Asumsi SIMPULAN Studi Deskriptif Mengenai Kesejahteraan Psikologis Pada Guru Honorer di Asosiasi Guru Honor Indonesia (AGHI) Kota Bandung.

Universitas Kristen Maranatha Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran

1.6 Asumsi

 Dengan status guru honorer pada anggota Asosiasi Guru Honor Indonesia AGHI kota Bandung akan memengaruhi kesejahteraan psikologis guru honorer.  Asosiasi Guru Honor Indonesia AGHI merupakan wadah perkumpulan guru honorer untuk memfasilitasi guru honorer di kota Bandung dalam memeroleh status PNS tetapi tidak menjamin anggotanya memiliki kesejahteraan psikologis yang positif.  Kesejahteraan psikologis para guru honorer yang tergabung dalam AGHI akan ditentukan oleh sejauh mana self-acceptance yang dimiliki, yang Guru honorer di AGHI Asosiasi Guru Honor Indonesia kota Bandung. Kesejahteraan psikologis yang terdiri dari 6 dimensi : 1. Self-acceptance 2. Purpose in life 3. Personal growth 4. Environmental mastery 5. Positive relation with other 6. Autonomy Tinggi Rendah Data Sosio-demografis : - jenis kelamin - usia - pendidikan - status marital - masa kerja sebagai guru honorer Universitas Kristen Maranatha selanjutnya dapat menggambarkan penghayatan tinggi-rendahnya dimensi- dimensi lainnya.  AGHI sebagai wadah perkumpulan guru honorer memungkinkan relasi yang erat antar guru honorer di Bandung, sehingga berkecenderungan memerlihatkan dimensi positive relations with others yang tinggi.  Para guru honorer yang tergabung dalam AGHI berkecenderungan memerlihatkan dimensi autonomy yang rendah karena keterbatasan status dan kewenangan. 58 Universitas Kristen Maranatha BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian mengenai kesejahteraan psikologis pada guru honorer di Asosiasi Guru Honor Indonesia AGHI Kota Bandung, dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1 Sebagian besar guru honorer di Asosiasi Guru Honor Indonesia AGHI Kota Bandung dapat dikatakan sejahtera secara psikologis. Kesejahteraan itu dimanifestasikan melalui tingginya penghayatan atas lima dimensi, yaitu self-acceptance, positive relations with others, environmental mastery, purpose in life dan personal growth. 2 Berdasarkan dimensi autonomy, responden yang berprofesi sebagai guru honorer tidak sejahtera. Ini dimungkinkan mengingat kewenangan sebagai guru honorer memiliki keterbatasan dan sepenuhnya bertumpu pada kebijakan yang ditetapkan oleh pihak sekolah. 3 Data sosio-demografis menunjukkan bahwa sebagian besar guru honorer di Asosiasi Guru Honor Indonesia AGHI kota Bandung dengan masa kerja lebih dari 10 tahun menghayati kesejahteraan psikologis yang cenderung rendah bila dibandingkan dengan guru honorer yang masa kerjanya kurang dari 10 tahun. Kemungkinannya adalah, guru honorer dengan masa kerja 10 tahun atau lebih mengalami kesulitan dalam memertahankan konsistensi harapan dan optimismenya untuk diangkat Universitas Kristen Maranatha 4 sebagai guru PNS, sehingga perlahan-lahan harus menerima realita yang ada.

5.2 SARAN