PENDAHULUAN Pengaruh Hafalan Al-Qur’an Dan Intensitas Salat Tahajud Terhadap Prestasi Belajar Qur’an Hadis Pada Santriwati Kelas VIII Mts. Islam ngruki dan Mts. PPMI Assalaam Semester Gasal Tahun Pelajaran 2014/2015.

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan oleh Allah

Swt. untuk seluruh umat manusia. Al-Qur’an diturunkan di tengah-tengah bangsa Arab yang pada waktu itu kebanyakan masih buta huruf. Meskipun begitu, mereka mempunyai satu keistimewaan yaitu ingatan yang sangat kuat. Kenyataan kondisi bangsa Arab yang demikian, maka Nabi Muhammad Saw. memerintahkan suatu cara yang selaras dengan keadaan itu dalam menyiarkan dan memelihara al-Qur’an. Beliau memerintahkan bangsa Arab untuk menghafal ayat-ayat al-Qur’an setiap kali diturunkan serta memerintahkan para ahli untuk menuliskannya. Dengan cara demikian, al-Qur’an dapat senantiasa dipelihara di masa Nabi Muhammad Saw.1























Artinya: “Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka, dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As-Sunnah). Dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata

(QS. Al-Jum’ah: 2)2

1

Manna’ Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, diterjemahkan oleh Aunur Rafiq

El-Mazni (Jakarta:Pustaka al-Kautsar, 2013), cet. VIII, hlm. 139

2

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya Special for Women, (Jakarta:


(2)

Usaha-usaha untuk menghafal al-Qur’an oleh sebagian umat Islam terus berlanjut dan hal ini merupakan salah satu upaya untuk menjaga dan memelihara kemurnian al-Qur’an. Meskipun dalam salah satu ayat al-Qur’an Allah menegaskan dan memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian

al-Qur’an selama-lamanya, namun, secara operasional menjadi tugas dan

kewajiban umat Islam untuk selalu menjaga dan memeliharanya, salah satunya adalah dengan menghafalkannya. Dengan demikian, menjaga dan memelihara

al-Qur’an merupakan kewajiban yang utama bagi setiap mukmin, demikian

juga mengajarkannya. Sebagaimana telah disebutkan di dalam suatu hadis:

Artinya: “Sebaik-baik dari kamu sekalian adalah orang yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Bukhari)1

Mengajarkan al-Qur’an hendaknya dimulai sejak dini sebab masa kanak-kanak adalah masa awal perkembangan manusia sehingga nilai-nilai yang terkandung di dalam al-Qur’an akan tertanam kuat dalam dirinya serta akan menjadi tuntunan dan pedoman hidupnya di dunia ini. Selain itu, pembelajaran al-Qur’an yang dimulai sejak dini akan lebih mudah karena pikiran anak-anak masih bersih dan ingatan mereka masih kuat. Sebagaimana telah disebutkan dalam peribahasa Arab:

1

Muhammad Nashiruddin al-Bani, Ringkasan Shahih Bukhari, (Jakarta Selatan: Pustaka


(3)

Artinya: “Belajarlah sungguh-sungguh di waktu kecil dan amalkanlah di waktu besar”1

Salah satu pembelajaran al-Qur’an yang dimulai sejak dini adalah

tahfizul qur’an, yaitu proses mempelajari al-Qur’an dengan cara menghafalkan ayat-ayat al-Qur’an. Semakin sering anak-anak menghafal al-Qur’an, diharapkan akan semakin terasah konsentrasi mereka sehingga menghasilkan daya ingat yang sangat kuat dan memudahkan mereka dalam menghafal dan memahami berbagai macam ilmu.

Hamdan Hamud al-Hajiri menyatakan dalam bukunya “Agar Anak Mudah Menghafal Al-Qur’an” bahwa salah seorang pejabat di Departemen Pendidikan Saudi Arabia mengadakan penelitian dan menyebutkan bahwa tingkat kemampuan siswa halakah al-Qur’an jauh lebih unggul dibanding yang lain. Penyebab keunggulan tersebut adalah karena mereka menghafalkan

al-Qur’an. Sebagian besar siswa tahfizul qur’an menonjol dalam bidang spesialis

ilmu seperti kedokteran dan akuntansi (laporan penelitian diambil dari kaset dokumentasi berjudul “Wa Laqod Yassarnal Qur’aana Lidz-dzikri” yayasan

Asjaa’.2

Selain menghafal al-Qur’an, salat tahajud adalah salah satu pembiasaan yang perlu dilakukan oleh setiap orang tua kepada anak-anaknya guna membentuk kepribadian anak agar menjadi insan yang bertakwa dan mendapatkan kabar gembira berupa surga.

1

Kuliyatul Mu’alimin al-Islamiyah, Mahfudzat, (Sukoharjo: tnp, tt.), hlm. 6

2

Hamdan Hamud al-Hajiri, Agar Anak Mudah Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Darus


(4)

Terdapat sebuah pujian dari Allah kepada manusia yang bangun malam dan melaksanakan salat tahajud berupa janji masuk surga, yang disabdakan Nabi Muhammad Saw. dan diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin Salam ra.:

Artinya: “Wahai manusia, sebarkanlah salam, sedekahkanlah makanan, sambunglah tali silaturahmi, dan dirikanlah

ketika orang-orang tertidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat.”

(HR. Tirmidzi, dia berkata hadis ini sahih)1

Disyariatkannya salat malam dalam Islam memiliki hikmah yang besar dibaliknya. Salat malam memiliki keutamaan yang sangat luar biasa bagi seorang muslim. Dalam sebuah hadis, Nabi Saw. bersabda yang artinya: “Laksanakanlah salat malam, karena salat malam itu merupakan kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian, merupakan qurbah (mendekatkan diri) kepada Rabb kalian, merupakan ampunan dari kesalahan-kesalahan dan pencegah dari dosa”. (HR. Tirmidzi)2

Usaha melaksanakan salat malam bagi banyak orang Islam merupakan usaha yang tidak mudah. Karena sesuatu yang bernilai tinggi selalu membutuhkan usaha keras mendapatkannya.3

1Sa’ad ‘Ali bin Wahf Al

-Qahthani, Tahajud Seperti Nabi, Diterjemahkan oleh Saiful

Aziz (Klaten: Inas Media, 2008), hlm. 21-22

2

Syaifuddin an-Nahrawi, Keajaiban Shalat Malam, (Yogyakarta: Jenius Publisher,

2012), hlm. 22

3


(5)

Melihat fenomena itu, lembaga pendidikan Madrasah Tsanawiyah (MTs.) Islam Ngruki di Pondok Pesantren Al-Mukmin dan MTs. PPMI Assalaam di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam di kabupaten Sukoharjo berupaya memberlakukan kurikulum yang komperehensif, yaitu dengan mengintegrasikan kurikulum pendidikan nasional dan kurikulum pesantren, yang bertujuan mencetak lulusan yang berhasil dalam aspek akademik maupun non akademik. Dengan demikian, alumni dari lembaga pendidikan MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam Sukoharjo akan diperhitungkan di masyarakat.

Pembiasaan kemandirian dalam mengelola diri santri, sikap toleransi, saling menghargai satu dengan yang lain, tanggung jawab, disiplin dengan satu konsep dan tujuan yang sama dalam mempelajari, memahami, dan mengamalkan dienul Islam secara kaffah. Itu semua merupakan suatu aturan yang sudah diberlakukan di Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin dan PPMI Assalaam Sukoharjo yang menggunakan sistem asrama (boarding).

Sekolah berasrama dikenal dengan boarding school. Seperti yang sudah ada dan dikenal misalnya, sistem boarding school di Madrasah Tsanawiyah (MTs.) Islam Ngruki Sukoharjo, Madrasah Tsanawiyah (MTs.) PPMI Assalaam, boarding school di Daarun Najah Jakarta, atau di Pesantren Tahfiz Daarul Qur’an Tangerang sendiri berkonsep boarding school. Konsep sekolah ini mengintegrasikan dengan nilai-nilai keagamaan Islam, maka dikenal Islamic Boarding School. Sebagai contoh, Madrasah Tsanawiyah (MTs.) Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam Sukoharjo dengan sistem


(6)

asramanya, ustaz/ustazahnya telah berhasil mendidik santrinya menjadi manusia berilmu dan berakhlak karimah.

