Analisis Working Capital dalam Menilai Profitabilitas PT. Pembangunan Perumahan (Persero)
ANALISIS WORKING CAPITAL
DALAM MENILAI PROFITABILITAS
PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (PERSERO)
G E L A D I K A R Y A
Oleh:
Achmad Yani
057 007 036
Konsentrasi: Manajemen Akuntansi
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN – 2012
(2)
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Geladikarya : ANALISIS WORKING CAPITAL DALAM MENILAI PROFITABILITAS PT.PEMBANGUNAN PERUMAHAN (PERSERO)
Nama : Achmad Yani
NIM : 057007036
Program studi : Magister Manajemen Konsentrasi : Manajemen Akuntansi
Menyetujui: Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M.Eng) Ketua
(Irwan Djanahar, S.E., Ak., MAFIS) Anggota
Ketua Program Studi Direktur Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana
(3)
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Geladikarya yang berjudul:
“ANALISIS WORKING CAPITAL DALAM MENILAI PROFITABILITAS PT.PEMBANGUNAN PERUMAHAN (PERSERO)”
Adalah benar merupakan hasil karya tulis saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan.
Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas.
Medan, Januari 2012
Yang Membuat Pernyataan
Achmad Yani NIM: 057007036
(4)
iv
RIWAYAT HIDUP
Achmad Yani, lahir di DKI Jakarta, pada tanggal 07 April 1966. Bertempat tinggal di Jln. Teratai XII Blok J/27 Tanjung Barat Indah Jakarta Selatan, DKI Jakarta.
Riwayat Pendidikan dimulai pada Sekolah Dasar 01 Cililitan tahun 1972 hingga 1978. Kemudian dilanjutkan pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri XX Kopara Jakarta Timur pada tahun 1978 hingga 1981. Berikutnya melanjutkan Sekolah Menengah Umum Negeri 39 Cijantung Jakarta Timur dari tahun 1981 hingga 1984. Melanjutkan pendidikan Strata 1 di Universitas Krisnadwipayana Jakarta Timur, Jurusan Ekonomi dari tahun 1984 hingga 1989.
Pada tahun 1989 hingga saat ini bekerja di PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk yang terletak di Jl. TB Simatupang 57 Pasar Rebo Jakarta Timur.
Medan, Januari 2012 Penulis
Achmad Yani
(5)
v
RINGKASANEKSEKUTIF
Achmad Yani, Analisis Working Capital dalam Menilai Profitabilitas PT. Pembangunan Perumahan (Persero), Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M.Eng dan Drs Irwan Djanahar, Ak., MAFIS.
PT. Pembangunan Perumahan (Persero) adalah sebuah perusahaan milik Negara yang bergerak di bidang usaha jasa konstruksi, dan dalam melakukan usahanya selalu melakukan penjualan dengan cara kredit. Saat ini perusahaan mengalami kendala dalam hal pembayaran hutang jangka pendek, hal ini ditunjukkan dengan rasio likuiditas perusahaan yang selalu naik turun dalam rentang waktu antara tahun 2002 hingga 2006. Di satu sisi, manajemen working capital merupakan tanggung-jawab perusahaan guna mengelola modal kerja untuk operasional dan beban lainnya, antara lain pembayaran hutang.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada (1) pengaruh working capital terhadap profitabilitas dan (2) hubungan antara elemen working capital, yakni: working capital turnover, total asset turnover, receivable turnover dan current ratio dengan profitabilitas di PT Pembangunan Perumahan (Persero).
Penelitian dilakukan di PT Pembangunan Perumahan (Persero), dari tahun 2009 hingga Januari 2012. Cara pengumpulan data dengan data primer berupa wawancara dan data sekunder berupa laporan keuangan tahun 1999 hingga 2008. Metode penelitian adalah asosiatif kuantitatif, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan hubungan antara dua variabel atau lebih. Selanjutnya data diolah dengan teknik analisa multiregresi.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh working capital terhadap profitabilitas dimana perhitungan Fhitung lebih besar dari Ftabel (25.084>5.19).
Sedangkan secara parsial, working capital turnover dan total asset turnover tidak berhubungan dengan profitabilitas dan receivable turnover dan current ratio berhubungan dengan profitabilitas.
Adapun saran yang direkomendasikan adalah perusahaan perlu menerapkan kebijakan penagihan piutang dengan membuat tahap-tahap penyelesaian piutang yang telah melewati jatuh tempo dan memperbaiki klausul kerja-sama (kontrak kerja) dengan pemilik proyek, dalam hal pengakuan progress dan jangka waktu pembayaran, agar perusahaan memperoleh posisi yang lebih kuat dan pembayaran piutang bisa lebih optimal.
(6)
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim, puja dan puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Geladikarya ini. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya, sahabatnya, serta pengikutnya hingga akhir jaman.
Selanjutnya, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran penulisan Geladikarya ini, baik berupa dorongan moril maupun materil. Karena penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit rasanya bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan Geladikarya ini. Disamping itu, izinkan penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M.Eng, selaku Ketua Komisi Pembimbing sekaligus sebagai Ketua Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara.
3. Drs. Irwan Djanahar AK, Mafis selaku Anggota Komisi Pembimbing.
4. Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sangat spesial penulis haturkan dengan rendah hati dan rasa hormat kepada kedua orang tua penulis yang tercinta, Ayahanda H. Aspani (Alm) dan Ibunda Hj. Sunnayah serta kakak dan adik-adik penulis yang dengan segala pengorbanannya tak akan pernah penulis
(7)
vii
lupakan atas jasa-jasa mereka. Doa restu, nasihat dan petunjuk dari mereka kiranya merupakan dorongan moril yang paling efektif bagi kelanjutan studi penulis hingga saat ini.
5. Trisna Sutisna, sebagai atasan yang telah membantu penyelesaian Geladikarya ini dan sangat pengertian dengan memberi kesempatan kepada penulis untuk izin Jakarta – Medan.
6. Indaryanto, selaku Atasan yang banyak membantu penulis dalam penyelesaian Geladikarya ini.
7. Teman-teman di Divisi Keuangan dan Divisi Akuntansi yang selalu membantu dan memberi dukungan kepada penulis dalam menyelesaian Geladikarya ini. 8. Teman-teman seangkatan executive X, Moedi Utomo, Andi Reman, Fuad
Halimoen, Wesley, dan Ervinayang selalu memberikan dorongan moril kepada penulis.
9. Seseorang terdekat dan terkasih, Istri tercinta dari penulis: Nurhayatun Alimah, beserta anak-anakku tersayang : Rakha, Dhika dan Ardhia yang selalu memberi semangat dan mendukung penulis dalam penyelesaian Geladikarya ini.
Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Geladikarya ini mendapatkan balasan pahala dari Allah SWT. Semoga apa yang telah ditulis dalam Geladikarya ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin ya Robbal alamin.
Medan, Januari 2012 Penulis
Achmad Yani
(8)
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ... iii
RIWAYAT HIDUP ... iv
RINGKASAN EKSEKUTIF ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 5
1.4. Manfaat Penelitian ... 6
1.5. Batas dan Ruang Lingkup Penelitian ... 7
BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori Tentang Laporan Laporan Keuangan ... 8
2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan ... 8
2.1.2. TujuanLaporanKeuangan ... 10
2.2. Teori tentang Working Capital ... 11
2.2.1. Fungsi-fungsi Working capital ... 11
2.2.2. Faktor-faktor yang Menentukan Besarnya Working capital ... 12
2.2.3. Jenis-jenis Working capital ... 13
2.3. Manajemen Working capital ... 15
(9)
ix
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 22
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Metode Penelitian ... 25
4.2. Lokasi dan Jadwal Penelitian ... 25
4.3. Populasi dan Pengambilan Sampel... 26
4.4. Jenis dan Sumber Data ... 26
4.5. Definisi Operasional ... 26
4.6. Metode Pengumpulan Data ... 27
4.7. Analisis Data ... 27
BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 29
5.1. Deskripsi Perusahaan ... 29
5.1.1. Sejarah Perusahaan... 29
5.1.2. Profil Perusahaan ... 30
5.1.3. Struktur Organisasi... 34
5.2. Kegiatan Utama Perusahaan ... 35
BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN... 38
6.1. Analisis Hasil Penelitian ... 38
6.1.1. Uji Asumsi Klasik ... 38
6.1.2. Uji Hipotesa ... 42
6.2. Diskusi Hasil Utama Penelitian ... 47
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan ... 52
7.2. Saran ... 53
DAFTAR PUSTAKA ... 57
LAMPIRAN ... 59
(10)
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Perbandingan Likuiditas PT. Pembangunan Perumahan (Persero)
Periode 1998 – 2008 ... 4
Tabel 4.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 25
Tabel 6.1. Uji Durbin Watson ... 39
Tabel 6.2. Nilai VIF antar Variabel... 40
Tabel 6.3. Anova Perbedaan Return on Investment ditinjau dari Manajemen Working Capital... 44
Tabel 6.4. Persamaan Regresi antar Manajemen Working Capital terhadap Profitabilitas ... 44
(11)
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual ... 22
Gambar 5.1.Struktur Organisasi PT Pembangunan Perumahan Persero ... 30
Gambar 6-1: Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual... 41
Gambar 6-2: Diagram Scatterplot ... 42
Gambar 6-4: Grafik Pertumbuhan Laba Bersih PT Pembangunan Perumahan ... 48
Gambar 6-5: Rasio Profitabilitas PT Pembangunan Perumahan ... 49
(12)
v
RINGKASANEKSEKUTIF
Achmad Yani, Analisis Working Capital dalam Menilai Profitabilitas PT. Pembangunan Perumahan (Persero), Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M.Eng dan Drs Irwan Djanahar, Ak., MAFIS.
