sutrisno dalam buku Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasimemberikan pengertian mengenaiFixed Charge Coverage Ratioyaitu:

“ Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menutup beban tetapnya termasuk pembayaran dividen saham preferen, bunga, angsuran pinjaman dan sewa.

(2007;250)

Debt Service Ratio

Menurut Susan Irawati dalam buku Manajemen Keuangan memberikan pengertian mengenaiDebt Service Ratioyaitu:


(25)

Debt Service Ratio rasio yang digunakan untuk mengukur kesanggupan suatu perusahaan dalam memenuhi beban tetapnya termasuk angsuran

pokok pinjaman dengan laba yang diperolehnya.”

(2006;50) 2.1.2.1.1Debt to Total Assets Ratio(Rasio total hutang dengan total aktiva)

Menurut Sutrisno dalam buku Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi memberikan pengertian mengenaiDebt to Total Assets Ratioyaitu:

“ Rasio total hutang dengan total aktiva yang biasa disebut rasio hutang

(debt ratio), mengukur sejauh mana prosentase besarnya dana yang berasal dari hutang. Yang dimaksud dengan hutang adalah semua hutang yang dimiliki oleh perusahaan baik yang memiliki waktu jangka pendek,

menengah maupun jangka panjang.”

(2007;249) Selain pengertianDebt to Total Assets Ratiomenurut James C. Van Horne dan John M. Wachowicz Jr dalam buku Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan Keuangan yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary menerangkan:

“Rasio ini menekankan pada peran penting pendanaan hutang bagi perusahaan dengan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang

didukung oleh pendanaan hutang.”

(2005;210) Dari beberapa pengertian diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa

Debt to Total Assets Ratio merupakan rasio hutang yang digunakan untuk mengukur persentase jumlah pendanaan aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Kreditor ataupun investor biasanya lebih menyukai Debt to Total Assets Ratio yang rendah sebab tingkat keamanan dananya semakin baik. Untuk mengukur besarnya Debt to Total Assets Ratio bisa dihitung dengan rumus sebagai berikut:


(26)

Sumber : Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi; Sutrisno; 2007

Total hutang yang dimaksudkan dalam perhitungan ini adalah seluruh total hutang perusahaan baik hutang lancar maupun hutang tidak lancar dalam satu periode akuntansi. Selain itu total aktiva dalam perhitungan ini juga merupakan seluruh jumlah aktiva baik aktiva tetap maupun tidak tetap dalam laporan keuangan perusahaan untuk satu periode akuntansi. Semakin tinggiDebt to Total Assets Ratioini menunjukkan perusahaan semakin berisiko.Semakin berisiko, kreditor maupun investor meminta imbalan semakin tinggi. Rasio ini memiliki fungsi yang hampir sama dengan rasio debt to equity. Jadi, 45 persen dari aktiva perusahaan didanai oleh hutang (dari berbagai jenis), sementara sisanya 55 persen pendanaan berasal dari ekuitas pemegang saham biasa.Secara teoritis jika perusahaan dilikuidasi sekarang, aktiva yang dijual dengan nilai bersih minimal 45 persen sebelum kreditor menghadapi kerugian.Sekali lagi, hal ini menunjukkan bahwa semakin besar persentase pendanaan yang disediakan oleh ekuitas pemegang saham, semakin besar jaminan perlindungan yang didapat oleh investor ataupun kreditor perusahaan. Singkatnya semakin tinggi Debt to Total Assets Ratiosemakin besar pula risiko keuangannya, semakin rendah rasio ini maka akan semakin rendah risiko keuangannya

Kewajiban (hutang) adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan kepada pihak lain dikarenakan penundaan pembayaran untuk kegiatan operasi

Leverage Ratio Total Hutang

(Debt to total assets ratio) = X 100 % Total Aktiva


(27)

perusahaan yang telah ditentukan jangka waktu pembayarannya, untuk hutang lancar jangka waktu pembayarannya adalah jangka pendek.

Hutang melibatkan pengeluaran aktiva atau jasa dimasa depan, maka salah satu karakteristik yang paling penting adalah tanggal dimana kewajiban itu harus dibayarkan, hutang yang jatuh tempo saat ini harus diselesaikan tepat waktu dan dalam kegiatan bisnis yang biasa jika operasi akan dilanjutkan.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah kutipan dari Kieso, Weygandt, dan Warfied, edisi terjemahan oleh Gina Gania & Ichsan Setiyo Budi dalam buku

Akuntansi Intermediate Jilid II,yaitu:

“Kewajiban lancar (current liabilities) adalah kewajiban yang likuidasinya diperkirakan secara layak memerlukan penggunaan sumber daya yang ada yang diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, atau penciptaan kewajiban

lain”.

(2002:179) Sedangkan pengertian yang dikutip dari Aliminsyah dan Padji dalam buku

Kamus Istilah Akuntansi,adalah sebagai berikut :

“utang lancar adalah utang yang harus dilunasi dalam jangka waktu satu tahun atau utang yang wajib dibayar dalam jangka pendek”.

(2002:296) Jadi utang lancar adalah utang yang jangka pembayarannya dalam jangka pendek, dan utang yang dibayarkan untuk kegiatan operasi perusahaan.


(28)

2.1.3. Profitabilitas.

Informasi kinerja perusahaan dalam hal kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba (profitability) diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan pada masa akan datang.

2.1.3.1. PengertianProfitabilitas.

Keinginan perusahaan untuk memperoleh laba (profitability) memberi arti bahwa perusahaan bersifat ekonomis.

Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa yang dimaksud dengan pengertian laba menurut K. R. Subramanyam, yang dikutip dari buku Financial Statement Analysis, yakni

profitabilitas adalah kemampuan dari suatu kesatuan usaha (entitas) untuk memperoleh laba”.

(2005:407) Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa profitabilitas

adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba, dimana kemampuan perusahaan tersebut didapat dari kegiatan usaha perusahaan dari kelebihan modal yang dikeluarkan setelah dikurangi beban–beban selama melakukan usaha.

