Analisis Permintaan Uang Giral di Indonesian Metode Vector Autoregression (VAR)
SKRIPSI
ANALISIS PERMINTAAN UANG GIRAL DI
INDONESIAMETODE VECTOR AUTOREGRESSION (VAR)
OLEH:
TEKLA MONIKA HALOHO
080501130
PROGRAM STUDI STRATA 1 EKONOMI PEMBANGUNAN
DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
ABSTRAK
Uang giral adalah uang yang diterbitkan oleh bank umum berupa surat berharga sebagai ganti uang tunai yang disimpannya (uang tabungan) seperti: cek, bilyet giro, wesel bank, perintah membayar. Perkembangan uang giral di indonesia dari tahun ketahun semakin meningkat yang juga mempengaruhi perkembangan ekonomi makro di indonesia.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis permintaan uang giral di indonesia. Pengumpulan data diperoleh dari data skunder yaitu data uang giral , produk domestik bruto, inflasi dan tingkat suku bunga, 1988 sampai dengan tahun 2011 (24 observasi).. Data-data tersebut bersumber dari Badan Pusat statistik, Bank Indonesia. Penentuan jumlah observasi didasarkan atas stabilitas lag struktur dalam model penelitian. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ekonometrika dengan metode Vector Autoregression (VAR), Impulse Response Function (IRF) dan Variance Decomposition (VD) yang sebelumnya diuji menggunakan uji Unit Roots Test dan uji Kointegrasi Durbin-Watson.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama produk domestik bruto, inflasi dan suku bunga berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan uang giral di indonesia. Dengan membandingkan besaran koefisien dari masing-masing variabel terlihat bahwa produk domestik bruto merupakan variabel utama yang memberikan kontribusi paling besar dalam hubungannya dengan permintaan uang giral di indonesia.
(3)
ABSTRACT
Demand depositsaremoneyissuedbycommercial banksin the form ofsecuritiesin lieuof cashdeposit(savings) such as: checks, giro, bank drafts, payorders. Development ofdemand depositsinIndonesiahave increasing year after yearalso affectmacroeconomicdevelopments in Indonesia.
The purposeof this studn for an analyze thedemand fordemand depositsin Indonesia. The collection of dataobtainedfromsecondary datais datademand deposits, gross domestic product, inflationand interest rates, 1988to 2011(24 observations). These data aresourcedfromthe Central Bureau ofstatistics, theBankIndonesia. Determination ofthe number ofobservationsbased on thestability of thelagstructurein
the modelstudy. The model usedin this studyisthemethod
ofeconometricmodelsVectorAutoregression(VAR), ImpulseResponseFunction(IRF)
andVarianceDecomposition(VD) whichwas previously testedusing
theTestUnitRootsTestandDurbin-Watson cointegrationtest.
The results showed thattogetherthe gross domesticproduct, inflationandinterest ratessignificantly affect thedemand fordemand depositsin Indonesia. By comparing themagnitude ofthe coefficientofeach variableis seen thatthe gross domestic productis themain variablesthat have a contribute inrelation to The demand for demand deposits in indonesia
Key words: VectorAutoregression, Moneydemand deposits, GDP, inflationandinterest rates.
(4)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat, kesempatan, kekuatan serta pengharapan yang tiada habisnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Adalah menjadi kewajiban bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk membuat suatu skripsi dalam rangka menyelesaikan masa kuliahnya. Untuk mencapai gelar itulah penulis membuat suatu skripsi yang berjudul “ Analisis Permintaan Uang Giral Di Indonesian Metode Vector Autoregression
(VAR) “.
Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Orang tua tercinta (A.Sihaloho) dan (N.Sijabat) yang penuh kasih sayang memberikan bantuan semangat dan doa yang begitu besar kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen Eknomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan dan Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan juga sebagai dosen pembaca yang telah banyak memberikan saran dan masukan kepada penulis hingga selesainya skripsi ini.
(5)
5. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan yang sangat berguna, telah mencurahkan pikiran, tenaga, dan masukan kepada penulis hingga selesainya skripsi ini.
6. Kakak (Minar Rayani Sihaloho, Amd komputer), Abang (Thamrin Taripar Sinaga), Adik (Menki Suyantri Sihaloho) yang telah memberikan dukungan, semangat, dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat kepada pembaca dan peneliti selanjutnya. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan ke depan.
Medan, Penulis
Juni 2012
(6)
DAFTAR ISI
Judul Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTARISI ... v
DAFTARGAMBAR... .. …viii
DAFTAR TABEL ... x
BAB I PENDAHULUAN……… 1
1.1 Latar Belakang……….. 1
1.2 Perumusan Masalah……….. 6
1.3 Tujuan Penelitian……….. 6
1.4 Manfaat penelitian………. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8
2.1 Uang……….. 8
2.1.1 Pengertian, Fungsi, Jenis Uang………... 8
2.1.2 Uang Giral………... 10
2.1.2.1 Pengertian dan Proses terjadinya uang Giral……... 10
2.1.2.2 Bentuk – bentuk uang Giral……….... 11
2.2 Uang dan Perbankan……….... 14
2.3 Kliring………... 15
2.4 Teori Permintaan uang………... 17
2.4.1 Teori Permintaan Uang Klasik………... 17
2.4.2 Teori Permintaan Uang Keynesian…... 18
2.4.2 Teori Permintaan uang Friedman………. 25
2.5 Produk Domestik Bruto (PDB)………. 28
(7)
2.6.1 Pengertian Inflasi………... 30
2.6.2 Jenis-jenis Inflasi……….. 30
2.6.3 Teori-teori Inflasi……….. 32
2.6.4 Dampak Inflasi……….... 35
2.7 Suku Bunga………...….. 36
2.7.1 Pengertian Suku Bunga………... 36
2.7.2 Jenis Suku Bunga………. 37
2.7.3 Teori Suku Bunga……… 38
2.7.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga.. 40
2.7.5 Komponen yang menentukan Bunga Kredit……….. 41
2.8 Penelitian Terdahulu………. 42
2.8 Kerangka Konseptual Penelitian……….. 49
2.9 Hipotesis Penelitian……….. 51
BAB III METODE PENELITIAN... 52
3.1 Ruang Lingkup Penelitian……….. 52
3.2 Jenis dan Sumber Data Penelitian……….. 52
3.3 Pengolahan data……… 52
3.3.1 Uji Akar Unit……… 53
3.3.2 Uji Kointegrasi……….. 53
3.3.3 Vector Autoregressive………... 54
3.4 Model Analisis……….. 56
3.5 Defenisi Operasional……… 57
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 58
4.1 Hasil……….. 58
4.1.1 Perkembangan Makro Ekonomi Indonesia………. 58
4.1.2 Permintaan Uang Giral……… 63
4.1.3 Perkembangan Product Domestik Bruto (PDB)…………. 64
4.1.4 Perkembangan Inflasi……….. 66
(8)
4.2 Hasil Hipotesis………... 68
4.2.5 Uji Akar Unit……… 68
4.2.6 Uji Kointegrasi……….. 73
4.2.7 Analisis Metode VAR……….. 75
4.2.7.1 Impulse response Function (IRF)……… 77
4.2.7.2 Variance Decomposition……….. 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 88
5.1 Kesimpulan………... 88
5.2 Saran………. 89
DAFTARPUSTAKA………... 90
(9)
Daftar Gambar
Gambar Judul Halaman
2.1Permintaan Uang Untuk Transaksi………. 18
2.2Permintaan Uang Dengan Tingkat Bunga Normal………. 21
2.3.Permintaan Uang Spekulasi……… 22
2.4Kerangka Penelitian………. 45
4.1Impluse Response Function………. 80
(10)
Daftar Tabel
Tabel Judul Halaman
4.1Perkembangan Uang Giral di Indonesia Periode 1988-2011………. 64
4.2Perkembangan Produk Domestik Bruto Periode 1988-2011………. 65
4.3Perkembangan Inflasi Periode 1988-2011………... 66
4.4Perkembangan Suku Bunga SBI Periode 1988-2011……… 67
4.5Unit Root Test dan Derajat Integrasi dengan ADF Test pada Y………… 69
4.6Unit Root Test dan Derajat Integrasi dengan ADF Test pada X1……….. 70
4.7Unit Root Test dan Derajat Integrasi dengan ADF Test pada X2……….. 71
4.8Unit Root Test dan Derajat Integrasi dengan ADF Test pada X3………… 72
4.9Uji Kointegrasi Augmented Dickey-Fuller………. 73
4.10Unit Root Test dan Derajat Integrasi dengan ADF Test setelah Uji Kointegrasi ... ... 74
4.11 Hasil estimasi VAR………. 75
4.12Impluse Response Function Y………. 77
4.13Impluse Response Function X1……….. 78
4.14Impluse Response Function X2……….. 79
4.15Impluse Response Function X3……….. 80
4.16Variance Decomposition Y……….. 82
4.17Variance Decomposition X1……… 83
4.18Variance Decomposition X2……… 84
(11)
Daftar Lampiran
Lampiran Judul Halaman
1. Perkembangan Ekonomi Makro Indonesia... ... 90
2. Unit Root Test dan Derajat Integrasi dengan ADF Test pada Y…………... 91
3. Unit Root Test dan Derajat Integrasi dengan ADF Test pada X1………... 92
4. Unit Root Test dan Derajat Integrasi dengan ADF Test pada X2………... 93
5. Unit Root Test dan Derajat Integrasi dengan ADF Test pada X3………….... 94
6. Uji Kointegrasi Augmented Dickey-Fuller………... 95
7. Unit Root Test dan Derajat Integrasi dengan ADF Test setelah Uji Kointegrasi ... ... 96
8. Hasil estimasi VAR………... 97
9. Impluse Response Function Y………... 98
10. Impluse Response Function X1………... 99
11.Impluse Response Function X2………… ………...100
12. Impluse Response Function X3………... 101
13. Variance Decomposition Y………... 102
14. Variance Decomposition X1……….. 103
15. Variance Decomposition X2………... 104
(12)
ABSTRAK
Uang giral adalah uang yang diterbitkan oleh bank umum berupa surat berharga sebagai ganti uang tunai yang disimpannya (uang tabungan) seperti: cek, bilyet giro, wesel bank, perintah membayar. Perkembangan uang giral di indonesia dari tahun ketahun semakin meningkat yang juga mempengaruhi perkembangan ekonomi makro di indonesia.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis permintaan uang giral di indonesia. Pengumpulan data diperoleh dari data skunder yaitu data uang giral , produk domestik bruto, inflasi dan tingkat suku bunga, 1988 sampai dengan tahun 2011 (24 observasi).. Data-data tersebut bersumber dari Badan Pusat statistik, Bank Indonesia. Penentuan jumlah observasi didasarkan atas stabilitas lag struktur dalam model penelitian. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ekonometrika dengan metode Vector Autoregression (VAR), Impulse Response Function (IRF) dan Variance Decomposition (VD) yang sebelumnya diuji menggunakan uji Unit Roots Test dan uji Kointegrasi Durbin-Watson.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama produk domestik bruto, inflasi dan suku bunga berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan uang giral di indonesia. Dengan membandingkan besaran koefisien dari masing-masing variabel terlihat bahwa produk domestik bruto merupakan variabel utama yang memberikan kontribusi paling besar dalam hubungannya dengan permintaan uang giral di indonesia.
