Pengaruh Return On Equity, Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin Dan Dividen Payout Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

(1)

PENGARUH RETURN ON EQUITY, CAPITAL ADEQUACY

RATIO, NET INTEREST MARGIN DAN DIVIDEN PAYOUT

RATIO TERHADAP HARGA SAHAM PADA

PERUSAHAAN PERBANKAN

DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Oleh

HERIYATI CHRISNA

087017016/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(2)

PENGARUH RETURN ON EQUITY, CAPITAL ADEQUACY

RATIO, NET INTEREST MARGIN DAN DIVIDEN PAYOUT

RATIO TERHADAP HARGA SAHAM PADA

PERUSAHAAN PERBANKAN

DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

dalam Program Studi Akuntansi

pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

HERIYATI CHRISNA

087017016/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(3)

Judul Tesis : PENGARUH RETURN ON EQUITY, CAPITAL ADEQUACY RATIO, NET INTEREST MARGIN

DAN DIVIDEN PAYOUT RATIO TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN

PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Nama Mahasiswa : Heriyati Chrisna

Nomor Pokok : 087017016

Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi pembimbing

(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak) (Drs.Zainul Bahri Torong,MSi,Ak) Ketua Anggota

Ketua Program Studi Direktur

(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak) (Prof,Dr.Ir.T.Chairun Nisa B,MSc)


(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 10 September 2009

---

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak Anggota : 1. Drs. Zainul Bahri Torong, MSi, Ak

2. Syarif Fauzi, SE, MAK, Ak

3. Dra. Tapi Anda Sari lubis, MSi, Ak 4. Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan tesis yang berjudul :

“PENGARUH RETURN ON EQUITY, CAPITAL ADEQUACY RATIO, NET INTEREST MARGIN DAN DIVIDEN PAYOUT RATIO TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)”

Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas

Medan, September 2009 Yang membuat pernyataan :


(6)

ABSTRAK

HERIYATI CHRISNA, 2009, Pengaruh Return On Equity, Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin dan Dividen Payout Ratio Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia (BEI), dibawah bimbingan :Ade Fatma Lubis (Ketua), Zainul Bahri Torong (Anggota).

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti secara empiris pengaruh rasio keuangan di perusahaan perbankan yang diwakili oleh ROE, CAR, NIM dan DPR terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ROE, CAR, NIM dan DPR berpengaruh terhadap harga saham baik secara simultan dan parsial. Objek penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2004 – 2007 , aktif menerbitkan laporan keuangan dan melakukan pembayaran dividen selama tahun pengamatan yaitu sebanyak 11 perusahaan perbankan.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengambil dokumentasi laporan keuangan dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan mendownload situs resmi Bursa Efek Indonesia di www.idx.co.id. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji statistic regresi linier berganda dengan alat SPSS versi 15.

Hasil pengujian ini membuktikan bahwa variable ROE, CAR, NIM dan DPR secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan , namun secara parsial hanya variable ROE saja yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci : Return On Asset, Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin, Dividen Payout Ratio


(7)

ABSTRACT

HERIYATI CHRISNA, 2009, Influence of Return On Equity, Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin and Dividen Payout Ratio to share price company of banking in Bursa Efek Indonesia ( BEI), under advisors : Ade Fatma Lubis ( Chief), Zainul Bahri Torong ( Member).

This research purpose is to get the empirical evidence concerning influence of the banking company's finance represented by ROE, CAR, NIM and DPR to share price company of banking in Bursa Efek Indonesia.

Hypothesis in this research is ROE, CAR, NIM and DPR have an effect on to share price, either through simultan and parsial. This research object is company of the banking enlisting in Bursa Efek Indonesia since year of 2004 - 2007, active publish the financial statement and do payment of dividend during perception year that is counted 11 company of banking.

Data collecting done by taking the documentation financial statement from Indonesian Capital Market Directory ( ICMD) and visit Bursa Efek Indonesia web page in www.idx.co.id . Data processing done by using statistical test regresi doubled linear with SPSS.

This research result prove that variable ROE, CAR, NIM and DPR simultanly influential significant to share price company of banking, but parsially hanyab just variable ROE having an effect on significant to share price company of banking in Bursa Efek Indonesia.

Keyword : On Equity, Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin, Dividen Payout Ratio


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang tiada habis-habisnya penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmatNya yang tak berkesudahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Return On Equity, Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin dan Dividen Payout Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”, untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara .

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian tesis ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan sepenuh hati penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak, selaku Ketua Program Studi Ilmu Akuntansi.

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak, selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan.

4. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, MSi, Ak, selaku dosen pembimbing yang telah begitu banyak mengarahkan dan membimbing penulis dalam penyusunan tesis ini.

5. Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, bapak Syarif Fauzi, SE, MAK, Ak dan ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, MSi, Ak, selaku dosen pembanding yang telah memberikan saran dan masukan-masukan kepada penulis demi kesempurnaan tesis ini.

6. Seluruh staff pengajar pada Program Studi Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.


(9)

7. Yang tercinta papa (H. Chairuddin Abny) dan mama (Hj.Rosdiana. L) yang telah merawat, membimbing dan tak pernah berhenti berkorban serta selalu berdoa untuk keberhasilan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan.

8. Kakak - kakak (Linda Emilia,BA , drg Fahreni), abang (Ir.Herry Krisna) dan adik-adik (Ir.Ronny Krisna, dr. Rini Chrisna) serta para keponakan yang selalu menjadi penyemangat bagi penulis.

9. Almarhum suami, walaupun telah tiada tetapi tetap menjadi motivator bagi penulis dalam menyelesaikan perkuliahan.

10. Rekan-rekan kerja penulis di STIEKOM, Poliprofesi dan Medan Kursus yang selalu memberi support untuk keberhasilan penulis.

11. Teman – teman mahasiswa, khususnya yang seangkatan ,( kebersamaan dalam suka dan duka dalam menempuh perkuliahan akan jadi kenangan yang tak terlupakan).

12. Teman – teman dan sahabat – sahabat penulis yang selalu jadi motivator 13. Pihak – pihak lain yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Semoga Allah SWT memberikan rahmad dan karuniaNya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril, spirituil maupun pengetahuan kepada penulis baik pada saat kuliah maupun pada saat penyusunan tesis ini. Penulis menyadari keterbatasan yang dimiliki menjadikan tesis ini masih kurang sempurna, karena itu masih diperlukan masukan-masukan dan saran-saran dari pembaca. Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, September 2009 Penulis


(10)

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : HERIYATI CHRISNA

2. Tempat/Tanggal lahir : Medan, 28 Mei 1967

3. Pekerjaan : Staff pengajar di Poliprofesi Medan

4. Agama : Islam

5. Alamat : Jl. Kemuning baru no 5 Pancing II Medan 6. Pendidikan

a. SDN 14 Medan : Medan, lulus tahun 1980 b. SMPN 2 Medan : Medan, lulus tahun 1983 c. SMAN 7 Medan : Medan, lulus tahun 1986 d. D III Akuntansi USU : Medan, lulus tahun 1989 e. S 1 UMSU : Medan, lulus tahun 1994


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

RIWAYAT HIDUP... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL………... viii

DAFTAR GAMBAR………... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN………. 1

1.1 Latar belakang……….. 1

1.2 Rumusan masalah………. 5

1.3 Tujuan Penelitian……….. 5

1.4 Manfaat Penelitian……… 5

1.5 Originalitas………... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……… 7

2.1 Landasan Teori………. 7

2.1.1 Bank dan Perkembangannya……….. 7

2.1.2 Rasio – Rasio Keuangan Perbankan……….. 8

2.1.3 Jenis – Jenis Saham……….. 10

2.1.4 Model – Model Penilaian Saham………. 12

2.1.5 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham………. 19

2.2 Review Penelitian Terdahulu……….. 24

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS……... 27

3.1 Kerangka Konsep……… 27


(12)

BAB IV METODE PENELITIAN……… 30

4.1 Jenis Penelitian………. 30

4.2 Lokasi Penelitian ………. 30

4.3 Populasi dan Sampel……… 30

4.4 Metode Pengumpulan Data………. 31

4.5 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel.... 32

4.6 Metode Analisis Data………... 33

4.6.1 Pengujian Asumsi Klasik………... 33

4.6.1.1 Uji Normalitas Data………... 34

4.6.1.2 Uji Multikolinearitas………... 34

4.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas………... 35

4.6.1.4 Uji Autokorelasi……….... 35

4.6.2 Pengujian Hipotesis………. 37

4.6.2.1 Uji Signifikansi Simultan……… 37

4.6.2.2 Uji Signifikansi Parsial……… 38

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN……… 39

5.1 Hasil Penelitian……… 39

5.1.1 Deskripsi Data……… 39

5.1.2 Analisa Persamaan Regresi……… 40

5.1.3 Pengujian Asumsi Klasik………... 41

5.1.4 Pengujian Hipotesis……… 45

5.2 Pembahasan………. 48

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN………... 51

6.1 Kesimpulan……….. 51

6.2 Keterbatasan………. 51

6.3 Saran………. 52

DAFTAR PUSTAKA……… 53


(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Theoritical Mapping Peneliti Terdahulu……… 26

4.1 Daftar Jumlah Perusahaan Sampel………. 31

4.2 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel…… 32

5.1 Deskripsi Data Penelitian……… 39

5.2 Analisa Persamaan Regresi……… 41

5.3 Uji Normalitas Data (Kolmogorov-Smirnov)………. 42

5.4 Uji Multikolinearitas………. 43

5.5 Uji Autokorelasi………. 44

5.6 Hasil Uji Hipotesis simultan (Uji F)……….. 45

5.7 Uji ANOVA (simultan)………. 46

5.8 Uji Hipotesis parsial (Uji t)……… 47


(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

3.1 Kerangka Konsep ………... 27 5.1 Uji Heteroskedastisitas …………...………. 44


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1 Data Perusahaan Perbankan tahun 2004 – 2007………... 55

2 Hasil Pengolahan Data (tabel 5.1, 5.2 dan 5.3)………. 57

3 Hasil Pengolahan Data (tabel 5.4 dan 5.5)……… 58

4 Hasil Pengolahan Data (tabel 5.6 dan 5.7)……… 59

5 Hasil Pengolahan Data (table 5.8)……… 60


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah mendatangkan perubahan yang kurang menguntungkan hampir di semua aspek kehidupan bangsa.Pada tahun itu juga pasar modal mengalami goncangan yang cukup berat yang ditandai dengan turunnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dampak lain yang sangat serius juga dialami oleh sektor perbankan yang ditandai dengan dilikuidasinya 16 bank pada tahun tersebut dan dibekukannya 10 bank pada tahun berikutnya.Keadaan tersebut membuat kepercayaan masyarakat terhadap bank mengalami penurunan dan implikasi yang muncul adalah menurunnya minat calon investor terhadap saham perusahaan perbankan yang dengan sendirinya membuat turunnya harga saham perbankan.