2.1.3.2. Ratio profitabilitas.

Analisis profitabilitas penting dalam menganalisis Laporan Keuangan dan analisis pengembalian. Analisis profitabilitas lebih dari ukuran akuntansi, seperti: penjualan, harga pokok penjualan, serta beban operasi dan beban non operasi untuk menilai sumber, daya tahan (persistence), pengukuran,


(29)

dan hubungan ekonomi utamanya. Hasil penilaian ini memungkinkan kita untuk mengestimasikan pengembalian dan karakteristik risiko perusahaan dengan lebih baik.Analisis profitabilitas juga memungkinkan kita untuk membedakan antara kinerja yang terkait dengan keputusan operasi dan kinerja yang terkait dengan keputusan pendanaan dan investasi.Bagi investor ekuitas, laba merupakan satu-satunya faktor penentu perubahan nilai efek (sekuritas).Pengukuran dan peramalan laba merupakan pekerjaan paling penting bagi investor ekuitas.Bagi kreditor laba dan arus kas operasi umumnya merupakan sumber pembayaran bunga dan pokok. Menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowicz Jr dalam buku Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary menerangkan:

“ Rasioprofitabilitas yaitu rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi.“

(2005;222) Sedangkan menurut Sutrisno dalam buku Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi menyebutkan:

“ Rasio keuntungan untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan

yang dapat diperoleh oleh perusahaan.“

(2007;254) Berdasarkan pengertian diatas kita dapat menarik kesimpulan mengenai rasio profitabilitas memiliki peranan yang sangat penting dalam menganalisis Laporan Keuangan khususnya bagi investor ataupun kreditor dalam melihat kinerja perusahaan dalam menanamkan investasinya.Rasio profitabilitas ini berguna untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan perusahaan.Semakin besar tingkat profitabilitas menunjukkan semakin baik manajemen dalam


(30)

mengelola perusahaan. Menurut Sutrisno dalam buku Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi menyebutkan ada bebeapa indikator untuk mengukur tingkat rasioprofitabilitasyaitu:

“ 1. Profit Margin

2. Return On Assets (ROA) 3. Return On Equity (ROE) 4. Return On Invesment (ROI) 5. Earning Per Share (EPS)”

(2007;253) Disini bisa dimengerti bahwa rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam menjaga stabilitas finansialnya untuk berada dalam kondisi yang stabil dan profit.Karena, jika kondisi ini mengalami penurunan hal itu cenderung membuat perusahaan berada dalam ambang kondisi yang harus diwaspadai untuk kelayakan dan kemampuan dalam keuangan perusahaan.. Rasio-rasio profitabilitas dapat diukur dengan beberapa indikator, yakni sebagai berikut:

1) Profit margin.

Menurut Sutrisno dalam buku Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi menyebutkan arti dariProfit Marginyaitu:

Profit Margin merupakan kemapuan perusahaan untuk menghasilakan

keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai.”

(2006;254) Rumus yang biasa digunakan adalah, sebagai berikut:


(31)

2) Return On total Assets (ROA).

Menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowicz Jr dalam buku Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary menyebutkan arti dariReturn On Assets (ROA)yaitu:

Return On Assets (ROA) mengukur efektivitas keseluruhan dalam

menghasilkan laba melalui aktiva yang tersedia.”

(2005;235). Dalam hal ini laba yang dihasilkan adalah laba sesudah bunga dan pajak, dirumuskan sebagai berikut:

Pengertian ROA menurut Sujana Ismaya dalam bukuKamus Perbankanadalah sebagai berikut :

Gross profit

Gross Profit Margin = x 100%

Sales

Earnings After Tax

Profit Margin = x100%

Sales

Earning Before Interest and Tax

Net Profit Margin = x 100%

Sales

Earning After Tax

ROA = x 100%


(32)

“Laba bersih dibagi total aktiva, ROA merupakan rasio ataunisbah utama untuk mengukur kemampuan dan efisiensi aktiva dalam menghasilkan laba (profitabilitas).

(2006:217)

3) Return On equity (ROE).

Menurut Susan Irawati dalam buku Manajemen Keuangan pengertian

Return On Equity (ROE) yaitu:

Return On Equity (ROE)ini sering disebut denganrate of return on neth worth yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari modal sendiri yang

digunakan oleh perusahaan tersebut.”

(2007;255). Laba yang diperhitungkan adalah laba bersih setelah dikurangi pajak atau

earning after tax (EAT) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

4) Return On Investment (ROI)

Menurut John J. Wild, K.R Subramanyam dan Robert F. Halsley dalam buku Financial Statement Analysis yang diterjemahkan oleh Yanifi S. Bahtiar dan S. Nurwahyu Harahap menyebutkan:

Return On Invesment (ROI) digunakan untuk membandingkan keberhasilan perusahaan atas pengelolaan investasi modal

(2005;62).

Earning after Tax

ROE = x 100%


(33)

Laba yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih setelah dikurangi pajak atau earning after tax dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

5) Earning Per Share (EPS).

Menurut Abdul Halim dalam buku Analisis Investasi pengertian Earning Per Share (EPS)yaitu:

Earning Per Share (EPS) perbandingan antara keuntungan bersih setelah

pajak yang diperoleh emiten dengan jumlah saham yang beredar.”

(2003;12). Laba yang digunakan sebagai ukuran adalah laba-rugi pemilik atau earning after tax, yang dirumuskan sebagai berikut:

Dalam penelitian ini, rasio yang digunakan penulis untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan adalahProfit Margin, Hal ini dikarenakan Profit Margin dapat mengukur efesiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara

Earning After Tax

ROI = x 100%

Investment

Earning After Tax

Earning Per Share = x 100%


(34)

efisien.Selain itu, dalam penentuan tingkat kesehatan perusahaan, perusahaan lebih mementingkan penilaian besarnyaProfit Margin.

2.3.2.1 Return On Equity (ROE)

Pengukuran ringkasan lainnya atas kinerja keseluruhan perusahaan adalah pengembalian atas ekuitas.Menurut Sutrisno dalam buku Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi menyebutkan:

Return On Equity (ROE)ini sering disebut denganrate of return on neth worth yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan

dengan modal sendiri yang dimiliki.”

(2007;255)

Selain itu pengertianReturn On Equity (ROE) menurut James C. VanHornedanJohn M. Wachowicz Jrdalam buku Prinsip-prinsip ManajemenKeuanganyang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary menerangkan:

Return On Equity (ROE) menunjukkan daya untuk menghasilkan laba atas investasi berdasarkan nilai buku para pemegang saham, dan seringkali digunakan dalam membandingkan dua perusahaan dalam bidang yang

sama.”