PT. Pembangunan Perumahan (Persero) adalah sebuah perusahaan milik Negara yang bergerak di bidang usaha jasa konstruksi, dan dalam melakukan usahanya selalu melakukan penjualan dengan cara kredit. Saat ini perusahaan mengalami kendala dalam hal pembayaran hutang jangka pendek, hal ini ditunjukkan dengan rasio likuiditas perusahaan yang selalu naik turun dalam rentang waktu antara tahun 2002 hingga 2006. Di satu sisi, manajemen working capital merupakan tanggung-jawab perusahaan guna mengelola modal kerja untuk operasional dan beban lainnya, antara lain pembayaran hutang.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada (1) pengaruh working capital terhadap profitabilitas dan (2) hubungan antara elemen working capital, yakni: working capital turnover, total asset turnover, receivable turnover dan current ratio dengan profitabilitas di PT Pembangunan Perumahan (Persero).
Penelitian dilakukan di PT Pembangunan Perumahan (Persero), dari tahun 2009 hingga Januari 2012. Cara pengumpulan data dengan data primer berupa wawancara dan data sekunder berupa laporan keuangan tahun 1999 hingga 2008. Metode penelitian adalah asosiatif kuantitatif, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan hubungan antara dua variabel atau lebih. Selanjutnya data diolah dengan teknik analisa multiregresi.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh working capital terhadap profitabilitas dimana perhitungan Fhitung lebih besar dari Ftabel (25.084>5.19).
Sedangkan secara parsial, working capital turnover dan total asset turnover tidak berhubungan dengan profitabilitas dan receivable turnover dan current ratio berhubungan dengan profitabilitas.
Adapun saran yang direkomendasikan adalah perusahaan perlu menerapkan kebijakan penagihan piutang dengan membuat tahap-tahap penyelesaian piutang yang telah melewati jatuh tempo dan memperbaiki klausul kerja-sama (kontrak kerja) dengan pemilik proyek, dalam hal pengakuan progress dan jangka waktu pembayaran, agar perusahaan memperoleh posisi yang lebih kuat dan pembayaran piutang bisa lebih optimal.
(13)
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Working capital dalam perusahaan merupakan peran vital guna
kesinambungan kinerja perusahaan, karena working capital merupakan suatu jumlah yang harus terus menerus ada untuk menopang kegiatan usaha. Disamping itu, working capital menentukan posisi likuiditas serta kontinuitas perusahaan. Kebutuhan working capital untuk setiap perusahaan berbeda-beda, karena berbedanya bentuk dan jenis usaha yang dijalankan. Penentuan jumlah working capital harus diperhitungkan secara cermat, agar dalam prakteknya tidak menghambat kegiatan usaha dan perusahaan juga perlu memikirkan bagaimana mengelola working capital secara efektif dan efisien.
Working capital pada dasarnya adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari (Sawir, 2005). Dalam perusahaan, working capital ini mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan antara lain dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari seperti: pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, membayar rekening listrik, membayar biaya transportasi, membayar hutang yang telah jatuh tempo, dan pembayaran lainnya. Dana yang dialokasikan
(14)
2
tersebut diharapkan akan diterima kembali dari hasil penjualan produk yang dihasilkan dalam waktu kurang dari 1 (satu) tahun. Uang yang diterima tersebut dipergunakan lagi untuk kegiatan operasional selanjutnya, dan seterusnya dana tersebut berputar selama perusahaan masih beroperasi.
Pengelolaan working capital yang baik merupakan tanggung-jawab setiap pemimpin perusahaan, sehingga dalam setiap penggunaan working capital perusahaan dapat tercapai suatu titik keseimbangan dalam hal penyediaan dan penggunaan working capital. Working capital yang lebih kecil dari kebutuhan akan menimbulkan kerugian atau kehilangan kesempatan untuk memperoleh laba (profit). Sebaliknya working capital yang jumlahnya terlalu besar dari yang dibutuhkan akan mengakibatkan terjadinya dana menganggur, sehingga tidak efisien dalam penggunaan dana (Purba, 2002).
Masalah profitabilitas merupakan trade off yang senantiasa dihadapi oleh manajer. Manajer harus mampu melakukan perencanaan dan pengendalian working capital (aktiva lancar dan hutang lancar) sedemikian rupa untuk meminimalkan resiko ketidak-mampuan perusahaan dalam memenuhi hutang-hutang jangka pendeknya, selain harus pula menghindari investasi dalam aktiva aktiva lancar yang berlebihan, ketidakseimbangan antara aktiva likuid yang dimiliki perusahaan dengan hutang-hutang yang harus segera dibayar merupakan penyebab yang umum dari timbulnya financial distress.
Komponen working capital antara lain: kas, surat berharga, piutang, persediaan dan hutang lancar. Salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah
(15)
3
working capital adalah cash conversion cycle, yaitu jangka waktu rata- rata sejak dilakukannya pengeluaran tunai untuk sumber dana produksi (bahan baku dan tenaga kerja) hingga diterimanya uang hasil penjualan produksi, didalamnya terdiri dari inventory conversion period, receivables collection period, payable collection period. Semakin besar jumlah cash conversion cycle, maka semakin besar kebutuhan perusahaan akan pendanaan eksternal atau dari luar. Hal ini berarti bahwa pengurangan working capital berarti peningkatan perputaran working capital. Kenaikan persediaan dapat dikaitkan dengan peningkatan hutang dagang, sehingga dibutuhkan pengelolaan working capital yang efektif dapat meningkatkan laba operasional perusahaan. investasi pada working capital akan menurunkan biaya modal dan berarti ada penghematan sehingga dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.
PT. Pembangunan Perumahan (Persero) adalah sebuah perusahaan milik Negara yang bergerak di bidang usaha jasa konstruksi, dan dalam melakukan usahanya selalu melakukan penjualan dengan cara kredit. Adapun kinerja perusahaan dari tahun 1998 – 2008 selalu menunjukkan pertumbuhan penjualan dan keuntungan yang selalu meningkat, namun peningkatan dari kewajiban yang harus segera dibayar kepada pihak penyandang dana dalam hal ini perbankan dan pemasok.
Perusahaan mengalami kendala dalam pembayaran hutang-hutangnya, dimana perusahaan tidak mampu membayar hutang jangka pendek tepat waktu, yang artinya perusahaan mengalami kesulitan profitabilitas, walaupun perusahaan
(16)
4
mendapatkan laba, tetapi laba tersebut tidaklah ada artinya bila dibandingkan dengan kewajiban yang terus mengalami peningkatan cukup signifikan.
Tabel 1.1. Perbandingan Likuiditas PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Periode 1999 – 2008
Sumber: Pengolahan Laporan Keuangan Perusahaan Periode 1999 - 2008 Berdasarkan data yang ditunjukkan pada tabel 1.1., terlihat terjadinya fluktuasi dalam hal rasio likuiditas perusahaan, dimana pada tahun 1999 rasio likuiditas perusahaan 1,08, naik di tahun 2000 menjadi 1,42, namun turun di tahun 2001 dan turun kembali di tahun 2002 menjadi 1,16. Pada tahun 2004 rasio likuiditas naik hingga mencapai 1.91, rasio tertinggi untuk rentang 10 tahun data keuangan. Rasio ini kembali menurun di tahun berikutnya menjadi 1.38 bahkan
PT PEM BANGUNAN PERUM AHAN (PERSERO) TBK NERACA KOM PARATIF
PER 31 DESEM BER 1 99 9 s / d 31 DESEM BER 20 08
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 %ase %ase %ase %ase %ase %ase %ase %ase %ase %ase AKTIVA
AKTIVA LANCAR :
JUM LAH AKTIVA LANCAR : 63,40% 69,86% 73,63% 75,69% 79,70% 86,88% 91,08% 93,61% 93,72% 95,27% AKTIVA TIDAK LANCAR
JUM LAH AKTIVA TIDAK LANCAR : 36,60% 30,14% 26,37% 24,31% 20,30% 13,12% 8,92% 6,39% 6,28% 4,73% JUM LAH AKTIVA : 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% PASIVA
PASIVA LANCAR
JUM LAH KEW AJIBAN LANCAR 59,02% 49,23% 61,57% 65,48% 68,69% 45,54% 65,77% 75,93% 75,01% 75,49% KEW AJIBAN TIDAK LANCAR
JUM LAH KEW AJIBAN TIDAK LANCAR 15,55% 30,50% 12,45% 9,85% 11,40% 38,97% 21,12% 9,77% 9,11% 9,24% EKUITAS
JUM LAH EKUITAS 25,43% 20,27% 25,99% 24,67% 19,91% 15,49% 13,11% 14,30% 15,88% 15,27% JUM LAH KEWAJIBAN & EKUITAS : 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% RASIO LIKUIDITAS 1,08 1,42 1,20 1,16 1,16 1,91 1,38 1,23 1,25 1,26
(17)
5
menurun kembali menjadi 1.23 di tahun 2006 meskipun naik di tahun 2007 dan 2008, namun kenaikan tidak signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan benar-benar mengalami fase naik turun dalam menghadapi kewajiban jangka pendek. Meskipun keuntungan setiap tahun terus meningkat, namun keuntungan ini tidak sejalan dengan nilai kewajiban yang diemban perusahaan. Berdasarkan hal ini penulis ingin mengangkat permasalahan working capital dikaitkan dengan profitabilitas perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hal-hal apa yang menjadi penyebab terjadinya kesulitan profitabilitas, dan bagaimana solusi berkaitan dengan profitabilitas perusahaan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, terlihat bahwa terjadi fluktuasi likuiditas pada PT Pembangunan Perumahaan (Persero) sehingga dirasa perlu untuk mengkaji bagaimana pengaruh working capital dan hubungannya terhadap profitabilitas PT. Pembangunan Perumahan (Persero).