Fenomena tersebut dapat saja dimaklumi mengingat bahwa calon investor sebelum mengambil keputusan untuk berinvestasi selalu mempertimbangkan perkembangan harga saham.Hal itu disebabkan karena harga saham sebuah perusahaan menunjukkan kepercayaan para pelaku pasar terhadap perusahaan di pasar modal.Jadi sebelum memutuskan kemana akan berinvestasi calon investor biasanya melakukan analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham. Untuk mengukur nilai saham dapat dilakukan dengan analisis fundamental dan analisis teknikal. Tujuan analisis fundamental adalah menentukan apakah nilai


(17)

saham berada pada posisi undervalue atau overvalue. Saham dikatakan undervalue bilamana harga saham di pasar saham lebih kecil dari harga wajar atau nilai yang seharusnya, demikian juga sebaliknya.Dalam analisa fundamental dilakukan analisa terhadap kondisi keuangan dan ekonomi perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Analisanya dapat meliputi trend penjualan dan keuntungan perusahaan, kualitas produk, posisi persaingan perusahaan di pasar, hubungan kerja pihak perusahaan dengan karyawan, sumber bahan mentah, peraturan-peraturan perusahaan dan beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai saham perusahaan tersebut.Analisis fundamental berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan, tentang efektifitas dan efisiensi perusahaan mencapai sasarannya. Umumnya faktor-faktor fundamental yang diteliti adalah nilai intrinsik, nilai pasar,return on total assets (ROA),), return on equity (ROE), price to book value (PBV), debt equity ratio (DER), deviden earning, price earning ratio (PER), deviden payout ratio (DPR), deviden yield, dan likuiditas saham.

Analisis teknikal menggunakan data pasar yang dipublikasikan yaitu harga saham, volume perdagangan, indeks harga saham individual maupun gabungan untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran saham tertentu maupun pasar secara keseluruhan. Menurut Malkiel (1996), pendekatan ini pada intinya membuat serta menginterpretasikan grafik saham ditinjau dari pergerakan harga saham dan volume transaksinya untuk mendapatkan petunjuk tentang arah perubahan di masa yang akan datang.


(18)

Dari sudut pandang calon investor, untuk menilai prospek perusahaan di masa datang adalah dengan melihat sejauhmana pertumbuhan profitabilitas perusahaan.Indikator yang paling banyak dipakai adalah return on equity (ROE) yang menggambarkan sejauhmana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham. Menurut Natarsyah S. (2002) faktor fundamental seperti return on equity berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Semakin tinggi nilai ROE menunjukkan semakin tinggi laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan (Ang, 1997 : 18).Sementara itu Higgins (1990 :59) menyatakan ada hubungan yang positif antara ROE dengan harga saham perusahaan yang dapat meningkatkan nilai buku saham perusahaan.Faktor fundamental lainnya yang turut mempengaruhi harga saham adalah dividen.Fuller dan Farrell (1987) mengatakan bahwa variabilitas harga saham tergantung pada earning dan dividen suatu perusahaan.Teori the bird- in- the-

hand menyatakan bahwa terdapat hubungan antara nilai perusahaan dan pembayaran dividen dimana bahwa dividen menunjukkan hal yang pasti berkaitan dengan apresiasi harga saham. Karena dividen diduga risikonya lebih kecil dibandingkan dengan capital gains maka perusahaan seharusnya menetapkan dividen payout ratio yang tinggi dan menawarkan dividend yield yang tinggi untuk memaksimumkan harga saham.

Dalam industri perbankan, faktor fundamental dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Faktor fundamental yang bersifat kualitatif dibagi atas enam pilar yaitu, struktur perbankan yang sehat, pengaturan perbankan yang efektif, sistem pengawasan yang independen dan efektif,


(19)

industri perbankan yang kuat, infrastruktur pendukung yang mencukupi dan perlindungan konsumen (Agus 2004 :2). Untuk faktor fundamental yang bersifat kuantitatif ada alat ukur yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) berdasarkan peraturan nomor 6/10/PBI/2004 yaitu CAMELS. Komponen CAMELS terdiri atas capital, asset, manajemen, earning, liquidity dan sensitivity to market risk.CAMELS biasanya dijadikan sebagai tolak ukur oleh Bank Indonesia untuk menilai tingkat kesehatan suatu bank.Jika dikaitkan dengan penilaian harga saham , khususnya analisis fundamental, maka calon investor akan mengaitkan tingkat kesehatan bank terhadap harga saham.Secara singkat dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi derajat kesehatan suatu bank maka akan semakin menunjukkan prospek yang baik terutama dalam hal harga sahamnya.

Penelitian – penelitian mengenai pengaruh faktor fundamental kuantitatif terhadap harga saham perusahaan perbankan telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Hadi (2004) menyatakan bahwa ROE, ROA, NIM, DER, LDS dan PER secara simultan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan.Sedangkan penelitian Sianipar (2005) menghasilkan kesimpulan bahwa CAR, PER, NPA to EA, ROA, ROE, NIM, LDR secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap harga saham perusahaan perbankan. Kusmiati (2001) menyatakan bahwa faktor internal CMAL mempunyai hubungan negatif terhadap harga saham perusahaan perbankan. Dari penelitian – penelitian sebelumnya masih ditemukan inkonsistensi terhadap hasil – hasilnya. Berangkat dari permasalahan tersebut peneliti ingin meneliti kembali pengaruh beberapa faktor-faktor fundamental


(20)

terhadap harga saham perusahaan perbankan dan penelitian ini diberi judul “Pengaruh Return On Equity, Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin dan

Dividen Payout Ratio terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI)”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah,apakah return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR), net interest margin (NIM) dan dividen payout ratio (DPR) berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI) ?

1.3 Tujuan Penelitian

Melihat kepada rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh return on equity (ROE) , capital adequacy ratio (CAR),net income margin (NIM) dan dividen payout ratio (DPR) terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara simultan dan parsial

1.4 Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti berikutnya dapat menjadi bahan masukan dalam penelitian selanjutnya


(21)

2. Bagi investor dapat menjadi bahan masukan atau informasi dalam pengambilan keputusan

3. Bagi peneliti dapat meningkatkan kompetensi keilmuan dan menambah wawasan

1.5 Originalitas

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Hadi (2004) tesis Pascasarjana Universitas Indonesia . Menurut Hadi (2004) ROE, ROA, NIM, DER, LDS dan PER secara simultan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan.Pada penelitian ini peneliti menghilangkan variable ROA, DER, LDS , PER dan tetap mempertahankan rasio ROE dan NIM dengan alasan kedua variabel tersebut telah terbukti secara signifikan berpengaruh terhadap harga saham menurut penelitian – penelitian sebelumnya dan peneliti akan menguji kembali pengaruhnya terhadap harga saham. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah :

1. Data sekunder yang digunakan peneliti sebelumnya menggunakan data tahun 2000 sampai dengan tahun 2003 sedangkan penelitian ini menggunakan data tahun 2004 sampai dengan tahun 2007.

2. Penelitian ini menambah dua variabel independen lagi dalam pengukuran harga saham yaitu capital adequacy ratio (CAR) dan dividen payout ratio (DPR).


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1 Bank dan Perkembangannya

Menurut Undang-Undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor 10 tahun 1998, disebutkan pengertian bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.Pengertian yang lebih tehnis dapat dilihat dari PSAK nomor 31 dalam Standar Akuntansi Keuangan yang mengatakan bahwa bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.

Dalam perkembangannya perbankan telah beberapa kali mengalami pasang surut.Dewasa ini dunia usaha berada dalam lingkungan persaingan yang berubah cepat. Menurut Basel Committee on Banking Supervision (1999), akhir akhir ini sistem keuangan dunia telah menunjukkan adanya turbulensi ekonomi. Dalam lingkungan yang makin turbulen, sistem dan subsistem organisasi menjadi makin terbuka dan tingkat persaingan semakin ketat dan tajam, bahkan semakin tidak menentu arah perubahannya. Secara eksplisit turbulensi dalam sistem keuangan dapat


(23)

menciptakan berbagai ancaman yang dapat melemahkan daya saing bank. Bahkan, mungkin dapat menyingkirkannya dari industri perbankan.

Untuk mempertahankan kelangsungan hidup dalam sistem keuangan yang turbulen, sebuah bank harus dapat berkompetisi dengan bank-bank kompetitor dan financial intermediary unit lainnya yang juga memberikan layanan jasa keuangan. Suatu bank dikatakan berhasil memenangkan kompetisi bisnisnya jika ia mampu memberikan jasa layanan keuangan bank lebih baik daripada kompetitornya, sekaligus mampu mengadaptasikan diri dengan setiap perubahan lingkungan.

