Pembuatan Lembaran Luasan Tinta Tertinggal dan Distribusi Ukuran Partikel

3.2 Pengapungan

Sebanyak 60 g pulp BKT hasil repulping diapungkan dengan konsistensi 1 pada suhu 45 o C selama 15 menit. Selama pengapungan, ke dalam adukan ditambahkan minyak hidrokarbon minyak tanah sebanyak 0,35 dari BKO pulp. Dalam penelitian ini pengapungan dilakukan pada dua kondisi berbeda, yaitu pada kondisi basa pH 8 dan pada kondisi asam pH 3. Tinta yang terapung dibuang, dan pulp kemudian disaring dan dicuci bersih.

3.3 Pengujian Sifat-Sifat Pulp

3.3.1 Pembuatan Lembaran

Lembaran pulp untuk pengukuran luas tinta tertinggal, distribusi ukuran partikel dan sifat kekuatan pulp dilakukan mengikuti prosedur TAPPI T 205 sp- 95. Sebanyak 30 g pulp BKT dilarutkan dalam 2500 ml air dengan konsistensi 1,2 . Adukan pulp dimasukkan dalam mesin pembuat lembaran pada suhu 20 + 2 o C, selanjutnya dilakukan pengadukan dengan arah ke atas dan ke bawah sampai dengan pulp terpisah sempurna dan kemudian dibentuk lembaran. Setelah lembaran terbentuk, cetakan diankat dan didiamkan beberapa saat kemudian lembaran dikempa dengan alat kempa lembaran. Lembaran dikeringkan pada suhu ruangan. Pembuatan lembaran akan digunakan untuk contoh uji penentuan luasan tinta tertinggal residual ink area dan distribusi ukuran pertikel tinta.

3.3.2 Luasan Tinta Tertinggal dan Distribusi Ukuran Partikel

Luasan tinta tertinggal adalah luas partikel tinta tertinggal dipermukaan lembaran pulp dalam mm 2 m 2 . Distribusi ukuran partikel adalah jumlah partikel yang terdapat dalam lembaran per m 2 . Penentuan luasan tinta tertinggal dilakukan dengan menghitung jumlah partikel tinta yang memiliki luas 0,04 mm 2 atau lebih yang terdapat pada kedua sisi lembaran pulp yang dipilih secara acak pada 3 tempat yang berbeda. Ukuran partikel tinta dimaksud dihitung pada permukaan pulp seluas 1 cm x 1 cm dibawah fotomikroskopi dengan perbesaran 30 x. Perhitungan dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh partikel tinta yang teridentifikasi pada lembaran contoh. Disitribusi ukuran partikel ditentukan dengan menghitung jumlah partikel tinta berukuran kurang 0,02 mm dan berukuran antara 0,02-0,04 mm yang tedapat pada kedua sisi lembaran pulp. Partikel-partikel ini dihitung pada tiga tempat acak yang masing-masing berukuran 1 cm x 1 cm. Rata-rata perhitungan dinyatakan dalam jumlah partikel per m 2 . 3.3.3 Water Retention Value WRV Water Retention Value WRV atau daya pegang air merupakan kemampuan serat dalam mengikat air. Nilai WRV berhubungan dengan kemampuan ikat antar serat. Pengukuran WRV dilakukan mengikuti metode Wistara 1998. Sebanyak 1,5 g BKT pulp didisintegrasi dalam 800 ml air destilata pada suhu ruang dan dilarutkan sampai dengan volume 2000 ml. Sebelum dibentuk lembaran, adukan pulp di vakum selama 4 jam. Masing-masing lembaran pulp untuk penentuan WRV dibuat dengan 200 ml adukan pulp. Lembaran pulp tersebut kemudian disentrifugasi pada 3000 G gravity force selama 15 menit Setelah sentrifugasi lembaran ditimbang dan dikeringkan pada suhu 105 o C sampai beratnya tetap. WRV dihitung dengan persamaan : WRV gg= OD OD W − , dimana W adalah berat awal serat g dan OD adalah berat kering tanur g lembaran.

3.3.4 Derajat Putih