a. Pengertian Alih Kode
Alih kode code switching, yakni peralihan pemakaian dari satu bahasa atau kebahasa atau dialek lainnya. Alih bahasa ini sepenuhnya
terjadi karena perubahan-perubahan sosiokultural dalam situasi berbahasa. Perubahan-perubahan dimaksud meliputi faktor- faktor seperti hubungan
antara pembicara dan pendengar, laras bahasa, tujuan berbicara, topik yang dibahas, waktu dan tempat berbincang. Para penutur yang sedang beralih
kode berasal dari minimum dua komunitas dari bahasa-bahasa dialek yang sedang mereka praktekkan Paul Ohoiwutun, 2002:71.
Menurut Chaer dan Agustina 2004:141 menyatakan bahwa alih kode adalah peristiwa berubahnya dari ragam santai menjadi ragam resmi,
atau juga ragam resmi keragam santai. Jadi dalam alih kode, pemakaian dua bahasa atau lebih ditandai oleh kenyataan bahwa masing- masing
bahasa masih mendukung fungsi- fungsi tersendiri sesuai dengan konteksnya. Fungsi masing- masing bahasa itu disesuaikan dengan
relevansi perubahan konteksnya.
b. Latar Belakang Terjadinya Alih Kode
Adapun penyebab terjadinya campur kode adalah. a
Pembicara atau penutur. Melakukan alih kode untuk mendapatkan ‘keuntungan’ atau ‘manfaat’ dari tindakannya itu. Biasanya dilakukan
oleh penutur yang dalam peristiwa tutur itu mengharapkan bantuan lawan tuturnya.
b Pendengar atau lawan tutur. Karena penutur ingin mengimbangi
kemampuan berbahasa lawan tutur itu. Biasanya kemampuan
berbahasa lawan tutur kurang karena mungkin bukan bahasa pertamanya.
c Perubahan situasi dengan hadirnya orang ketiga. Kehadiran orang
ketiga atau orang lain yang tidak berlatarbelakang bahasa yang sama dengan bahasa yang digunakan oleh penutur dan lawan tutur.
d Perubahan dari formal ke informal atau sebaliknya. Perubahan situasi
berbicara dari ragam bahasa Indonesia santai ke ragam bahasa Indonesia ragam formal.
e Perubahan topik pembicaraan. Perpindahan topik yang menyebabkan
terjadinya perubahan situasi dari situasi formal menjadi situasi tidak formal. Chaer dan Agustina 2004:143-147.
c. Wujud Alih Kode