63
b. Pengetahaun konseptual mencakup pengetahuan tentang klasifikasi kategori, dan hubungan antara dua atau lebih kategori pengetahuannya
yang lebih kompleks dan tertata. c. Pengetahuan prosedural merupakan “pengetahuan tentang cara”
melakukan sesuatu. Pengetahuan ini berkaiatan dengan pertanyaan “bagaimana”.
d. Pengetahuan metakognitif merupakan pengetahuan yang membuat siswa semakin menyadari dan bertanggung jawab atas pengetahuan dan
pemikirannya sendiri.
37
3. Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik ilmiah pada umumnya melibatkan kegiatan pengamatan atau observasi yang dibutuhkan untuk perumusan hipotesis atau
mengumpulkan data. Pendekatan ilmiah pada umumnya dilandasi dengan pemaparan data yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan. Oleh
sebab itu, kegiatan percobaan dapat diganti dengan kegiatan memperoleh informasi dari berbagai sumber.
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif
mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah, merumuskan
masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data
37
Kusaeri, Op. Cit. h. 39
64
dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
38
Selain itu, pendekatan saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa student centered approach.
39
Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan
pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Berpusat pada peserta didik. b. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep,
hukum atau prinsip. c. Melibatkan proses-proses kognitif yang berpotensial dalam merangsang
perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik.
d. Dapat mengembangan karakter peserta didik.
38
Daryanto, Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013,Yogyakarta : Gava Media, 2014.h. 51
39
Khairiah Nasution, Aplikasi Model Pembelajaran dalam Persepektif Pendekatan Saintifik, Jurnal, 2013.h.3 dapat dilihat di http:sumut.kemenag.go.id
65
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan
pendekatan saintifik adalah: a. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan
berpikir tingkat tinggi peserta didik. b. Untuk membentuk kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatu
masalah secara sistematik. c. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana peserta didik merasa bahwa
belajar itu merupakan suatu kebutuhan. d. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
e. Untuk melatih peserta didik dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah.
f. Untuk menggembangkan karakter peserta didik.
40
Menurut Kemendikbud tentang Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SD Kelas I, pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah itu
lebih efektif hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Hasil penelitian membuktikan bahwa pada pembelajaran nasional, retensi informasi
dari guru sebesar 10 persen setelah 15 menit dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 25 persen. Pada pembelajaran berbasis pendekatan
ilmiah, retensi informasi dari guru sebesar lebih dari 90 persen setelah 2 hari dan perolehan pemahaman kontenstual sebesar 50-70 persen.
40
Daryanto. Op. Cit.h. 54
66
Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah:
a. Pembelajaran berpusat pada peserta didik. b. Pembelajaran membentuk studens self concept.
c. Pembelajaran terhindar dari verbalisme. d. Pembelajaran memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip. e. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berfikir
peseta didik. f. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan motivasi
mengajar guru. g. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melatih
kemampuan dalam komunikasi. h. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang d
kontruksi peserta didik dalam struktur kognitifnya. Menurut Kemendikbud tentang Materi Pelatihan Guru Implementasi
Kurikulum 2013 SD Kelas I, proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria seperti berikut ini:
a. Subtansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan
sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng.
67
b. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subyektif, atau
penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. c. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis,
analitis, dan tempat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan subtansi atau materi pembelajaran.
d. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu dengan yang lain
dari subtansi atau materi pembelajaran. e. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami,
menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon subtansi atau materi pembelajaran.
f. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
g. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas, dan menarik sistem penyajian.
Adapun tahapan kegiatan yang akan dilakukan melalui pendekatan saintifk adalah menurut Petunjuk Teknis Pendekatan Saintifik Kurikulum
2013 Permendikbud 81A Tahun 2013 adalah sebagai berikut: a. Mengamati yakni alam kegiatan mengamati, guru membuka secara
luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan : melihat, menyimak, mendengar, dan
68
membaca. Guru mempasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan melihat,
membaca, mendengar hal yang penting dari suatu benda atau objek. b. Menanya yakni dalam kegiatan mengamati, guru membuka
kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru
perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang hasil pengamatan objek yang
kongkrit samapi kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak.
c. Mengumpulkan informasieksperimen yakni tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari
berbagai sumber melalui bebagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau
objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. d. Mengasosiasikanmengolah yaitu informasi tersebut menjadi dasar
bagi kegiatan berikutnya yaitu memproses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya,
menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan pola yang titemukan.
e. Mengkomunikasikan yaitu kegiatan menulis atau menceritakan apa yang
ditemukan dalam
kegiatan mencari
informasi,
69
mengasosiasikan, dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau
kelompok peserta didik tersebut. Berdasarkan pemaparan diatas, dapat diketahui bahwa pembelajaran
saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namun pembelajaran saintifik memandang proses pembelajaran merupakan hal yang
sangat penting untuk menghasilkan produk pembelajaran secara optimal. Oleh karena itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan
proses.
B. Kajian Penelitian yang Relavan