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Pengaruh manajemen working capital terhadap profitabilitas PT. Pembangunan Perumahan (Persero)
(18)
6
2. Hubungan antara elemen manajemen workingcapital dengan profitabilitas PT. Pembangunan Perumahan (Persero), yakni:
- Hubungan antara working capital turnover dengan profitabilitas
- Hubungan antara total asset turnover dengan profitabilitas
- Hubungan receivable turnover dengan profitabilitas
- Hubungan current ratio dengan profitabilitas
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi perusahaan, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk bahan pertimbangan bagi pihak manajemen yang berkaitan dengan workingcapital.
2. Bagi Program Studi Magister Managemen USU, dapat sebagai bahan informasi dan acuan dalam melakukan penelitian – penelitian berikutnya yang berkaitan
3. Bagi peneliti, menambah pengetahuan yang berkaitan dengan pengaruh manajemen working capital terhadap profitabilitas.
(19)
7
4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat digunakan untuk menambah informasi dan acuan dasar yang membantu dalam penelitian yang lebih luas lagi.
1.5. Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian
Adapun yang menjadi batasan dan ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Batasan waktu
Penelitian ini bersifat time series, hanya membatasi pada Laporan Keuangan PT. Pembangunan Perumahan (Persero) dalam rentang waktu 1999 - 2008.
2. Batasan objek penelitian
Penelitian ini dibatasi pada teori working capital dan teori profitabilitas.
3. Ruang lingkup penelitian:
Ruang lingkup dalam penelitian ini dilakukan di PT. Pembangunan Perumahan (Persero) di Jakarta.
(20)
BAB II
KERANGKA TEORITIS
2.1. Teori Tentang Laporan Laporan Keuangan
2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan
Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akutansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut adalah manajemen, pemilik, kreditur, investor, karyawan, lembaga pemerintah, dan masyarakat umum.
Riyanto (2001) menjelaskan laporan keuangan memberikan ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan dimana neraca (balance sheet) mencerminkan nilai hutang dan modal sendiri pada saat tertentu, dan laporan laba-rugi (income statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama periode tertentu biasanya meliputi satu tahun.
Adapun sifat dan keterbatasan laporan keuangan menurut SAK (Standar Akutansi Keuangan) dalam Harahap (2004) adalah sebagai berikut:
1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan keuangan atas kejadian yang telah lewat bukan masa kini, karenanya laporan dapat
(21)
9
dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi dan meramalkan masa depan dalam menentukan nilai (harga) perusahaan saat ini.
2. Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu atau pihak khusus saja seperti untuk pihak yang membeli perusahaan.
3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan dan berbagai pertimbangan.
4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material. Demikian pula, penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin tidak dilaksanakan jika hal ini tidak menimbulkan pengaruh secara material terhadap kelayakan laporan keuangan.
5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. Bila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penelian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil. Laba yang belum direalisasi tidak dicatat namun rugi kendati pun belum direalisasi tetapi sudah di pasar dapat dicatat.
6. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.
(22)
7. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variaasi dalam pengukuran-pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan.
8. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dikuantitatifkan umumnya diabaikan.
2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut Berstein dalam Harahap (2004) adalah sebagai berikut :
1. Screening
Analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi perusahaan dari laporan keuangan tanpa pergi langsung ke lapangan.
2. Understanding
Memahami perusahaan, komdisi keuangan, dan hasil usahanya.
3. Forecasting
Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimasa yang akan dating.
4. Diagnosis
Analisis dimaksudkan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimasa yang akan dating.
5. Evaluation
Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan.
(23)
11 2.2. Teori tentang Working Capital
Purba (2002) menyatakan apabila perusahaan dapat mengelola dengan optimal kas, piutang dagang, dan persediaan maka perusahaan tersebut dapat memaksimalkan kemampuan (maximize profitability) sekaligus menjaga likuiditas dengan baik serta mengurangi resiko bisnis (reducing business risk).
Weston dan Brigham dalam Sawir (2005), menyatakan working capital adalah investasi perusahaan di dalam aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas (surat-surat berharga), piutang dagang, dan persediaan.
Kolb (dalam Sawir, 2005), menyatakan working capital adalah investasi perusahaan dalam aktiva jangka pendek atau lancar, termasuk di dalamnya kas, sekuritas, piutang, persediaaan, dan dalam beberapa perusahaan, biaya dibayar di muka.
Ada dua pengertian working capital yaitu :
1. Gross working capital adalah keseluruhan aktiva lancar.
2. Net working capital adalah kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancar
2.2.1. Fungsi-fungsi Working capital
Ahmad (1999) menjelaskan working capital memiliki dua fungsi yaitu :
1. Menopang kegiatan produksi dan penjualan atau sebagai jabatan saat pengeluaran pembelian persediaan dengan penjualan dan penerimaan kembali hasil jual.
(24)
2. Menutup dana atau pengeluaran tetap dan dana yang tidak berhubungan secara langsung dengan produksi dan penjualan.
2.2.2. Faktor-faktor yang Menentukan Besarnya Working capital
Besarnya kecilnya working capital yang disediakan oleh perusahaan terutama tergantung terhadap sikap manajemen terhadap laba dan risiko. Dalam manajemen working capital ada dua prinsip mendasar dari pendanaan operasional (Horne, 2000). Yaitu:
1. Kemampuan memperoleh laba berbanding terbalik dengan likuiditas. 2. Kemampuan memperoleh laba searah dengan resiko.
Syahyunan (2004) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi working capital adalah:
1. Volume Penjualan
Volume penjualan merupakan faktor yanag sangat penting mempengaruhi kebutuhan working capital. Apabila penjualan meningkat maka kebutuhan working capital meningkat, demikian pula sebaliknya.
2. Besar kecilnya skala usaha perusahaan
Kebutuhan working capital pada perusahaan besar berbeda dengan perusahaan kecil. Hal ini terjadi karena perusahaan besar mempunyai keuntungan akibat luasnya sumber-sumber pembiayaan yang tersedia dibandingkan dengan perusahaan kecil yang sangat tergantung pada beberapa sumber saja.
(25)
13
3. Aktivasi perusahaan
Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tidak mempunyai persediaan barang dagang, sedangkan perusahaan yang menjual barang secara tunai tidak memiliki piutang dagang.
4. Perkembangan teknologi
Kemajuan teknologi, khususnya yang berhubungan dengan proses produksi akan mempengaruhi kebutuhan working capital.
5. Sikap perusahaan terhadap likuiditas dan profitabilitas
Adanya biaya dari semua dana yang digunakan perusahaan mengakibatkan jumlah working capital yang relative besar mempunyai kecendrungan untuk mengurangi laba perusahaan, tetapi dengan menahan uang kas dan persediaan barang yang lebih besar akan membuat perusahaan lebih mampu untuk membayar transaksi-transaksi yang dilakukan dan resiko kehilangan pelanggan tidak terjadi karena perusahaan mempunyai persediaan barang yang cukup besar.
2.2.3. Jenis-jenis Working capital
W.B. Taylor (dalam Sawir, 2005) menggolongkan jenis-jenis working capital menjadi:
1. Permanent Working capital
Yaitu working capital yang harus tetap ada dalam perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain working capital secara terus
(26)
menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Working capital permanen dapat dibedakan lagi dalam :
a. Primary Working capital
Yaitu working capital minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usaha.
b. Normal Working capital
Yaitu jumlah kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal dalam artian yang dinamis. Apabila suatu perusahaan misalnya sselama 4 atau 5 bulan rata-rata per bulannya mempunyai produksi 1.000 unit maka dapat dikatakan luas produksi normalnya adalah 1.000 unit. Apabila kemudian ternyata bahwa 4 atau 5 bulan berikutnya luas produksi rata-rata naik menjadi 2.000 unit maka luas produksi normal adalah 2.000 unit.
2. VariableWorking capital
Yaitu working capital yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. working capital ini dibandingkan lagi menjadi :
a. Seasonally Working Capital
Yaitu working capital yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim.
(27)
15
b. Cyclic Working Capital
Yaitu working capital yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi konjungtur.
c. Emergency Working Capital
Yaitu working capital yang besarnya berubah-ubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.
2.3. Manajemen Working capital
Syahyunan (2004) menyatakan manajemen working capital adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan. Manajemen working capital yang efektif menjadi sangat penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Apabila perusahaan kekurangan working capital untuk memperluas penjualan dan meningkatkan produksinya, maka besar kemungkinan akan kehilangan pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang tidak memiliki working capital yang cukup tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek tepat waktunya dan akan menghadapi masalh likuiditas.
Muslich (2003) menjelaskan manajemen working capital mempunyai beberapa arti penting bagi perusahaan yaitu :
1. Working capital menunjukan ukuran besarnya investasi yang dilakukan perusahaan dalam aktiva lancar dan klaim atas perusahaan yang diwakili oleh hutang lancar.
(28)
2. Investasi dalam aktiva likuid, piutang, dan persediaan barang adalah sensitif terhadap tingkat produksi dan penjualan.
Adapun sasaran yang ingin dicapai dari manajemen working capital adalah:
1. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar sehingga tingkat pengembalian investasi marjinal adalah sama atau lebih besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva-aktiva tersebut.
2. Meminimalkan biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar.
3. Pengawasan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan ketersediaan dana dari sumber hutang, sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo.