Dengan kemampuan manajerial yang dimiliki, bagaimana para manajer bank dapat mengubah ancaman lingkungan yang turbulen menjadi berbagai peluang usaha yang menguntungkan. Manajemen bank yang kreatif dan inovatif selalu berusaha menciptakan berbagai produk layanan bank yang prospektif dan menguntungkan tanpa mengabaikan prinsip asset liability management (ALMA), yaitu menyelaraskan antara profitabilitas dan risiko.

2.1.2 Rasio-Rasio Keuangan Perbankan

Menurut Altman (1968: 34) dalam Sianipar (2005) rasio keuangan perbankan dapat dikelompokkan menjadi 5 kelompok yaitu :

1. Rasio Likuiditas adalah untuk mengukur kemampuan bank dalam memelihara kebutuhan likuiditas yang memadai dan kecukupan manajemen risiko likuiditas.Rasio ini terdiri dari, cash ratio, quick ratio, investing policy ratio, loan to debt ratio, loan to asset ratio dan reserve requirement.


(24)

2. Rasio Profitabilitas adalah untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu.Rasio ini terdiri dari, return on asset, return on equity, net interest margin, gross profit margin on earning asset, interest margin on loan,return on investment dan earning per share. 3 Rasio Resiko Usaha Bank (Bank Liability Management) adalah rasio yang

mengukur tingkat resiko yang dihadapi perbankan.Beberapa rasio yang termasuk dalam kelompok ini adalah, capital risk ratio, deposit risk ratio dan interest rate ratio.

4 Rasio Permodalan adalah rasio yang mengukur besarnya kemampuan bank dalam menopang resiko kerugian yang mungkin timbul dari penanaman dana dalam aktiva produktif yang mengandung resiko. Rasio ini terdiri dari, Primary Ratio, capital ratio, capital adequacy ratio, current liabilities to equity ratio.

5 RasioEfisiensi Usaha atau sering disebut dengan Bank Asset management adalah rasio yang mengukur kinerja manajemen suatu bank apakah telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat. Beberapa rasio yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah, leverage multiplier ratio, asset utilization ratio, fixed asset turnover ratio, interest expens ratio, cost of fund, cost of money, cost of loanable fund, cost of borrowing fund, cost of efficiency ratio dan operating ratio.


(25)

2.1.3 Jenis – Jenis Saham

Saham adalah adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan.Saham tersebut mengandung hak atas dividen dan dapat diperjualbelikan. Dipandang dari sudut hak bagi pemegangnya saham dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Saham biasa (Common Stock)

Di antara surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal, saham biasa adalah yang paling dikenal masyarakat.di antara emiten atau perusahaan yang menerbitkan surat berharga, saham biasa juga merupakan yang paling banyak digunakan untuk menarik dana dari masyarakat. Jadi saham biasa merupakan instrumen yang sangat menarik, baik bagi investor maupun bagi emiten sendiri.

3. Saham Preferen (Preffered Stock)

Saham preferen ini merupakan jenis saham yang memiliki hak terlebih dahulu untuk menerima laba dan memiliki hak laba kumulatif. Hak laba kumulatif adalah hak untuk mendapatkan laba yang tidak dibagikan pada suatu tahun yang mengalami kerugian , tetapi akan dibayarkan pada tahun yang mengalami keuntungan , sehingga pemegang saham preferen akan menerima laba 2 kali.Hak istimewa diberikan kepada pemegang saham preferen karena merekalah yang memasok dana ke perusahaan sewaktu mengalami kesulitan keuangan.


(26)

Pada dasarnya ada 2 keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham yaitu :

1. Dividen

Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan atas keuntungan yang dihasilkan oleh emiten.Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari para pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang investor ingin mendapatkan dividen, maka investor harus memiliki atau memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen.

2. Capital Gain

Capital Gain merupakan selisih lebih antara harga jual dengan harga beli.Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.Dan pada umumnya investor yang berorientasi jangka pendek akan mengejar keuntungan melalui capital gain.

Saham biasa merupakan instrument yang paling popular di pasar modal. Pembicaraan seputar saham selalu mengacu kepada saham biasa, kecuali jika disebutkan preferen.Bila dilihat dari kinerja perdagangan, saham dapat dikategorikan atas :

1. Blue-Chips Stock yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.


(27)

2. Income Stock yaitu saham dari suatu emiten yang mempunyai kemampuan membayar dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai.Emiten ini tidak suka menahan laba dan tidak mementingkan potensi pertumbuhan harga saham

3. Growth Stock yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi yang tinggi.

4. Speculative Stock yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan yang tinggi di masa mendatang, merskipun belum pasti.

5. Counter Cylical Stock yaitu saham yang tidak begitu berpengaruh oleh kondisi ekonomi makro secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini sangat tinggi, dimana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi.Emiten seperti ini biasanya bergerak dalam produk yang selalu dibutuhkan masyarakat seperti consumer goods.

2.1.4 Model Penilaian Saham

Ada banyak model penilaian yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian dan menemukan saham-saham yang masih undervalued.


(28)

2.1.4.1 Free Cash Flow to Equity model (FCFE)

Tidak semua arus kas yang dihasilkan perusahaan di akhir tahun dibayarkan untuk dividen. Salah satu alasan utamanya adalah perusahaan ingin mengiventasikan kembali sebagian dari arus kas tersebut untuk kepentingan perluasan usaha. FCFE adalah sisa dari arus kas yang tertinggal setelah memenuhi pembayaran bunga dan pokok pokok pinjaman, digunakan untuk pengeluaran modal baik untuk menjaga asset yang ada sekarang maupun untuk membeli asset baru guna pertumbuhan di masa yang akan datang. Besarnya FCFE dapat dihitung sebagai berikut (Damodaran, 2002, :352)

FCFE = Net Income + Depresiasi – Pengeluaran modal - modal kerja non kas + (Hutang baru - pembayaran pokok pinjaman)

Itu merupakan arus kas yang tersedia untuk dibayarkan sebagai dividen. Perhitungan tersebut dapat disederhanakan jika kita mengasumsikan pengeluaran modal bersih dan perubahan modal kerja dibiayai menggunakan komposisi yang tetap antara hutang dan modal saham. Jika adalah proporsi dari pengeluaran modal bersih dan perubahan modal kerja yang diperoleh dari pembiayaan hutang, efek dari arus kas untuk ekuitas bisa disajikan sebagai berikut (Damodaran, 2002, :352):

FCFE = Net income + (1-h) (Pengeluaran modal-depresiasi) - (1-h) ( modal kerja)


(29)

Jika investor menggunakan asumsi pertumbuhan yang stabil terhadap suatu perusahaan, besarnya nilai intrisik dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut berikut (Damodaran, 2002, :359):

FCFE1 Po = --- ke - gn

Keterangan ;

Po = Nilai saham saat ini

FCFE1 = FCFE per lembar saham akhir tahun yang diharapkan ke = cost of equity dari perusahaan

gn = tingkat pertumbuhan FCFE perusahaan

Tingkat pertumbuhan yang diambil harus wajar, relatif terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi dan industri dimana perusahaan berada. Besarnya tingkat pertumbuhan itu sebaiknya tidak melebihi tingkat pertumbuhan ekonomi atau paling tinggi sekitar satu atau dua persen di atas pertumbuhan ekonomi.Model ini akan lebih cocok untuk perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan sama atau lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan nominal dari perekonomian di suatu negara. Oleh karena itu model ini dapat digunakan untuk perusahaan yang stabil dengan memiliki rasio pembayaran dividen yang tidak selalu tinggi atau dalam jumlah yang jauh di bawah FCFE. Penting untuk diperhatikan, jika perusahaan stabil dan membayar dividen sebesar FCFE, maka besarnya nilai intrinsik perusahaan adalah sama dengan


(30)

nilai yang diperoleh dengan menggunakan Dividend Discount Model (DDM). Ada juga kondisi dimana suatu perusahaan pada awalnya dapat tumbuh lebih cepat dibandingkan rata-rata perusahaan sejenis dan kemudian pada tahap berikutnya dikuti dengan pertumbuhan yang stabil. Hal ini bisa terjadi pada perusahaan yang mulai berkembang pesat setelah itu produknya memasuki tahapan maturity serta adanya pesaing lain yang memproduksi barang yang sama sehingga pertumbuhan perusahaan mulai melambat. Di dalam kondisi ini dapat digunakan model FCFE dua tahap untuk menghitung besarnya nilai intrisik, digunakan rumus sebagai berikut (Damodaran, 2002, : 363):

Value (nilai Intrisik) = PV of FCFE + PV of terminal pricE = FCFEt/(1+Ke, hg)t + Pn/(1+ke, hg)n Keterangan :

FCFEt = Free cash Flow to Equity dalam tahun t

Pn = Harga pada akhir dari periode pertumbuhan yang ekstraordinari ke = Cost of equity pada tingkat pertumbuhan yang tinggi (hg) dan

pertumbuhan yang stabil (st)

Sementara itu harga akhir tahun (Pn) dihitung dengan cara

FCFEn+1 Pn = --- ke – gn


(31)

keterangan :

gn = tingkat pertumbuhan setelah akhit periode pertumbuhan yang tinggi ke = required rate of return yang diharapkan investor pada saat

pertumbuhan stabil.

Pada model tersebut karena tingginya pertumbuhan simpanan yang diterima dan kredit yang diberikan yang akan memberikan dampak tingginya pertumbuhan pendapatan perusahaan pada awal-awalnya dan sejalan dengan semakin meningkatnya persaingan, maka pertumbuhan ini akan stabil pada suatu level tertentu.