Upaya yang dilakukan oleh dua lembaga pendidikan tersebut untuk menghasilkan peserta didik yang berakhlak karimah adalah dengan mempekerjakan ustaz/ustazah yang berkompeten dalam bidangnya. Pengajar materi umum adalah lulusan dari berbagai perguruan tinggi yang mengajar sesuai dengan bidangnya masing-masing. Pengajar materi kepesantrenan beberapa di antaranya adalah lulusan luar negeri, tetapi ada juga pengajar dua lembaga tersebut lulusan sederajat SLTA.1

Bertambahnya minat masyarakat menitipkan anaknya ke pesantren atau sekolah berkonsep boarding karena buruknya pergaulan para remaja di luar pesantren, sehingga orang tua lebih memilih memasukkan anaknya ke dalam pesantren, terlebih pesantren yang berlabel atau mempunyai keunggulan

tahfizul qur’an.2

Program tahfiz adalah salah satu keunggulan yang dimunculkan Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin Ngruki dan Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam di kabupaten Sukoharjo yang memfokuskan santriwati kelompok

tahfiz untuk menghafal al-Qur’an, baik di tingkat SLTP maupun SLTA. Semua santriwati kelompok tahfiz menginap dalam satu kamar atau santriwati yang

1

Wawancara dengan ustaz Triyatno bagian kurikulum MTs. PPMI Assalaam pada tanggal 7 Agustus 2014 di kantor administrasi

2

Direktur Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin KH. Wahyudin dalam kajian jum’at, 27


(7)

mengikuti kelompok tahfiz memiliki kamar khusus untuk tinggal setelah kembali dari sekolah.1

Peraturan atau tata tertib yang berlaku sedikit berbeda dengan santriwati yang tidak tinggal di kamar kelompok tahfiz. Bagian Tahfiz di Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki memberikan jadwal setoran wajib pagi hari dari pukul 05.30 sampai 06.30, dan sore hari pukul 16.00-17.00. Selain itu, dianjurkan bagi mereka melaksanakan salat tahajud setiap malam. Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam memiliki waktu setoran yang sama. Sistem pendidikan seperti ini diharapkan membuat setiap santriwati mampu belajar mandiri, memiliki kompetensi yang berbeda dengan santriwati lain terutama kemampuan mereka dalam menghafalkan al-Qur’an hingga 30 juz.2

Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan, ditemukan bahwa santriwati di Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin Ngruki kelompok tahfiz

dibimbing oleh empat hafizhah dibantu beberapa ustazah yang masih proses menghafal al-Qur’an. Setiap ustazah membimbing 8 sampai 10 santriwati. Sementara di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam terdapat 3 pembimbing tahfiz. Setiap ustazah membimbing santriwati sebanyak 20 dengan perbandingan 1:20. Padatnya jadwal menghafal al-Qur’an bagi santriwati di pondok tidak lantas menelantarkan kegiatan-kegiatan mereka. Bahkan, akan semakin cemerlang dan menjadi semakin mudah dari sebelumnya. Hal ini berlaku juga terhadap prestasi belajar mata pelajaran

1

Wawancara dengan ustazah Widad penanggung jawab tahfiz Pondok Pesantren Islam

Al-Mukmin dan Assalaam Sukoharjo pada tanggal 7 Agustus 2014

2

Wawancara dengan ustazah Nur Latifah penanggung jawab tahfiz Pondok Pesantren


(8)

Qur’an Hadis. Tidak menutup kemungkinan, tingkat intensitas salat tahajud lebih banyak, dan perilaku yang lebih baik dibanding dengan santriwati yang tidak mengikuti kelompok tahfiz al-Qur’an.1

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk meneliti bagaimana pengaruh hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud terhadap prestasi belajar mata pelajaran Qur’an Hadis di MTs. Islam Ngruki dan MTs. Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam. Peneliti mengambil sampel santriwati tiga puluh dua dari kelas VIII MTs. Islam Ngruki dan delapan dari kelas VIII MTs. PPMI Assalaam semester gasal tahun pelajaran 2014/2015.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud terhadap prestasi belajar mata pelajaran Qur’an Hadis pada santriwati kelas VIII MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam semester gasal tahun pelajaran 2014/2015?