(13)
ABSTRACT
Demand depositsaremoneyissuedbycommercial banksin the form ofsecuritiesin lieuof cashdeposit(savings) such as: checks, giro, bank drafts, payorders. Development ofdemand depositsinIndonesiahave increasing year after yearalso affectmacroeconomicdevelopments in Indonesia.
The purposeof this studn for an analyze thedemand fordemand depositsin Indonesia. The collection of dataobtainedfromsecondary datais datademand deposits, gross domestic product, inflationand interest rates, 1988to 2011(24 observations). These data aresourcedfromthe Central Bureau ofstatistics, theBankIndonesia. Determination ofthe number ofobservationsbased on thestability of thelagstructurein
the modelstudy. The model usedin this studyisthemethod
ofeconometricmodelsVectorAutoregression(VAR), ImpulseResponseFunction(IRF)
andVarianceDecomposition(VD) whichwas previously testedusing
theTestUnitRootsTestandDurbin-Watson cointegrationtest.
The results showed thattogetherthe gross domesticproduct, inflationandinterest ratessignificantly affect thedemand fordemand depositsin Indonesia. By comparing themagnitude ofthe coefficientofeach variableis seen thatthe gross domestic productis themain variablesthat have a contribute inrelation to The demand for demand deposits in indonesia
Key words: VectorAutoregression, Moneydemand deposits, GDP, inflationandinterest rates.
(14)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Sistem pembayaran telah berubah sepanjang waktu, demikian pula dengan bentuk uang.bagi ekonom uang memiliki arti yang berbeda dengan pendapatan atau kekayaan.Uang merupakan satuan tertentu yang memiliki nilai pembayaran, yang merupakan alat yang digunakan masyarakat umum dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kehidupannya yakni dalam proses transaksi jual beli barang dan jasa.Semua kegiatan pembayaran dalam transaksi ekonomi memerlukan uang.Penggunaan uang terus berkembang, uang kartal (uang kertas dan logam) kebanyakan dipakai dalam transaksi kecil, diketahui pemakaian uang kartal memiliki kendala dalam efisiensi Hal itu bisa terjadi karena biaya pengadaan dan pengelolaan (cash handling) terbilang mahal.belum lagi memperhitungkan inefisiensi dalam waktu pembayaran.Misalnya,ketika Anda menunggu melakukan pembayaran di loket pembayaran yang relatif memakan waktu cukup lama karena antrian yang panjang. Sementara itu, bila melakukan transaksi dalam jumlah besar juga mengundang risiko seperti pencurian, perampokan dan pemalsuan uang. Menyadari ketidak-nyamanan dan inefisien memakai uang kartal, BI berinisiatif menciptakan beberapa jenis sarana dalam bentuk surat-surat berharga yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran berupa : wesel, cek, promes, bilyet giro, rekening Koran, perintah membayar dan
(15)
surat-surat lainnya yang dapat dipergunakan sebagai alat tukar menukar atau alat pembayaran yang sah. Sarana Bank ini disebut Uang Giral. Uang giral dianggap lebih mudah- digunakan karena tinggal menuliskan sejumlah uang yang akan digunakan oleh pembeli dan diberikan oleh penjual dimana penjual tinggal menukarkan ke bank untuk memperoleh uang kartal ( currencies ).
Beberapa studi yang menampilkananalisis jangka panjang dengan pendekatan yang relative tentang permintaan uang.Studi ini diarahkan pada beberapa persoalan, yang pertama menganalisis dalam prespektif jangka pendek maupun jangka panjang tentang permintaan uang Giral. Penelitian ini mencoba mengkonfirmasi pengendalian jumlah uang beredar dalam hal uang giral yang pengaruhnya sangat besar dalam kinerja perekonomian.
Uang giral yang digunakan sebagai alat pembayaran dalam lalu lintas pembayaran meningkat dari tahun ketahun. Peningkatan ini disebabkan adanya peningkatan penggunaan jasa-jasa perbankan oleh masyarakat. Dalam memperlancar pembayaran uang giral, Bank menggunakan kliring yang merupakan pemindahbukuan dari suatu rekening ke rekening lain, pada kantor bank yang sama atau dari suatu bank ke bank lain dengan cara tukar-menukar surat-surat berharga yang hasil perhitungannya diselesaian pada watu tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin banyak nasabah atau bank yang melakukan kliring makan akan semakin tinggi pulak tingkat permintaan uang giral.
Perkembangan tekhnologi telah mengubah jumlah uang yang diminta untuk suatu tingkat pendapatan tertentu. Sebelum uang giral dipergunakan secara luas orang
(16)
perlu memegang semua pendapatannya dalam bentuk uang kartal.Uang giral merupakan bagian alat pembayaran yang digunakan oleh Bank umum dan- sangat berkaitan dengan perekonomian masyarakat.Keterlibatan uang giral dalam kegiatan transaksi pembayaran ekonomi terutama pada sektor perbankan.
Perkembangan tekhnologi memungkinkan adanya transaksi tanpa adanya transfer (perpindahan) sejumlah uang secara nyata (tangible), namun transaksi diselesaikan dengan mengubah rekening bank pembeli dan penjual. Perkembangan teknologi transaksi demikian tidak dapat diartikan bahwa perekonomian sudah tidak mempergunakan uang secara literer dan menjadikan suatu perekonomian tanpa uang sebagaimana jaman barter. Fakta tersebut menunjukkan bahwa dengan semakin berkembangnya tekhnologi membuat para pelaku ekonomi menjadi semakin cerdas dalam mengurai jumlah uang yang ada dalam perekonomian berupa rekening bank. Dalam pemenuhan kebutuhan akan uang giral dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kliring ,Suku bunga, inflasi, pendapatan serta tabungan yang cukup memberikan pengaruh terhadap permintaan uang giral di masyarakat Indonesia.
Menurut Keynes salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan uang adalah keinginan untuk bertransaksi. Dalam hal pelaksanaan transaksi hal yang berpengaruh adalah pendapatan. Keynes berpendapat bahwa semakin tinggi pendapatan menyebabkan permintaan akan uang akan meningkat. Tingkat pendapatan nasional merupakan salah satu indikator tingkat keberhasilan pembangunan di Indonesian, tingkat pendapatan juga dapat digunakan sebagai cerminan kesejahteraan masyarakat.
(17)
Dalam kaitannya pemenuhan kebutuhan uang juga dipengaruhi oleh tingkat suku bunga perbankan. Dengan pergerakan tingkat suku bunga akan- berpengaruh pada keputusan pribadi, seperti memutuskan untuk dikonsumsi atau ditabung, akan membeli rumah atau tidak, atau memutuskan untuk membeli obligasi atau menaruh dana dalam tabungan.menurut teori klasik, tabungan merupakan fungsi dati tingkat suku bunga, dimana pergerakan suku bunga pada perekonomian akan mempengaruhi tabungan (saving) yang terjadi Manusia dihadapkan pada dua pilihan yakni memegang uang tunai atau menyimpannya pada lembaga keuangan yang nantinya akan disebut sebagai uang giral. Masyarakat juga harus mengetahui sejumlah keuntungan-keuntungan yang diperoleh antara memegang uang tunai ataupun menyimpannya dalam lembaga keuangan guna mendapatkan pendapatan bunga.
Sejak awal tahun 1960-an inflasi di Indonesia bervariasi. Akhir tahun 1960, laju inflasi melonjak dari 1% menjadi 5% dan pada 1974 laju inflasi mencapai dua digit, inflasi melonjak diatas 10% pada tahun 1979 dan 1980.hingga pada akhir tahun 1990 sampai pada 1005 laju inflasi berada pada tingkat 2%. inflasi kadang naik kadang turun. Sumber episode inflasi adalah tingkat pertumbuhan uang yang beredar, hanya dengan mengurangi tingkat pertumbuhan uang beredar hingga tingkat yang rendah makan inflasi dapat diatasi (Milton Friedman).
Di Indonesia fungsi intermediasi sangat diperlukan dalam rangka memperlancar suatu kerangka pembangunan ekonomi makro dengan tujuan pertumbuhan GNP riil, pengangguran yang rendah serta kestabilan harga. Mekanisme intermediasi ini tercipta melalui pemberian pinjaman atau kredit berupa dana segar
(18)
yakni seperti modal kerja. Fungsi intermediasi ini dapat- berjalan dengan baik apabila dua belah pihak yakni pengusaha dan masyarakat memiliki kepercayaan terhadap bank, apabila proses intermediasi berjalan dengan baik pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana dalam perekonomian secara keseluruhan akan memperoleh manfaat dari keberadaan suatu bank. Pihak yang mempunyai kelebihan dana akan memperoleh manfaat pendapatan bunga dari dana yang disimpan di bank. Sementara itu, pihak-pihak yang membutuhkan dana memperoleh manfaat yaitu untuk membiayai kekurangannya.
Proporsi penggunaan uang giral yang semakin meningkat mencerminkan bahwa kebiasaan masyarakat dalam menggunakan uang giral semakin meningkat. Hal ini juga menunjukkan bahwa sejalan dengan berkembangnya dunia usaha maka keperluan dan kepercayaan masyarakat akan jasa-jasa lembaga perbankan juga semakin bertambah. Berdasarkan uraian diatas penulis berusaha untuk membahas masalah ini menjadi sebuah penelitian yang diberi judul “ ANALISIS
PERMINTAAN UANG GIRAL DI INDONESIA METODE VAR ( Vector
(19)
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uarain diatas maka beberapa rumusan masalah yang dapat diambil sebagai kajian dalam penelitian ini, antara lain :
1. Apakah ada pengaruh kondisi keseimbangan jangka pendek dan jangka panjang, Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap permintaan uang giral di Indonesia?
2. Apakah ada pengaruh keseimbangan jangka panjang dan jangka pendek, Inflasi terhadap permintaan uang giral di Indonesia?
3. Apakah ada pengaruh kondisi keseimbangan jangka pendek dan jangka panjang, variabel Suku Bunga (SBI) terhadap permintaan uang giral di Indonesia?
1.3. Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh keseimbangan jangka pendek dan jangka panjang pada variabel Produk Domestik Bruto terhadap permintaan uang giral di Indonesia.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh keseimbangan jangka pendek dan jangka panjang pada variabel Inflasi terhadap permintaan uang giral di Indonesia.
(20)
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh keseimbangan jangka pendek dan jangka panjang pada variabel Suku Bunga terhadap permintaan uang giral di Indonesia.
1.4. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antaralain :
1. Sebagai bahan studi ilmu pengetahuan bagi pihak-pihak yang ingin mengetahui permintaan uang giral di Indonesia.
2. Sebagai bahan kajian untuk melakukan penelitian selanjutnya atau sebagai bahan perbandingan untuk membuat keputusan dalam peredaran uang Giral
(21)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Uang
2.1.1 Pengertian, fungsi dan Jenis uang
Uang adalah sesuatu yang diterima masyarakat umum sebagai alat yang digunakan dalam transaksi pembayaran.
Secara umum uang memiliki fungsi: 1. Alat Tukar
Hampir semua transaksi dalam perekonomian kita sekarang ini, uang dalam bentuk mata uang atau cek adalah sebagai alat tukar(medium of exchange). Uang digunakan untuk membayar barang dan jasa. Penggunaan uang sebagai alat tukar dapat mendorong efisiensi dalam perekonomian karena dapat meminimumkan waktu yang diperlukan dalam transaksi barang dan jasa.
