Kerangka Analisis TINJAUAN PUSTAKA

Peranan Kualitas Pendidikan. Penelitian Bratsberg dan Terrell 2005, dengan menggunakan data sensus upah imigran dari 67 negara yang menempuh pendidikan di negara masing-masing pada pasar tenaga kerja Amerika Serikat pada tahun 1980 dan 1990. Dengan menggunakan model tingkat upah dari Card dan Krueger 1992a, dan vektor kualitas antara lain diukur dengan pengeluaran per siswa mengikuti cara Welch 1966, Behrman dan Birdsall, 1983 untuk jenjang pendidikan sekolah menengah atas ditemukan bahwa peningkatan sekitar 10 pengeluaran per siswa dapat meningkatkan 0.9 - 1 upah tenaga kerja imigran di Amerika Serikat. Peranan Faktor Sosial Ekonomi Dalam Pembangunan Desa. Penelitian sosial yang bersifat explanatory ini dilakukan pada tahun 2003 di Kecamatan Poncokusumo, Malang dengan 91 rumah tangga sampel. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor sosial ekonomi pendidikan, pendapatan dan jumlah anggota keluarga, politik, fisik dan lingkungan serta nilai budaya sebagai variabel penjelas terhadap partisipasi politik masyarakat dalam pembangunan desa variabel terikat. Partisipasi politik diartikan perilaku pejabat dan lembaga yang membuat, melaksanakan dan menegakkan keputusan politik serta perilaku masyarakat individu atau berkelompok yang mempengaruhi lembaga yang mengambil keputusan politik karena menyangkut kehidupan masyarakat. Hasil regresi menunjukan bahwa penambahan satu unit faktor sosial ekonomi mampu meningkatkan partisipasi politik sekitar 0,379 unit koefisien  = 0.379. Karakteristik sosial ekonomi responden sekitar 47,31 memiliki kondisi sosial ekonomi cukup baik dengan rata-rata pendidikan formal SLTP, pendapatan per bulan antara Rp. 3001.000. – Rp. 400.000, dengan jumlah anggota rumah tangga empat orang.

2.4. Kerangka Analisis

Ada dua alternatif dalam meningkatkan akses rumah tangga miskin terhadap pendidikan yaitu : 1. Perluasan ekspansi sistem sekolah yaitu dengan membawa sekolah ke masyarakat miskin melalui “supply driven” 2. Memberikan subsidiinsentif bagi keluarga miskin untuk bersekolah atau dengan kata lain membawa anak keluarga miskin ke sistem pendidikan “demand driven”. Coady dan Parker, 2002. Sejak tahun 2006, Pemerintah mulai mengembangkan program SSA SD-SMP Satu Atap dengan memanfaatkan guru SMP terdekat dan honorer dan secara bertahap akan ditingkatkan dengan penambahan guru baru. Dengan kondisi tersebut sangat sulit untuk mencapai standar kualitas hasil pembelajaran. Dengan kata lain “pendidikan marginal” untuk “masyarakat marginal “ dilingkungan “marginal” tidak dapat 6 memenuhi baik tujuan efisiesi maupun keadilan dan apalagi tujuan politik sebagaimana diamantkan pasal 11 ayat 1 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dengan demikian perlu dicarikan alternatif lain yang bersifat “demand driven” dan salah salah satu konsep yang berkembang saat ini adalah pendekatan dengan SMP Berasrama. Sehingga perlu dilakukan analisis cost effectiveness dan rasio Manfaat-Biaya pembangunan SMP Berasrama di Kabupaten Sijunjung. Kerangka analisis dalam analisis cost effectiveness dan rasio Manfaat-Biaya pembangunan SMP Berasrama di Kabupaten SawahluntoSijunjung sebagaimana tertera pada Gambar 1. Sumber : Diolah dari berbagai sumber. Gambar 1. Kerangka Analisis. 7 PEMERINTAH SUPPLY DRIVEN Coady Parker, 2002 Efisiensi Pemerataan Keadilan Mutu Keadilan Schult, 2001 Elfindri, 2001 dan 2006 DEMAND DRIVEN Coady Parker, 2002 Generasi Muda USB SMP SAA dll BOS Boarding School Rumah Tangga Manfaat individu Manfaat publik Elfindri, 2001 Institute for Higher Education Policy, 1998 Biaya sosial publik Elfindri, 2001

III. METODOLOGI