Disitribusi ukuran partikel ditentukan dengan menghitung jumlah partikel tinta berukuran kurang 0,02 mm dan berukuran antara 0,02-0,04 mm yang tedapat
pada kedua sisi lembaran pulp. Partikel-partikel ini dihitung pada tiga tempat acak yang masing-masing berukuran 1 cm x 1 cm. Rata-rata perhitungan dinyatakan
dalam jumlah partikel per m
2
. 3.3.3
Water Retention Value WRV
Water Retention Value WRV atau daya pegang air merupakan
kemampuan serat dalam mengikat air. Nilai WRV berhubungan dengan kemampuan ikat antar serat. Pengukuran WRV dilakukan mengikuti metode
Wistara 1998. Sebanyak 1,5 g BKT pulp didisintegrasi dalam 800 ml air destilata pada suhu ruang dan dilarutkan sampai dengan volume 2000 ml.
Sebelum dibentuk lembaran, adukan pulp di vakum selama 4 jam. Masing-masing lembaran pulp untuk penentuan WRV dibuat dengan 200 ml adukan pulp.
Lembaran pulp tersebut kemudian disentrifugasi pada 3000 G gravity force selama 15 menit Setelah sentrifugasi lembaran ditimbang dan dikeringkan pada
suhu 105
o
C sampai beratnya tetap. WRV dihitung dengan persamaan : WRV gg=
OD OD
W −
, dimana W adalah berat awal serat g dan OD adalah berat kering tanur g
lembaran.
3.3.4 Derajat Putih
Pengukuran derajat putih dilakukan mengikuti prosedur pada TAPPI T 218 Forming Handsheet for Reflactance Tests of Pulp. Sebanyak 3 g pulp
BKT ke dalam 500 ml air pada suhu ruang dan diputar pada kecepatan 13.000 rpm selama 2 menit sampai dengan pH 5 + 0,1. Adukan pulp dipindahkan ke
dalam erlenmeyer 2000 ml dan dilarutkan sampai 1000 ml. Adukan pulp dimasukkan ke dalam alat pembentuk lembaran, kemudian dilanjutkan dengan
meletakkan kertas blotter diatas lembaran yang terbentuk untuk dilakukan pengempaan. Lembaran yang sudah dikempa diambil dari kertas blotter untuk
selanjutnya dikeringkan pada suhu ruang. Pengukuran dengan menggunakan alat
reflaktometer pada panjang gelombang 457 nm. Pengukuran derajat putih didasarkan pada reflaktansi magnesium oksida 100 .
3.3.5 Faktor Penghilangan Tinta Deinkability Factor dan Kadar Tinta
Tertinggal Faktor penghilangan tinta deinkability
factor ditentukan berdasarkan persamaan yang dikembangkan oleh Papiertechnische Stiffung, Munich Renner,
2000. Persamaan yang dimaksud adalah: DEM
f
= 100
x BS
ih DerajatPut
US ih
DerajatPut BS
ih DerajatPut
DS ih
DerajatPut −
−
Keterangan : DS = derajat putih pulp kertas tercetak yang dideinking
BS = derajat putih pulp kertas tercetak tanpa deinking US = derajat putih kertas putih yang dideinking
Nilai DEM
f
100 artinya tinta dalam kertas hilang total dan kadar tinta tertinggal dihitung berdasarkan persamaan berikut ini:
Kadar tinta tertinggal = 100 - DEM
f
3.3.6 Kadar Abu
Sebanyak + 1 g pulp BKT dimasukkan dalam cawan porselin yang sudah diketahui beratnya dan selanjutnya dimasukkan dalam tanur pada suhu 525 + 25
o
C selama 30-60 menit. Cawan yang sudah berisi sampel dimasukkan dalam desikator untuk pendinginan. Penimbangan cawan berisi abu dengan mengunakan
timbangan analitik sampai berat konstan. Persamaan untuk perhitungan kadar abu adalah :
kadar abu = 100
x B
A ,
dimana A adalah berat abu dan B adalah berat sampel awal. Penentuan kadar abu dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh penghilangan tinta terhadap kadar abu
pulp.
13
Derajat Putih
TAPPI 452 om-92
Derajat deinkabilitas dan kadar tinta
tertinggal
Sampel pulp
Penentuan
KA
Pembuatan
Lembaran TAPPI
T 205 sp-95
Residual ink area dan distribusi
ukuran partikel
Kadar Abu
TAPPI T211 om-93
Water Retention
Value WRV Viscositas
Pulp Kristalinitas
dengan FT-IR Analisis
SEM Sifat
Kekuatan Pulp
Pembuatan
Lembaran TAPPI T
218 om-91
Gambar 2. Pengujian Sampel Pulp
3.3.7 Viskositas Pulp