(2005;226) Berdasarkan beberapa pengertian diatas kesimpulan yang dapat kita tarik yaituReturn On Equity (ROE) merupakan salah satu indikator rasio profitabilitas

yang berguna untuk mengukur tingkat kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dalam mengembalikan modal dari para pemegang saham biasa. Dalam perhitungan tingkat profitabilitas kita menggunakan salah satu indikatornya yaitu Return On Equity (ROE) yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


(35)

Sumber : Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi; Sutrisno; 2007

Earnings after taxes(EAT) yang dimaksudkan dalam perhitungan ini yaitu merupakan laba bersih setelah dikurangi pajak dan dikurangi dividen untuk para pemegang saham dalam satu periode. Selain itu yang dimaksud dengan modal sendiri (shareholder’s equity) merupakan total aktiva dikurangi dengan total kewajiban perusahaan. Dalam penelitian ini Return On Equity (ROE) berperan untuk para investor atau kreditur yang akan tertarik dengan ukuran rasio

profitabilitas yang bisa dialokasikan kepada para pemegang saham. Seperti diketahui pemegang saham mempunyai klaim residual (sisa) atas keuntungan yang diperoleh. Keutungan yang diperoleh oleh perusahaan pertama akan dipakai untuk membayar bunga, hutang, kemudian saham preferen, baru kemudian (jika ada sisa) diberikan kepada pemegang saham biasa.

2.1.4 Pengaruh Net Working Capitaldan Leverage ratio terhadap tingkat Profitabilitasperusahaan.

2.1.4.1 Pengaruh Net Working Capital terhadap tingkat Profitabilitas perusahaan

Modal kerja bersih (Net Working Capital) dalam perusahaan perlu dijaga kelancaranya agar perusahaan memperoleh data yang diharapkan dalam rangka meningkatkan tingkat profitabilitas perusahaan. Modal kerja bersih adalah salah

E A T

Rasio Profitabilitas = X 100 %


(36)

satu investasi perusahaan dalam bentuk aktiva lancar, pengelolaannya akan sangat mempengaruhi tingkatprofitabilitas.

Apabila jumlah modal kerja bersih terlalu besar berarti ada sebagian dana yang menganggur dan menunjukan dana yang terikat pada modal kerja bersih terlalu besar atau terdapat kelebihan investasi (over investment) dalam modal kerja bersih, hal tersebut akan menurunkan tingkat profitabilitas perusahaan. apabila modal kerja bersih yang digunakan lancar, maka semakin produktif dalam menghasilkan tingkat penjualan dan laba tertentu sehingga akan meningkatkan

profitabilitasperusahaan.

Tetapi apabila modal kerja bersih memiliki hambatan, maka akan menimbulkan dampak negatif terhadap profitabilitas maupun likuiditas perusahaan. Apabila perusahaan dapat memperpendek waktu yang dibutuhkan oleh modal kerja bersih setiap kali berputar dimanaprofit margindan biaya-biaya konstan, maka volume penjualan dan profitabilitas akan meningkat. Hal ini diperkuat oleh pendapat Martono dan D. Agus Harjito dalam buku Manajemen Keuangan,sebagai berikut:

“ Konsep yang mendasari manajemen modal kerja yang sehat adalah dua

keputusan yang menyangkut persoalan dasar perusahaan, yaitu: a. Tingkat investasi optimal dalam aktiva lancar

b. Perpaduan yang sesuai antara pendanaan jangka pendek dan pendanaan jangka panjang yang digunakan untuk mendukung investasi dalam aktiva lancar.

Keputusan – keputusan tersebut mempengaruhi hasil yang diharapkan yaitu profitabilitas dan risiko yang dihadapi. Mengurangi tingkat investasi aktiva lancar, asalkan masih mampu memenuhi penjualan akan mengarah pada peningkatanreturn on assets(ROA) perusahaan”.


(37)

Dalam uraian modal kerja seperti yang telah dijelaskan diatas, perlu dianalisis sampai seberapa besar efektifitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya, yakni kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari atau kemampuan perusahaan dalam menagih piutang maupun pemanfaatan aktiva yang dimiliki atau juga yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi penggunaan sumber dana perusahaan dalam operasinya.

Modal kerja bersih yang berhubungan dengan aktiva lancar dan utang lancar, penulis akan menganalisis perkembangan modal kerja bersih, atau

kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan “Revenue”. Dalam

hal ini rumus yang akan digunakan adalah selisih aktiva lancar terhadap utang lancar. Sesuai dengan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa modal kerja bersih yang tinggi akan mengakibatkan tingkat profitabilitas meningkat, sedangkan profitabilitas meningkat disebabkan pula oleh rasio aktifitas yang meningkat karena terjadinya efektifitas perusahaan dalam penggunaan sumber-sumber dana yang dimiliki sehingga menghasilkan tingkat profitabilitas yang optimal.

2.1.4.2PengaruhLeverage Ratioterhadap TingkatProfitabilitas

Dalam pemenuhan kebutuhan opersional perusahaan manajemen melakukan suatu kebiajakan financial dalam memenuhi struktur modalnya, adanya penambahan modal dari pihak eksternal.Hal inilah yang menimbulkan adanya tingkat hutang (Leverage) sebagai akibat dari aktivitas pendanaan dimana perusahaan melakukan pinjaman.Rasio Leverage yang merupakan persentase untuk mngukur seberapa besar kebutuhan dana perusahaan dibelanjai oleh hutang.


(38)

Dengan menggunakan indikator pengukuran Debt to total assets ratio yaitu dengan cara membagi total hutang perusahaan dengan total aktiva yang kemudian dikalikan seratus persen, hasil tersebut akan memberikan gambaran mengenai persentase jumlah pendanaan yang dibiayai oleh hutang. Rasio ini menekankan pada peran penting pendanaan hutang bagi perusahaan dengan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan hutang.

Salah satu pengungkit tingkat keuntungan perusahaan yaitu dengan tingkat

Profitabilitas. Analisis Profitabilitas juga memungkinkan untuk membedakan antara kinerja yang terkait dengan keputusan operasi dan kinerja yang terkait dengan keputusan pendanaan dan investasi. Salah satu pengukur tingkat

Profitabilitasyaitu dengan indikatorReturn On Equity (ROE).

