Pelarut alkohol digunakan dalam analisis kadar asam lemak bebas karena alkohol merupakan pelarut asam lemak bebas dan dapat memberhentikan kerja enzim lipase
sebelum titrasi. Alkohol akan melarutkan asam lemak yang bersifat asam agar dapat bereaksi dengan larutan KOH yang bersifat basa sehingga terjadi reaksi sesuai dengan
prinsip titrasi asam-basa. Senyawa yang dapat terekstrak oleh alhohol hanya asam lemak bebas yang dapat terlarut dalam pelarut atau dengan kata lain asam lemak bebas yang
terekstrak merupakan asam lemak bebas yang mempunyai tingkat kepolaran yang sama dengan pelarut Firmansyah, 2014.
II.5. Indikator PP phenolphtealin
Fenolftalein adalah indikator titrasi yang lain yang sering digunakan dan fenolftalein ini merupakan bentuk asam lemah yang lain. Pada kasus ini, asam lemah tidak
berwarna dan ion-nya berwarna merah muda terang. Penambahan ion hidrogen berlebih menggeser posisi kesetimbangan ke arah kiri dan mengubah indikator menjadi tak
berwarna. Penambahan ion hidroksida menghilangkan ion hidrogen dari kesetimbangan yang mengarah ke kanan untuk menggantikannya. Mengubah indikator menjadi merah
muda. Setengah tingkat terjadi pada pH 9,3. Karena pencampuran warna merah muda dan tak berwarna menghasilkan warna merah muda yang pucat, hal ini sulit untuk
mendeteksinya dengan akurat. Indikator ini banyak digunakan karena harganya murah. Indikator PP tidak berwarna dalam bentuk HIn asam dan berwarna merah jambu dalam
bentuk In– basa Cahyati, 2012.
II.6. NaOH Natrium Hidroksida
Natrium hidroksida NaOH, juga dikenal sebagai alkali kaustik soda. Natriom Hidroksida NaOH juga merupakan kaustik logam dasar. Natrium hidroksida adalah basa
yang umum di laboratorium kimia. Natrium hidroksida NaOH banyak digunakan di banyak industri, terutama sebagai basa kuat kimia dasar dalam pembuatan pulp dan kertas,
tekstil, air minum, sabun dan deterjen dan sebagai pembersih drain Faiz, 2011. Titrasi dilakukan menggunakan NaOH 0,1 N sampai terbentuk warna merah
jambu yang tidak hilang dalam 30 detik. Penggunaan NaOH berfungsi untuk mengukur beberapa besar asam lemak yang bebas dari minyak. Basa NaOH mampu
menghidrolisis minyak menjadi gliserol dan asam lemak Hadi, 2012.
III. METODE PRAKTIKUM
III.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Aplikasi Teknik Laboratorium Analisis Asam Lemak Bebas dilaksanakan pada hari Rabu, 26 November 2014 pukul 09.50-12.00 WITA
di Laboratorium Kimia Analisa dan Pengawasan Mutu Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
III.2. Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : -
erlenmeyer 250 ml -
hot plate -
pipet volume -
batang pengaduk -
biuret digital Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
- minyak curah
- minyak sawit
- alkohol netral
- indikator PP phenolphthalein
- larutan NaOH 0,1 N
III.3. Prosedur Praktikum
Adapun prosedur praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Sampel ditimbang sebanyak 5 gram
2. Sampel dimasukkan dalam Erlenmeyer dan ditambahkan 50 mL alcohol netral 3. Dipanaskan hingga mendidih
4. Setelah sampel dingin ditambahkan dengan 2 mL indikator PP dan dititrasi dengan larutan 0,1 N NaOH yang telah distandarisasi sampai warna merah jambu tercapai dan
tidak hilang selama 30 detik. FFA=
mL NaOH x N NaOH x BM Asamlemak berat sampel gr x 1000
x 100
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil