liar yang semakin marak di masyarakat tentunya sangat relevan, mengingat bahaya- bahaya atau dampak dan kerugian yang dapat ditimbulkan dari meningkat pesatnya
kejahatan teknologi dan industri tersebut menjadi pertimbangan yang sangat layak. Karena bila kebijakan tersebut dilakukan dengan baik, maka apa yang menjadi
tujuan akhir atau tujuan utama dari politik kriminal yaitu perlindungan masyarakat untuk mencapai kesejahteraan masyarakat, dapat terwujud dan terealisasi dengan
maksimal.
1.8 Metode Penelitian 1.8.1 Jenis Penelitian
Penelitian mengenai “Tinjauan Kriminologis Terhadap Pelaku Pelanggaran Lalu Lintas Yang Dilakukan Oleh Anak Di Bawah Umur Khususnya Balapan Liar
Berdasarkan Data Di Kota Denpasar” adalah merupakan jenis penelitian ilmu hukum dengan kajian empiris. Karena penelitian ini menyangkut data maka dengan
sendirinya merupakan penelitian hukum empiris.
27
Kajian hukum empiris adalah kajian yang memandang hukum sebagai kenyataan yang mencakup kenyataan sosial, kenyataan kultur dan lain-lain
mengkaji law in action.
28
Penelitian hukum empiris ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab dilakukannya balapan liar dan untuk
mengetahui upaya penanggulangan balapan liar dari pihak kepolisian.
27
Philipus M. Hadjon dan Tatiek Sri Djatmiati, 2005, Argumentasi Hukum, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, h. 2.
28
Achmad Ali dan Wiwie Heryani, 2012, Menjelajahi Kajian Empiris terhadap Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, h. 2.
1.8.2 Sifat Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif yang bertujuan untuk melukiskan tentang sesuatu hal di daerah tertentu dan pada saat tertentu.
29
Artinya disini adalah menggambarkan secara rinci dan mengkaji secara kritis fakta hukum yang terkait dengan pelanggaran lalu lintas yang dilakukan anak di bawah
umur dalam melakukan balapan liar di Kota Denpasar.
1.8.3 Data dan Sumber Data
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
1. Data Primer adalah data yang dikumpulkan, dari tangan pertama dan diolah
oleh suatu organisasi atau perorangan.
30
Artinya disini data tersebut diperoleh bersumber dari penelitian lapangan dan diperoleh baik dari
responden maupun informan. 2.
Data Sekunder adalah data yang diperoleh oleh suatu organisasi atau perorangan yang berasal dari pihak lain yang pernah mengumpulkan dan
mengelolanya sebelumnya.
31
Artinya disini data yang dikumpulkan bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh penulis. Data sekunder ini terdiri
dari: a.
Bahan hukum primer Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mempunyai otoritas
autoritatif. Bahan hukum tersebut terdiri atas peraturan perundang-
29
Bambang Waluyo, 2008, Penelitian Hukum dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, h. 8.
30
Muslan Abdurrahman, 2009, Sosiologi dan Metode Penelitian Hukum, UMM Press, Malang, h. 112.
31
Ibid.
undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam suatu peraturan perundang-undangan, dan putusan hakim.
32
Dalam penelitian ini bahan hukum primer yang dipergunakan adalah Norma Dasar Pancasila,
Peraturan Dasar Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945, Ketetapan MPR, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP.
b. Bahan hukum sekunder
Bahan hukum sekunder merupakan bahan hukum penunjang, yang terdiri atas buku-buku teks yang membicarakan suatu danatau beberapa
permasalahan hukum, termasuk skripsi, tesis, dan disertasi hukum, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum, dan komentar-komentar
1.8.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian
hukum empiris
dikenal teknik-teknik
untuk mengumpulkan data yaitu studi dokumen, wawancara, observasi, dan penyebaran
quisionerangkat. Aadapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: a.
Teknik studi dokumen merupakan langkah awal dari setiap penelitian hukum baik normatif maupun empiris, karena penelitian hukum selalu bertolak dari
premis normatif.
33
b. Teknik Wawancara interview
Menurut M. Mochtar, teknik wawancara adalah teknik atau metode memperoleh informasi untuk tujuan penelitian dengan cara melakukan tanya
jawab secara langsung tatap muka, antara pewawancara dengan responden.
32
H. Zainudin Ali, 2010, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, hal.47.
33
Amirudin dan H. Zainal Asikin, 2010, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, h. 68.
Selain dengan cara tatap muka wawancara dapat dilakukan secara tidak langsung dengan telepon atau surat.
34
c. Teknik observasi pengamatan
Teknik observasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu teknik observasi langsung dan teknik observasi tidak langsung. Yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik observasi langsung dimana peneliti mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala tertentu dalam masyarakat, tetapi peneliti tidak
menjadi anggota dari kelompok yang diamati.
1.8.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Setelah bahan-bahan hukum primer dan bahan-bahan hukum sekunder terkumpul selanjutnya dianalisa. Teknik analisis bahan hukum yang digunakan
adalah teknik deskripsi, yakni menguraikan dan menghubungkannya dengan teori- teori atau literatur-literatur yang berhubungan dengan permasalahan dan akhirnya
menarik suatu kesimpulan dalam bentuk argumentasi hukum untuk menemukan hasil dari penelitian.
34
M. Mochtar, 1998, Pengantar Metodelogi Penelitian, Sinar Karya Dharma HP, Jakarta, h. 78.
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KRIMINOLOGI, PELANGGARAN LALU
LINTAS YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DI BAWAH UMUR DAN BALAPAN LIAR
2.1 Kriminologi
2.1.1 Pengertian Kriminologi
Istilah kriminologi umtuk pertama kali digunakan oleh seorang ahli Antropologi Perancis yang bernama P. Topinard 1830-1911. Secara umum, istilah
kriminologi identik dengan perilaku yang diketagorikan sebagai suatu kejahatan. Kejahatan dimaksud disini adalah suatu tindakan yang dilakukan orang-orang dan
atau instansi yang dilarang oleh suatu undang-undang. Pemahaman tersebut diatas tentunya tidak bisa disalahkan dalam memandang kriminologi yang merupakan
bagian dari ilmu yang mempelajari suatu kejahatan.
1
Nama kriminologi yang disampaikan oleh P. Topinard, secara harfiah berasal dar
i kata “Crimen” yang berarti kejahatan atau penjahat dan “Logos” yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi kriminologi berarti ilmu
pengetahuan yang mempelajari rentang seluk beluk kejahatan. Adapun cakupan studi kriminologi, tidak hanya menyangkut peristiwa kejahatan, tapi juga meliputi
bentuk, penyebab, konsekuensi dari kejahatam, serta reaksi sosial terhadapnya, termasuk reaksi lewat peraturan perundangan dan kebijakan-kebijakan pemerintah
1
Lamber Missa, 2010, Studi Kriminologi Penyelesaian Kekerasan dalam Rumah Tangga di Wilayah Kota Kupang Provivsi Nusa Tenggara Timur, tesis, Program Magister Ilmu Hukum
Universitas Diponogoro, Semarang, h. 48.