Ada beberapa rasio yang dapat digunakan untuk mengukur manajemen working capital, dalam penelitian ini rasio yang dipergunakan adalah sebagai berikut:
1. Rasio Aktivitas
Purba (2002) menyatakan rasio aktivitas yang biasa juga dinamakan rasio efisiensi merupakan indikator terhadap kemampuan manajemen dalam mendayagunakan aktiva seperti persediaan, aktiva tetap dan sebagainya. Selanjutnya Harahap (2004) menyatakan ratio aktivitas menggambarkan
(29)
17
aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya.
Efektivitas pengelolaan working capital dapat dilihat dari perputarannya yaitu terdiri dari perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan.
Adapun jenis rasio-rasio aktivitas adalah sebagai berikut (Riyanto, 2001): 1) Rasio perputaran working capital (working capital turnover)
Rasio yang mengukur kemampuan working capital netto berputar dalam satu periode siklus kas (cash cycle) dari perusahaan.
Penjualan Netto Working capital turnover =
Jumlah Aktiva Lancar
2) Rasio perputaran aktiva tetap (total asset turnover), merupakan rasio yang mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar untuk menghasilkan revenue.
Penjualan netto Totalassetsturnover =
Jumlah aktiva
3) Rasio perputaran piutang (receivables turnover)
Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur mengenai berapa kali tiap tahunnya dana yang tertanam dalam piutang berputar dari bentuk piutang kebentuk uang tunai, dimana semakin besar rasionya akan semakin baik, makin lama pembayaran piutang, ini berarti bahwa tingkat perputarannya adalah makin rendah, dan sebaliknya semakin
(30)
besar piutang perusahaan yang terkumpul, maka hal itu dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.
Penjualan Netto Receivables Turnover =
Piutang Rata-rata
2. Rasio Likuiditas
Muslich (2003) menyatakan rasio likuiditas menunjukan tingkat kemudahan relatif suatu aktiva untuk segera dikonversikan ke dalam kas dengan sedikit atau tanpa penurunan nilai; serta tingkat kepastian tentang jumlah kas yang dapat diperoleh.
Harahap (2004) menyatakan rasio keuangan likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang working capital yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang, salah satu ratio likuiditas yang digunakan penulis adalah rasio lancar (current ratio) Rasio lancar (current ratio) menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutup kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi pula kemampuan perusahaan menutup kewajiban jangka pendeknya (Harahap, 2004)
Aktiva Lancar Current ratio =
(31)
19
Likuiditas persediaan yang rendah dapat diakibatkan oleh 2 (dua) faktor yaitu:
1) Terlalu banyak macam persediaan yang tidak dapat dijual dengan mudah karena merupakan barang setengah jadi, barang using, atau barang untuk kegunaan tertentu.
2) Jika barang tersebut dijual dengan kredit maka akan menjadi piutang terlebih dahulu sebelum menjadi uang kas. Rasio cepat = 1 atau lebih besar dari 1 lebih direkomendasi, tetapi sama seperti rasio lancar nilai yang diterima tergantung pada industrinya. Rasio cepat merupakan alat ukur likuiditas yang lebih baik jika persediaan tidak mudah diuangkan.jika persediaan likuid maka rasio lancar merupakan likuiditas yang lebih disukai.
2.4. Profitabilitas
Profit merupakan elemen terpenting dalam kegiatan operasional perusahaan agar kelanjutan dari perusahaan terjamin. Setiap usaha selalu mengutamakan keuntungan dalam pendirian perusahaan, baru setelah itu tujuan perusahaaan yang lain seperti: kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing dengan perusahaan saingan di pasar yang disebut dengan survive; kemampuan perusahaan untuk tumbuh atau growth di tengah persaingan dan yang terakhir kemampuan perusahaan untuk tumbuh dan mengadakan ekspansi usaha yang disebut dengan develop.
(32)
Masalah kemampulabaan pada perusahaan pada umumnya atau rentabilitas sangat penting dari pada masalah laba, karena laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah dapat bekerja dengan produktif. Produktivitas baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut, atau dengan kata lain menghitung kemampulabaannya.
Untuk lebih memahami lagi tentang kemampulabaan atau profitabilitas sebuah perusahaan, penulis akan mencoba memaparkan beberapa pendapat para ahli ekonomi mengenai profitabilitas. Weston dan Copeland (1999) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan profitabilitas suatu perusahaan menunjukan pengaruh gabungan dari likuiditas, penjualan aktiva, dan pengelolaan hutang terhadap hasil-hasil operasi.
Rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur dan mengevaluasi tingkat earning pe rusahaan dalam hubungannya dengan volume penjualan, jumlah aktiva, dan investasi tertentu dari pemilik perusahaan (Syamsuddin, 2002). Sedangkan Harahap (2004) menyatakan bahwa rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Purba (2002) menyatakan profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, dimana laba tersebut terbentuk dari rasio-rasio profitabilitas yang dapat dikelompokan atas tiga bagian, yaitu:
(33)
21
1. Berkaitan dengan penjualan a. Net profit margin b. Operating profit margin c. Gross profit margin
2. Berkaitan dengan penggunaan aktiva
a. Return on total assets atau return on investment (ROI) b. Return on net working capital
3. Berkaitan dengan modal sendiri a. Return on equity (ROE) b. Return on common stock c. Earning per share d. Book value per share e. Price to earning ratio
Salah satu ukuran yang digunakan penulis sehubungan dengan masalah dalam penelitian ini adalah return on investment (ROI). ROI merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan laba dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan (Syamsuddin, 2002). Rumusnya adalah sebagai berikut:
Laba bersih setelah pajak Return on Investment =
Total Aktiva
(34)
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
Kerangka konseptual yang dijadikan landasan berpikir dalam geladikarya ini dijabarkan dalam gambar 3.1 sebagai berikut:
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual
Sawir (2005) menyatakan rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan semua sumber daya yang ada pada pengendaliannya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio-rasio aktiva menganggap bahwa
(35)
23
sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan dan berbagai unsur aktiva yaitu persediaan, piutang, aktiva tetap dan aktiva lainnya.
Kartadinata (1983) menyatakan rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar hutang-hutangnya sampai pada saat tertentu. Likuiditas jangka pendek menyangkut hubungan antara current ratio dan current liabilities. Bilamana perusahaan memiliki modal kerja neto yang cukup, perusahaan itu pada umumnya dipandang sebagai perusahaan yang memiliki likuiditas yang cukup baik.
Profitabilitas suatu perusahaan berhubungan dengan working capital, karena working capital merupakan salah satu aspek terpenting dari keseluruhan manajemen pembelanjaan perusahaan (Riyanto, 2001). Syahyunan (2004) menyatakan apabila perusahaan tidak dapat mempertahankan tingkat manajemen modal kerja yang memuaskan, maka besar kemungkinan perusahaan tersebut tidak akan mampu membayar kewajiban-kewajiban jatuh tempo. Besarnya aktiva lancar memberi pengertian bahwa perusahaan memiliki tingkat likuiditas yang baik, sehingga modal kerja dapat menjaga kelangsungan operasi perusahaan, oleh karena modal kerja juga menggambarkan salah satu tujuan perusahaan yaitu kemampuan memperoleh laba. Jika perusahaan mampu mengelola modal kerja dengan baik, maka profitabilitas suatu perusahaan dapat ditingkatkan.
Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap perumusan permasalahan penelitian yang akan diuji kebenarannya melalui penelitian yang dilakukan.
(36)
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis merumuskan hipotesa sebagai berikut:
H0 : Tidak Terdapat pengaruh dan hubungan antara working capital dengan Return on Investment (ROI)
H1 : Terdapat pengaruh dan hubungan antara working capital dengan Return on Investment (ROI)
(37)
25 BAB IV
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan untuk memecahkan permasalahan di perusahaan PT. Pembangunan Perumahan (Persero) ini merupakan penelitian asosiatif kuantitatif, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan hubungan antara dua variabel atau lebih. Selanjutnya merumuskan rekomendasi yang efektif untuk digunakan dalam penanggulangan masalah tersebut di atas.
4.1. Lokasi dan Jadwal Penelitian
Penelitian dilakukan pada PT. Pembangunan Perumahan (Persero) yang berdomisili di Jakarta. Sedangkan jadwal penelitian adalah dimulai dari tahun 2009 sd Februari 2012.
Tabel 4.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Aktivitas 2011
P. 1 P. 2 P. 3 P. 4 P. 5 P.6 P.7 1 Usulan Judul
2 Penetapan Komisi Pembimbing 3 Pengumpulan Data
4 Penyusunan Proposal 5 Kolokium
6 Analisa Data 7 Penulisan Geladikarya 8 Seminar Perusahaan 9 Sidang
Catatan : P = Pekan
2012
Januari Februari
2010 2009
(38)
4.2. Populasi dan Pengambilan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah PT. Pembangunan Perumahan (Persero), sedangkan sampelnya adalah jumlah tahun (time series) Laporan Keuangan yang telah diaudit dan disahkan oleh Kantor Akuntan Publik Soejatna, Mulyana & Rekan, dan juga Riza, Wahono & Rekan untuk kisaran waktu tahun 1999 hingga 2008.
4.3. Jenis dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari annual report Laporan Keuangan yang disajikan oleh PT. Pembangunan Perumahan (Persero). Data yang dihimpun dari Laporan Keuangan meliputi:
1. Aktiva lancar dan Hutang Lancar 2. Laba Bersih
4.4. Definisi Operasional
Variabel-variabel operasional didefinisikan sebagai berikut:
1. Working Capital : Dana yang digunakan untuk membiayai aktivitas operasional sehari-hari perusahaan. Bila dilihat dalam Neraca, disebut dengan modal kerja adalah keseluruhan dana yang tertanam dalam aktiva lancar.