2. Satuan Hitung
Fungsi kedua uang adalah sebagai satuan hitung (unit of account) sedemikian rupa sehingga uang dapat digunakan untuk menghitung nilai dalam perekonomian. Kita menghitung nilai dari barang dan jasa dalam satuan uang.
(22)
Penggunaan uang sebagai satuan hitung dapat menurunkan biaya transaksi dalam perekonomian dengan mengurangi jumlah kombinasi harga-harga yang harus diperhatikan.
3. Alat penyimpan nilai
Uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (store of value) uang mewakili daya beli sepanjang waktu. Alat penyimpan nilai digunakan untuk menyimpan daya beli dari saat pendapatan diterima sampai waktunya nanti dibelanjakan. Fungsi uang ini sangat berguna karena sebagian besar masyarakat tidak ingin menghabiskan pendapatannya secepat dari saat menerimanya, tetapi lebih suka menundanya sampamembutuhkannya untuk berbelanja.
4. Standar pembayaran dimasa mendatang
Sebagai ukuran pembayaran masa depan uang terkait dengan transaksi utang piutang atau transaksi kredit atau kegiatan ekonomi yang balas jasanya tidak diberikan saat itu juga. Pembayaran untuk masa mendatang tersebut dimungkinkan karena uang memiliki standar fungsi pembayaran dimasa mendatang. Dengan fungsi tersebut berapa balas jasa atau pembayaran masa mendatang dapat dihitung lebih mudah karena diukur dengan daya beli disbanding diukur dengan komoditas tertentu.
Berdasarkan lembaga yang mengeluarkan uang, uang dapat dibedakan atas duan jenis yakni:
1. Uang kartal. merupakan uang yang diterbitkan oleh Bank sentral baik berupa uang kertas ataupun uang logam
(23)
2. Uang Giral. merupakan uang yang diterbitkan oleh bank umum berupa surat berharga sebagai ganti uang tunai yang disimpannya (uang tabungan) seperti: cek, bilyet giro, wesel bank, perintah membayar (Muhammad abdulkadir).
2.1.2 Uang Giral
2.1.2.1. Pengertian dan Proses Terjadi Uang Giral
Seperti yang diuraikan diatas uang giral adalah uang yang diterbitkan oleh bank umum berupa surat berharga sebagai ganti uang tunai yang disimpannya (uang tabungan) seperti: cek, bilyet giro, wesel bank, perintah membayar (Muhammad abdulkadir).
Uang giral dapat dibilang mudah, praktis karena dalam melakukan transaksi seseorang tidak perlu membawa uang secara banyak dan kontan.
Uang giral dapat terjadi apabila:
a. Seseorang menyetor uang ke bank dan bank mencatatnya sebagai rekening Koran atas nama penyetor. Saat itu terjadi perubahan uang kartal menjadi uang giral. Penyetor menerima buku blanko cek dari bank tersebut. Dimana buku blanko cek tersebut dapat ditukarkan sewaktu-waktu apabila ingin mengambil uangnya di bank.
(24)
b. Seseorang telah memiliki rekening Koran di bank, ia menerima piutang dari debitnya melalui bank tersebut selanjutnya oleh bank uang itu dimasukkan kerekening korang orang tersebut.
c. Seseorang menjual surat-surat berharga ke bank, kemudian bank tidak membayar secara tunai tetapi, dimasukkan ke rekening Koran sipenjual. Fungsi uang giral adalah untuk menarik dan pemindahbukuan tabungan dari rekening giro nasabah dan alat lalu lintas pembayaran modern.
2.1.2.2 Bentuk-bentuk uang giral
Karena kemajuan perdagangan dan perekonomian, banyak transaksi yang nilainya cukup besar. Untuk pembayaran transaksi yang lebih besar ini, jika dibayar dengan uang kartal kurang praktis dan kurang ekonomis karena waktu dan biaya serta resikonya besar. Untuk memenuhi pembayaran ini mka diciptakanlah uang giral, uang giral ini antara lain adalah:
1. Cek. Menurut Fress-warren, cek adalah suatu instrument tertulis yang ditandatangani oleh penabung yang isinya menyuruh bank untuk membayar sejumlah uang kepada orang yang dituju. Jadi, cek merupakan surat perintah membayar tidak bersyarat yang merupakan pengganti alat pembayaran yang sah, yaitu uang.
Ketentuan cek menurut KUHD pasal 178-299 dan surat Edaran bank Indonesia sebagai berikut:
(25)
b. Perintah talk bersyarat untuk membayar sejumlah uang c. Nama si tertarik atau nama bank
d. Tanggal dan tempat cek ditarik e. Tanda tangan sipenarik
f. Tempat dimana pembayaran harus dilakukan
g. Bermaterai sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia h. Ukuran harus sama dengan ketentuan Bank Indonesia Jenis-jenis cek:
a. Cek atas nama adalah cek yang nama pemiliknya dituliskan pada cek tersebut dan bank hanya akan membayar kepada orang/badan tersebut. b. Cek atas unjuk adalah cek yang tertera tulisan atas nama pembawanya.
Bank akan membayar kepada siapa saja yang membawa atau menunjjukan dan menguangkan cek kepada bank.
c. Cek tunai (cash cheque) adalah cek yang dapat dicairkan secara tunai kepada bank , baik cek atas nama maupun cek atas unjuk.
d. Cek silang (cash cheque) adalah cek yang disilang dengan dua garis pada pojok kiri atas penariknya dengan tujuan cek tersebut hanya dapat dipindahbukukan.
e. Cek mundur adalah cek yang tanggal jatuh temponya mundur atau diberi tanggal kemudian
f. Cek kosong adalah cek yang dananya kurang atau tidak ada dana yang dicairkan atau dipindahbukukan.
(26)
g. Cek fiat adalah cek yang difiat oleh bank penerbit dengan maksud merupakan jaminan bahwa dananya telah disisikan, tetapi penyisihannya dilarang sehingga cek fiat itu kosong dan ada klaim dari pemegangnya h. Cek kadaluarsa adalah cek yang masa berlakunya telah habis (70 hari )
dari tanggal jatuh temponya.
i. Cek bank atau wesel cek adalah cek yang diterbitkan oleh bank untuk nasabah, baik atas nama maupun atas unjuk dan di bank mana akan dicairkan. Bank penerbit dan bank pencair harus merupakan bank yang sama anatar kota.
1. Bilyet giro
Bilyet giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan dana untuk memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada rekening pemegang yang disebut namanya. Surat perintah ini digolongkan sebagai salah satu bentuk surat kuasa.
Syarat formal bilyet Giro harus dipenuhi sebagai berikut: a. Nama bilyet giro dan nomor bilyet giro yang bersangkutan; b. Nama tertarik;
c. Perintah yang jelas dan tampa syarat untuk memindahbukukan dana atas beban rekening penarik;
d. Nama dan nomor rekening pemegang; e. Nama bank penerima;
(27)
f. Jumlah dana yang dipindahbukukan baik dalam angka maupun dalam huruf selengkap-lengkapnya;
g. Tempat dan tanggal penarikan;
h. Tanda tangan, nama jelas, dan dilengkapi dengan cap/stempel sesuai dengan persyaratan pembukuan rekening;
2. Commercial paper
Commersial paper adalah surat pengakuan utang tampa jaminan aset. Penjualan surat berharga ini kepada public tidak memerlukan izin bapepam (Badan Pengawas pasar Modal) dan tidak perlu adanya prospectus, bahkan relative lebih mudah dibandingkan pengajuan kredit kepada bank.
2.2. Uang dan Perbankan
Bank berasal dari bahasa italia yaitu banca yang berarti tempat penukaran uang. Secara umum pengertian bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan yang umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjam uang dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote.
Menurut undang-undang nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank dalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali nkepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dari pengertian bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan
(28)
menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat agar lebih senang menabung. Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat. Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut.
Neraca perbankan adalah daftar asset dan kewajiban bank dan juga penggunaan dana bank tersebut (asset). Bank memperoleh dana dengan meminjam dan dengan menerbitkan kewajiban lainnya seperti deposito. Bank menggunakan dana tersebut untuk mendapatkan aset seperti surat berharga (securitas) dan pinjaman. Bank membuat keuntungan dengan menetapkan suku bunga atas kepemilikan aset surat berharga dan pinjaman yang lebih tinggi daripada beban-beban atas kewajibannya.
Rekening giro adalah rekening bank yang memperbolehkan pemiliknya menulis cek untuk pihak ketiga. Rekening giro meliputi semua rekening dimana cek dapat ditarik. Rekening giro merupakan sumber dana bank yang penting, rekening giro pada pasar uang dapat ditarik deposan setiap saat yang merupakan aset deposan karena merupakan bagian dari kekayaannya.
(29)
Di dunia perbankan terdapat istila mendengar istlah kliring ini ketika ada seseorang yang mentrasnfer uang atau dana antar bank yang berbeda, misalnya dari bank Mandiri ke bank BCA atau sebaliknya. Kata Kliring sebenarnya berasal dari istilah asing, yaitu dalam bahasa inggris yang berbunyi Clearing, kliring merupakan salah satu istilah di dunia perbankan dan keuangan yang menunjukkan suatu aktivitas yang berjalan sejak saat terjadinya kesepakatan untuk suatu transaksi hingga selesainya pelaksanaan kesepakatan tersebut.
Kliring sangat dibutuhkan sebab kecepatan dalam dunia perdagangan jauh lebih cepat dari pada waktu yang dibutuhkan untuk melengkapi pelaksanaan aset transaksi. Kliring melibatkan manajemen dari paska perdagangan, pra penyelesaian eksposur kredit, untuk memastikan bahwa transaksi dagang terselesaikan sesuai dengan aturan pasar, walaupun pembeli maupun penjual menjadi tidak mampu melaksanakan penyelesaian kesepakatannya. Yang termasuk dalam proses kliring antara lain pelaporan / pemantauan, marjin risiko, netting transaksi dagang menjadi posisi tunggal, penanganan perpajakan dan penanganan kegagalan.
Secara umum kliring melibatkan lembaga keuangan yang memiliki permodalan yang kuat yang dikenal dengan sebutan Mitra Pengimbang Sentral (MPS) atau dalam istilah asingnya dikenal dengan central counterparty. MPS ini menjadi pihak dalam setiap transaksi yang terjadi baik sebagai penjual maupun sebagai pembeli. Dalam hal terjadinya kegagalan penyelesaian atas suatu transaksi maka pelaku pasar menanggung suatu risiko kredit yang distandarisasi dari MPS. Di
(30)
Amerika Serikat, kliring antar bank dapat terlaksana melalui Automated Clearing House (ACH), dimana aturan dan regulasinya diatur oleh NACHA – The Electronic Payments Association,yang sebelumnya bernama National Automated Clearing House Association, serta Federal Reserve. Jaringan ACH ini akan bertindak selaku pusat fasilitas kliring untuk semua transaksi transfer dana secara elektronik.