2.1.4.2Relative Valuation

Model relative valuatio bertujuan untuk menilai suatu aset berdasarkan kemiripan dengan aset-aset yang ada dipasar. Ada dua komponen didalam relative valuation. Pertama, menilai suatu aset atas basis perbandingan, harga-harga distandardisasi, biasanya dengan mengubah harga menjadi pengganda dari pendapatan, nilai buku atau penjualan. Kedua, adalah menemukan perusahaan-perusahaan yang mirip, yang mana hal ini sulit dilakukan karena tidak ada dua perusahaan yang identik sama dan perusahaan-perusahaan yang berada dalam industri yang sama masih dapat berbeda dalam hal risiko, pertumbuhan dan arus kas yang dimilikinya. Penggunaan relative valuation dalam menentukan pilihan suatu investasi relatif lebih banyak dipergunakan.


(32)

Alasan yang mendasarinya adalah :

1. Penilaian yang didasarkan atas perbandingan (multiple) dan perusahaan yang dapat dibandingkan dapat dilakukan dengan menggunakan asumsi yang jauh lebih sedikit dan jauh lebih cepat dilakukan dari pada menggunakan konsep FCFE. 2. Relative valuation lebih sederhana untuk dimengerti dan lebih mudah untuk

disajikan kepada klien daripada dengan menggunakan konsep FCFE.

3. Relative valuation lebih menunjukkan mood saat ini di pasar. Sehingga relative valuation akan menghasilkan hasil yang mendekati harga pasar daripada dengan menggunakan konsep FCFE

Dibalik keunggulan itu tersembunyi pula kelemahannya. Kelemahan dari relative valuation ini meliputi :

1. Kemudahan dengan menggunakan multiple atau perusahaan yang dapat diperbandingkan menghasilkan ketidakkonsistenan dari nilai yang diestimasi dimana variable-variabel kunci seperti risiko, pertumbuhan dan arus kas diabaikan.

2. Fakta yang menyebutkan bahwa multiple menunjukkan mood dari pasar menunjukkan bahwa penggunaan relative valuation untuk mengestimasi harga suatu asset akan menghasilkan nilai yang terlalu tinggi ketika pasar menilai tinggi perusahaan pembanding, atau terlalu rendah ketika pasar menilai rendah perusahaan pembanding.


(33)

3. Ada area dimana terjadi bias dalam penilaian, kurangnya transparasi sehubungan dengan asumsi yang mendasari dari relative valuation membuat relative valuation rawan terhadap manipulasi.Alat ukurnya yang sering digunakan yaitu ::

1. Earning Multiple

Earning multiple masih menjadi alat ukur yang sering digunakan dalam relative valuation. Price earning ratio (PER) adalah rasio dari harga saham dibagi dengan laba per sahamnya yaitu :

PER = Market price per share / Earning per share

Pendekatan yang paling umum untuk mengestimasi price earning rasio untuk suatu perusahaan adalah memilih perusahaan-perusahaan yang dapat dibandingkan, untuk menghitung nilai rata-rata dari perusahaan-perusahaan tersebut, dan secara subjektif melakukan penyesuaian terhadap nilai rata-rata tersebut untuk perbedaan antara perusahaan yang sedang dinilai dan perusahaan-perusahaan pembanding. Ada beberapa permasalahan dengan konsep ini. Pertama,

definisi dari perusahaan-perusahaan pembanding adalah ukuran subjektif. Penggunaan perusahaan-perusahaan lain dalam suatu industri sering bukan merupakan solusi sebab perusahaan-perusahaan dalam industri yang sama bisa memiliki risiko, pertumbuhan dan bussines mixes yang berbeda. Kedua, meskipun bisa diperoleh perusahaan-perusahaan yang sejenis, perbedaan masih ada pada fundamental antara perusahaan yang dinilai dengan industrinya.


(34)

2 Book Value Multiples

Hubungan antara harga dan nilai buku selalu menarik perhatian investor. Penjualan saham – saham dibawah nilai buku biasanya dipandang sebagai calon portfolio yang dinilai rendah (undervalued). Sedangkan penjualan saham lebih besar dari nilai bukunya dipandang sebagai portfolio yang dinilai terlalu tinggi (overvalued). Price to Book Value (PBV) dihitung dengan membagi harga pasar per saham dengan nilai sekarang dari ekuitas per saham atau

Price to book value ratio = PBV = Price per share / book value of equity per share

Saat ini konsep PBV sudah cukup dikenal beberapa kali terdengar pernyataan bahwa harga divestasi suatu bank mengacu kepada konsep PBV, tetapi tanpa menjelaskan kapan angka buku itu digunakan. Seiring dengan membaiknya laba perbankan, maka metode PER yang mulai dipakai kembali seperti sebelum krisis tahun 1998.

2.1.5 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Penilaian harga saham bertujuan untuk menilai saham-saham mana yang paling menguntungkan bagi investor. Dengan kata lain saham-saham yang harga pasarnya lebih rendah dari nilai intrinsiknya (undervalue) layak untuk dibeli, sedangkan saham yang harga pasarnya lebih tinggi dari nilai intrinsiknya (overvalue) lebih menguntungkan untuk dijual.Dengan begitu perlu diadakan analisis terhadap harga saham.Seperti yang telah diuraikan dalam pembahasan sebelumnya bahwa


(35)

dalam menganalisis harga saham dapat digunakan analisis fundamental.Analisis fundamental secara umum dapat diartikan sebagai factor internal perusahaan yang digambarkan sebagai kinerja keuangan perusahaan yang dituangkan dalam laporan keuangan. Beberapa pertimbangan tersebut antara lain penjualan, pertumbuhan penjualan, kebijakan dividen dan lain-lain..Untuk mengukur kinerja perusahaan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan analisa rasio.Rasio keuangan yang sering digunakan untuk memprediksi harga saham dikelompokkan dalam 5 jenis yaitu, rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas /rentabilitas,rasio solvabilitas / leverage dan rasio pasar.Dari sudut pandang calon investor, indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa yang akan datang adalah dengan melihat sejauhmana pertumbuhan profitabilitas perusahaan.Indikator ini sangat sering diperhatikan untuk mengetahui sampai sejauhmana investasi yang ditanamkan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan investor.Sesuai dengan judul penelitian ini maka akan diuraikan rasio profitabilitas di dalam perusahaan perbankan yang diwakili oleh return on equity (ROE), net interest margin (NIM), dari rasio permodalan diwakili oleh capital adequacy ratio (CAR) dan satu dividen payout ratio (DPR

2.1.5.1 Return On Equity

Return On Equity (ROE) yaitu rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :


(36)

Earnings After Tax

ROE = --- X 100 % Total Equity

Keterangan :

Earnings After Tax adalah laba setelah pajak Total Equity adalah total modal sendiri

Semakin besar rasio ROE menunjukkan kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan.Higgins (1990:59) menjelaskan bahwa ada hubungan yang positif antara ROE dengan harga saham perusahaan yang dapat meningkatkan nilai buku saham perusahaan.

2.1.5.2 Capital Adequacy Ratio (CAR)

Rasio ini mengukur kekuatan modal sendiri dibandingkan dengan aktiva tertimbang menurut resiko.Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :

Modal

CAR = --- X 100 % ATMR

Keterangan :

Modal adalah penjumlahan modal inti dan modal pelengkap

ATMR adalah aktiva tertimbang menurut resiko yang diperoleh dari perkalian antara butir-butir neraca dengan bobot resiko yang ditetapkan Bank Indonesia. Jika dihubungkan dengan harga saham, kecenderungan yang terjadi adalah investor akan berminat apabila suatu bank mempunyai CAR yang tinggi.


(37)

2.1.5.3 Net Interest Margin (NIM)

Net interest margin (NIM) adalah salah satu rasio untuk mengukur kemampuan dari aktiva produktif dalam menghasilkan pendapatan bunga bersih.

.Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :

Pendapatan bersih

NIM = --- X 100 %

Aktiva produktif Keterangan :

Pendapatan bersih adalah pendapatan bunga dikurangi beban bunga Aktiva produktif adalah aktiva yang menghasilkan bunga

Semakin besar rasio NIM menunjukkan semakin besar kemampuan bank dalam mengcover kerugian – kerugian pinjaman, kerugian sekuritas dan pajak untuk dijadikan profit

2.1.5.4 Dividen Payout Ratio (DPR)

Dividen adalah pembagian laba kepada para pemegang saham perusahaan sebanding dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik.Dividen payout ratio adalah merupakan rasio yang menunjukkan besarnya tingkat pembayaran dividen atas perolehan laba perusahaan. Besarnya dividen payout ratio sangat tergantung dari berbagai hal baik keuangan maupun non keuangan, intern maupun ekstern perusahaan. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi besarnya dividen payout ratio adalah :


(38)

a. Cash position (posisi kas) yang merupakan tingkat yang menunjukkan besarnya saldo kas pada akhir periode pembukuan terhadap besarnya laba bersih yang diperoleh pada periode tersebut.Posisi kas merupakan factor yang penting yang harus dipertimbangkan sebelum membuat keputusan untuk menentukan besarnya dividen payout ratio

b. Growth (pertumbuhan) yang merupakan besaran yang menunjukkan peningkatan.Pertumbuhan dibatasi dengan pengukuran peningkatan penjualan dari satu periode ke periode berikutnya. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan suatu perusahaan akan semakin besar kebutuhan perusahaan di masa yang akan datang, diasumsikan semakin memungkinkan perusahaan menahan keuntungan dan dan tidak membayarkannya sebagai dividen.

c. Firm Size (ukuran perusahan) yang diukur melalui kepemilikan aktiva. Semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin besar dividen payout ratio.

d. Profitability (kemampuan memperoleh laba) adalah merupakan kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan aktivanya dalam memperoleh laba. Besarnya dividen payout ratio ditentukan dengan mengacu kepada laba bersih yang diperoleh perusahaan.