2. Profitabilitas : Profitabilitas berasal dari 2 (dua) suku kata, yaitu Profit (laba) dan Able (kemampuan), maka profitabilitas adalah kemampuan mencapai laba.
(39)
27 4.5. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa wawancara, sedangkan data sekunder berupa:
- Laporan Keuangan PT. Pembangunan Perumahan (Persero) dari tahun 1999 hingga 2008
- Struktur Organisasi, sejarah perusahaan serta profil perusahaan - Literatur ilmiah lainnya
4.6. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kasualistik di mana penulis menganalisis berdasarkan kasus-kasus yang terjadi pada PT. Pembangunan Perumahan (Persero) dan disesuaikan dengan teori yang ada, sehingga apabila ada perbedaan antara teori dan realisasi itulah yang akan menjadi bahan analisis dan evaluasi bagi penulis.
Sedangkan untuk pengujian data, penulis melakukannya dengan: 1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Uji Autokorelasi b. Uji Multikolinieritas c. Uji Normalitas d. Uji Heteroskedastitas 2. Uji Hipotesa:
a. Uji Koefisien Korelasi
(40)
b. Uji Persamaan Regresi Linier Berganda, dengan persamaan sebagai berikut:
Y = a + b1X1+ b2X2 + b3X3 + b4X4
Dimana:
Y = Profitabilitas a = Konstanta
b = Koefisien Regresi X1 = working capital
X2 = total asset turnover
X3 = current ratio
X4 = receivable turnover
Semua data diolah dengan menggunakan bantuan program komputer yaitu SPSS ver.17.0 untuk Windows.
(41)
29 BAB V
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1. Deskripsi Perusahaan 5.1.1. Sejarah perusahaan
PT. Pembangunan Perumahan (Persero) didirikan dengan nama NV Pembangunan Perumahan berdasarkan Akta No 48 dari 26 Agustus 1953. Pada saat itu didirikan PT Pembangunan Perumahan (Persero) telah dipercayakan untuk membangun rumah bagi para petugas PT Semen Gresik Tbk, anak perusahaan dari BAPINDO di Gresik. Seiring dengan meningkatnya kepercayaan, PT Pembangunan Perumahan (Persero) menerima tugas untuk membangun proyek-proyek besar yang berkaitan dengan kompensasi perang Pemerintah Jepang yang dibayarkan kepada Republik Indonesia, yaitu: - Hotel Indonesia, Bali Beach Hotel, - Ambarukmo Palace Hotel dan -- Samudera Beach Hotel.
1960
Dalam rangka memenuhi Peraturan Pemerintah Nomor 63 tahun 1960, PN (Perusahaan Negara) Pembangunan Perumahan berubah menjadi PN Pembangunan Perumahan.
1962
Pada tahun 1962, PT Pembangunan Perumahan (Persero) menyelesaikan pembangunan Hotel Indonesia, sebuah cerita dengan 14 kamar 427, yang pada saat itu adalah gedung tertinggi di Indonesia.
(42)
1971
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 1971, PN Pembangunan Perumahan berubah dan menjadi PT Pembangunan Perumahan (Persero), yang disahkan melalui Akta No 78 tanggal 15 Maret 1973. Perusahaan bisnis inti jasa konstruksi.
1991-2007
Selama lebih dari lima dekade, PT Pembangunan Perumahan (Persero) telah menjadi pemain kunci dalam usaha konstruksi nasional. Beberapa mega proyek telah dibangun di masa itu. Kemudian, mulai tahun 1991, PT Pembangunan Perumahan (Persero) diversifikasi usaha, termasuk sewa ruang kantor di Plaza PP dan pengembangan bisnis perumahan di daerah Cibubur, dan juga pendirian beberapa anak perusahaan melalui kemitraan dengan perusahaan asing, antara lain PT PP Taisei Indonesia Konstruksi dan PT Mitracipta Polasarana.
5.1.2. Profil Perusahaan
PT Pembangunan Perumahan (Persero) ("Perusahaan") didirikan berdasarkan akta notaris Raden Mas Soewandi di Jakarta No.48 tanggal 26 Agustus 1953 dengan nama NV Pembangunan Perumahan yang kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 63 tahun 1961 diubah menjadi PN Pembangunan Perumahan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.39 tahun 1971 PN Pembangunan Perumahan diubah bentuknya menjadi PT Pembangunan Perumahan (Persero) yang dimuat dalam akta notaris Kartini Muljadi, SH No.78
(43)
31
tanggal 15 Maret 1973 dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan keputusannya No.Y.A.5/105/2 tanggal 30 Maret 1974 dan telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI No.48 tanggal 14 Juni 1974 Lembaran No.249.
Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan di antaranya adalah: Anggaran dasar perusahaan dengan akta notaris Imas Fatimah, SH No.13 tanggal 15 April 1998, serta perbaikannya No.69 tanggal 18 Juni 1998 dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan keputusannya No.C2-13771 HT 01.04 - Th. 98 tanggal 15 September 1998.
Perubahan anggaran dasar perusahaan dengan akta notaries Nila Noordjasmani Soeyasa Besar S.H. pengganti Imas Fatimah S.H. notaris di Jakarta No.99 tanggal 23 Desember 2003 tentang peningkatan jumlah modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor serta merubah nilai nominal saham. Perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dengan keputusan No.C-30225 HT.01.04.TH.2003 tanggal 31 Desember 2003, dan telah diumumkan dalam tambahan Berita Negara RI No.13 Februari 2004 Lembaran No.1622.
Perubahan anggaran dasar perusahaan dengan akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Diluar Rapat dan Perubahan Anggaran Dasar PT Pembangunan Perumahan (Persero) notaris Imas Fatimah S.H. notaris di Jakarta No. 121 tanggal 31 Juli 2008. Dalam akta tersebut disetujui perubahan anggaran dasar perusahaan secara keseluruhan untuk disesuaikan dengan Undang-Undang No.19 tahun 2004, Undang-Undang No.40 tahun 2007, Peraturan Pemerintah No.45 tahun 2005 dan perkembangan kebutuhan pengelolaan perusahaan. Perubahan tersebut telah
(44)
mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI No.AHU-54836.AH.01.02 tahun 2008 tanggal 25 Agustus 2008.
Perubahan anggaran dasar perusahaan dengan akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Diluar Rapat dan Perubahan Anggaran Dasar PT Pembangunan Perumahan (Persero) notaris Imas Fatimah S.H. No. 16 tanggal 15 Oktober 2009 yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-49862.AH.01.02 Tahun 2009 tanggal 15 Oktober 2009.
Perubahan anggaran dasar perusahaan dengan akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Diluar Rapat dan Perubahan Anggaran Dasar PT Pembangunan Perumahan (Persero) notaris Imas Fatimah S.H. No. 02 tanggal 05 Januari 2010 yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-00127.AH.01.02 Tahun 2010 tanggal 05 Januari 2010.
Perubahan terakhir anggaran dasar perusahaan sesuai dengan Pernyataan Keputusan Pemegang Saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tentang Perubahan Anggaran Dasar Perseroan, antara lain dalam rangka penyesuaian dengan Peraturan Bapepam dan LK, Akta Perubahan dari Notaris Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LLM No. 45 tanggal 28 Juni 2010 yang sudah diterima dan dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-17262 tanggal 09 Juli 2010.
Sesuai dengan perubahan anggaran dasar terakhir tersebut diatas, maksud dan tujuan perusahaan adalah turut serta melakukan usaha di bidang industri
(45)
33
konstruksi, industri pabrikasi, jasa penyewaan, jasa keagenan, investasi, agroindustri, engineering, procurement dan construction (EPC), perdagangan, pengelolaan kawasan, layanan jasa peningkatan kemampuan dibidang konstruksi, teknologi informasi, kepariwisataan, perhotelan, jasa engineering dan perencanaan, pengembang untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, serta mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perseroan dengan menerapkan prinsip - prinsip perseroan terbatas.
Kegiatan usaha yang saat ini dilakukan adalah jasa konstruksi, realti (pengembang), properti dan investasi di bidang infrastruktur dan energi. Dalam upaya mengembangkan perusahaan, perusahaan tetap fokus pada usaha inti (core business) jasa konstruksi dan selanjutnya berkembang menjadi perusahaan investasi di bidang energi dan infrastruktur.
Untuk menunjang keberhasilan pencapaian target kinerja perusahaan tersebut, perusahaan telah melaksanakan aksi korporasi (company action ) yaitu melakukan privatisasi perusahaan melalui IPO dalam usaha memperkuat permodalan. Perubahan corporate strategy ini dalam upaya untuk percepatan pencapaian visi PT Pembangunan Perumahan (Persero). Visi tersebut sebagai panduan strategis perusahaan untuk menghadapi tantangan kedepan, yaitu : "Menjadi perusahaan konstruksi dan investasi terkemuka yang memberikan nilai tambah tinggi kepada stakeholders".