Kliring antar bank atas cek dilaksanakan oleh bank koresponden dan Federal Reserve. Sedangkan di negara kita sendiri yaitu Indonesia, untuk kliring antar bank atas transfer dana secara elektronik dan atas cek dilaksanakan oleh bank sentral yaitu Bank Indonesia (BI). Sedangka P.T Kliring Penjaminan Efek Indonesia atau KPEI dan proses kliring atas transaksi kontrak berjangka dilaksanakan olek P.T Kliring Berjangka Indonesia atau KBI. 2.4. Teori Permintaan uang
Teori permintaan uang adalah suatu teori mengenai bagaimana nilai nominal dari pendapatan agregat ditentukan hal tersebut juga menjelaskan berapa banyak uang yang harus dipegang dengan jumlah pendapatan agregat. Pengaruh kegiatan ekonomi terhadap jumlah uang beredar telah dijelaskan oleh para ahli ekonomi, teori permintaan uang yang utama yaitu teori Keynesian dan klasik.
2.4.1. Teori Permintaan uang klasik
Teori ini dikembangkan para ekonom klasik pada abad -19 dan awal abad -20, teory ini dikembangkan oleh Irving Fisher dalam hasil risetnya, fisher membahas keterkaitan antara jumlah total uang beredar dan jumlah pengeluaran dari barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam perekonomian p x y , dimana P adalah tingkat harga
(31)
dan Y adalah tingkat pendapatan. Fisher mengatakan bahwa kecepatan peredaran uang disebabkan oleh institusi di dalam perekonomian yang mempengaruhi cara individu melakukan transaksi. Kalau masyarakat menggunakan kartu kredit dan kartu debit untuk melakukan transaksinya, sebagaimana yang dilakukan saat ini, sehingga penggunaan uang menjadi berkurang ketika melakukan pembelian sebaliknya kalau dalam pembelian menggunakan uang tunai maka lebih banyak uang yang digunakan untuk melakukan transaksi. fisher berpendapat bahwa bentuk institusi dan tehnologi dari suatu perekonomian akan mempengaruhi percepatan secara lambat uang beredar sepanjang waktu, sehingga percepatan biasanya konstan dalam jangka pendek.
Selanjutnya para ekonom klasik ( termasuk fisher) berpandangan bahwa upah dan harga sangat fleksibel, mereka meyakini bahwa tingkat output agregat yang dihasilkan dalam perekonomian selama kondisi normal akan tetap dalam pengerjaan penuh (full employement) sehingga pendapatan agregat dalam persamaan pertukaran dapat diperlakukan sebagai konstan dalam jangka pendek. Pandangan tersebut dapat digambarkan dengan persamaan sederhana berikut yang dikenal sebagai persamaan kuantitas uang.
MV = PT
M= jumlah uang beredar, dimana uang tersebut hanya digunakan untuk transaksi V = kecepatan uang beredar, yang menunjukkan berapa kali perputaran uang
dalam perekonomian dalam waktu satu tahun. P = Rata- rata harga per transaksi
(32)
2.4.2Teori ekonomi keynesian
Dalam bukunya yang terkenal di tahun 1936 The general Theory of Employement Interest, and Money, Jhon Maynard Keynes mengabaikan pandangan klasik mengenai percepatan adalah konstan dan mengembangkan teori permintaan uang yang dia sebut sebagai teori oreferensi likuiditas ( liquidity preference theory). Yang mengajukan pertanyaan: mengapa seseorang memegang uang? Ia merumuskan ada tiga motif dibalik permintaan akan uang: motif transaksi, motif berjaga-jaga, dan motif spekulasi.
a. Motif transaksi
Dalam pendekatan klasik seorang di asumsikan memegang uang karena uang sebagai alat pertukaran yang dapat di gunakan untuk melakukan transaksi. transaksi ini sering terjadi tidak bersamaan waktunya dengan penerimaan uang. Pengeluaran ini sering tidak bisa diperkirakan terlebih dahulu sehingga sangat diperlukan adanya uang kas ditangan.
Keynes mengatakan bahwa permintaan uang untuk bertujuan transaksi ini tergantung daripada pendapatan. Semakin tinggi pendapatan seseorang. Makin besar keinginan akan uang untuk transaksi. seseorang atau masyarakat yang tingkat pendapatannya tinggi biasanya melakukan transaksi lebih banyak disbanding masyarakat yang pendapatannya ditunjukkan pada gambar 2.1
Mt
(33)
0 (Y/P) 1
Gambar 2.1 Permintaan Uang untuk Transaksi
Permintaan uang untuk transaksi riil ditunjukkan dengan LI. Terlihat semakin tinggi pendapatan maka semakin banyak juga uang yang dipegang untuk keperluan transaksi (Mt). hubungan antara permintaan uang untuk transaksi dengan pendapatan riil (y/p) tidak selalu linier. Berbeda dengan kaum klasik. Keynes lebih menekankan analisisnya pada motif spekulasi yaitu peranan tingkat bunga dalam menentukan permintaan uang spekulasi.
b. Motif berjaga-jaga
Keynes mengatakan bahwa seseorang memegang uang sebagai antisipasi terhadap kebutuhan yang tidak terduga. Misalnya bilan seseorang ingin membeli stereo yang bagus; dia akan pergi ke toko yang memberikan diskon 50% dari stereo yang di ingikan apa bila dia memgan uang untuk berjaga-jaga terhadap apa yang terjadi, dia bisa langsung membeli stereo tersebut; kalau dia tidak memegang uang untuk berjaga-jaga dia tidak akan mendaptkan keuntungan dari diskon tersebut. Uang berjaga-jaga yang ada ditangan dapat di gunakan sewaktu-waktu apabila ingin membayar perbaikan mobil atau masuk rumah sakit.Keynes meyakini bahwa orang memegan uang untuk berjaga-jaga untuk jumlah tertentu di tentukan oleh tingkat transaksi yang akan mereka lakukan di masa mendatang .sehingga,dia merumuskan
(34)
,permintaan untuk uang berjaga-jaga proposianal terhadap pendapatan, maka hubungan ini dapat diekspresikan sebagai berikut:
Mt = f(Y) Dimana:
Mt = permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga Y = Pendapatan
c. Motif Spekulasi
Keynes juga menyadari bahwa masyarakat menghendaki jumlah uang kas yang lebih dari kebutuhannya untuk keperluan transaksi. Namun demikian Keynes memfokuskan analisisnya pada permintaan uang untuk spekulasi. Menurut Keynes, orang bersedia memegang uang melebihi kebutuhan untuk transaksi. Hal ini karena uang merupakan salah satu bentuk kekayaan. Uang kas yang disimpan ini memenuhi fungsi uang sebagai alat penimbun kekayaan (store of value). Dalam istilah yang lebih modern sering disebut permintaan uang untuk penimbun kekayaan (asset demand for money).
Besarnya permintaan uang untuk tujuan spekulasi ini ditentukan oleh perbandingan hasil dari bentuk kekayaan yang lain. Misalnya ada dua bentuk kekayaan, Uang (Money M) dan Obligasi (Bond B), apabila memegang uang, maka hasil yang diperoleh tidak ada namun memperoleh kemudahan untuk melakukan transaksi. Dengan memegang obligasi seseorang akan memperoleh bunga. Dengan demikian semakin tinggi tingkat bunga semakin rendah keinginan masyarakat
(35)
memegang uang kas. Alasanya, pertama apabila tingkat bunga naik berarti ongkos memegang uang kas (oportunity cost of holding money) makin besar atau tinggi.
Orang lebih baik memegang obligasi. Keinginan masyarakat akan uang kas akan makin kecil, sebaliknya makin rendah tingkat bunga makin besar keinginan masyarakat untuk memegang kas. Kedua, hipotesis Keynes bahwa masyarakat menganggap akan adanya tingkat bunga “normal” berdasarkan pengalaman, terutama pengalaman tingkat bunga yang baru-baru terjadi. Tingkat bunga normal artinya suatu tingkat bunga yang menyebabkan masing-masing
orang bersikap indifferent (tidak acuh) apakah ia akan memegang uang atau obligasi. Selain itu, setiap terjadi perubahan atau penyimpangan, tingkat bunga diharapkan akan kembali ke tingkat bunga normal ini. Jadi, apabila tingkat bunga kenyataanya berada diatas tingkat normal, maka masyarakat mengharapkan tingkat bunga tidak akan naik lagi, bahkan diperkirakan akan turun atau kembali ke tingkat bunga normal. Apabila suatu saat tingkat bunga berada diatas tingkat bunga normal maka seluruh uang yang dialokasikan untuk spekulasi akan diwujudkan dalam bentuk obligasi dan pada tingkat uang berada dibawah tingkat bunga normal ia akan memegang uang kas seluruhnya. Hubungan antara tingkat bunga normal dengan jumlah uang yang dipegang ditunjukkan pada Gambar 2.2.
r
(36)
0
Ms
Msp
Gambar 2.2 Permintaan Uang Dengan Tingkat Bunga Normal
Misalnya tingkat bunga normal adalah r*. pada tingkat bunga yang terjadi lebih tinggi dari r*, uang yang dipegang akan berupa obligasi (sehingga M
s, jumlah
uang untuk spekulasi nol), sedangkan pada tingkat bunga di bawah r* seluruh uang untuk spekulasi dipegang dalam bentuk kas (M
s banyak). Pada tingkat bunga sama
dengan r* maka ia tidak acuh apakah memegang kas atau obligasi (dalam grafik dicerminkan oleh segi empat Or*AM
s).
Permintaan uang untuk spekulasi oleh seseorang (individu) berbentuk patah seperti pada Gambar 2.2. Hal ini karena harapan mengenai suku bunga yang akan terjadi sudah pasti. Pada suku bunga di atas r* harapan untuk memperoleh “keuntungan (gain)” dari obligasi positif, sehingga orang mengalokasikan uangnya dalam bentuk obigasi semua. Pada Gambar 2.2, untuk r > r* banyaknya M
sp = 0. Pada
saat suku bunga dibawah atau lebih rendah dari r* harapan memperoleh keuntungan dari obligasi negatif sehingga orang lebih senang memegang uang daripada memegang obligasi. Pada r < r*, banyaknya uang yang dipegang untuk spekulasi sama dengan total kekayaan. Pada saat r = r* harapan memperoleh keuntungan dari obligasi sama dengan nol sehingga orang bersikap acuh tak acuh apakah memegang kas atau obligasi.
(37)
Obligasi adalah surat berharga yang memberikan hasil (return r) yang tetap jumlahnya. Nilai sekarang (present discounted value, PDV) dari r (selama memegang obligasi) ini merupakan harga sekarang dari obligasi. Nilai sekarang dari suatu penerimaan yang akan diterima di masa mendatang besarnya berbanding terbalik dengan tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat bunga maka akan semakin rendah PDV dari r maka semakin rendah harga sebuah obligasi. Dengan demikian apabila tingkat bunga berada diatas tingkat bunga normal, orang berharap tingkat bunga akan turun (harga obligasi naik), orang lebih baik memegang obligasi. Demikian sebaliknya apabila tingkat bunga kenyataanya dibawah normal, masyarakat akan memperkirakan tingkat bunga akan naik kembali pada tingkat bunga normal tersebut. Harga surat berharga diperkirakan akan turun (sebab tingkat bunga naik) sehingga mereka akan menjual surat berharga dan dengan demikian keinginan memegang uang kas naik. Ketergantungan permintaan uang kas untuk spekulasi terhadap tingkat bunga ditunjukkan pada Gambar 2.3 yang menunjukkan adanya hubungan negatif antara tingkat bunga (r) dengan permintaan uang untuk spekulasi (L
2).
r
(38)
0 Msp
Gambar 2.3 Permintaan Uang Untuk Spekulasi
Untuk suatu perekonomian dianggap bahwa terdapat suatu rentang (range) suku bunga normal. Tiap orang memiliki harapan berbeda mengenai seberapa besar laju perubahan suku bunga menuju normal. Dengan kata lain tiap orang memiliki harapan memperoleh keuntungan dari obligasi dengan tingkat yang berbeda-beda. Pada umumnya semakin rendah suku bunga semakin besar orang berharap suku bunga akan naik. Dengan kata lain semakin banyak orang ingin memegang uang (menjual obligasi). Demikian sebaliknya pada tingkat bunga yang tinggi. Permintaan uang untuk spekulasi akan berupa kurva dengan slope negatif seperti pada Gambar 2.3.
