Pengeluaran utama keluarga Bapak Tastra adalah untuk biaya hidup sehari-hari seperti bahan makanan dan keperluan mandi. Menurut keterangan beliau, berikut adalah kisaran pengeluaran
keluarga dalam sebulan.
Beras : Rp 100.000,-
Bahan Makanan : Rp 100.000,-
Listrik : Rp 50.000,-
Air : Rp 40.000,-
-Pendidikan
Keluarga Bapak I Putu Tastra memiliki 3 orang anak. Anak pertama sudah bekerja. Sementara anak kedua dan ketiga disekolahkan di Baler Bale Agung dan Berangbang.untuk biaya sekolah kedua
anak Bapak Tastra mendapatkan beasiswa miskin dan beasiswa prestasi di masing-masing sekolah.anak yang kedua mendapat beasiswa miskin dan anak yang ketiga mendapat beasiswa
prestasi.Berikut adalah rincian biaya sekolah yang harus ditanggung oleh Bapak Tastra Biaya yang tercantum adalah kisaran selama satu semester:
SPP : Gratis
Buku : Rp 100.000,-
-Kesehatan
Bapak Tastra sekeluarga tidak perlu lagi mengeluarkan biaya apabila ingin berobat. Segala bentuk pengobatan mendasar diberikan secara gratis dengan ketentuan harus menunjukkan kartu
BPJS. Kartu tersebut didapatkan langsung dari Presiden Joko Widodo.
-Sosial
Bapak Tastra harus mengeluarkan biaya untuk keperluan sosial, yakni iuran banjar sebesar Rp
3.000,- per bulan dan iuran RT Rp 2.000,- per bulan. -Kerohanian
Untuk keperluan persembahyangan sehari-hari, keluarga membuat canangbanten sendiri. Apabila ada upacara keagamaan yang besar seperti
hari raya Galungan, Kuningan, Odalan, dan Nyepi, keluarga Bapak Tastra membeli
perlengkapan banten dan buah-buahan di pasar dengan biaya yang disesuaikan dengan
kondisi keuangan yang ada.
BAB II IDENTIFIKASI MASALAH DALAM KK DAMPINGAN
2.1 Permasalahan Keluarga
Untuk mengidentifikasi masalah yang dialami keluarga, dilakukan beberapa kali kunjungan di kediaman keluarga dampingan. Selama kunjungan tersebut dilakukan pendekatan secara
kekeluargaan, yaitu dengan melakukan obrolan-obrolan ringan dengan anggota keluarga mengenai masalah yang dialami. Beberapa masalah yang dihadapi keluarga ini sesuai dengan hasil diskusi dan
pengamatan penulis adalah sebagai berikut.
2.1.1 Lingkungan
Tanah yang ditempati oleh keluarga Bapak Tastra merupakan tanah milik Bapak Tastra, Tempat tinggal beliau terdiri dari dua bangunan yaitu satu bangunan untuk kamar keluarga sekaligus
ruamh Bapak Tastra dan bangunan satunya lagi digunakan untuk dapur dan kamar mandi . Lahan yang ditempati cukup begitu luas dan fasilitas yang tersedia sangat terbatas. Rumah Bapak Tastra terletak
di area perkebunan dan memiliki akses jalan yang menuju Pangkung Gayung dan Berangbang. Dalam rumah Bapak Tastra terdapat satu kamar mandi ataupun toilet dan dapur yang terpisah dari rumah
bapak Tastra. Di rumah beliau terdapat banyak lahan tanah kososng yang kurang tertata dan tanah milik adik dari Bapak Tastra maka dari itu rumah beliau terlihat masih kurang bagus.Secara umum,
lingkungan rumah Bapak Tastra sangat bersih dan dikeliling kebun dan persawahan sehingga terciptanya lingkungan yang sehat dan layak huni.
2.1.2 Ekonomi
Penghasilan dari Bapak Tastra dan Ibu Sukerti sebagai buruh proyek sudah dapat mencukupi kebutuhan primer keluarga. Akan tetapi masih diperlukan manajemen keuangan yang lebih baik.
Kehidupan ekonomi keluarga tergolong kurang karena kecilnya penghasilan yang diperoleh. Hal ini menyebabkan keluarga Bapak Tastra tidak memiliki tabungan sehingga tidak adanya simpanan untuk
keperluan yang bersifat mendadak.
2.1.3 Sumber Daya Manusia
Pendidikan juga menjadi masalah di keluarga Bapak Tastra, dimana beliau dan istri tidak memperoleh pendidikan yang tinggi. Bapak Tastra hanya mengenyam pendidikan sampai
sederajat Sekolah Atas.Selain dari segi pendidikan yang kurang memadai, Bapak Tastra dan Ibu Sukerti juga tidak terbekali keahlian yang dapat menopang kehidupan. Mereka hanya
mengandalkan kekuatan fisik yang ada. 2.1.4
Sosial
Dalam kegiatan bermasyarakat, tiap warga dikenakan iuran untuk banjar maupun RT yang ada di Lingkungan Pangkung Gayung yang tentunya juga menambah pengeluaran dari keluarga Bapak
Tastra. Selain itu, jika ada upacara atau keperluan adat yang diharuskan untuk datang, Bapak Tastra dan Ibu Sukerti harus menyesuaikan waktu kerjanya dengan aktivitas sosialnya.