(46)
5.1.3. Struktur Organisasi
(47)
35 5.2. Kegiatan Utama Perusahaan
Operasi bisnis PT Pembangunan Perumahan (Persero) dijalankan melalui keterampilan tenaga kerja dan kemampuan untuk multi-disiplin. PT Pembangunan Perumahan (Persero) menyediakan berbagai layanan dan memberikan solusi kepada klien dalam setiap tahap kegiatan proyek yang dimiliki klien. Adapun kegiatan usaha saat ini adalah:
1. Jasa Konstruksi
Jasa konstruksi PT Pembangunan Perumahan (Persero) adalah berurusan dengan jasa konstruksi umum sebagai bisnis inti yang meliputi: bangunan bertingkat tinggi, jalan dan jembatan, bendungan dan irigasi, hydro electric dan tanaman api batubara power, dll. Beberapa proyek landmark PT Pembangunan Perumahan (Persero) adalah sebagai berikut: a. Kenaikan Tinggi Bangunan: Hotel Indonesia - Jakarta, Bali Beach Hotel, Samudera Beach Hotel - Pelabuhan Ratu, Ambarukmo Palace Hotel - Yogyakarta, Gedung Bapindo Menara - Jakarta, Gedung Sapta Pesona - Jakarta, Gedung BTN - Jakarta, Gedung Indosat - Jakarta, Menara Gedung Kuningan - Jakarta, Mahkamah Konstitusi RI Gedung - Jakarta, Departemen Agama Gedung - Jakarta, dll b. Power Plant HEPP: Pembangkit Listrik PLTA Musi - Bengkulu, Tangga Hydro-listrik Pembangkit Listrik Asahan - Sumatera Utara, Terowongan dari PLTA Saguling Power Plant - Jawa Barat, Terowongan dari PLTA Cirata Power Plant - Jawa Barat, Tulis Hydro-listrik Pembangkit Listrik - Tengah Jawa, Wonorejo Multipurpose Dam - Jawa Timur. Sepp: Muara Tawar Pembangkit Listrik Tenaga Uap - Jawa Barat,
(48)
PLTU Suralaya Bahari Uap Power Plant - Jawa Barat, Paiton Uap Power Plant - Jawa Tengah. CCPP: Tambak Lorok Siklus Pembangkit Listrik Gabungan - Jawa Tengah, Muara Karang Pembangkit Power Siklus Gabungan - Jakarta, Gresik Power Plant Siklus Gabungan - Jawa Timur, Belawan Gabungan Siklus Power Plant - Sumatera Utara c. Jembatan Infrastruktur: Jembatan Barelang Cable Stay - Batam Tonton, Jembatan Cable Stay - Riau, Jembatan Perawang - Riau, Jembatan Kapuas Pontianak - Kalimantan Barat. Jalan: Interchange Padalarang Baypass Tollroad - Jawa Barat, pengen - yatmo Tollroad - Jakarta, Underpass Senen - Jakarta, Jakarta Outer Ring Road (JORR), Semarang Ring Road Utara - Kalimantan Tengah. Kereta Api: Kabat, Bojonegoro - Cepu. Harbours: Dermaga Koja - Jakarta, Tanjung Emas Semarang Pelabuhan Kontainer - Jawa Tengah, Cilacap Memancing Port - Jawa Tengah, Bajoe Kolaka Crossing Wharf - Sulawesi Selatan, Tanjung Perak Surabaya Dermaga Kontainer - Jawa Timur, Pertamina Minyak Dermaga Pelabuhan Panjang - Bandar Lampung, Merak Terminal Ferry Bakauheni - Lampung, Pelabuhan Teluk Bayur - Sumatera Barat, Sadeng Memancing Port - Jawa Tengah. Bandara: Bandara Makassar Ujung Pandang, Ngurah Rai Bandara Internasional Denpasar- Bali, Fasilitas Pemeliharaan Garuda (GMF) Bandara Internasional Cengkareng - Jakarta. 2. Property dan Realty
PT Pembangun Perumahan (Persero) melakukan pengembangan usaha di bidang properti dan realty dengan mengembangkan aset idel perusahaan dan terlibat dalam kemitraan strategis untuk menciptakan bisnis properti seperti:
(49)
37
apartemen, hotel, kantor, mall, pusat perdagangan dan perumahan dijual sewa.
a. Properti, untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan, perusahaan melakukan diversifikasi usaha ke dalam sektor properti yang dapat diharapkan untuk memberikan kontribusi terhadap laba perusahaan. Properti adalah bisnis berkembang dalam karakter jangka panjang dan untuk memiliki, bukan untuk dijual tetapi untuk disewakan. Properti telah dimiliki dan dioperasikan oleh PT Pembangunan Perumahan (Persero) meliputi: - PP Plaza, Jakarta. - Park Hotel, Jakarta. - Kapas Krampung Plaza, Surabaya.
b. Realty, adalah melakukan bisnis dari pengembang yang jangka pendek untuk dijual dalam skema strata-title, dan bukan untuk kepemilikan. PT Pembangunan Perumahan (Persero) telah menjual beberapa dari proyek pengembang termasuk antara lain: - Pusat Bisnis Juanda, Surabaya. - Apartemen Taman Patria, Jakarta. - Apartemen Paladian Taman, Jakarta. - Bukit Permata Puri, Semarang. - Gedung Graha Bukopin, Surabaya. - Perdagangan Kapas Krampung Center Plaza, Surabaya.
3. Investasi dalam Sektor Infrastruktur
Investasi di sektor infrastruktur telah dilakukan melalui penempatan ekuitas sebesar 12,5% di PT Citra Wasphutowa. Investasi ini adalah pembangunan dari 22,8 km proyek jalan tol Depok - Antasari. Saat ini, dalam proses pembebasan tanah.
(50)
BAB VI
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
6.1. Analisis Hasil Penelitian 6.1.1. Uji Asumsi Klasik 6.1.1.1. Uji Autokorelasi
Uji yang mengukur agar variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Uji yang dipergunakan adalah Uji Durbin Watson sebagaimana terlihat pada tabel 5.1. berikut:
Tabel 6.1. Uji Durbin Watson
1 1.840
a. Predictors: (Constant), CR, RT, TAT, WCT b. Dependent Variable: ROI
Model Summaryb
Model Durbin-Watson
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian.
Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: - Angka D-W <-2 berarti ada autokorelasi positif
- Angka D-W -2≤D-W≤+2 berarti tidak ada autokorelasi - Angka D-W > +2 berarti ada autokorelaso negatif
Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai DW adalah 1.840 yang berarti diantara -2 sampai +-2, maka tidak terjadi autokorelasi.
(51)
39 6.1.1.2. Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas, dapat dilihat dari Value Inflaction Facto (VIF). Apabila nilai VIF > 10, terjadi multikolinieritas. Sebaliknya, jika VIF < 10, tidak terjadi multikolinearitas.
Tabel 6.2. Nilai VIF antar Variabel
Tolerance VIF (Constant)
WCT 0.024 4.132
TAT 0.027 6.588
RT 0.163 6.12
CR 0.739 1.354
1
a. Dependent Variable: ROI
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian.
Berdasarkan tabel 6.2. diatas, terlihat semua nilai VIF < 10 ini berarti tidak terjadi multikolonieritas.
6.1.1.3. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Untuk menganalisis dengan SPSS kita lihat hasil output kita tadi pada gambar 6-1 “Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual”, berikut:
(52)
Gambar 6-1: Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian
Dari analisis kurva seperti gambar 6-1, dapat dilihat bahwa data menyebar di sekitar diagram dan mengikuti model regresi sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diolah merupakan data yang berdistribusi normal sehingga uji normalitas terpenuhi.
(53)
41 6.1.1.4. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini digunakan untuk melihat apakah variabel pengganggu mempunyai varian yang sama atau tidak. Untuk menganalisis datanya kita lihat pada gambar 6-2 "Scatterplot" berikut:
Gambar 6-2: Diagram Scatterplot Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian
Dari gambar 6-2, dapat diketahui bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas sebab tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. sehingga dapat dikatakan uji heteroskedastisitas terpenuhi.
(54)
6.1.2. Uji Hipotesa
Sebagaimana yang diungkapkan dalam Bab III, bahwa hipotesa dalam penelitian ini adalah :
H0 : Tidak Terdapat pengaruh dan hubungan antara working capital dengan Return on Investment (ROI)
H1 : Terdapat pengaruh dan hubungan antara working capital dengan Return on Investment (ROI)
Pengujian hipotesa dalam penelitian ini dengan menggunakan uji regresi berganda, sebagai berikut:
6.1.2.1. Uji Simultan
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan 4 (empat) variabel bebas dan 1 (satu) variabel tergantung, sehingga penulis menggunakan persamaan regresi berganda.
Adapun dasar dalam pengambilan keputusan adalah:
- Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak; H1 diterima, dengan kata lain terdapat
pengaruh antara manajemen modal kerja dengan Return on Investment (ROI), sebaliknya.
- Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima; H1 ditolak, dengan kata lain tidak
terdapat Terdapat pengaruh antara manajemen modal kerja dengan Return on Investment (ROI)
(55)
43
Tabel 6.3. Anova Perbedaan Return on Investment ditinjau dari Manajemen Working Capital
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Regression .008 4 .002 5.329 .035a
Residual .002 6 .000
Total .010 10
ANOVAb
Model 1
a. Predictors: (Constant), CR, RT, TAT, WCT b. Dependent Variable: ROI
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian
Berdasarkan data dalam tabel 6-3, ditemukan hasil bahwa nilai signifikansi dengan α = 0.05 untuk perbedaan tingkat Return in Investment (ROI), dimana nilai signifikansi kecil dari dari nilai α, yakni 0.035 < 0.05. dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel: Fhitung = 5.329 sedangkan Ftabel (df1=4;
df2=6) = 4.53, maka Fhitung lebih besar dari Ftabel (5.329 > 4.53). Hal ini
menunjukkan bahwa H0 ditolak, H1 diterima, dengan kata lain terdapat perbedaan tingkat profitabilitas yang dilihat dari Return in Investment (ROI).