Menurut Lintner (1956) dalam Amsarai (1993) pada umumnya perusahaan menetapkan target dividen payout ratio untuk setiap periode didasarkan pada target keuntungan.Namun pada prinsipnya dividen payout ratio terjadi akibat adanya perolehan laba tahun lalu serta dividen payout ratio tersebut bernilai lebih besar dari 0


(39)

(nol) dan lebih kecil atau sama dengan 1 (satu).Tetapi dapat dijumpai bahwa pada tahun lalu perusahaan mengalami kerugian tetapi pada tahun ini perusahaan membayar dividen. Hal ini adalah akibat adanya akumulasi laba yang masih bersaldo walaupun tahun lalu mengalami kerugian. Jadi pembayaran dividen karena adanya akumulasi laba tahun lalu bukan karena kinerja perusahaan tahun lalu.Disamping itu ada juga dividen payout ratio yang bernilai lebih besar daripada 1 (satu) karena pembayaran dividen lebih besar dari perolehan laba tahun sebelumnya. Hal ini dapat terjadi karena pembayaran dividen didasarkan atas saldo akumulasi laba dan bukan karena berdasarkan perolehan laba tahun lalu.

2.2. Review Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berkaitan dengan return on equity, capital adequacy ratio,net interest margin dan dividen payout ratio yang dihubungkan dengan prediksi pendapatan dan harga saham telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti.Amsarai (1993) menyatakan bahwa rata – rata investor mampu meraih normal return di sekitar tanggal pengumuman dividend dan tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hubungan kinerja perbankan dengan perubahan harga saham yang merupakan penelitian Syarkani (1998) menyimpulkan bahwa ROA, net revenue from fund, CAR, rate of return on loan secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian Kusmiati (2001) menghasilkan kesimpulan bahwa inlasi, suku bunga dan CMAL mempunyai hubungan negatif dengan harga saham. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Hadi (2004) mempunyai hasil bahwa ROA, ROE,


(40)

NIM, DER, LDR, EPS dan PER secara simultan tidak berpengaruh terhadap harga saham. Sianipar (2005) yang meneliti pengaruh faktor fundamental terhadap harga saham industri perbankan menyimpulkan hasil penelitian bahwa ROE, CAR EPS, NPATEA, ROA, NIM dan LDR berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap harga saham industri perbankan.Untuk lebih jelasnya peneliti-peneliti terdahulu yang meneliti mengenai hubungan rasio keuangan dengan harga saham ditunjukkan dalam tabel di halaman berikutnya.


(41)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan judul penelitian dan masalah yang telah diuraikan sebelumnya maka kerangka konsep dari penelitan ini digambarkan sebagai berikut :

ROE(X1 )

CAR( X2 )

NIM ( X3 )

DPR ( X4 )

HARGA

SAHAM

( Y )

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual

Return On Equity (ROE) menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham.Formulanya adalah laba setelah pajak dibagi dengan total modal sendiri.Semakin tinggi nilai ROE menggambarkan semakin tingginya kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan laba untuk para pemegang saham. Jika dihubungkan dengan harga saham, kecenderungan yang terjadi adalah jika ROE meningkat maka harga saham juga


(42)

meningkat karena investor menganggap bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik dalam menciptakan laba.

Capital adequacy ratio (CAR) merupakan rasio yang biasanya dipergunakan perbankan untuk menggambarkan kekuatan modal sendiri.Formulanya adalah modal sendiri dibagi dengan aktiva tertimbang menurut resiko.Jika dihubungkan dengan harga saham, kecenderungan yang terjadi adalah investor cenderung menyukai perusahaan perbankan yang mempunyai CAR yang tinggi.

Net interest margin (NIM) merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank menghasilkan pendapatan bunga bersih.Formula dari net interest margin (NIM) adalah net interest income dibagi dengan aktiva produktif.Rasio ini dapat mengevaluasi kemampuan bank dalam mengatur tingkat suku bunga.Semakin tinggi rasio ini semakin besar keinginan investor untuk berinvestasi dan dengan sendirinya akan mempengaruhi harga saham perusahaan perbankan.

Dividen payout ratio (DPR) merupakan rasio yang menunjukkan besarnya tingkat pembayaran dividen atas perolehan laba perusahaan. Menurut Lintner (1956) bahwa nilai perusahaan akan dimaksimumkan oleh rasio pembayaran dividen yang tinggi.

Harga saham yang dijadikan sebagai variable dependen di sini adalah harga saham rata – rata dua minggu setelah laporan keuangan diumumkan yang diperkirakan pada saat itu investor sudah bereaksi.


(43)

3.2. Hipotesis

Bertitiktolak dari masalah dan kerangka konsep yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah, return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR), net interest margin (NIM) dan dividen payout ratio berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI).


(44)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yang menekankan pada hubungan kausal (causal effect) yang menguji pengaruh return on equity, capital adequacy ratio, net interest margin dan dividen payout ratio sebagai variable independen terhadap harga saham perusahaan perbankan sebagai variable dependen.

4.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan pertimbangan bahwa Bursa Efek Indonesia merupakan pusat penjualan saham perusahaan yang go public di Indonesia.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian yaitu dari tahun 2004 sampai dengan 2007 yang berjumlah 30 bank.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang digunakan adalah berdasarkan kriteria tertentu.Sampel yang digunakan adalah sampel yang memenuhi kriteria sebagai berikut :


(45)

1. Perusahaan yang dimaksud mempunyai laporan keuangan yang lengkap, melakukan pembayaran dividen dan telah diaudit selama periode pengamatan dari tahun 2004 sampai 2007

2. Memiliki data harga pasar saham selama periode pengamatan dari tahun 2004 sampai 2007.

Tabel 4.1 Daftar Jumlah Perusahaan Sampel

No Keterangan Jumlah 1 Jumlah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode tahun 2004 - 2007 30 2 Jumlah populasi yang terkoreksi oleh kriteria kelengkapan

laporan keuangan, laporan keuangan yang telah diaudit

,melakukan pembayaran dividen dan data harga pasar saham (19)

Jumlah perusahaan sampel 11

4.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara mendownload data sekunder yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia di www.idx.co.id dan laporan keuangan beserta informasi tambahan yang terdapat dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD)..Data penelitian adalah data polling dimana penyajian data dilakukan secara time series (antar waktu) dan cross section (antar perusahaan).


(46)

4.5 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini terdapat 4 jenis variabel independen yaitu return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR), net interest margin (NIM) dan dividen payout ratio (DPR). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham. Definisi operasional dan metode pengukuran variabel dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini

Tabel 4.2 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel Jenis

Variabel

Nama Variabel

Definisi Variabel Parameter Skala

Pengukuran Variabel

Independen

ROE Tingkat pengembalian

ekuitas atas perolehan laba bersih setelah pajak bagi pemegang saham

NIAT ROE=--- Total Equity

Rasio

CAR Kekuatan modal

sendiri dibandingkan aktiva tertimbang menurut resiko

Modal CAR=--- ATMR

Rasio

NIM Rasio dari pendapatan

bersih terhadap aktiva produktif

Net Interest Inc NIM=--- Earning asset

Rasio

DPR Tingkat pembayaran

dividen atas perolehan laba perusahaan

Cash dividen DPR=--- NIAT Rasio Variabel Dependen Harga saham

Harga saham rata-rata dua minggu stelah pengumuman laporan keuangan

Hrg saham dalam 2 minggu ---

10 hari


(47)

4.6 Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini digunakan model analisis regresi sederhana (Simple Regression Analysis) dan analisa regresi berganda (Multiple Regression Analysis) dengan persamaan kuadrat terkecil (Ordinary Least Square). Adapun bentuk persamaan regresinya adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4+ e Keterangan :

Y = Harga saham a = konstanta

b1,b2,b3,b4 = koefisien regresi X1 = ROE

X2 = CAR X3 = NIM X4 = DPR

e = error-terms (variable gangguan/residual)

4.6.1 Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik terhadap data penelitian yang meliputi pengujian normalitas data, multikollinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.


(48)

4.6.1.1 Pengujian normalitas data

Pengujian normalitas data dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan dependen mempunyai distribusi normal atau tidak. Tetapi jika terjadi penyimpangan terhadap asumsi distribusi normalitas maka masih tetap menghasilkan penduga koefisien regresi yang linier, tidak berbias dan terbaik.Penyimpangan asumsi normalitas ini akan semakin kecil pengaruhnya apabila jumlah sampel diperbesar.Salah satu penyelesaiannya adalah dengan cara mengubah bentuk nilai variabel yang semula nilai absolut ditransformasikan menjadi bentuk lain (kwadratik, resiprokal dan lain sebagainya) sehingga distribusi menjadi normal.

Pengujian normalitas ini akan dilakukan dengan uji statistik non parametrik Kolmogorov – Smirnov (K-S). Untuk melihat apakah suatu data mempunyai distribusi normal, maka kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :

a. Jika angka signifikansi > 0,05 maka data mempunyai distribusi normal b. Jika angka signifikansi < 0,05 maka data tidak mempunyai distribusi normal

4.6.1.2 Uji multikolinieritas

Uji multikolinieritas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (Ghozali, 2005). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.Pengujian multikolinieritas pada penelitian ini dilakukan dengan Uji Collinearity Statistic. Dalam melakukan uji multikolinieritas harus diketahui terlebih dahulu Variance Inflation Factor (VIF).


(49)

Pedoman pengambilan keputusan sebagai berikut :

a. Jika Variance Inflation Factor (VIF) > 10 maka artinya terdapat persoalan multikolinieritas diantara variabel bebas.

b. Jika Variance Inflation Factor (VIF) < 10 maka tidak terdapat persoalan multikolinieritas diantara variable bebas.

4.6.1.3 Uji heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2005). Model regresi yang baik adalah yang homokesdastisitas atau yang tidak terjadi heteroskesdastisitas. Deteksi dapat dilakukan dengan menggunakan uji metode grafis yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang tergambar pada scatterplot.