2.4.3. Teori Permintaan Uang Friedman
Teori permintaan uang Friedman ini dikenal dengan "restatement" of the quantity theory (penegasan kembali tentang teori kuantitas). Friedman menyatakan bahwa uang pada prinsipnya merupakan salah satu bentuk kekayaan. Permintaan uang (mirip dengan permintaan akan suatu barang) tergantung pada tiga hal, yaitu: (a) total kekayaan yang dimiliki, dalam segala macam bentuk kekayaan ini merupakan kendala anggaran (budget constraint) dalam perilaku konsumen; (b) harga dan keuntungan (return) dari masing-masing bentuk kekayaan; dan (c) selera dan preferensi pemilik kekayaan. Analisis Friedman bertitik-tolak pada keuntungan
(39)
marginal dari proses substitusi antar bentuk kekayaan seperti uang, obligasi, saham, surat berharga dan bentuk kekayaan yang lain (baik manusiawi maupun non manusiawi).
Dalam definisinya yang paling luas, kekayaan seseorang adalah seluruh sumber "pendapatan" atau jasa yang dapat dikonsumsi. Salah satu bentuk kekayaan ini adalah kapasitas produktif dari manusia. Dengan demikian bentuk kekayaan yang pertama yang dapat dimiliki seseorang adalah kapasitas produksi manusia (sumber daya manusia). Kapasitas manusia berhubungan erat dengan besarnya harapan memperoleh penghasilan di masa depan. Dengan demikian semakin kaya seseorang harapan pendapatan di masa depan semakin besar. Apabila kekayaan adalah W, pendapatan adalah y dan suku bunga adalah r; maka W = y/
r menunjukkan nilai
sekarang dari pendapatan di masa depan. Bila W P maka YP akibatnya jumlah uang yang dipegang juga akan naik.
Keuntungan dalam memegang uang berupa kemudahan dalam melakukan transaksi. Secara riil, besarnya keuntungan memegang uang ini dipengaruhi oleh volume barang yang ditransaksikan. Untuk per unit uang yang dipegang, volume barang yang dapat ditransaksikan ditentukan oleh harga barang, P. Dengan demikian keuntungan memegang uang tergantung tingkat harga, P.
Obligasi (Bond, B), misalnya obligasi berperiode tidak terbatas (perpetual), merupakan surat hak memperoleh pendapatan sejumlah nominal tertentu setiap periode dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Keuntungan memiliki obligasi dapat
(40)
berbentuk dua macam, yaitu: penerimaan per periode yang nilai nominalnya tetap dan perubahan harga obligasi (bisa kenaikan maupun penurunan). Dengan demikian besarnya keuntungan memegang senilai satu rupiah obligasi dapat ditulis sebagai r
b -
(l/r
b).(drb/dt).
Seperti Obligasi, Saham (Equity, E) dianggap sebagai hak memperoleh aliran pendapatan dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Keuntungan memiliki saham dapat berbentuk tiga macam, yaitu: sejumlah uang nominal konstan (tertentu) setiap tahun (apabila tidak terdapat perubahan tingkat harga umum, P) besarnya tergantung deviden yang diberikan oleh perusahaan, kenaikan atau penurunan nilai nominal akibat perubahan harga, dan perubahan harga saham (dapat terjadi akibat perubahan tingkat bunga maupun tingkat harga). Secara ringkas, keuntungan memegang setiap satu rupiah saham dapat ditulis menjadi r
e + (l/P)(dP/ dt)- (l/re).(dre/dt).
Bentuk kekayaan fisik memberikan aliran keuntungan yang tidak berupa uang (nominal) namun berupa aliran barang atau jasa konsumsi. Secara nominal, aliranbarang dan jasa konsumsi ini dapat dinilai sesuai dengan perkembangan harga. Dengan demikian keuntungan memegang setiap rupiah bentuk kekayaan fisik adalah perubahan harga, (l/P)(dP/dt).
Selanjutnya, bentuk kekayaan yang lain adalah kekayaan yang bersifat manusiawi (human wealth). Di dalam perekonomian modern tanpa adanya perbudakan, menilai kekayaan manusiawi tidak mudah. Tidak mudah menentukan harga pasar dari pertukaran antara kekayaan manusiawi dengan non manusiawi.
(41)
Salah satu cara untuk menentukan nilai kekayaan manusiawi ini adalah dengan mengandaikan adanya kontrak penyerahan sejumlah aliran jasa dari tenaga kerja pada periode tertentu dengan imbalan pendapatan uang. Selanjutnya nilai pasar kekayaan manusiawi bukan sebesar aliran uang ini namun sebesar investasi yangharus dilakukan supaya seseorang mampu menghasilkan aliran pendapatan tersebut. Dengan kata lain nilai kekayaan manusiawi ini dinilai sebesar kekayaan non-manusiawi yang harus diinvestasikan (dialihkan) menjadi kekayaan manusiawi. Dalam bentuknya yang demikian kekayaan manusiawi tidak dapat dinilai dalam artian harga pasar. Untuk setiap waktu tertentu komposisi kekayaan seseorang selalu terdiri atas kekayaan manusiawi dan non-manusiawi. Komposisi ini mungkin saja berubah-ubah, namun pada suatu titik waktu dianggap konstan. Dengan demikian, apabila w merupakan rasio antara kekayaan non-manusiawi dengan kekayaan manusiawi, atau rasio antara aliran pendapatan dari kekayaan non-manusiawi dengan aliran pendapatan dari kekayaan manusiawi, w ini mencerminkan rasio antara kekayaan (wealth) dengan pendapatan (income). Besar kecilnya nilai w merupakancerminan besar kecilnya kekayaan manusiawi yang perlu diperhitungkan di dalam analisis permintaan uang.
Preferensi seseorang dalam memegang berbagai bentuk kekayaan, u, sama pengertiannya dengan preferensi seseorang dalam memilih mengkonsumsi suatu barang. Dengan demikian untuk bisa langsung diterima sebagai salah satu variabel penentu besar kecilnya jumah uang yang diminta.
(42)
Jika seseorang ingin menilai kondisi perekonomian seseorang, maka yang pertama akan dilakukan adalah melihat berapa banyak pendapatanyya, seseorang akan memiliki pendapatan tinggi relatif mudah mencukupi berbagai kebutuhan hidupnya, serta menikmati kemewahan. Logika yang sama jugak berlaku untuk perekonomian secara keseluruhan. Untuk menilai suatu Negara tergolong kaya atau miskin, yang pertama kita lihat adalah seberapa banyak pendapatan total dari semua orang yang tinggal dinegara tersebut. Mankiw, 2004;5).
Nilai PDB suatu periode tertentu merupakan hasil perkalian antara harga barang yang diproduksi dengan jumlah barang yang dihasilkan. Misalkan dalam perekonomian yang hanya memproduksi satu jenis produk saja yaitu baju. Selama tahun 2011 diproduksi sebanyak 1500 potong baju. Bila terjual satu potong baju adalah 30.000, maka PDBtahun 2011 besarnya adalah Rp. 30 juta.
PDB hanya mencakup barang dan jasa akhir yaitu barang yang dijual kepada pengguna terakhir. Sikat gigi, pasta gigi adalah contoh barang akhir, jadi yang menentukan adalah siapa yang membeli barang dan jasa akhir. PDB menghitung dua hal sekaligus, yakni pendapatan total setiap orang dalam perekonomian, serta pengeluaran total atas seluruh output (berupa barang dan jasa) dari perekonomian yang bersangkutan. Alasan mengapa PDB dan GNP dapat mengukur kedua hal tersebut adalah bahwa pendapatan dan pengeluaran merupakan dua sisi dari satu mata uang yang sama . jadi, bagi sebuah perekonomian secara keseluruhan, pendapatan harus sama dengan pengeluaran.
(43)
Alasan berikut yang dapat kita simak untuk menjelaskan mengapa pendapatan suatu perekonomian selalu sama dengan pengeluaran adalah setiap transaksi pasti melibatkan dua belah pihak, yakni pembeli dan penjual. Setiap rupiah yang dibelanjakan oleh pihak pembeli adalah rupiah yang diterima oleh penjual.
Komponen-komponen PDB:
1. Konsumsi (consumption) adalah pengeluaran rumah tangga atas berbagai barang dan jasa.
2. Investasi (investment) adalah pembelian berbagai peralatan modal, persediaan, dan struktur bisnis, seperti pembelian yang dilakukan sebuah perusahaan dalam membangun sebuah pabrik. Investasi juga mencakup pembelian rumah baru ( meskipun dilakukan oleh rumah tangga, para ekonom sepakat bahwa pembelian rumah baru merupakan bagian dari investasi).
3. Pembelian atau belanja Negara (government purchases) mencakup seluruh pengeluaran atas berbagai barang dan jasa yang dilakukan oleh pemerintah (semua instansi, semua tingkatan mulai dari pemerintah pusat dan daerah). 4. Ekspor neto (net export) adalah pembelian yang dilakukan oleh pihak asing
atas berbagai barang dan jasa yang diproduksi didalam negeri (ekspor) dikurangi oleh pembelian oleh penduduk setempat atas berbagai barang dan jasa yang diproduksi diluar negeri (impor)
2.6. Inflasi
(44)
Ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh para ekonom mengenai inflasi yakni:
1. Milton friedman mengatakan bahwa inflasi adalah kenaikan tingkat harga secara terus menerus dan cepat.
2. Tajul kwalwaty; inflasi adalah suatu keadaan yang mengidentifikasikan semakin melemahnya daya beli diikuti semakin merosotnya nilai riil (intrinsic) mata uang suatu Negara.
3. Ryan C. Amacher and Holley H. Ulbrich dalam bukunya Principles of Microeconomics. Menjelaskan bahwa terjadinya inflasi merupakan akibat dari kenaikan tingkat harga diatas harga rata-rata yang berlaku umum yang dapat diukur dengan indeks harga barang-barang konsumsi dari tahun-ketahun. 2.6.2 Jenis- jenis Inflasi
Inflasi dapat digolongkan dalam berbagai kategori, yang ditentukan berdasarkan beberapa hal, yaitu:
1. Berdasarkan asal inflasi:
a. Domestic inflation, inflasi yang berasal dari dalam negeri. Kenaikan harga-harga disebabkan karena adanya kejutan (shock) dari dalam negeri. b. Imported inflation, inflasi yang terjadi di dalam negeri karena adanya
pengaruh kenaikan harga dari luar negeri. Kenaikan harga-harga terjadi secara absolute.