2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan hafalan al-Qur’an terhadap prestasi belajar mata pelajaran Qur’an Hadis pada santriwati kelas VIII

1

Wawancara dengan ustazah Widad dan Ustazah Nur Latifah penanggung jawab tahfiz


(9)

MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam semester gasal tahun pelajaran 2014/2015?

3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan intensitas salat tahajud terhadap prestasi belajar mata pelajaran Qur’an Hadis pada santriwati kelas VIII MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam semester gasal tahun pelajaran 2014/2015?

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka penulis mengemukakan tujuan penulisan ini sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud terhadap prestasi belajar mata pelajaran Qur’an Hadis pada santriwati kelas VIII MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam semester gasal tahun pelajaran 2014/2015.

b. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan hafalan al-Qur’an terhadap prestasi belajar mata pelajaran Qur’an Hadis pada santriwati kelas VIII MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam semester gasal tahun pelajaran 2014/2015.

c. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan intensitas salat tahajud terhadap prestasi belajar mata pelajaran Qur’an Hadis pada santriwati


(10)

kelas VIII MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam semester gasal tahun pelajaran 2014/2015.

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoretis

1) Secara teoretis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan pemikiran dan pengembangan ilmu pendidikan, khususnya kajian Pendidikan Agama Islam.

2) Meningkatkan mutu pendidikan di lembaga pendidikan Islam, khususnya di MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam di kabupaten Sukoharjo.

b. Manfaat Praktis

1) Untuk peningkatan prestasi santri madrasah, guna meningkatkan mutu dan kualitas kelembagaan di MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam Sukoharjo.

2) Sebagai bahan penelitian guna pengembangan lebih lanjut terhadap dunia pendidikan dalam peningkatan kelembagaan pendidikan model

boarding.

3) Sebagai media informasi ilmiah bagi bagian tahfiz di bawah binaan MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam demi peningkatan prestasi belajar santri di sekolahnya.


(11)

D.Telaah Pustaka

Usaha mengantisipasi terjadinya titik tekan objek penelitian yang sama dengan penelitian terdahulu, maka penulis akan mengkaji secara mendalam pada pokok bahasan atau titik tekan tertentu yang belum pernah dibahas secara detail pada penelitian dan kajian ilmiah terdahulu yang berupa buku, artikel, jurnal ilmiah, ataupun yang sejenisnya. Dengan demikian, diharapkan penelitian yang penulis lakukan bisa bermanfaat bagi pengembangan teori yang sudah ada.

Penelusuran penelitian dan kajian-kajian ilmiah terdahulu menggunakan studi kepustakaan dalam bentuk mencari atau mengeksplorasi dari berbagai sumber seperti internet dan perpustakaan. Dari penelusuran tersebut, terdapat beberapa hasil penelitian dan kajian ilmiah terdahulu, yaitu:

Pertama, Fifi Lutfiah, tahun penelitian 2011 dalam skripsinya yang berjudul “Hubungan Hafalan Al-Qur’an dengan Prestasi Belajar Al-Qur’an Hadis Siswa MTs. Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan pendekatan korelasional. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan antara hafalan al-Qur’an dengan prestasi belajar al-Qur’an Hadis siswa MTs. Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang. Terlihat kontribusi kecenderungan kegiatan hafalan al-Qur’an dengan prestasi belajar siswa ditunjukkan oleh hasil


(12)

koefisien korelasi sebesar 0,858 dengan kontribusi sebesar 73,61 % terhadap prestasi belajar siswa dan 26,39 % ditentukan oleh faktor lain.1

Letak perbedaan penelitian peneliti dengan penelitian yang dilakukan oleh Fifi Lutfiah terletak pada jumlah variabel, yakni penelitian Fifi Lutfiah menggunakan satu variabel bebas, yaitu hafalan al-Qur’an dan satu variabel terikat, yakni Prestasi belajar al-Qur’an Hadis, sedangkan penelitian ini menggunakan dua variabel bebas, yaitu hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud serta satu variabel terikat, yakni prestasi belajar Qur’an Hadis.