Dasar pengambilan keputusan adalah jika ada pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.6.1.4 Uji autokorelasi

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t – 1 (Ghozali ,2005). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Masalah ini


(50)

timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series karena gangguan pada sseorang individu atau kelompok cenderung mempengaruhi gangguan pada individu atau kelompok yang sama pada periode berikutnya. Pada data cross section, masalah autokorelasi relatif tidak terjadi.Untuk mengetahui adanya autokorelasi adalah dengan melakukan Uji Durbin Watson .Hipotesis yang akan diuji adalah :

Ho : tidak ada autokorelasi Ha : ada autokorelasi

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi sebagai berikut :

a. Apabila d < dl atau d > (4-dl) maka hipotesis nol ditolak dan sebaliknya hipotesis alternative diterima , berarti terdapat autokorelasi.

b. Apabila terletak antara dl dan (4-du) maka hipotesis nol diterima yang berarti tidak ada autokorelasi.

c. Apabila nilai d terletak antara dl dan du atau antara (4-du) atau (4-dl) maka Uji Durbin Watson tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.Pada nilai ini tidak dapat disimpulkan apakah terdapat autokorelasi atau tidak.Secara sederhana, gejala autokorelasi dapat juga dilihat langsung dengan cara melihat hasil test statistic untuk Durbin Watson. Nilai Durbin Watson adalah antara 0 sampai dengan 4. apabila nilai Durbin Watson dekat dengan 2 berarti tidak ada autokorelasi


(51)

4.6.2 Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan uji asumsi klasik terhadap data, selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Untuk membuktikan hipotesis secara simultan dan parsial maka digunakan alat uji sebagai berikut :

4.6.2.1 Uji Signifikansi simultan (Uji F)

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara bersama - sama (simultan) variable independen terhadap variable dependen. Prosedur pengujian hipotesis untuk pengaruh secara simultan adalah :

1. Merumuskan hipotesis Ho : 1 = 2 = 3 = 4 = 0

artinya : ROE, CAR, NIM dan DPR secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Ha : 1 ≠ 2 ≠ 3 ≠ 4 ≠ 0

artinya : ROE, CAR, NIM dan DPR secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

2. Menentukan tingkat signifikansi

Hipotesis ini diuji dengan menggunakan tingkat signifikansi

g

= 5 % 3. Menentukan kriteria pengujian hipotesis :

Hipotesis diterima jika F signifikan < 0,05 Hipotesis ditolak jika F signifikan > 0,05


(52)

4.6.2.2 Uji Signifikansi parsial ( Uji

t

)

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara individual (parsial) variable independen terhadap variable dependen. Prosedur pengujian hipotesis untuk pengaruh secara simultan adalah sebagai berikut ini :

1. Merumuskan hipotesis Ho : x = 0

artinya : ROE, CAR, NIM dan DPR secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Ha : x ≠ 0

artinya : ROE, CAR, NIM dan DPR secara parsial berpengaruh terhadap harga saham.

2. Menentukan tingkat signifikansi

Hipotesis ini diuji dengan menggunakan tingkat signifikansi

g

= 5 % 3. Menentukan kriteria pengujian hipotesis

Hipotesis diterima jika

t

signifikan < 0,05 Hipotesis ditolak jika

t

signifikan > 0,05


(53)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Data

Deskripsi data penelitian dari masing – masing variable yang meliputi nilai mean, standar deviasi, maksimum dan minimum dapat dilihat pada table 5.1 berikut ini.

Tabel 5.1 Deskripsi Data Penelitian

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Harga_Saham 44 95.00 6450.00 2085.6591 1891.85342

ROE 44 1.53 42.76 17.6577 9.21908

CAR 44 7.00 41.00 19.5657 7.70584

NIM 44 2.77 30.00 6.8050 4.22645

DPR 44 .14 201.82 30.2645 38.13518

Valid N (listwise) 44

Sumber : Lampiran 2 Hasil Pengolahan Data

Dari tabel 5.1 di atas dapat dilihat gambaran bahwa angka CAR terendah adalah 7,00 , tertinggi 41,00 dan secara umum rata – rata capital adequacy ratio (CAR) perbankan pada periode 2004 sampai dengan 2007 cukup baik yaitu sebesar 19,57. Angka tersebut telah jauh melampaui angka minimal yang dipersyaratkan oleh Bank Indonesia (BI) yaitu sebesar 18 %..Untuk variabel ROE angka terendah adalah 1,53 , tertinggi 42,76 dengan rata – rata 17,66.

Kemampuan bank dalam memperoleh rasio pendapatan bunga bersih yang ditunjukkan oleh rasio net interest margin (NIM) menunjukkan bahwa angka NIM


(54)

terendah adalah 2,77 , tertinggi 30,00 dan rata – rata rasio NIM adalah 6,81.Rasio tersebut cukup baik dan rata – rata NIM selalu mengalami kenaikan walaupun dalam persentase yang relative rendah.

Untuk dividen payout ratio (DPR) selama tahun pengamatan mempunyai rasio terendah 0,14 , tertinggi 201,82 dan rata – rata sebesar 30,26. Untuk harga saham rata – rata yang diukur dari harga saham setelah laporan keuangan diumumkan selama tahun pengamatan mempunyai harga terendah 95,00 , tertinggi 6.450,00 dan rata – rata sebesar 2085,66.

Untuk melihat tingkat kesehatan suatu bank biasanya Bank Indonesia (BI) mempunyai suatu alat ukur yaitu CAMELS. Kesehatan suatu bank dapat diukur dengan membandingkan rasio – rasio yang dimiliki oleh bank dengan rasio – rasio dalam CAMELS. Bagi investor cara tersebut dapat juga dijadikan suatu alat analisa untuk memutuskan berinvestasi di suatu perusahaan perbankan.

5.1.2 Analisa Persamaan Regresi

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi berganda dengan persamaan sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4+ e

Dari hasil pengolahan data dengan perangkat lunak SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :


(55)

Tabel 5.2 Analisa Persamaan Regresi

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

B Std. Error Beta t Sig

1 (Constant) -71.344 1044.095 -.068 .946

ROE 108.683 28.885 .530 3.763 .001

CAR 34.140 33.915 .139 1.007 .320

NIM -4.856 63.316 -.011 -.077 .939

DPR -13.118 6.911 -.264 -1.898 .065

Sumber : Lampiran 2 Hasil Pengolahan Data

Dari tabel 5.2 di atas maka persamaan regresi berganda dapat dituliskan sebagai berikut :

Harga Saham = -71,344 + 108,683ROE + 34,140CAR – 4,856NIM –

13,118DPR +

e

Dari hasil persamaan regresi tersebut dapat dilihat bahwa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham yaitu ROE (dapat dilihat dari nilai p-value nya (pada signifikan 0,001). ROE mempunyai koefisien positif sebesar 108,683 yang berarti apabila nilai koefisien regresi variable lainnya tetap, maka kenaikan ROE sebesar 1 % akan meningkatkan harga saham sebesar Rp 108,683.

5.1.3 Pengujian Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk menghasilkan suatu analisis data yang akurat, dimana persamaan regresi sebaiknya terbebas dari asumsi – asumsi klasik yang harus dipenuhi seperti multikolinieritas, heteroskesdastisitas, autokorelasi dan mempunyai normalitas data.


(56)

5.1.3.1 Pengujian normalitas data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable dependen dan independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Hasil dari pengujian normalitas data dapat dilihat pada table 5.3 berikut ini :

Tabel 5.3 Uji Normalitas Data (Kolmogorov-Smirnov)

Harga_Saham ROE CAR NIM DPR

N 44 44 44 44 44

Normal Parameters(a,b) Mean 2085.6591 17.6577 19.5657 2.5342 4.4296

Std.

Deviation 1891.85342 9.21908 7.70584 .62583 3.30013 Most Extreme

Differences

Absolute

.172 .094 .141 .179 .188

Positive .172 .094 .141 .179 .188

Negative -.146 -.047 -.088 -.113 -.110

Kolmogorov-Smirnov Z

1.141 .626 .937 1.189 1.245

Asymp. Sig. (2-tailed)

.148 .827 .343 .118 .090

Sumber : Lampiran 2 Hasil Pengolahan Data

Dari tabel 5.3 tersebut dapat diliht nilai signifikan ROE adalah 0,827, CAR 0,343, NIM 0,118 dan DPR 0,90 serta harga saham 0,148. Dari tingkat signifikan seluruh variable yang lebih besar dari 0,05 tersebut dapat dikatakan bahwa seluruh data mempunyai distribusi normal.

5.1.3.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya


(57)

terbebas dari multikolinieritas.Ringkasan hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada table 5.4 berikut ini :

Tabel 5.4 Uji Multikolinieritas

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta t Sig Tolerance VIF 1 (Constant)

-71.344 1044.09

5 -.068 .946

ROE 108.683 28.885 .530 3.763 .001 .900 1.111

CAR 34.140 33.915 .139 1.007 .320 .934 1.070

NIM -4.856 63.316 -.011 -.077 .939 .891 1.122 DPR -13.118 6.911 -.264 -1.898 .065 .919 1.088

Sumber : Lampiran 3 Hasil Pengolahan Data

Dari tabel 5.4 dapat dilihat bahwa nilai Variance Inflation Factor (FIV) masing – masing variable adalah ROE 1,111, CAR 1,070, NIM 1,122 dan DPR 1,088. Dari nilai tersebut berdasarkan kriteria pengujian multikolinieritas, maka dapat disimpulkan bahwa diantara variable bebas tidak terjadi multikolinieritas karena Variance Inflation Factor (VIF) dari keseluruhan variable bebas lebih kecil dari 10.