Return On Equity (ROE) yang merupakan suatu rasio pengukur perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki. Cara pengukuran tingkat Return On Equity (ROE) dilakukan dengan cara pendapatan bersih setelah pajak (Earnings after taxes(EAT)) dibagi dengan modal sendiri (shareholder’s equity) kemudian dikalikan dengan seratus persen. Return On Equity (ROE) yang tinggi seringkali mencerminkan penerimaan perusahaan atas peluang investasi yang baik dan manajemen biaya yang efektif. Hal inilah yang menjadi tanggungan terhadap keseluruhan resiko yang dihadapi oleh perusahaan dan secara hukum akan menjadi jaminan bagi kreditur atau investor. Ada beberapa teori pendukung mengenai pengaruh Leverage Rasio terhadap tingkat

Profitabilitas. Menurut Mahmud M. Hanafi dan Abdul Halim dalam buku Analisis Laporan Keuangan menyebutkan:


(39)

Leverageyang disesuaikan akan naik atau turun dan dengan demikian akan menentukan apakahReturn On Equity (ROE)akan naik atau turun. “

(2003;182)

Adapun teori penghubung yang dikemukakan oleh John J. Wild, K.R Subramanyam dan Robert F. Halsley dalam buku Financial Statement Analysis yang diterjemahkan oleh Yanifi S. Bahtiar dan S. Nurwahyu Harahap menyebutkan:

“ Hubungan antara Return On Equity (ROE) dan Return On Assets (ROA)

juga penting, karena memperlihatkan keberhasilan perusahaan atas Leverage keuangannya.”

(2005;78) Selain itu teori penghubung juga dikemukakan oleh Arthur J. Keawn, David F. Scott Jr, John D. Martin dan J. William Petty dalam buku Dasar-Dasar Manajemen Keuangan yang diterjemahkan oleh Chaerul D. Djakman bahwa:

Leveragemerupakan pedang bermata dua. Pada saaat bagus dapat membuat perusahaan menjadi sangat bagus, namun pada saat buruk justru membuat perusahaan menjadi semakin buruk lagi. Di satu sisi pengungkit(Leverage)

keuangan ini dapat meningkatkan pengembalian ekuitas para pemegang saham (ROE), namun disis lain juga meningkatkan ketidakpastian atau risiko

pemilik.”

(2001:101)

Berdasarkan asumsi-asumsi penghubung diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa Leverage Ratiodengan indikator Debt to total assets ratio mempunyai pengaruh terhadap tingkat Profitabilitas, yang salah satu indikator pengukurnya adalahReturn On Equity (ROE)


(40)

2.2. Kerangka Pemikiran

Setiap perusahaan memperoleh pendapatan dari kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan. Untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut, manajemen perusahaan harus mampu mengelola dan mengembangkan perusahaannya sesuai dengan strategi dan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan. Pengelolaan dana yang ditanam menjadi suatu hal yang penting karena dengan demikian kita dapat mengetahui efisiensi penggunaan dana tersebut dalam menghasilkan laba. Pengertian modal kerja neto menurut Susan Irawati dalam bukuManajemen Keuanganadalah sebagai berikut:

net working capitaladalah selisih aktiva lancar dengan hutang lancar”.

(2005:39) Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai operasinya sehari-hari, misalnya untuk pembelian, membayar upah dan gaji para pegawai, dan lain sebagainya. Dana yang ditanamkan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari merupakan modal kerja. Modal kerja yang terdapat pada perusahaan umumnya tidak hanya menyangkut pada aktiva lancar, tetapi juga kewajiban lancar atau utang lancar yang biasanya digunakan untuk mendanai aktiva lancar tersebut. Hal ini merupakan konsep kualitatif dari modal kerja, yaitu modal kerja neto yang merupakan nilai lebih aktiva lancar di atas utang lancar sehingga nilai lebih tersebut betul-betul dapat dipergunakan untuk operasi dan perusahaan tidak akan terganggu dengan masalah likuiditasnya.


(41)

Bambang Riyatno dalam buku Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaanmengemukakan bahwa:

“Modal kerja menurut konsep kualitatif adalah sebagian dari aktiva lancar

yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar di atas utang lancarnya. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja neto (net working capital)”.

(2001:58) Sedangkan Sofyan Syafri Harahap dalam buku Analisis atas Laporan Keuangan,mengungkapkan bahwa:

“Modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi utang lancar”.

(2001:288) Jadi dapat disimpulkan bahwa modal kerja adalah selisih lebih aktiva lancar dari utang lancar yang digunakan untuk membiayai aktivitas atau kegiatan operasi perusahaan sehari-hari.

Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan sangat menentukan kontinuitas usahanya. Kelebihan atau kekurangan modal kerja akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Kelebihan modal kerja menunjukkan adanya dana yang tidak produktif sehingga kesempatan memperoleh laba menjadi terhambat. Sedangkan kekurangan modal kerja akan menghambat kelancaran operasi perusahaan karena tidak tersedianya dana yang dibutuhkan dengan segera. Adanya modal kerja yang cukup serta digunakan dengan efektif maka perusahaan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dana dalam bentuk modal kerja yang telah dikeluarkan tersebut, diharapkan akan dapat kembali lagi masuk pada perusahaan dalam waktu yang


(42)

pendek melalui hasil penjualan produksinya. Uang yang masuk dari hasil penjualan produk tersebut akan segera dikeluarkan lagi untuk membiayai operasi selanjutnya. Dengan demikian maka dana tersebut akan terus-menerus berputar setiap periodenya selama perusahaan masih beroperasi. Untuk menilai keefektifan modal kerja dari aktivitas perusahaan dapat digunakan rasio antara total penjualan dengan jumlah modal kerja yang disebut dengan perputaran modal kerja (working capital turnover).

S. Munawir dalam buku Analisa Laporan Keuangan, mengemukakan bahwa:

“Rasio perputaran modal kerja menunjukkan hubungan antara modal kerja

dengan penjualan dan menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat

diperoleh peusahaan (jumlah rupiah) untuk tiap rupiah modal kerja.”

(2004:80) Modal kerja merupakan dana yang dimiliki oleh perusahaan untuk membiayai aktivitasnya. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Ardiyos dalam bukuKamus Besar Akuntansi,sebagai berikut:

“Dalam pengertian arus dana adalah sumber dan penggunaan arus dana,

dana sama denganworking capitalatau modal kerja”.

(S.A:451) Sementara pengertian arus dana, masih menurut Ardiyos, dalam buku

Kamus Besar Akuntansi,adalah:

“Dana yang diterima dan dikeluarkan perusahaan dalam rangka operasi

perusahaan. Terutama dari unsur yang paling cepat keluar masuknya

seperti modal kerja perusahaan”.