(45)
a. Creeping Inflation, atau mild inflation atau inflasi merayap adalah inflasi yang terjadi dengan laju pertumbuhan berlangsung lambat (merayap). Creeping inflasion biasanya terjadi di Negara-negara sedang berkembang karena terjadinya melekat dengan pembangunan itu sendiri.
b. Hyper inflasi, atau galloping inflation adalah inflasi yang sangat berat yang timbul akibat adanya kenaikan harga-harga umum yang sangat cepat. Hyper inflation sangat berbahaya karena dapat merusak struktur perekonomian Negara.
3. Berdasarkan Bobot inflasi:
a. Inlasi ringan, adalah inflasi dengan laju pertumbuhan yang berlangsung secara perlahan dan berada pada posisi satu digit atau dibawah 10% per tahun.
b. Inlasi sedang, adalah inflasi dengan tingkat laju pertumbuhan berada diantara 10-30% pertahun atau melebihi dua digit dan sangat mengancam struktur perekonomian suatu Negara.
c. Inflasi berat, adalah inflasi dengan laju pertumbuhan 30-100% per tahun. Pada kondisi demikian, sector-sektor produksi hamper lumpuh total kecuali yang dikuasai oleh Negara.
d. Inflasi sangat berat, disebut juga sebagai hyper Inflation, adalah inflasi dengan laju pertumbuhan melampaui 100% per tahun, sebagaimana terjadi pada masa perang dunia ke II. Untuk keperluan perang terpaksa harus dibiayai dengan cara mencetak uang secara berlebihan.
(46)
4. Berdasarkan penyebab terjadinya Inflasi:
a. Demand pull Inflation, inflasi ini timbul karena permintaan keseluruhan yang tinggi diastu pihak, dipihak lain kondisi produksi telah mencapai kesempatan kerja penuh (full employment), akibatnya adalah harga naik. Dan bila hal ini berlangsung terus-menerus akan menyebabkan inflasi yang berkepanjangan.
b. Cost Push Inflation, yaitu inflasi yang disebabkan oleh turunnya produksi karena naiknya biaya produksi. Akibat naiknya biaya produksi, maka para produsen akan menaikkan harga-harga.
c. Combined Inflation, yaitu inflasi yang timbul karena pengaruh pergeseran permintaan dan penawaran masyarakat. Dengan demikian harga yang timbul disebabkan oleh permintaan masyarakat yang kuat dan juga adanya tuntutan dari buruh atau pengusaha yang menyebabkan kenaikan ongkos.
2.6.3 Teori-teori Inflasi
Ada beberapa teori yang membahas tentang inflasi yakni: 1. Teori Kuantitas
Teori ini merupakan teori yang paling tua dan merupakan teori yang mendekati inflasi dari segi permintaan. Teori ini kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh kelompok ekonom dari Chiago University, yang juga dikenal sebagai kelompok moneteris.menurut pendapat mereka bahwa inflasi hanya dapat terjadi bila ada
(47)
kenaikan jumlah uang beredar. Harga-harga akan naik karena adanya kelebihan uang yang diciptakan atau diproduksi oleh bank sentral. Meningkatnya jumlah uang beredar berarti meningkatnya saldo kas yang dimiliki oleh rumah tangga konsumen dan akibatnya akan meningkatkan pengeluaran konsumsi masyarakat. Peningkatan konsumsi masyarakat akan mengakibatkan kenaikan tingkat harga, sehingga akan berakibat terjadinya inflasi. Inflasi akan berhenti dengan sendirinya jika tidak terjadi penambahan uang beredar.
2. Teori Keynes dan teori tekanan Biaya (Cost Push Theory)
Teori inflasi menurut pendekatan ini mengatakan bahwa inflasi terjadi karena suatu kelompok masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya, sehingga proses inflasi merupakan proses tarik-menarik antar golongan masyarakat untuk memperoleh bagian yang lebih besar dari pada yang mampu disediakan oleh masyarakat itu sendiri. Golongan yang berhasil dengan aspirasinya akan mencerminkan penghasilannya dengan suatu permintaan yang efektif. Kalau hal ini selalu terjadi maka akan menimbulkan suatu kesenjangan inflasi. Tekanan dari golongan ini akan mengakibatkan kenaikan biaya. Menurut aliran teori ini, untuk mengetahui proses inflasi perkiraan diamati factor kelembagaan yang dapat mempengaruhi upah dan harga. Adanya suatu kesenjangan di atas akan menaikkan harga-harga dan laju inflasi. Proses inflasi akan berlangsung secara terus-menerus selama masih terjadi perbedaan antara permintaan efektif.
(48)
Teori merupakan teori inflasi yang didasarkan pada pengalaman di Negara-negara Amerika latin dan mengaitkan timbulnya inflasi. Karenanya pula sering disebut inflasi jangka panjang. Pada umumnya Negara-negara berkembang adalah eksportir bahan baku mentah yang merupakan masukan industry Negara-negara maju, secara teoritis mereka berharap bahwa ekspor mereka dapat meningkat apabila mereka dapat meningkat apabila mereka mengadakan perdagangan internasional. Kenaikan ekspor ini dengan sendirinya dapat dipakai untuk membiayai program pembangunan dan juga impor barang-barang yang mereka butuhkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: harga barang ekspor di pasar dunia yang tidak menguntungkan, elastisitas kurva penawaran barang-barang ekspor yang umuimnya tidak elastis dan batasan yang dibutuhkan oleh Negara-negara industry. Akibatnya ekspor mereka tidak cukup kuat untuk mendukung program-program pembangunan yang terlalu ditargetkan dan juga impor. Permasalahannya adalah komponen barang-barang subtitusi impor tersebut masih juga diimpor dan ongkos produksinya relativ lebih tinggi. Jelaslah bahwa dengan tingginya ongkos akan mengakibatkan harga barang-barang tersebut menjadi lebih mahal. Dengan sendirinya proses ini akan saling kait-mengait dengan sektor lain yang menggunakan barang-barang subtitusi impor tersebut, sehingga harga terpengaruh untuk naik. Disamping faktor di atas, kenaikan harga juga terjadi adanya ketidakselarasan antara produksi barang-barang kebutuhan pokok pangan dengan pertumbuhan penduduk. Jika pertumbuhan produksi pangan dengan pertumbuhan penduduk. Jika pertumbuhan produksi pangan tersebut lebih
(49)
kecil daripada pertumbuhan penduduk, berarti penawaran pangan lebih kecil daripada permintaan pangan, akibatnya cenderung naik dan inflasi terjadi.
2.6.4 Dampak inflasi
Inflasi pada umunya memberikan dampak yang kurang baik terhadap perekonomian. Akan sebagaimana dalam salah satu prinsip ekonomi bahwa dalam jangka pendek ada trade off antara inflasi dan pengangguran menunjukkan bahwa inflasi dapat menurunkan tingkat pengangguran atau inflasi dapat dijadikan satu cara untuk menyeimbangkan perekonomian Negara, dan sebagainya.
Secara khusus dapat diketahui beberapa dampak negativ dan dampak positif dari inflasi yakni sebagai berikut:
1. Bila harga barang naik secara terus-menerus, maka masyarakat akan panik sehingga perekonomian tidak berjalan normal, karena satu sisi ada masyarakat yang berlebihan uang memborong barang, sementara yang kekurangan uang yang tidak bisa membeli barang, akibatnya Negara rentan terhadap segala macam kekacauan yang ditimbulkannya.
2. Sebagai akibat dari kepanikan tersebut, maka masyarakat cenderung untuk menarik tabungan guna membeli dan menumpuk barang sehingga banyak bank yang rush, akibatnya bank kekurangan dana dan berdampak pada tutup atau bangkrut, atau rendahnya dana investasi yang tersedia.
3. Produsen cenderung memanfaatkan kenaikan harga untuk memperbesar keuntungan dengan cara mempermainkan harga di pasar sehingga harga yang akan terus-menerus naik.
(50)
4. Distribusi barang relative tidak adil karena adanya penumpukan dan konsentrasi produk pada daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber produksi dan yang masyarakatnya memiliki banyak uang.
5. Bila inflasi berkepanjangan, maka produsen banyak yang bangkrut karena produknya relative semakin mahal sehingga tidak mampu membeli.
6. Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata yang mengarah kepada sentiment kecemburuan ekonomi yang dapat berakhir pada penjarahan dan perampasan.
7. Dampak positif dari inflasi adalah bagi pengusaha barang-barang mewah yang mana barangnya lebih laku pada saat harganya semakin tinggi.
8. Masyarakat akan semakin selektif dalam mengonsumsi, produksi akan diusahakan sedemikian efisien dan konsumtifisme akan dapat ditekan.
9. Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industry kecil dalam negeri menjadi semakin dipercaya dan tangguh.
10.Tingkat pengangguran akan cenderung menurun karena masyarakat akan tergerak.
2.7.Suku Bunga
2.7.1. Pengertian suku bunga
Suku bunga dapat dikatakan sebagai biaya yang dikeluarkan sebagai balas jasa karena telah menggunakan uang org lain. Bagi dunia perbankan, suku bunga dapat
(51)
dikatakan sebagai harga yang harus dikeluarkan bank kepada nasabah yang menyimpan dananya di bank, dan sisi lain juga dapat dikatakan sebagai harga yang dibayar nasabah kepada bank atas dana yang telah dipinjamkan (nasabah yang memperoleh pinjaman).
2.7.2. Jenis Suku Bunga
Dalam kehidupan kita sehari-hari banyak terdapat jenis suku bunga yakni: a. Suku bunga dasar
Suku bunga dasar adalah tingkat bunga yang ditentukan oleh bank sentral atas kredit yang diberikan oleh perbankan dan tingkat bunga yang telah ditetapkan bank sentral untuk mendiskontokan surat-surat berharga yang ditarik atau diambil oleh bank sentral. Dasar perhitungan suku bunga ini juga dipakai oleh bank komersil untuk menghitung suku bunga kredit yang dikenakan pada nasabahnya.
b. Suku bunga efektif
Suku bunga efektif adalah suku bunga yang dibayar atas harga beli suatu obligasi (BOND). Semakin rendah harga pembelian obligasi dengan tingkat bunga nominal tertentu, maka semakin tinggi tingkat bunga efektifnya dan sebaliknya. Jadi ada hubungan terbalik antara harga yang dibayarkan untuk obligasi dengan tingkat bunga efektifnya.
c. Suku bunga Nominal
Suku bunga nominal (nominal rate) adalah tingkat suku bunga yang dibayarkan tampa dilakukan penyesuaian terhadap akibat inflasi.
(52)
Suku bunga padanan adalah suku bunga yang besarnya dihitung setiap hari (bunga harian), setiap minggu ( bunga mingguan), setiap bulan (bunga bulanan), dan setiap tahun (bunga tahunan) untuk sejumlah pinjaman atau investasi selama jangka waktu tertentu yang apabila dihitung secara anuitas (bunga berbunga) akan memberikan penghasilan bunga dalam jumlah yang sama.