5.1.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat grafik. Dari hasil uji Heteroskedastisitas dapat dikatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini. Hal itu dapat dilihat dari grafik scatterplot, dimana titik – titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas (bergelombang, melebar dan kemudian menyempit) serta tersebar baik di atas


(58)

maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Grafik scatterplot hasil uji hetreoskedastisita adalah sebagai berikut :

Regression Standardized Predicted Value

3 2 1 0 -1 -2 Regres sion Studentized D elete d (Pr ess) Resi dual 3 2 1 0 -1 -2 Scatterplot

Dependent Variable: Harga_Saham

Sumber : Lampiran 6 Hasil Pengolahan Data

Gambar 5.1 Uji Heteroskedastisitas

5.1.3.4 Uji Autokorelasi

Untuk pengujian autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Durbin Watson. Hasil pengujian Durbin Watson dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut ini :

Tabel 5.5 Uji Autokorelasi

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .552(a) .305 .233 1656.41631 1.663

a Predictors: (Constant), DPR, CAR, ROE, NIM b Dependent Variable: Harga_Saham


(59)

Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh nilai Durbin Watson (DW) sebesar 1,663 yang berarti berada diantara 0 sampai dengan 4 dan mendekati angka 2 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model regresi tidak mengandung autokorelasi.

5.1.4 Pengujian Hipotesis

Untuk membuktikan hipotesis secara simultan dan parsial maka digunakan alat uji sebagai berikut :

5.1.4.1 Uji simultan (Uji F)

Pengujian simultan adalah untuk melihat apakah ada pengaruh return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR), net interest margin (NIM) dan dividen payout ratio (DPR) terhadap harga saham. Ringkasan hasil pengujian hipotesis secara simultan dapat dilihat pada table 5.6 berikut ini :

Tabel 5.6 Hasil uji hipotesis simultan (Uji F)

Change Statistics

Model R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

R Square F Sif F Change Change df1 df2 Change

1 .552(

a) .305 .233 1656.41631 .305 4.273 4 39 .006 a Predictors: (Constant), DPR, CAR, ROE, NIM


(60)

Angka R sebesar 0,552 menunjukkan bahwa variable return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR), net interest margin (NIM) dan dividen payout ratio (DPR) mempunyai hubungan yang sangat kuat yaitu sebesar 55,2 % dengan harga saham. Sedangkan nilai koefisien determinasi yaitu nilai R Square yang sudah disesuaikan atau yang tertulis Adjusted R Square sebesar 0,233 mempunyai arti bahwa variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 23,3%. Dengan kata lain 23,3% perubahan dalam harga saham perusahaan mampu dijelaskan oleh variabel return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR), net interest (NIM) dan dividen payout ratio sedangkan 76,7% (100% – 23,3%) lagi dijelaskan oleh faktor – faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Dari uji ANOVA diperoleh hasil pengolahan data sebagai berikut : Tabel 5.7 Uji Anova (simultan)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 46896817.274 4 11724204.319 4.273 .006(a) Residual 107004884.612 39 2743714.990

Total 153901701.886 43

a Predictors: (Constant), DPR, CAR, ROE, NIM b Dependent Variable: Harga_Saham

Sumber : Lampiran 4 Hasil Pengolahan Data

Dari uji ANOVA atau F test, didapat nilai F hitung sebesar 4,273 dengan tingkat signifikan 0,006 jauh lebih kecil dari 0,05, maka hasil dari model regresi ini menunjukkan bahwa ada pengaruh return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR), net interest margin (NIM) dan dividen payout ratio (DPR) terhadap harga saham perusahaan. Dari uji F tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa model


(61)

penelitian sudah tepat, dengan kata lain variable independen secara simultan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan harga saham perusahaan.

5.1.4.2. Uji parsial (Uji

t)

Pengujian secara parsial adalah untuk melihat apakah ada pengaruh return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR), net interst margin (NIM) dan dividen payout ratio (DPR) secara individual terhadap harga saham. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut ini :

Tabel 5.8 Uji Hipotesis Parsial (Uji t)

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

B Std. Error Beta t Sig

1 (Constant) -71.344 1044.095 -.068 .946

ROE 108.683 28.885 .530 3.763 .001

CAR 34.140 33.915 .139 1.007 .320

NIM -4.856 63.316 -.011 -.077 .939

DPR -13.118 6.911 -.264 -1.898 .065

a.Dependen Variabel: Harga_Saham

Sumber : Lampiran 5 Hasil Pengolahan Data

Hasil dari pengujian secara parsial terhadap variabel independen adalah sebagai berikut :

1. Pengujian parsial ROE

Dari tabel 5.8 diperoleh nilai p- value (pada kolom Sig) 0,001 yaitu lebih kecil dari tingkat signifikan 0,05. Hal tersebut berarti bahwa variable ROE berpengaruh signifikan terhadap harga saham.


(62)

2. Pengujian parsial CAR

Dari tabel 5.8 diperoleh nilai p-value (pada kolom Sig) 0,320 yaitu lebih besar dari tingkat signifikan 0,05. Hal tersebut berarti bahwa variable CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

3. Pengujian parsial NIM

Dari tabel 5.8 diperoleh nilai p-value (pada kolom Sig) 0,939 yaitu jauh lebih besar dari tingkat signifikan 0,05. Hal tersebut berarti bahwa variable NIM tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

4. Pengujian parsial DPR

Dari tabel 5.8 diperoleh nilai nilai p-value (pada kolom Sig) 0,065 yaitu jauh lebih besar dari 0,05. Hal tersebut berarti bahwa variable DPR tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

5.2 Pembahasan

Sesuai dengan hasil pengujian yang telah diuraikan sebelumnya maka dengan menggunakan metode enter, variabel return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR), net interest margin (NIM) dan dividen payout ratio (DPR) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham.Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian menurut Hadi (2004) dimana variable ROE dan NIM secara simultan tidak berpengaruh terhadap harga saham. Begitu juga dengan hasil penelitian Kusmiati (2001) bahwa CAR dan NIM berpengaruh negatif terhadap harga saham.Hal ini kemungkinan disebabkan karena peneliti sebelumnya


(63)

mengambil variabel terikat yaitu harga saham pada saat penutupan (closing price) atau harga pada akhir tahun, sedangkan penelitian ini menggunakan harga saham rata – rata 2 minggu setelah laporan keuangan diumumkan.

Pada pengujian secara parsial, dari hasil pengujian ternyata hanya variable ROE yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, hal ini mendukung penelitian Sianipar (2005) sedangkan variable CAR, NIM dan DPR tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan sementara bahwa bagi investor umumnya dalam berinvestasi cenderung melihat kepada kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan seperti yang dijelaskan sebelumnya ROE adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari modal sendiri.

Capital adequacy ratio (CAR) adalah menggambarkan kekuatan modal sendiri dibandingkan dengan aktiva tertimbang menurut resiko.Jadi tinggi rendahnya capital adequacy ratio (CAR) kurang memengaruhi minat investor untuk berinvestasi karena jumlah modal yang besar belum tentu menjamin tingginya laba perusahaan. Begitu juga dengan variabel NIM yang merupakan kemampuan suatu bank dalam menghasilkan pendapatan bunga bersih serta variabel DPR yang merupakan rasio pembayaran dividen ternyata juga tidak memengaruhi minat investor untuk berinvestasi. Perusahaan yang mempunyai DPR yang tinggi akan membuat posisi kas suatu perusahaan akan berkurang dan struktur modal perusahaan yaitu debt equity ratio (DER) akan semakin besar dan hal ini kemungkinan membuat investor berfikir secara negatif terhadap perusahaan.


(64)

Untuk variabel capital adequacy ratio (CAR) dan net interest margin (NIM) penelitian ini bertentangan dengan penelitian Sianipar (2005) yang hasil pengujiannya membuktikan bahwa variabel CAR dan NIM secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan tahun pengamatan ataupun kondisi ekonomi yang berbeda.Untuk variabel DPR tidak dapat dibandingkan dengan penelitian Sianipar (2005), Hadi (2004) dan Kusmiati (2001), karena penelitian tersebut tidak memasukkan variabel DPR.


(65)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta analisa dan setelah melakukan pembahasan terhadap hasil penelitian, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis bahwa secara simultan variable return on equity (ROE) , capital adequacy ratio (CAR), net interest margin (NIM) dan dividen payout ratio (DPR) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Hadi (2004), Kusmiati (2001) dan mendukung hasil penelitian Sianipar (2005). Untuk variable dividen payout ratio (DPR) tidak dapat diperbandingkan oleh karena peneliti – peneliti sebelumnya tidak memasukkan variabel dividen payout ratio dalam penelitian tersebut

2. Secara parsial hanya variabel ROE saja yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham sedangkan variabel CAR, NIM dan DPR tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham.Jadi secara parsial hanya variabel ROE saja yang mendukung penelitian Sianipar (2005).


(66)

6.2 Keterbatasan

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Periode pengamatan yang relatif pendek (4 tahun) yaitu dari tahun 2004 sampai 2007 dan jumlah sampel relatif kecil (11 perusahaan perbankan)

dengan 44 unit analisis.

2. Tidak dipertimbangkannya faktor – faktor spesifik perusahaan seperti : kebijaksanaan pembayaran dividen, penawaran saham dan pemecahan saham.

3. Rasio – rasio keuangan bank yang digunakan dalam penelitian ini masih kurang sehingga belum bisa mewakili rasio – rasio keuangan yang dapat menganalisa kondisi dari suatu perusahaan perbankan dalam hal hubungannya dengan memprediksi harga saham.

6.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan jumlah sample yang terlalu kecil dan juga waktu penelitian yang terlalu singkat , maka untuk penelitian lanjutan sebaiknya jangka waktu penelitian diperpanjang.

2. Kepada peneliti yang berminat untuk melakukan kajian terhadap rasio rasio keuangan perbankan disarankan untuk menguji rasio- rasio keuangan


(67)

perbankan lainnya baik dilihat dari sudut kepentingan investor maupun rasio CAMELS secara kwantitatif dan kwalitatif.