Kedua, penelitian Ferri Andika Rosadi dan Muhammad Munir tahun

penelitian 2014 tentang “Pengaruh Kemampuan Menghafal Al-Qur’an dan

Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Ekstrakurikuler Elektronika

SMP Islam Terpadu Abu Bakar Yogyakarta”. Penelitian yang dilakukan oleh

Ferri Andika dan Muhammad Munir termasuk penelitian ex-post facto dengan pendekatan kuantitatif. Metode pengambilan data menggunakan angket dan dokumentasi. Validitas instrumen penelitian dilakukan dengan analisis butir yang dihitung dengan rumus korelasi product moment. Reliabilitas instrumen dihitung dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha. Teknik analisis data yang dipakai untuk menguji hipotesis adalah dengan teknik analisis korelasi

product moment dan teknik analisis regresi ganda 2 prediktor.

Hasil penelitian menunjukkan: 1) Terdapat pengaruh positif kemampuan menghafal Al-Qur’an terhadap prestasi belajar siswa ekstrakurikuler elektronika dengan koefisien korelasi (rX1Y) sebesar 0,409,

1

Fifi Lutfiah, Hubungan Hafalan Al-Qur’an dengan Prestasi Belajar Al-Qur’an Hadis

siswa MTs. Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang, Skripsi (Jakarta: Jurusan Pendidikan Agama


(13)

dengan sumbangan efektif sebesar 12%; 2) Terdapat pengaruh positif motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa ekstrakurikuler elektronika dengan koefisien korelasi (rX2Y) sebesar 0.451, dengan sumbangan efektif sebesar 16%; 3) Terdapat pengaruh positif dan kemampuan menghafal Al-Quran, motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa ekstrakurikuler elektronika, yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi R sebesar 0,529, dengan sumbangan efektif sebesar 28 %.1

Letak perbedaan penelitian peneliti dengan penelitian yang dilakukan oleh Ferri Andika Rosadi dan Muhammad Munir terletak pada variabel bebas, yaitu kemampuan menghafal al-Qur’an dan motivasi belajar, variabel terikat prestasi belajar siswa ekstrakurikuler elektronika. Sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan variabel bebas hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud, dan variabel terikat prestasi belajar Qur’an Hadis.

Ketiga,Maulida Nisful Laila, tahun penelitian 2014 tentang “Korelasi

antara Pelaksanaan Salat Tahajud dan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Siswa

di MAN Denanyar Jombang”. Penelitian Maulida menggunakan teknik

pengumpulan data dengan observasi, interview, kuesioner (angket), dan dokumentasi untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan MAN Denanyar Jombang. Adapun, uji statistik product moment untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara pelaksanaan salat tahajud dan prestasi belajar

1

Ferri Andika Rosadi dan Muhammad Munir, “Pengaruh Kemampuan Menghafal

Al-Qur’an dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Ekstrakurikuler Elektronika SMP

Islam Terpadu Abu Bakar Yogyakarta”, dalam Jurnal Elektronik Pendidikan Teknik Elektronika.

Edisi 3, Volume 3, Nomor 1, Januari-Februari 2014. (Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, 2014)


(14)

Aqidah Akhlak siswi di MAN Denanyar Jombang tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 590 siswa. Adapun sampelnya sebanyak 59 siswa yang diambil secara acak atau random sampling.

Hasil analisa penelitian Maulida menunjukkan adanya korelasi. Hal ini dibuktikan dengan skor nilai ℎ� �� 0,630 dan �� dengan taraf signifikan 5% adalah 0,250. Karena ℎ� ��> ��, maka dapat disimpulkan adanya pengaruh antara pelaksanaan salat tahajud dan prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa di MAN Denanyar Jombang.1

Keempat, Husna Rosidah, tahun penelitian 2015 dalam judul “Pengaruh Kemampuan Menghafal Al-Qur’an terhadap Prestasi Belajar Bahasa Arab Siswa Tahfiz MTs. Yapi Pakem Sleman Yogyakarta Ditinjau dari Perspektif Teori Behaviorisme”. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, metode penelitian menggunakan kuantitatif deskriptif statistik, pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan tahfiz al-Qur’an yang dilaksanakan di MTs. Yapi Pakem dapat mempengaruhi prestasi belajar Bahasa Arab. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data penelitian dengan menggunakan rumus korelasi product moment diperoleh sebesar 0,795 dan hasil tersebut

dikonsultasikan dengan “r” tabel product moment dengan N=32 dan taraf

signifikansi 5% diperoleh “r” tabel sebesar 0,349. Dengan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa lebih besar dari “r” tabel (0, 795>0,349)