Berdasarkan kegiatan bank dalam menghimpun dana dan menyalurkan dana dari masyarakat (dalam hubungannya dengan nasabah) maka suku bunga dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Bunga simpanan
Bunga simpanan adalah bunga yang diberikan sebagai ransangan atas balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya dibank yang merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Contoh: giro, bunga tabunga, dan bunga deposito.
b. Bunga pinjaman
Bunga pinjaman adalah bunga atau harga yang diberikan oleh nasabah (peminjam) kepada bank atas dana atau pinjaman yang diberikan kepadanya. Contoh: bunga kredit.
2.7.3 Teori Suku bunga a. Teori klasik
(53)
Oleh Prof. Marget dari London School of Economics, teori bunga aliran klasik dinamakan“The pure theory Of interest”. Menurut teori itu, tinggi rendahnya tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran akan modal. Jadi bunga modal terlalu dianggap sebagai harga barang-barang dan jasa-jasa, dimana tinggi rendahnya ditentukan oleh permintaan dan penawaran, demikian pula tinggi rendahnya tingkat bunga modal ditentukan oleh permintaan dan penawaran akan modal. Dasarnya adalah “price determined by supply and demand” (Darmawan, 1998;81).
b.Teori bunga dari aliran Neo Klasik
Teori ini dikemukakan oleh Roberson dan dinamakan “ the loanable fund theory of interest”. Dasar teori ini hamper sama dengan teori bunga aliran klasik. Perbedaannya terletak pada suatu perbaikan ke arah segi penawaran akan modal saja, menurut aliran klasik, saving (supply of capital) hanya berbentuk simpanan saja.
Sedangkan menurut teori Loanable Fund, saving itu sendiri terdiri atas; simpanan, penciptaan uang baru, dan saldo uang yang diaktifkan (active idle balance). Maka dari itu supply of capital menurut teori ini akan lebih besar daripada menurut teori klasik. Oleh dasar teori tersebut sama dengan teori klasik, maka kritik dari J.M Keynes adalah sama, yaitu bahwa tingkat bunga tidak dapat ditentukan begitu saja karena tidak diketahui tingkat pendapatan yang akan mempengaruhi saving, maka tingkat bunga pun tidak diketahui. Menurut Keynes tingkat bunga dapat ditentukan tinggi-rendahnya jika tingkat pendapatan telah diketahui dan tetap tidak berubah.
(54)
c.Teori Keynes
Permintaan akan uang yang menurut Keynes disebut liquity of preference (permintaan uang) tergantung dari tingkat bunga. Permintaan akan uang mempunyai hubungan negative dengan tingkat bunga. Keynes menyatakan bahwa masyarakat mempunyai keyakinan adalah suatu keyakinan bahwa ada tingkat bunga yang normal. Apabila tingkat bunga turun dibawah tingkat normal, makin banyak orang yakin bahwa tingkat bunga akan kembali ke tingkat norma. Jika mereka memegang surat berharga diwaktu bunga naik, maka harganya akan turun, dan mereka akan menderita kerugian (capital loss). Mereka akan menghindari kerugian ini dengan mengurangi surat berharga yang dipegangnya, dengan sendirinya akan menambah uang kas yang dipegang pada tingkat bunga naik(Wijaya, 2003:223).
Hubungan permintaan uang negativ dengan tingkat bunga juga berkaitan dengan ongkos memegang uang kas (opportunity cost of holding money). Makin tinggi tingkat bunga, makin tinggi pula ongkos memegang uang kas, sehingga keinginan memegang uang kas juga akan turun, sebalinya jika tingkat bunga turun, berarti ongkos memegang uang kas juga makin rendah, sehingga permintaan uang kas akan bertambah.
2.7.4. faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat bunga 1. kebutuhan Dana
Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, makan dapat dilakukak oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Peningkatan bunga simpanan secara otomatis akan
(55)
meningkatkan suku bunga pinjaman. Namun apabila dana simpanan banyak tetapi permohonan terhadap simpanan sedikit maka bunga simpanan akan turun.
2.Persaingan
Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor promosi yang paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. Dalam arti jika untuk bunga simpanan rata-rata 16% maka, jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikkan diatas bunga pesaing.
3. Kebijakan pemerintah
Bunga simpanan maupun bunga kredit/pinjaman tidak boleh melebihi bunga yang ditetapkan oleh pemerintah.
4.Target laba yang diinginkan
Sesuai dengan laba yang diinginkan, jika laba yang diinginkan besar maka bunga pinjaman ikut besar dan sebaliknya.
5.Jangka waktu
Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi bungangya, hal ini diesebkan besarnya kemungkinan resiko dimasa mendatang. Demikian pula sebaliknya juka pinjaman jangka pendek, maka bunga akan relative rendah.
6.Kualitas jaminan
Semakin likuid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya. Sebagai contoh, jaminan yang likuid seperti sertifikat deposit atau rekening gito yang dibekukakn akan lebih mudah untuk dicairkan jika dibandingkan dengan jaminan tanah.
(56)
7.Reputasi perusahaan
Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafit kemungkinan resiko kredit macet dimasa yang akan datang relative kecil dan sebaliknya.
2.7.5 Komponen-komponen dalam menentukan bunga kredit 1.Total Biaya Dana
Merupakan total bunga yang dikeluarkan oleh bank untuk memperoleh dana simpanan baik dalam bentuk giro, tabunga maupun deposito. Semakin besar bunga yangbditetapkan terhadap bunga simpanan maka semakin tinggi pula biaya dananya demikian pula sebaliknya. Total biaya dana ini harus dikurangi dengan cadangan wajib atau Reserve Requirement (RR) yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
2.Biaya operasi
Dalam melakukan setiap kegiatan, bank membutuhkan berbagai sarana dan prasarana baik berupa manusia maupun berupa alat. Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam melakukan operasinya. Misalnya biaya gaji, biaya administrasi, biaya pemeliharaan dan biaya lain-lain.
3.Cadangan resiko kredit macet
Merupakan cadangan terhadap macetnya kredit yang akan diberikan, hal ini disebabkan setiap kredit yang akan diberikan pasti mengandung suatu resiko tidak dibayar. Oleh karena itu pihak bank perlu mencadangkannya sebagai sikap bersiaga
(57)
menghadapinya dengan cara membebankan sejumlah persentase tertentu terhadap kredityang disalurkan.
4.Laba yang diinginkan
Setiap kali melakukan transaksibank selalu ingin memperoleh laba yang maksimal. Penentuan ini ditentukan oleh beberapa pertimbangan penting. Mengingat besarnya laba sangat mempengaruhi besarnya bunga kredit. Dalam hal ini biasanya bank disamping melihat kondisi pesaing juga melihat kondisi nasabah utama.
5.Pajak
Pajak merupakan kewajiban yang dibebankan pemerintah kepada bank memberikan fasilitas kredit kepada nasabahnya.
2.8. Penelitian Terdahulu No Nama, Tahun
dan Judul
Metode Model Hasil Penelitian
1. VeraWin da (2010) “Analisis Pengaruh Tingkat SukuBunga, Nilai Tukar Rupiah, dan Investasi Terhadap Error Correction mModel (ECM)
Rt = F (SBI t, Nilai Tukar t, Investasi t, et)
Dari hasil estimasi ECM dengan memperoleh nilai R2 sebesar 0,90, bahwa tingkat suku bunga, nilai tukar/Kurs,investasidan,pener
imaanlain-lainberpengaruh sebesar 96% dansisanya 4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam model. Dengan data yang digunakan yaitu tahun
(58)
Permintaan Uang diIndonesia (Dengan Penekatan ECM)”
1986 – 2008-
2. Jonathan Siahaan (2006) “Analisis Permintaan Uang di Indonesia “ Ordinary Square (OLS)
Y = F (X1, X2, X3) Y=Permintaa n Uang, X1 = suku bunga, X2= Kurs, X3= Produk domestic Bruto
Dari hasil interpretasi model
menujukkan bahwa permintaan uang dapat dipengaruhi oleh instrument makro seperti ssuku bunga, deposito berjangka, Kurs, produk Domestik bruto. Tiga variable kecuali suku bunga berpengaruh nyata atau signifikan, sementara suku bunga memiliki pengaruh negative terhadap permintaan uang.
3. Wahid Sulaiman (2008) “ Analisis Permintaan Uang di Indonesia dengan pendekatan Error Correction mModel (ECM)
dM1Dt = α1 dGDPt + α2 dINRt + α3 d INF + α4єt
Hasil estimasi dengan
pendekatan ECM menunjukan hasil bahwa
produk domestic bruto, Kurs dan suku bunga deposito mempunyai pengaruh terhadap permintaan uang (M1) signifikan secara statistic, sedangkan koefisien
(59)
stok
Penyangga”
regresi ECT (-1) bertanda negativ dan signifikan. Hal ini sesuai dengan harapan teoritik dengan demikian model-terbentuk adalah stabil.
4. Rendra Hymne fajar Hutabarat (2006) “ Analisis determinan Penawaran uang di Indonesia” Ordinary Square (OLS)
M1 = F(X1, X2, X3,X4) M1=Penawar an uang, X1= BI rate, X2 Penawaran uang tahun lalau, X3= SBI, X4= Cadangan Wajib
-BI rate mempengaruhi penawaran uang secara negative karena BI rate merupakan suku bunga patokan yang akan diperhatikan oleh Bank-bank umum
-Variabel penawaran uang tahun lalau mempengaruhi
perekonomian tahun selanjutnya, karena dengan
adanya kecendrungan bank umum terlambat member laporan keuangannya
-setiap kenaikan SBI akan mengurangi penawaran uang 5. Firmansyah
(2004) “Analisis factor-faktor yang mempengaruhi Ordinary Square (OLS)
Y=α + β1X1
-β2X2-β3X3 -β4X4+μ
Hasul dari regresi menunjukkan bahwa pengendalian uang beredar
dipengaruhi oleh instrument
kebijakan moneter pengendalian kuantitatif yaitu
(60)
jumlah uang beredar di Indonesia”
SBI, tingkat diskonto dan -Kurs. Ketiga variabel tersebut dilihat dari uji-t memiliki hubungan negative terhadap perubahan peredaran uang.
6. Agus Edy
Rangkut (2007) “Analsis Faktor-faktor yang mempengaruhi uang kartal di Indonesian”
Ordinary Square (OLS)
Ln UKR =α + β1 LnPDB + β2LnINF +
β3 LnER
+β4Ln IR + μ)
Variabel independen mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen (pendapatan, inflasi, nilai tukar, dan suku bunga) dan dari hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai Tukar (ER) mempunyai pengaruh paling besar terhadap permintaan uang kartal di Indonesia.
7. Dhani Agung
Dharmawan ( 2005) “ Analisis
Permintaan Uang Kuasi di Indonesia Periode 1983 – 2005 pendekatan ECM” Error Correction mModel (ECM)
Qm1 = f( INC, EX, CPI, ID, IF)
-Dari pengujian Akar unit, Kointegrasi, uji asumsi klasik yang dilakukan terhadap data dan estimasi model dalam kajian ini menunjukkan bahwa data stasioner pada derajat pertama D(1), Lolos uji kointegrasi dan lolos uji asumsi klasik.-
-pada hasil regresi ECM diperoleh Koefisien dari error correction term (ECT)
(61)
sebesar 0,129809 yang signifikan, koefisien determinan sebesar 6,677335 yang berarti bahwa variabel dependen tersebut dijelaskan oleh variabel independen sebesar 68% sedangkan sisanya 3,2% dipengaruhi variabel lain
8. Risma Flora
Iriani Sirait (2006) “Analisis factor-faktor Yang mempengaruhi Permintaan Uang di Sumatera Utara) Metode Regresi Ganda
Y= f( X1, X2)
Secara bersama-sama variabel independen berpengaruh nyata terhadap variabel dependen disumut pada tingkat kepercayaan 95% dan dari model yang dipakai variabel independen sudah cukup memadai untuk menjelaskan variabel dependen yang dimasukkan
dengan nilai estimasi = 0,778.