(43)

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa dana sama dengan modal kerja, dengan demikian maka perputaran modal kerja merupakan perputaran dana yang dimiliki oleh perusahaan. Perputaran dana tersebut dapat mempengaruhi besarnya laba perusahaan. Penjelasan tersebut dapat dilihat pada buku karangan Martono dan. D. Agus Harjito dalam bukuManajemen Keuangan,

sebagai berikut:

“ Konsep yang mendasari manajemen modal kerja yang sehat adalah dua

keputusan yang menyangkut persoalan dasar perusahaan, yaitu: a. Tingkat investasi optimal dalam aktiva lancer

b. Perpaduan yang sesuai antara pendanaan jangka pendek dan pendanaan jangka panjang yang digunakan untuk mendukung investasi dalam aktiva lancar.

Keputusan – keputusan tersebut mempengaruhi hasil yang diharapkan yaitu profitabilitas dan risiko yang dihadapi. Mengurangi tingkat investasi aktiva lancar, asalkan masih mampu memenuhi penjualan akan mengarah pada peningkatanreturn on assets(ROA) perusahaan”.

(2003:76). Terkait dengan pihakeksternal financing yang dilakukan oleh perusahaan, informasi dan data akuntansi digunakan untuk memonitori dan mengatur hubungan kontraktual antara pemilik dan pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam suatu perusahaan salah satu alat analitis yang digunakan untuk memonitoring kinerja perusahaan adalah dengan Laporan Keuangan baikuntuk pihak internal maupun eksternal.Dalam suatu perusahaan peranan laporan keuangan sangatlah menjadi ujung tombak sebuah pelaporan kinerja perusahaan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No.01 dalam buku Standar Akuntansi Keuangan ada beberapa tujuan laporan keuangan, diantaranya yaitu:


(44)

“ 1.Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. 2. Memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai.

3.Menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggung jawaban manajemen atas sumberdaya yang dipercayakan kepadanya.“

(2004;12.3) Isi dari laporan keuangan terdiri dari tiga unsur, yaitu Laporan yang berupa Neraca (Balance Sheet) mencerminkan keadaan keuangan yang berkaitan dengan nilai aktiva, hutang, dan modal sendiri dari perusahaan pada saat tertentu. Sedangkan Laporan Laba/Rugi (Income Statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai perusahaan suatu periode tertentu, biasanya satu tahun dan Laporan Arus Kas (Cash Flow). Laporan Laba/Rugi (Income Statement) yang merupakan parameter penting yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen. Laporan Laba/Rugi (Income Statement) yang terdiri dari penjualan perusahaan dikurangi oleh beban dan biaya perusahaan sehingga menghasilkan nilai pendapatan yang merupakan pelaporan yang teramat penting baik laba ataupun rugi yang dialami oleh perusahaan. Dalam pencapaian tersebut manajemen perlu didukung oleh rencana yang matang, baik untuk pendanaan jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.

Dalam pencapaian suatu tujuan perusahaan, yaitu memaksimalkan nilai-nilai maka diperlukan sejumlah modal tambahan untuk pengembangan operasional perusahaaan dan hal ini bergantung pada kebijakan financial

pengelolanya. Adanya rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba, baik dalam hubungan dengan penjualan, assets,


(45)

akan sangat penting dengan analisa profitabilitas, misalnya bagi para pemegang saham akan melihat keuntungan yang akan diterima berupa dividen, selain itu para kreditur untuk melihat beban tetap perusahaan berupa beban bunga.Salah satu parameter yang digunakan adalah Return On Equity (ROE). Analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan dibidang financial akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya dimasa yang akan datang. Lewat analisis keuangan kita dapat melihat kekuatan serta kelemahan bussines enterprise.

Dengan melihat Return On Equity (ROE) sebagai perwakilan kemampuan manajemen untuk menyeimbangkanNet Profit Margin, Assets Turn Offer, Equity Multiplier investor ataupun kreditur tidak saja dapat memiliki kemampuan untuk memprediksi apakah mereka akan terus mendapat tingkat Return On Equity (ROE)yang sesuai, tapi juga dapat menilai apakah manajemen melakukan kinerja yang baik. Perusahaan dapat menambah tambahan modalnya baik dari pihak internal maupun eksternal. Jumlahnya tergantung dari kebijakan struktur modal masing-masing perusahaan.Dengan mengambil keputusan untuk menggunakan pendanaan dari modal asing atau luar maka secara tidak langsung akan menimbulkan adanya hutang (Leverage) sebagai pengungkit laju perusahaan. Dengan jumlah ekuitas yang ternyata tidak memenuhi menjadikan salah satu faktor utama perusahaan memutuskan pendanaan dari modal asing atau pihak eksternal. Dengan memilih keputusan tersebut menimbulkan adanya hutang(Leverage)tingkat hutang yang dimiliki oleh perusahaan.


(46)

Pada umumnya Leverage timbul sebagai akibat dari aktivitas pendanaan dimana perusahaan melakukan pinjaman untuk menambah kas bagi pendanaan operasional perusahaan. Salah satu indikator Leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to total assets ratio yang mencerminkan rasio total hutang terhadap total aktiva. Leverage muncul sebagai penggunaan Fixed Cost Financing. Tidak ada perusahaan yang diharuskan untuk mempunyai hutang jangka pendek, menengah maupun hutang jangka panjang atau pendanaan melalui hutang, maka Leverage merupakan suatu pilihan. Pada umunya jarang sekali perusahaan industri yang memiliki ekspansi besar-besaran yang tidak memiliki tingkat Leverage karena perusahaan ini membutuhkan dana yang sangat besar yang mungkin tidak cukup hanya dari satu sumber pendanaan saja. Dengan melakukan pendanaan dari pihak eksternal baik pinjaman dari bank, supplier, penerbitan obligasi maupun saham maka perusahaan memiliki beban tetap yang harus dibayarkan secara continue. Salah satu sampel yaitu PT.Inti (Persero).yang membutuhkan pendanaan untuk operasional perusahaan, hal inilah yang memunculkan perusahaan melakukan pendanaan dari pihak eksternal.

