II.2. Minyak Curah
Minyak curah berasal dari bahan baku CPO Crude Palm Oil yang bermutu rendah, sehingga untuk diproduksi menjadi minyak goreng yang berkualitas tinggi akan
membutuhkan biaya produksi yang mahal, sehingga minyak ini diproduksi menjadi minyak goreng curah. Minyak goreng ini biasanya ditujukan untuk konsumsi rakyat biasa
dengan harga yang terjangkau oleh pendapatan penduduk yang miskin. Minyak goreng ini biasanya dari pabrik dijual dengan ukuran tangki dengan kapasitas 10 dan 20 ton. Minyak
goreng ini di pasar tradisional biasanya dapat diperoleh dalam bentuk drum dan kemudian ditimbang dalam plastik dengan berat sesuai permintaan konsumen Anonim, 2014.
Minyak goreng curah bermutu rendah karena mengalami penyaringan sederhana sehingga warnanya tidak jernih. Selain itu, minyak goreng curah umumnya mengandung
asam lemak jenuh yang lebih tinggi. Asam lemak jenuh akan meningkatkan kolesterol dalam darah yang dapat membahayakan kesehatan. Minyak goreng curah akan mengalami
penurunan kualitas jauh lebih cepat daripada minyak goreng berkualitas bagus karena adanya proses oksidasi. Minyak bermutu tinggi mengalami proses penyaringan dua bahkan
sampai tiga kali, sehingga harganya jauh lebih mahal dibandingkan dengan minyak goreng curah Dewi, 2012.
Minyak goreng curah biasanya memiliki warna yang lebih keruh. Minyak goreng curah ini tidak digunakan berulang-ulang kali, sampai berwarna coklat pekat
hingga kehitam-hitaman. Karena pemakaian berulang-ulang pada minyak makan, sangat tidak baik bagi kesehatan. Selain itu minyak goreng yang sering digunakan secara
berkali-kali sampai minyaknya berubah warna menjadi hitam, kondisi ini tidak membahayakan kesehatan hanya membuat nilai gizi makanan yang digoreng
menjadi turun dan mempengaruhi rasa. Vitamin A dan D dalam makanan itu sudah hancur Bundakata, 2007.
Perbedaan mendasar dari minyak kelapa sawit kemasan dengan minyak kelapa sawit curah adalah pada proses pemurnian, penyulingan, penghilangan bau. Setelah kelapa
sawit berubah menjadi CPO, maka proses selanjutnya adalah mengolah CPO menjadi minyak goreng sawit Secara garis besar proses pengolahan CPO menjadi minyak goreng
sawit, terdiri dari dua tahap yaitu tahap pemurnian refinery dan pemisahan fractionation
untuk mendapatkan fraksi bahan padat stearin
dan bahan cair olein
dari minyak sawit. Tahap pemurnian terdiri dari penghilangan gum degumming. Minyak lalu disaring dan
dijernihkan bleaching. Setelah itu penghilangan bau. Sehingga sebagai produk akhirnya minyak kelapa sawit kemasan memiliki warna yang lebih bening dari minyak curah dan
kandungan asam lemak bebasnya sedikiT Qurrota, 2013
II.3. Asam Lemak Bebas