9. Simon dan
Insukindro (1994), Analisis komponen permintaan uang dalam arti sempit ekonometr ik modern Y=f(X1,X2 …)
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa uang kartal memiliki -elastisitas pendapatan dibawah satu sedangkan demand deposit elastisitas pendapatannya bernilai diatas satu. Ditemukan pula bahwa
(62)
(money stock) permintaan uang tersebut juga dipengaruhi oleh tingkat bunga, baik domestik ataupun pengaruh faktor tingkat bunga luar negeri.
10. Sugiyanto (1994), ”Analisis permintaan uang M1, M2
dan uang
kuasi”
ECM Y=(X1,X2,X
3..)
Dengan menggunakan variabel-variabel uang M1, uang M2, uang kuasi, konsumsi agregat, suku bunga deposito 12 bulan, indeks harga konsumen, tingkat inflasi dan kurs US dollar terhadap rupiah. Dalam estimasi permintaan uang M1 diperoleh hasil bahwa koefisien regresi ECT(-1)
bertanda Dengan menggunakan
variabel-variabel uang M1, uang M2, uang kuasi, konsumsi agregat, suku bunga deposito 12 bulan, indeks harga -konsumen, tingkat inflasi dan kurs US dollar terhadap rupiah. Dalam estimasi permintaan uang M1 diperoleh hasil bahwa koefisien regresi ECT(-1)
(63)
bertanda.
2.9. Kerangka Konseptual Penelitian
Penelitian ini mengembangkan pandangan dari teori permintaan uang giral dengan menggunakan metode Vector autoregressive (VAR) yang menyatakan bahwa permintaan uang giral dipengaruhi oleh produk domestik bruto, Inflasi dan suku bunga Adapun hubungan antara variabel yang satu dengan yang lainnya adalah sebagai berikut:
Suku bunga adalah biaya yang harus di bayar oleh peminjam atas pinjaman yang diterima dan merupakan imbalan bagi pemberi pinjaman atas investasinya. Suku bunga mempengaruhi keputusan individu terhadap pilihan membelanjakan uang lebih banyak atau menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan. Semakin tinggi jumlah masyarakat yang menabung maka semakin tinggi pula jumlah uang giral. Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus . Akan tetapi bila kenaikan harga hanya dari satu atau dua barang saja tidak disebut
(64)
inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas atau menyebabkan kenaikan sebagian besar dari harga barang-barang lain. (Boediono : 2000). Kenaikan harga-harga barang itu tidaklah harus dengan persentase yang sama.oleh sebab itu semakin tingginya inflasi maka jumlah uang dimasyarakat juga akan semakin tinggi. Produk Domestik Bruto atau PDB adalah hasil output produksi dalam suatu perekonomian dengan tidak memperhitungkan pemilik faktor produksi dan hanya menghitung total produksi dalam suatu perekonomian saja, jika jumlah produksi outpun pada suatu Negara tinggi maka jumlah uang yang dipegang masyarakat juga akan tinggi. sehingga kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
MAYOR MAYOR
MINOR
Y
X
3X
1X
2Y
Y
Y
X
2(65)
Gambar 2.4. Kerangka Penelitian
Keterangan :
Y = Jumlah Uang Giral X1 = Pendapatan Nasional
X2 = Inflasi
X3 = Suku Bunga
2.10 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara berdasarkan rumusan masalah yang kebenarannya perlu diuji secara ilmiah, berdasarkan kerangka konseptual yang sudah dikemukakan di atas maka penulis merumuskan hipotesisnya adalah sebagai berikut:
a. Produk Domestik Bruto (X1) berpengaruh positif terhadap Permintaan
uang Giral di Indonesia.
b. Inflasi (X2) berpengaruh positif terhadap Permintaan uang giral di
Indonesia.
c. Suku bunga (X3) berpengaruh positif terhadap Permintaan uang giral di
(66)
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah langkah atau prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.
3.1. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup penelitian ini adalah perkembangan permintaan uang giral di Indonesia selama kurun waktu 24 tahun yakni tahun 1988 – 2011
3.2. Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dalam bentuk runtun waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu berbentuk angka-angka yang tercatat dari Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik (BPS) pada kurun waktu 24 tahun (1988 – 2011). Adapun yang diperlukan adalah data uang giral, Produk domestik Bruto, inflasi dan Suku Bunga
3.3.Pengolahan Data
Pengolahan data menggunakan Eviews 5.1, yaitu dengan Metode analisis vector autoregressive (VAR). (enders,2004). Dimana semua variabel diberlakukan sama.
(67)
Sehingga tidak ada variabel endogen dan variabel eksogen. Digunakannya metode ini adalah untuk melihat hubungan maupun kestabilan dan perubahan struktur jangka panjang antara variabel-variabel ekonomi.
selain itu juga digunakan software Microsoft Excel sebagai software pembantu dalam mengkonversi data kedalam bentuk baku yang disediakan oleh sumber kedalam bentuk yang lebih Respresentatif untuk digunakan pada software utama dengan tujuan untuk meminimalkan kesalahan data bila dibandingkan dengan pencatatan ulang manual.
3.3.1. Uji Akar Unit (Unit root test)
Uji akar unit dari Dickey Fuller maupun Philips-Perron adalah untuk melihat stasionaritas data time series yang diteliti dengan program Eviews versi 5.1. adapun formula dari uji Augmented Diskey Fuller (ADF) dapat dinyatakan sebagai berikut:
m
∆Yt = β1+β2t+δYt-1+ αi
∑
∆Yt-1 +є
t………(3.2) i=1dimana: m = panjang lag yang digunakan
Dari hasil persamaan diatas diperoleh nilai ADF statistik. Hasil ini kemudian dibandingkan dengan nilai kritis dari Mackinon. Jika nilai ADF statistic lebih kecil daripada nilai kritis Mackinnon pada derajat kepercayaan berapapun, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut adalah tidak stasioner. Solusi yang harus dilakukan adalah menciptakan variabel baru dengan First difference, lalu dilakukan kembali uji akar unit tersebut.
(68)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pada derajat atau order diferensi keberapa data yang diamati akan stasioner. Pengujian ini dilakukan bila pada uji akar unit (langkah pertama diatas) dari data yang diamati tidak stasioner.
Uji kointegrasi bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh variabel mempunyai hubungan keseimbangan jangka panjang (berkointegrasi) atau tidak. Jika berkointegrasi makaresidual kointegrasi atau kesalahan ketidak seimbangannya adalah stasioner.
Untuk melakukan pengujian kointegrasi harus diyakini terlebih dahulu bahwa variabel terkait dalam pendekatan ini mempunyai derajat mempunyai integrasi yang sama atau tidak. Secara umum sebagian besar pengujian memusatkan perhatian pada variabel yang berintegrasi nol atau satu.Dalam penelitian ini, uji statistic yang digunakan untuk menguji hipotesa nol yaitu tidak adanya kointegrasi adalah uji Engle-Grager atau uji Augmented Engle-Granger dan uji CRDW (cointegration-Regression Durbin Watson) . untuk menghitung CDRW dan ADF ditaksir regresi kointegrasi berikut dengan OLS. Dari persamaan (3.1) yaitu:
Y = β1 X1+ β2 X2+ β3 X3+ єt………(3.3)
Uji kointegrasi Durbin-Watson
Pengujian yang relativ sederhana dengan tahapan sebagai berikut:
a. Hitung statistik Durbin-Watson (d). mengingat d = 2(1-p), maka pada saat p = 1, maka d = 0 oleh karenanya hipotesis yang digunakan:
H0: d =0
(1)
LAMPIRAN 14
Tabel 4.16
Variance Decomposition dari Y Variance
Decomposition Y
Period S.E. Y X1 X2 X3
1 17.15140 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000
2 27.61607 73.42788 19.61403 2.412523 4.545563
3 42.46258 55.58093 30.42920 6.991459 6.998417
4 58.54706 51.32906 32.64210 6.715935 9.312910
5 76.24108 49.79402 32.63027 5.944851 11.63085
6 95.02302 48.09738 33.00068 5.795168 13.10677
7 114.2968 46.66484 33.47126 5.780810 14.08309
8 133.9056 45.75949 33.67081 5.682897 14.88681
9 153.7757 45.12032 33.74305 5.583057 15.55357
(2)
LAMPIRAN 15
Tabel 4.17
Variance Decomposition dari X1
Variance
Decomposition X1
Period S.E. Y X1 X2 X3
1 204988.4 0.571784 99.42822 0.000000 0.000000
2 427897.1 11.67964 72.97098 0.189180 15.16020
3 718412.5 21.03194 59.13859 0.420983 19.40849
4 1043250. 23.98989 54.51852 1.049518 20.44207
5 1391842. 25.98044 51.43632 1.463143 21.12011
6 1758030. 27.61057 49.01662 1.723279 21.64953
7 2136779. 28.76196 47.28322 1.947542 22.00728
8 2523404. 29.57638 46.03634 2.147430 22.23985
9 2914571. 30.21227 45.06679 2.307814 22.41313
(3)
LAMPIRAN 16
Tabel 4.18
Variance Decomposition dari X2 Variabel
decomposition of X2 Perio
d S.E. Y X1 X2 X3
1 3.798039 30.02012 3.245328 66.73455 0.000000
2 5.125592 37.99135 15.46066 44.59784 1.950156
3 6.218035 41.97814 25.10332 31.46913 1.449405
4 7.060633 41.46882 28.72044 28.18014 1.630600
5 7.756397 39.10256 31.53383 26.83592 2.527689
6 8.435071 37.00824 35.28905 24.47443 3.228274
7 9.099434 34.99084 38.85645 22.33474 3.817962
8 9.722593 32.84205 41.79770 20.82558 4.534673
9 10.32357 30.70458 44.44388 19.53519 5.316353
(4)
LAMPIRAN 17
Tabel 4.19
Variance Decomposition dari X3 Variance
Decomposition of X3: Perio
d S.E. Y X1 X2 X3
1 6.344878 15.67642 5.028217 0.817453 78.47791
2 9.123131 28.64545 13.73411 3.345810 54.27463
3 10.76259 28.42035 19.91494 2.468226 49.19649
4 12.16604 27.14793 24.79020 2.085029 45.97684
5 13.29185 25.47852 29.52440 1.933638 43.06344
6 14.33784 23.58264 34.47799 1.704626 40.23474
(5)
Gambar 4.2 Variance Decomposition 0 10 20 30 40 50 60
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Y X1 X2 X3
Response of Y to Cholesky One S.D. Innovations
-200000 0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Y X1 X2 X3
Response of X1 to Cholesky One S.D. Innovations
-3 -2 -1 0 1 2 3 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Y X1 X2 X3
Response of X2 to Cholesky One S.D. Innovations
-6 -4 -2 0 2 4 6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Y X1 X2 X3
Response of X3 to Cholesky One S.D. Innovations
(6)