Akibatnya ada pinjaman perusahaan terhadap kreditur atau investor sebagai pihak eksternal, maka rasio Leverage akan meningkat dan investor maupun kreditur akan merupakan pihak yang paling berkepentingan terhadap analisis Leverage. Investor memerlukan analisis Leverage untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memberikan keuntungan berupa tingkat

profitabilitasyang diukur dengan menggunakan salah satu indikator yaitu Return On equity (ROE). Apabila perusahaan mengalami kesulitan keuangan kemudian


(47)

bangkrut, pihak pemegang sahamnya akan menerima bagian setelah dikurangi dengan kewajiban yang harus dibayarkan kepada pemberi hutang. Kreditur atau investor berkepentingan terhadap Leverage perusahaan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengembalikan dana yang dipinjamkannya.

Leverageyang terlalu tinggi dibandingkan dengan Leveragepada umunya juga mengakibatkan suatu perusahaan kesulitan mendapatkan dana tambahan dengan melakukan pinjaman. Hal ini dikarenakan kreditur ataupun investor menolak meminjamkan uang yang lebih banyak sebab kreditur ataupun investor memerlukan jaminan atas dana yang dipinjamkannya, maka akan sulit bagi perusahaan yang memiliki ratio Leverage yang tinggi untuk mendapat tambahan pendanaan demi kegiatan operasional perusahaan tanpa menambah tingkat pengembalian ekuitas terlebih dahulu.

Salah satu teori yang menjadi penghubung antaraLeverage Ratioterhadap

Tingkat Profitabilitasyang dikemukakan oleh Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston dalam buku Fundamentals of Financial Management yang diterjemahkan oleh Ali Akbar Yulianto, bahwa:

“ Penggunaan hutang yang lebih besar biasanya akan menyebabkan terjadinya ekspektasi tingkat pengembalian atas ekuitas yang lebih tinggi.”

(2006;7) Selain itu ada sebuah pernyataan yang dikemukakan oleh James C. Van Horne dan John M. Wachowicz Jr dalam buku Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary menerangkan:


(48)

” Secara teoritis jika perusahaan dilikuidasi sekarang, aktiva dapat dijual

dengan nilai bersih minimal 45 sen dalam dolar sebelum kreditor menghadapi kerugian. Sekali lagi, hal ini menunjukkan bahwa semakin besar persentase pendanaan yang disediakan oleh ekuitas pemegang saham, semakin besar jaminan perlindungan yang didapat oleh kreditur

perusahaan.”

(2005;210) Selain itu juga menurut oleh Arthur J. Keawn, David F. Scott Jr, John D. Martin dan J. William Petty dalam buku Dasar-Dasar Manajemen Keuangan yang diterjemahkan oleh Chaerul D. Djakman menerangkan:

” Tingkat pengembalian ekuitas merupakan fungsi dari:

1. Seluruh profitabilitas (pendapatan bersih relatif terhadap jumlah investasi pada aktiva)

2. Jumlah utang yang digunakan untuk mendanai aktiva ”


(49)

Tabel 2.2

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Kesimpulan Perbedaaan Persamaan

1. Eceu Nurwulan 2008 Pengaruh Leverage Ratio terhadap Profitabilitas Pesrusahan (Studi Kasus Pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk)

Tingkat Leverage

ratio yang

diperoleh dari data Laporan Keuangan

pada PT.

Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk pada periode tahun 2000 - 2004 mengalami

penurunan secara garis besarnya, walaupun ada kenaikan pada tahun 2003 dan tahun 2004 namun besarnya kenaikan tersebut tidak sama ataupun melebihi tingkat Leverage

tahun 2000

Penambahan 1. variabel X

Leverage ratio

2. Profitabilitas diukur dengan ROE. 3. Analisis

statistiknya: Analisis regresi linier berganda

variabel X dan Y yang digunakan sama, yaitu Modal Kerja dan Profitabilitas 2. Suhari, Endang 2006 Pengaruh Manajemen Modal Kerja terhadap profitabilitas perusahaan (Kajian Empiris Perusahaan manufaktur di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2004-2006) Periode pengumpulan piutang, periode penundaan pembayaran hutang usaha dancurrent assetmempunyai hubungan negative dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan 1. Penambahan variabel X

Debt to Equity Ratio(DER) 2. Profitabilitas

diukur dengan ROA.

3. Analisis statistiknya: Analisis regresi linier berganda Variabel Xdan Y yang digunakan sama dengan penulis ,yaitu Modal Kerja dan Profitabilitas

Berdasarkan uraian tersebut penulis menuangkan kerangka pemikirannya dalam bentuk skema sebagai berikut:


(50)

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Dari kerangka pemikiran tersebut maka dapat dibuat paradigma penelitian. Menurut Sugiyono (2010:42) paradigma penelitian adalah:

“ pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti

yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan

hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statsitik yang akan

digunakan”.

Sumber Dana

Internal Manajemen perusahaanPengukuran kinerja

Profitabilitas (Profit margin) External

Laporan Keuangan PT. INTI (Persero)

1.Supplier

2. Dari Bank

3. Dari Pemilik Perusahaan.

Neraca Laporan Laba/Rugi

Laporan Arus Kas Beban Tetap

Leverage

(Debt to total assets ratio)

Investor / Kreditur Modal Kerja


(51)

Dengan paradigma penelitian, penulis dapat menggunakannya sebagai panduan untuk hipotesis penelitian yang selanjutnya dapat digunakan dalam mengumpulkan data dan analisis.

Paradigma pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

2.3. Hipotesis

Hipotesis tidak lain merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus di uji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari atau yang ingin kita pelajari.

Menurut Moh. Nazir hipotesis adalah:

“Pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran

sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi.Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks”.

(2003:151) Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban yang diterima sementara terhadap masalah penelitian yang dapat

(X2)

Leverage Ratio

(X1)

Netrworking Capital

(Y) Profitabilitas


(52)

dijadikan sebagai acuan atau dasar kerja yang kebenarannya harus di uji secara empiris.

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, penulis mencoba merumuskan hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara dari penelitian sebagai berikut:

“Networking capital dan Leverage Ratio berpengaruh terhadap profitabilitas.

Bedasarkan kerangka pemikiran di atas maka Penulis mencoba

merumuskan hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara dari penelitian sebagai berikut:

Ha1: Ada pengaruh yang signifikan antaraNetworking CapitaldanLeverage ratio

secara parsial terhadapProfitabilitaspada PT. INTI (PERSERO)Bandung Ha2: Ada pengaruh yang signifikan antara Networking CapitaldanLeverage ratio


(53)

47 3.1. Objek Penelitian

Objek penelitian menurut Sugiyono (2005:32) diartikan bahwa,

“Objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.”