3. Perlu dipertimbangkan faktor – faktor spesifik perusahaan seperti : kebijaksanan pembayaran dividen, penawaran saham dan pemecahan saham.


(68)

DAFTAR PUSTAKA

Altman, Edward I, (1968), “ Financial Ratios, Discriminant Analysis and The Prediction of Corporate Bankruptcy”, Journal of Finance,

vol.XXIIINo.4September, pp.589-609.

Amsarai, M.Ishak, (1993),”Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Harga Saham di Pasar Modal Indonesia”, tesis UNPAD

Ang, Robert, (1997),”Buku Pintar : Pasar Modal Indonesia”, Mediasoft Indonesia Bank Indonesia, (2004), Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, SE

Deputi Gubernur No 6/23/DPNP (31 Mei )

Basel Committee on Banking Supervision, (1999), A new Capital Adequacy Framework, consultive paper issued by Basel Committee on Banking Supervision usually meets at The Bank for International Settlements in Basel , June

Damodaran, Aswath, (2002),”Corporate Finance, Theory and Practice”, New York, John Wiley and Sons, Inc

Ghozali, Imam, (2005),”Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, edisi 3, Badan Penenrbit Universitas Diponegoro

Fuller, Russel J. and Farrell James L.Jr. (1987), “ Modern Investment and Security Analysis”, International Editions Financial Series, Singapore: McGraw Hill. Hadi, Ahmad, (2004), “Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Harga

Saham Perbankan di BEJ”, tesis PPs UI

Higgins, Robert C, (1990),”Analysis for Financial Management”, Illionis, Richard D., Irwin, Inc

Ikatan Akuntan Indonesia, (2008), “Standar Akuntansi Keuangan ‘, Salemba Empat

Indonesian Capital market Directory (ICMD) tahun 2004 -2007

Kusmiati, Ani, (2001),”Pengaruh Faktor Eksternal dan Internal Terhadap Saham Perbankan di BEJ”,tesis UNPAD


(69)

Lubis,Ade Fatma (2006),”Pasar Modal”, Jakarta, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Lubis, Ade Fatma dan Syahputra , Adi, (2008),”Pedoman Penulisan Proposal dan Tesis”, USU Press

Lintner, John, (1956),”Distribution Incomes Of Corporations Among Dividens, Retained Earnings Adn Taxes” American Economic Review

Munawir, (1995), ”Analisa Laporan Keuangan” edisi keempat, cetakan kelima, Yogyakarta, Liberty

Malkiel, Burton G. (1996), A Random Walks Down Wall Street, 6th ed., WW Norton Inc.

Natarsyah, Syahib, (2000),”Analisis Pengaruh beberapa Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik terhadap Harga Saham”, Journal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol 15, No 3

Suharyadi, Purwanto (2003),”Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern”, Buku I dan II, Jakarta,Penerbit Salemba Empat

Sugiarto, Agus (2004),”Membangun Fundamental Perbankan yang Kuat”, Harian Media Indonesia (26 Januari)

Syarkani, Yofi, (1998),” Kinerja Perbankan Dengan Perubahan Harga Saham di Pasar Sekunder”,tesis UNPAD

Sianipar, Ardin, (2005),”Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Industri Perbankan di Indonesia”, tesis USU

Triandaru, Sigit, dan Budisantoso, Totok (2006),”Bank dan Lembaga Keuangan”,edisi kedua, Jakarta, Salemba Empat

Undang-Undang nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan

Warsidi, (1999), ”Evaluasi kegunaan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba di Masa yang Akan Datang”, Jurnal Akuntansi, Manajemen dan Ekonomi, Vol 2, No. 1, 2000.


(70)

LAMPIRAN 1 DATA PERUSAHAAN PERBANKAN

Data Tahun 2004

Rasio

No Nama Bank Kode

ROE CAR NIM DPR

Harga saham

01 Bank Mandiri bmri 21.08 25.30 4.40 26.76 1600

02 Bank BNI bbni 24.50 17.13 5.61 38.45 1580

03 Bank BRI bbri 42.76 17.89 11.56 49.90 2675

04 Bank Danamon bdmn 30.86 27.00 8.20 0.14 4650

05 Bank Buana bbia 14.91 22.12 6.19 50.01 920

06 Bank Bukopin bbkp 20.20 15.41 5.80 0.20 400

07 Bank Bumi Putera babp 11.47 10.16 6.91 43.17 160

08 Bank BCA bbca 22.95 23.95 5.28 0.31 3075

09 Bank Niaga bnga 23.66 10.29 5.36 134.61 475

10 Bank Mega mega 26.39 13.53 6.36 39.93 1250

11 Bank Bumi Artha bnba 13.45 33.52 6.33 20.35 220

Data Tahun 2005

Rasio

No Nama Bank Kode

ROE CAR NIM DPR Harga Saham

01 Bank Mandiri bmri 2.60 23.65 3.81 50.26 1920

02 Bank BNI bbni 11.91 16.67 2.77 49.65 1360

03 Bank BRI bbri 37.92 15.29 12.17 49.36 4625

04 Bank Danamon bdmn 23.32 22.70 8.90 0.50 5150

05 Bank Buana bbia 15.94 29.50 7.40 50.01 960

06 Bank Bukopin bbkp 21.51 13.80 11.16 0.25 420

07 Bank Bumi Putera babp 11.79 10.69 4.83 25.28 95

08 Bank BCA bbca 22.70 30.25 3.64 0.31 4375

09 Bank Niaga bnga 27.94 17.24 5.31 201.82 620

10 Bank Mega mega 26.54 11.13 4.01 40.95 2400


(1)

LAMPIRAN 4 HASIL PENGOLAHAN DATA

Tabel 5.6

Variables Entered/Removed

b

DPR, CAR,

ROE, NIM

a

.

Enter

Model

1

Variables

Entered

Variables

Removed

Method

All requested variables entered.

a.

Dependent Variable: Harga_Saham

b.

Model Summary

.552a .305 .233 1656.41631 .305 4.273 4 39 .006 Model 1 R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F Change Change Statistics

Predictors: (Constant), DPR, CAR, ROE, NIM a.

Tabel 5.7 Uji Anova

ANOVAb

46896817 4 11724204.32 4.273 .006a

1.1E+008 39 2743714.990

1.5E+008 43 Regression Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), DPR, CAR, ROE, NIM a.

Dependent Variable: Harga_Saham b.


(2)

LAMPIRAN 5 HASIL PENGOLAHAN DATA

Tabel 5.8 Uji Hipotesis Parsial

Variables Entered/Removedb

DPR, ROE,

CAR, NIMa . Enter Model

1

Variables Entered

Variables

Removed Method

All requested variables entered. a.

Dependent Variable: Harga_Saham b.

Coefficientsa

-71.344 1044.095 -.068 .946

108.683 28.885 .530 3.763 .001

34.140 33.915 .139 1.007 .320

-4.856 63.316 -.011 -.077 .939

-13.118 6.911 -.264 -1.898 .065

(Constant) ROE CAR NIM DPR Model

1

B Std. Error

Unstandardized Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: Harga_Saham a.


(3)

LAMPIRAN 6 HASIL PENGOLAHAN DATA

Uji Heteroskedastisitas ROE

Regression Standardized Predicted Value

3 2 1 0 -1 -2

Regression St

udentized

Deleted (P

ress)

Re

sidual

4 3 2 1 0 -1 -2 Scatterplot

Dependent Variable: Harga_Saham

Uji Heteroskedastisitas CAR

3 2 1 0 -1 -2

Regressio

n Stu

dentized

Del

e

ted (Pr

e

ss)

Resid

u

al

4 3 2 1 0 -1 -2

Scatterplot


(4)

Uji Heteroskedastisitas NIM

Regression Standardized Predicted Value

6 4 2 0

Reg

ression Stude

ntized

Deleted (Press)

Residual

3 2 1 0 -1 -2 -3

Scatterplot

Dependent Variable: Harga_Saham

Uji Heteroskedastisitas DPR

Regression Standardized Predicted Value

1 0 -1 -2 -3 -4 -5

Regression St

ude

n

ti

zed

Delet

e

d (P

res

s

) Re

sidua

l

2 1 0 -1

Scatterplot


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Return On Equity, Return On Assets Dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Retail Di Bursa Efek Indonesia

1 79 97

Analisis pengaruh Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM) dan Current Ratio (CR) terhadap harga saham: studi empiris pada perusahaan tambang yang terdaftar di bursa efek Indonesia Tahun 2011-2013

3 51 102

Pengaruh retrun on asset,current ratio,debt to equity ratio,dividen,laba bersih dan divide pay out ratio terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di jakarta islamic index periode 2009-2014

0 7 0

Pengaruh return on asset,current ratio,debt to equity ratio,dividen,laba bersih dan dividend payout ratio terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta islamic index periode 2009-2014

1 26 123

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Dividend Payout Ratio, dan Return On Equity terhadap Price Earning Ratio pada Saham Perusahaan Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012 (Studi Saham-Saham Perusahaan Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia

0 9 69

PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), NET INTEREST MARGIN (NIM), DAN CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) TERHADAP HARGA SAHAM Pengaruh Return On Asset (Roa), Net Interest Margin (Nim), Dan Capital Adequacy Ratio (Car) Terhadap Harga Saham Perbankan Syariah Di Indone

0 5 13

PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), NET INTEREST MARGIN (NIM), DAN CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2012-2015 Pengaruh Return On Asset (Roa), Net Interest Margin (Nim), Dan Capita

0 4 15

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Return On Asset (Roa), Net Interest Margin (Nim), Dan Capital Adequacy Ratio (Car) Terhadap Harga Saham Perbankan Syariah Di Indonesia Periode 2012-2015.

0 3 4

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin, dan Loan To Deposit Ratio terhadap return saham pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010.

0 0 2

Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Non Performing Loan, Operational Cost Ratio, Net Interest Margin dan Return On Assets Perusahaan Perbankan

0 0 13