Sedangkan untuk mengetahui persamaan regresi, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Berdasarkan tabel 6.4, ditemukan persamaan regresi sebagai berikut : y = - 0.03 - 0.083 x1 + 0.146 x2 + 0.001x3 + 0.003x4
(56)
Tabel 6.4. Persamaan Regresi Manajemen Working Capital terhadap Profitabilitas
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta Lower
Bound
Upper Bound
(Constant) -0,03 0,061 -0,483 0,0466 -0,179 0,12
WCT -0,083 0,067 -1,526 -1,229 0,265 -0,248 0,082
TAT 0,146 0,078 2,171 1,675 0,11 -0,044 0,336
RT 0,001 0,002 0,017 3,591 0,032 -0,005 0,003
CR 0,003 0,031 0,019 3,87 0,027 -0,074 0,079
1
a. Dependent Variable: ROI
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
t Sig. 95.0% Confidence
Interval for B
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian
Dari hasil persamaan pada tabel 6-4, dapat dijelaskan jika tidak ada manajemen working capital, maka tingkat profitabilitas adalah -0.003, hal ini menunjukkan bahwa working capital perlu dan penting bagi manajemen PT Pembangunan Perumahaan (Persero) guna meningkatkan profitabilitas.
Adapun pengaruh variabel independen terhadap profitabilitas sebagai berikut:
a. Workingcapital turnover
Faktor working capital turnover mempunyai pengaruh negatif terhadap tingkat profitablitas PT Pembangunan Perumahaan (Persero) dan besarnya koefisien adalah 0.083 artinya jika faktor ini meningkat sebesar 1% maka akan menurunkan tingkat profitabilitas sebesar 0.083.
b. Totalasset turnover
Faktor total asset turnover mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat profitablitas PT Pembangunan Perumahaan (Persero) dan besarnya
(57)
45
koefisien adalah 0.146 artinya jika faktor ini meningkat sebesar 1% maka akan meningkatkan tingkat profitabilitas sebesar 0.146.
c. Receivableturnover
Faktor receivable turnover mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat profitablitas PT Pembangunan Perumahaan (Persero) dan besarnya koefisien adalah 0.001 artinya jika faktor ini meningkat sebesar 1% maka akan meningkatkan tingkat profitabilitas sebesar 0.001.
d. Currentratio
Faktor current ratio mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat profitablitas PT Pembangunan Perumahaan (Persero) dan besarnya koefisien adalah 0.003 artinya jika faktor ini meningkat sebesar 1% maka akan meningkatkan tingkat profitabilitas sebesar 0.003.
6.1.2.2. Uji Parsial
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Derajat signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Apabila nilai signifikan lebih kecil dari derajat kepercayaan maka kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen.
Berdasarkan tabel 6.4., diperoleh : a. Workingcapital turnover
Faktor working capital turnover memiliki thitung = -1.229, sedangkan
ttabel(df=10) = 1.812, sehingga thitung < ttabel (-1.229 < 1.812), hal ini
(58)
menunjukkan bahwa H0 diterima; H1 ditolak, dengan kata lain working capital turnover tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap tingkat profitablitas PT Pembangunan Perumahan (Persero).
b. Totalasset turnover
Faktor totalasset turnover memiliki thitung = 1.675, sedangkan ttabel(df=10) =
1.812, sehingga thitung < ttabel (1.675 < 1.812), hal ini menunjukkan bahwa
H0 diterima; H1 ditolak, dengan kata lain bahwa totalasset turnover tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap tingkat profitablitas PT Pembangunan Perumahan (Persero).
c. Receivableturnover
Faktor receivableturnover memiliki thitung = 3.591, sedangkan ttabel(df=10) =
1.812, sehingga thitung > ttabel (3.591 > 1.812), hal ini menunjukkan bahwa
H0 ditolak; H1 diterima, dengan kata lain bahwa total asset turnover memiliki hubungan yang signifikan terhadap tingkat profitablitas PT Pembangunan Perumahaan (Persero).
d. Currentratio
Faktor current ratio memiliki thitung = 3.87, sedangkan ttabel(df=10) = 1.812,
sehingga thitung > ttabel (3.87 > 1.812), hal ini menunjukkan H0 ditolak; H1
diterima, dengan kata lain bahwa current ratio memiliki hubungan yang signifikan terhadap tingkat profitablitas PT Pembanguna Perumahan (Persero).
(59)
47 6.2. Diskusi Hasil Utama Penelitian
Pada hasil penelitian yang penulis lakukan ditemukan hasil bahwa working capital berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sianturi (2008) yang menyatakan bahwa modal kerja memiliki hubungan yang searah dengan profitabilitas. Hutahean (2007) juga menyatakan bahwa pengelolaan modal kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan.
Berdasarkan hal diatas, maka sewajarnya perusahaan bijak dalam hal pengelolaan modal kerja dalam operasional perusahaan. hasil wawancara yang penulis lakukan dengan Manajer Keuangan PT. Pembangunan Perumahan (Persero) menyatakan bahwa berdasar-kan laporan laba rugi, perusahaan selalu mengalami laba bersih yang terus meningkat setiap tahunnya, namun sayangnya hal ini tidak diikuti dengan pasiva perusahaan. Sejatinya, keuntungan harus juga diikuti dengan kemampulabaan (profitabilitas). Laba bersih tidak menggambarkan kekuatan perusahaan, oleh karena itu perlu dilihat rasio profitabilitas, yakni rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan. Rasio profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Sehingga, meskipun laba bersih terus meningkat, bukan sebagai indikasi perusahaan dalam keadaan sehat atau baik. PT Pembangunan Perumahan (Persero) terus mengalami kenaikan profit setiap tahunnya yang dapat dilihat pada gambar 6.4 berikut:
(60)
Gambar 6.4: Grafik Pertumbuhan Laba Bersih PT Pembangunan Perumahan (Persero)
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian
Namun, hal ini tidak sejalan dengan tingkat profitabilitas perusahaan. Pada grafik rasio profitabilitas seperti gambar 6.5 dibawah ini terlihat bahwa tingkat kemampulabaan perusahaan tidak naik sebagaimana laba bersih perusahaan.
Gambar 6.5: Rasio Profitabilitas PT Pembangunan Perumahan (Persero) Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian
(61)
49
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jika perusahaan ingin menaikkan tingkat profitabilitas, maka perusahaaan perlu memaintain pengelolaan modal kerja (working capital management). Sedangkan hasil uji secara parsial dari 4 (empat) elemen working capital management yang penulis teliti, hanya receivable turnover dan current ratio yang memiliki hubungan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan, sedangkan working capital turnover dan total asset turnover secara signifikan tidak memiliki hubungan terhadap profitabilitas perusahaan.
Berdasarkan hasil interview dan observasi yang penulis lakukan terhadap manajer keuangan, perusahaan menemukan kendala dalam hal pengelolaan piutang perusahaan terutama dalam penagihan. Banyak relasi perusahaan yang melakukan keterlambatan pembayaran, terutama di kuarta I hingga III, piutang akan banyak tertagih di kuarta IV. Hal ini tentu saja mempengaruhi kas perusahaan sehingga juga mengganggu modal kerja. Guna menutupi operasional di kuarta I hingga III, perusahaan menutupinya dari pihak III, seperti bank. Hal ini tentu berakibat kepada beban yang juga bertambah. Wajar saja jika tingkat profitabilitas perusahaan tidak stabil, karena beban perusahaan yang juga bertambah. Keterlambatan pembayaran ini antara lain disebabkan oleh:
- Proyek macet dan pemilik proyek wan-prestasi
- Proyek pemerintah dengan eskalasi dimana pengakuan eskalasinya memerlukan proses yang panjang dan lama
- Proyek dengan dana APBD yang multi year dimana dana tergantung rapat anggaran di DPRD
(62)
- Proyek-proyek turnkey
- Lemah di kontrak dalam hal jangka waktu pengakuan progress dan jangka waktu pembayaran.
- Retensi bervariasi antara 5% s/d 10 % dengan jangka waktu rata-rata satu tahun.
Guna mengatasi hal diatas, perusahaan bisa mengatasi keterlambatan pembayaran dengan cara sebagai berikut:
1. Memperbaiki klausul perjanjian:
a. Tata cara pembayaran, agar klien PT Pembangunan Perumahan (Persero) memahami bagaimana mekanisme pembayaran yang harus mereka lakukan. Disini juga diatur mengenai penenahan retensi maksimal sebesar 5%, jangka waktu pembayaran termijn, serta sangsi seandainya klien wan prestasi, diantaranya menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika pembayaran terlambat dengan konsekwensi menjadi tanggung jawab pihak klien.
b. Memperjelas waktu dan pengakuan progres pembangunan. Dalam hal ini bisa saja diuraikan batasan-batasan progres pembangunan dengan jelas dengan jangka waktu persetujuan progress yang sudah ditentukan.
2. Memberi insentif khusus jika klien membayar hutang tepat waktu atau sesuai dengan progres.
3. Selektif dalam menerima proyek. Sebagai perusahaan milik pemerintah (persero), maka klien PT Pembangunan Perumahaan (Persero) juga banyak
(63)
51
berasal dari pemerintah, seperti Dinas Pemerintahan, Dewan Perwakilan Rakyat, ataupun lembaga pemerintah lainnya. Sayangnya, ada beberapa proyek yang bersifat turnkey project, dimana hambatan terbesar pada proyek ini adalah pembayarannya tidak mengikuti progress tetapi setelah bangunan selesai dikerjakan, namun demikian ada juga yang pembayarannya macet. Guna menghindari piutang perusahaan yang membesar, maka PT Pembangunan Perumahaan (persero) harus menghindari proyek turnkey ini.