Berdasarkan pengertian tersebut, objek penelitian merupakan variable yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.Dalam penelitian yang adalahNetworking Capital,Leverage RatiodanProfitabilitaspada PT INTI (persero) Bandung.

3.2. Metode Penelitian

Sugiyono(2010:2), menjelaskan bahwa, “Metode Penelitian pada

dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuandan

kegunaan tertentu”.

Berdasarkan rumusan tujuan sebelumnya, penelitian ini termasuk penelitian terapan.Sesuai yang diungkapkan oleh Gay (1977) yang dikutip oleh

Sugiyono (2010: 4) bahwa, “penelitian terapan dilakukan dengan tujuan

menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis.”


(54)

Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.

Menurut Sugiyono (2010:147) mengenai metode deskriftif ini diungkapkan bahwa :

“Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikanatau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan

yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.

Sedangkan penelitian verifikatif menurut Wirartha (2006:132)

adalah“penelitian verifikatif (verifikasi) bertujuan menguji kebenaran(mengecek) suatu pengetahuan.”

Selanjutnya mengenai pendekatan kuantitatif, Sugiyono(2010:8) juga mengemukakan bahwa:

“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data yang bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Berdasarkan pengertian di atas, penelitian ini mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul dengan tujuan untuk memverifikasi atau menguji kebenaran suatu pengetahuan dari penelitian terdahulu pada populasi atau sampel tertentu. Analisis data yang digunakan bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui pengaruh yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.


(55)

3.2.1. Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan perencanaan penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis serta efektif. Desain penelitian menurut Moh. Nazir (2005:84), “Desain penelitian adalah

semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.”

Adapun pengertian dari desain penelitian menurut Husein Umar (2000:54-55)adalah“Desain penelitian merupakan rencana dan struktur

penyelidikan yang dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian.”

Menurut Sugiyono (2008:13) penjelasan proses penelitian dapat disimpulkan seperti teori sebagai berikut :

“Proses penelitian meliputi:

1. Sumber masalah 2. Rumusan masalah

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis

5. Metode penelitian

6. Menyusun instrument penelitian 7. Kesimpulan”.

Berdasarkan proses penelitian yang dijelaskan di atas, maka desain pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Mencari dan menetapkan fenomena yang menjadi sumber masalah yaitu mengenai penurunan profit sehingga diperoleh judul penelitian sesuai dengan masalah yang terjadi.

2. Menetapkan Rumusan Masalah


(56)

1. Seberapa besar hubungan Net Working Capital dan Leverage Ratio

terhadapProfitabilitaspada PT INTI (persero) Bandung

2. Seberapa besar pengaruh Net Working Capital dan Leverage Ratio

terhadapprofitabilitas secara parsial

3. Seberapa besar pengaruh Net Working Capitaldan Leverage RatioterhadapProfitabilitassecara simultan.

4. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan

Peneliti dapat membaca referensi teoritis dan penemuan penelitian sebelumnya yang relevan dengan masalah untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (hipotesis).

4. Pengajuan Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah networking capital dan Leverage ratio

operasi berpengaruh secara parsial dan simultan terhadapprofitabilitas.

5. Metode Penelitian

Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah, tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah deskriftif dengan pendekatan kuantitatif.


(57)

6. Menyusun Instrumen Penelitian

Setelah menentukan metode penelitian, maka peneliti dapat menyusun instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen pada penelitian ini berbentuk data yang didapatkan dari PT INTI (PERSERO) Bandung.Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu.

7. Kesimpulan

Langkah terakhir dari suatu periode penelitian adalah penarikan kesimpulan, yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah berdasarkan informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.

3.2.2. Operasionalisasi Variabel

Pengertian variabel menurut Sugiyono (2010: 31) adalah “sesuatu hal yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.”

Sedangkan definisi operasionalisasi variabel menurut Nazir (2003: 126)sebagai berikut “Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut.”


(58)

Operasionalisasi variabel diperlukan dalam menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam suatu penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar.

1. Variabel Bebas /Independent(variabel X1)

Sugiyono (2010:33)mengemukakan bahwa,“Variabel bebas adalah

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel terikat (dependen)”.

Variabel bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi.

Variabel bebas yangditeliti dalam penelitianini ada dua, pertama (X1) adalah

Networking Capital dan kedua (X2) adalahLeverage Ratio. a. Networking Capital (X1)

Modal kerja adalah faktor penting dimana setiap perusahaan wajib memiliki modal kerja untuk memulai usahanya. Setiap badan usaha memerlukan modal kerja untuk menjalankan usahanya

Pengertian modal kerja neto Susan Irawati(2005:39),pengertian dari modal kerja neto sebagai berikut:

net working capitaladalah selisih aktiva lancar dengan hutang lancar” .

b. Leverage Ratio(X2)

RasioLeverage mengukur sebatas mana total aktiva dibiayai oleh pemilik jika dibandinkan dengan pembiayaan yang disediakan oleh para kreditur.


(59)

Pengertian RasioLeveragemenurut(Sut risno , 2007;249), bahwa:

“ Rasio total hutang dengan total aktiva yang biasa disebut rasio hutang (debt ratio), mengukur sejauh mana prosentase besarnya dana yang berasal dari hutang. Yang dimaksud dengan hutang adalah semua hutang yang dimiliki oleh perusahaan baik yang memiliki waktu jangka pendek, menengah maupun jangka panjang,.”

2. Variabel Terikat /Dependent(Variabel Y)

Variabel tergantung adalah variabel yang memberikan reaksi/respon jika dihubungkan dengan variabel bebas.Menurut Sugiyono(2010:39), “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas”.

Dalam hal ini variabel terikatnya adalah profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan Return On Equity, yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba.

Dimana rumus untuk menghitung Return On Equity dengan membagi Pendapatan bersih dengan modal sendiri, yaitu :Return On Equity= eat / modal sendiri dikalikan 100%. Berdasarkan uraian di atas, operasionalisasi variabel penelitian ini dapat dijelaskan dalam tabel 3.1 sebagai berikut:


(1)

122

122 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada PT. INTI (Persero) dan analisis yang didukung oleh teori-teori yang melandasi, serta hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Networking Capital pada PT. INTI (Persero) memiliki nilai mean atau rata-rata networking capital sebesar Rp 356,180.43 (Juta), sedangkan untuk Networking capital yang tertinggi yaitu sebesar Rp 447,251 (Juta) pada tahun 2007 hal tersebut terjadi karena hutang usaha perusahaan menurun tajam dari Rp. 219.338.8 juta menjadi Rp. 118.983.6 juta dan untuk Networking capital terendah yaitu sebesar Rp 190,648 (Juta) pada tahun 2004 hal tersebut terjadi karena nilai pembayaran dimuka bersih menurun dari Rp. 10.216 juta, menjadi Rp. 165 juta.

2. Leverage Ratio pada PT INTI (Persero) memiliki nilai mean atau rata-rata leverage ratio sebesar 0.329, sedangkan untukleverage ratio yang tertinggi yaitu sebesar 0.387 pada tahun 2009 karena kas dan setara kas menurun dari Rp. 168.361.7 juta menjadi Rp. 118.161.5 juta dan untuk leverage ratio terendah yaitu sebesar 0.267 pada tahun 2007 terjadi karena hutang usaha menurun dari Rp. 219.338.8 juta menjadi Rp. 118.983.6 juta.


(2)

123

3. Berdasarkan hasil penghitungan diketahui bahwa bahwa pengaruh signifikan networking capital dan leverage ratio terhadap profitabilitas sebesar 94.7% sedangkan sisanya 5.3% merupakan faktor lain yang mempengaruhi profitabilitas, misalnya rasio likuiditas, aktivitas, size perusahaan dan sebagainya.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah disampaikan oleh penulis, maka implikasi penelitian bagi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan adalah sebagai berikut :

1. Bagi PT. INTI (Persero)

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa pengelolaan networking capital perusahaan sudah ditangani dengan sangat baik, namun dalam pengelolaan tingkat profitabilitas dinilai kurang baik, hal ini ditunjukkan dengan penurunan nilai tingkat profitabilitas dari tahun 2004-2009, maka sebaiknya perusahaan dapat memperbaiki dan meningkatkan tingkat profitabilitasnya.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian dengan topik yang sama sebaiknya dalam mengukur tingkat profitabilitas memperhatikan juga faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat profitabilitas lainnya (independen) dan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :


(3)

124

a. Meneliti faktor-faktor independen yang berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas seperti laba kotor, ketersediaan kas, dividen,capital gain, rasio aktivitas dsb.

b. Peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan periode pengamatan yang lebih baru, misalnya untuk waktu satu bulan setelah laporan keuangan diumumkan, misalnya dalam satu tahun berjalan tersebut banyak faktor peristiwa yang terjadi dan sebaiknya memperpanjang periode penelitian untuk memperkuat hasil penelitian.


(4)

125

DAFTAR PUSTAKA

Andi Supangat. 2007. Statistika dalam Kajian Deskriftif, Inferensi dan Nonparametrik. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Bambang Riyanto. 2004. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Cetakan Kedelapan, Yogyakarta: BPFE

Darsono & Ashari. 2006. Pedoman Praktis Memehami Laporan Keuangan. Andi: Yogyakarta.

Dewi Astuti. 2004. Manajemen Bisnis Modern Perusahaan. Edisi kedua. Liberty: Yogyakarta.

Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield. 2002. Akuntansi Intermediate. Edisi kesepuluh. Jakarta : Penerbit Erlangga

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Kedua. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Lukman Syamsudin. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan Konsep Aplikasi Dalam : Perencanaan, Pengawasan Dan Pengambilan Keputusan, Jakarta

: PT. Raja Grafindo Persada.

Lukman Syamsudin. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Raja Grafindo Persada; Jakarta.

S. Munawir. 2004.Analisa Laporan Keuangan.Liberty: Yogyakarta.

S. R. Soemarso. 2005.Akuntansi-Studi dan Pembelajaran, Salemba Empat: Jakarta. Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2010.Statistika untuk Panelitian. Bandung: Alfabeta

Umar, Husein. 2003.Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta : Raja Grafindo Persada

Wild, John J. Subramanyam, K.R. Halsey, Robert F. 2005. Analisis Laporan Keuangan, buku 2, Edisi 8, Jakarta : Salemba Empat. (Penerjemah: Yanivi S. Bachtiar dan S. Nurwahyu Harahap)


(5)

126 http://www.google.com


(6)

126

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Dani Nugraha

Tempat/tanggal lahir : Bandung, 20 Mei 1988 Alamat : Komp. Bukit Berlian C.66

Padalarang - Bandung Provinsi : Jawa Barat

Kebangsaan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

No. Telepon : 0858 605 44488

DATA PENDIDIKAN

1994–2000, SDN Lebak Gede 1 Padalarang Lulus

20002003, SLTP N 2 Padalarang Lulus

2003–2006, SMA Pasundan 1 Cimahi Lulus/Jurusan IPS

2006–Sekarang, Universitas Komputer Indonesia Jurusan Akuntansi

Hormat Saya,


Dokumen yang terkait

Pengaruh Hutang, Operating Ratio, Earning Power of Total Invesment, Rate of Return for Owners , Working Capital, Quick Ratio terhadap Dividen Tunai pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2013

3 49 100

Analisis Pengaruh Likuiditas (Current Ratio), Profitabilitas (Return On Equity, Return On Investment, Earning Per Share), dan Inventory Turnover Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 110 99

Analisis pengaruh Quick Ratio, Working Capital to Total Asset, Inventory Turnover, Operating Ratio, Time Interest Earned terhadap Return On Asset pada perusahaan manufaktur sektor Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

5 60 115

Analisis Working Capital dalam Menilai Profitabilitas PT. Pembangunan Perumahan (Persero)

0 27 77

Analisis Hubungan Net Profit Margin dan Total Asset Turnover dengan Return on Asset pada PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan.

2 118 56

Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas terhadap Capital Adequacy Ratio pada Sektor Perbankan Terbuka Di Indonesia

1 28 83

Pengaruh Return On Equity, Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin Dan Dividen Payout Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

1 45 79

Pengaruh Profitabilitas (ROE) Dan Leverage (DER) Terhadap Pembayaran Dividen (DPR) Pada PT. Trimegah Securities Tbk. Bandung

0 4 1

Pengaruh Leverage Ratio Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan

0 4 10

PENGARUH WORKING CAPITAL TERHADAP PROFITABILITAS : Studi pada PT. Adhi Karya (Persero), Tbk. Tahun 2004-2011.

1 4 52