Disamping memperbaiki penagihan piutang, disatu sisi perusahaan bisa memperoleh pendapatan lain guna menghindari pinjaman dari bank dengan segera melikuidkan persediaan. Persediaan yang ada harus dioptimalkan dengan segera diproduksi, tidak disimpan terlalu lama. Jika persediaan segera diproduksi, maka hal ini akan bisa diakui sebagai progress dan bisa ditagihkan ke perusahaan klien.
(64)
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan permasalahan dalam penelitian ini, maka disimpulkan sebagai berikut:
1. Uji serempak menunjukkan bahwa terdapat pengaruh working capital terhadap profitabilitas, dimana perhitungan Fhitung dengan Ftabel
(5.329>4.53), maka Fhitung lebih besar dari Ftabel. Hal ini menunjukkan
bahwa H0 ditolak, H1 diterima. Artinya, berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa uji secara serempak menunjukkan bahwa working capital memiliki pengaruh terhadap profitabilitas
2. Uji parsial menunjukkan tidak semua elemen working capital memiliki hubungan yang signifikan dengan profitabilitas, yakni:
- working capital turnover tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap tingkat profitablitas (perbandingan thitung = -1.229 < ttabel(df=10)
=1.812)
- totalasset turnover tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap tingkat profitablitas (perbandingan thitung = 1.675 < ttabel(df=10) = 1.812)
- receivable turnover memiliki hubungan yang signifikan terhadap tingkat profitablitas (perbandingan thitung =3.591 > ttabel(df=10) = 1.812)
- current ratio memiliki hubungan yang signifikan terhadap tingkat profitabilitas (perbandingan thitung = 3.87 > ttabel(df=10) = 1.812)
(65)
53 7.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa uji secara serempak menunjukkan bahwa working capital memiliki pengaruh terhadap profitabilitas, dan secara uji parsial hanya receivable turnover dan current ratio yang berdampak positif ( mempunyai pengaruh yang signifikan ) terhadap profitabilitas, sehingga untuk dapat mengelola working capital dengan baik perusahaan harus lebih fokus terhadap pengelolaan receivable turn over dan current ratio, dengan lebih memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Perusahaan perlu menerapkan kebijakan penagihan piutang yang lebih baik dan lebih tegas, dengan mengirimkan surat kepada pelanggan yang sudah melewati 10 hari, menelpon serta mendatangi klien dan memberitahukan penghentian pekerjaan jika dalam jangka waktu 30 hari belum juga terbayar, serta menyerahkan kepada agen penagihan piutang setelah 90 hari. Hal ini untuk menghindari perputaran piutang yang lambat dan menghindari kerugian penuh yang dapat terjadi.
2. Melaksanakan pembayaran atas kewajiban kepada pihak ke 3 sesuai dengan target dan tanggal jatuh tempo, hal ini untuk menutupi hutang yang bisa membuat nilai current ratio menjadi lebih baik.
(66)
3. Selektif dalam memilih proyek, baik proyek dengan dana APBD yang multi years dengan mengecek dan menyakini bahwa anggaran untuk proyek tersebut sudah tersedia dan sudah disetujui oleh DPRD, maupun proyek swasta dengan mengecek ke berbagai sumber mengenai kredibilitas klien, maupun sumber pendanaan proyek tersebut.
4. Membantu pemilik proyek dalam mencari pendanaan untuk pembangunan proyek dengan menjembatani antara pihak perbankan atau lembaga keuangan non bank, dengan pemilik proyek, dan dananya harus diyakini hanya boleh dipakai untuk membiayai penyelesaian proyek tersebut dengan membuat perjanjian antara pemilik proyek, perusahaan dan perbankan.
5. Konservatif dalam produksi eskalasi, dimana pengakuan penjualan baru dilakukan setelah perhitungan eskalasi disetujui semua pihak dan addendum kontrak sudah ditandatangani.
6. Melaksanakan manejeman piutang dengan baik dengan membuat target siklus konversi kas menjadi nol. Dimana collection receivable: 70 hari, inventory turn over: 20 hari dan account payable turn over: 90 hari.
7. Perusahaan perlu memperbaiki klausul kontrak kerja untuk dapat melakukan tagihan dengan cara monthly progress payment, dimana proses pengecekan dan persetujuan progress paling lambat 10 hari
(1)
LAMPIRAN I
GUIDELINE PERTANYAAN:
Berikut merupakan guideline bagi penulis dalam melakukan interview kepada manajemen PT. Pembanguna Perumahan (Persero) berkaitan dengan pengelolaan working capital dan profitabilitas perusahaan.
1. Working Capital
- Bagaimana situasi modal kerja yang terjadi di PT PP?
- Apakah ada hambatan dalam memanaje modal kerja di PT PP?
- Mengapa ada hambatan?
- Apa penyebab utama hambatan?
- Kapan manajemen menyadari bahwa hambatan ini menjadi permasalahan
bagi perusahaan? (Mencoba menggali dinamikanya)
- Apa saja langkah yang diambil manajemen dalam mengatasi hambatan
yang ada?
2.1.2. Profitabilitas
- Saat ini, trend perusahaan terhadap laba bersih, cenderung meningkat
setiap tahunnya, namun juga diikuti dengan beban (pasiva) yang juga meningkat. Mengapa hal ini bisa terjadi?
- Kapan perusahaan merasakan ini? (menggali dinamika permasalahan)
- Bagaimana perusahaan merespon hal ini?
- Apakah perusahaan menganggap ini sebagai suatu permasalahan?
(2)
LAMPIRAN II
DAFTAR ISTILAH
Berikut merupakan daftar istilah yang dipergunakan dalam penelitin ini.
Current ratio menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutup
kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi pula kemampuan perusahaan menutup kewajiban jangka pendeknya
Tturnkey project adalah pola pekerjaan dim ana masing-m asing pihak yang
t erlibat mengikat kan diri dengan kont rak kerja, t et api pihak pemberi t ugas akan melakukan pem bayaran pekerjaan set elah prest asi pekerjaan selesai 100% dan t elah diset ujui oleh pemberi tugas.
Kredit Modal Kerja (KMK) adalah fasilitas kredit modal kerja yang diberikan baik dalam rupiah maupun valuta asing untuk memenuhi modal kerja yang habis dalam satu siklus usaha dengan jangka waktu maksimal 1 tahun.
Manajemen working capital adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan.
(3)
Persamaan regresi adalah model persamaan matematik yang dapat dipergunakan untuk meramalkan nilai-nilai suatu variabel tak bebas dari nilai-nilai satu atau lebih variabel bebas.
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan yang menunjukan pengaruh gabungan dari likuiditas, penjualan aktiva, dan pengelolaan hutang terhadap hasil-hasil operasi.
Return on investment (ROI) merupakan pengukuran kemampuan perusahaan
secara keseluruhan dalam menghasilkan laba dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan
Propertyadalah : hak unt uk memiliki sebidang t anah dan memanfaat kan apa saja yang ada didalamnya untuk dijadikan asset , m elakukan bisnis pengem bang dalam karakter jangka panjang bukan untuk dijual tetapi untuk disewakan.
Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) atau sering disebut LC Local, adalah instrument yang diterbitkan oleh bank (Issuing Bank), atas permintaan Applicant yang berisi janji bank untuk membayar sejumlah uang kepada Beneficiary apabila Issuing Bank menerima dokumen yang sesuai dengan syarat SKBDN.
Realty adalah hak untuk m em iliki sebidang t anah dan m emanfaat kan apa saja yang ada didalamnya untuk dijadikan asset , melakukan bisnis pengembang yang jangka pendek untuk dijual, dan bukan untuk kepemilikan.
(4)
Receivable turnover adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa sering piut ang usaha berubah menjadi kas dalam set ahun, dimana semakin besar rasionya akan semakin baik, tingkat perput aran piut ang suatu perusahaan dapat menggam barkan t ingkat efisiensi modal perusahaan yang dit anamkan dalam piut ang, sehingga makin t inggi perput aran piut ang berart i m akin efisien modal yang digunakan.
Return on investment merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara
keseluruhan dalam menghasilkan laba dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan
Supply Chain Finance sebagai kombinasi pembiayaan perdagangan yang
disediakan oleh lembaga keuangan terhadap vendor pihak ketiga yang dapat memicu terjadinya peristiwa rantai pasokan.
Total asset turnover adalah merupakan rasio yang mengukur kemampuan dana
yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar untuk menghasilkan revenue
Uji hipotesa mencocokkan hipotesa (jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga) dengan keadaan yang dapat diamati, dalam istilah ilmiah hal ini disebut verifikasi(pembenaran.
- Uji Simultan (uji F), yakni pengujian hipotesa yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari seluruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) secara serentak.
(5)
- Uji parsial (uji t), yakni pengujian hipotesa yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y)
Uji asumsi klasik yakni pengujian seluruh variabel penelitian sebelum dilakukan pengujian secara regresi, dimana hasil dari uji asumsi klasik harus bebas dari BLUE (best linear unbiased estimator) yakni tidak terdapat heteroskedastistas, tidak terdapat multikolinearitas, dan tidak terdapat autokorelasi.
- Uji heteroskedasitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
- Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
- Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid atau bias terutama untuk sampel kecil.
- Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
(6)
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Working capital adalah aset perusahaan yang diputar atau digerakkan secara terus
menerus sejalan dengan tujuan perusahaan
Working capital turnover adalah rasio yang mengukur kemampuan working
capital netto berputar dalam satu periode siklus kas (cash cycle) dari