1

Maulida Nisful Laila, “Korelasi Antara Pelaksanaan Shalat Tahajud dan Prestasi

belajar Aqidah Akhlak Siswa di MAN Denanyar Jombang”, Skripsi, (Surabaya: Universitas Islam


(15)

yang berarti bahwa ada pengaruh yang positif antara hafalan al-Qur’an dengan prestasi belajar Bahasa Arab siswa kelas tahfiz MTs. Yapi Pakem Sleman.1

Letak perbedaan penelitian peneliti dengan penelitian yang dilakukan oleh Husna Rosidah terletak pada teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis. Penelitian Husna Rosidah menggunakan teknik analisis data korelasi product moment, sedangkan penelitian ini menggunakan dua teknis analisis, yaitu analisis korelasi product moment dan teknik regresi ganda 2 prediktor.

Kelima, penelitian Nazia Nawaz dan Syeda Farhana Jahangir pada tahun 2015 yang berjudul “Effects of Memorizing Quran by Heart (Hifz) on Later Academic Achievement.” penelitian Nazia Nawaz dan Syeda Farhana Jahangir membahas tentang pengaruh menghafal al-Qur’an dalam hubungannya dengan prestasi akademik dan kehidupan sosio-budaya para penghafal al-Qur’an (Huffazh). Penelitian ini menggunakan perhitungan dengan SPSS, teknik content analysis, dengan hasil terdapat perbedaan signifikan terdadap prestasi akademik antara Huffazh sebelum dan sesudah menghafal. Teknik analisis menunjukkan pengaruh/dampak positif menghafal

al-Qur’an terhadap pendidikan dan kehidupan sosio-budaya Huffazh secara

keseluruhan. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan jumlah responden 35 Huffazh (21 laki-laki dan15 perempuan). Hasil penelitian

1

Husna Rosidah, “Pengaruh Kemampuan Menghafal Al-Qur’an terhadap Prestasi

Belajar Bahasa Arab Siswa Tahfiz MTs. Yapi Pakem Sleman Yogyakarta Ditinjau dari Perspektif

Teori Behaviorisme”. Skripsi. (Yogyakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas


(16)

menunjukkan perbedaan pengaruh prestasi akademik sebelum menghafal (5,58) dan sesudah menghafal (8,17).1

Letak perbedaan penelitian peneliti dengan penelitian yang dilakukan oleh Nazia Nawaz dan Syeda Farhana Jahangirterletak pada jumlah variabel. Penelitian Nazia Nawaz dan Syeda Farhana Jahangir menggunakan satu variabel bebas, yaitu hafalan al-Qur’an dan satu variabel terikat, yakni prestasi akademik. Sedangkan penelitian ini menggunakan dua variabel bebas, yaitu hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud serta satu variabel terikat, yakni

prestasi belajar Qur’an Hadis.

Keenam, penelitian Nazia Nawaz dan Syeda Farhana Jahangir pada tahun 2015 yang berjudul “Effects of Memorizing Quran by Heart (Hifz) on Later Academic Achievement.” penelitian Nazia Nawaz dan Syeda Farhana Jahangir membahas tentang pengaruh menghafal al-Qur’an dalam hubungannya dengan prestasi akademik dan kehidupan sosio-budaya para penghafal al-Qur’an (Huffazh). Penelitian ini menggunakan perhitungan dengan SPSS, teknik content analysis, dengan hasil terdapat perbedaan signifikan terdadap prestasi akademik antara Huffazh sebelum dan sesudah menghafal. Teknik analisis menunjukkan pengaruh/dampak positif menghafal

al-Qur’an terhadap pendidikan dan kehidupan sosio-budaya Huffazh secara

keseluruhan. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan jumlah responden 35 Huffazh (21 laki-laki dan15 perempuan). Hasil penelitian

1

Nazia Nawaz dan Syeda Farhana Jahangir, Effects of Memorizing Quran by Heart (Hifz)

on Later Academic Achievement, (Amerika: American research institute for policy development,


(17)

menunjukkan perbedaan pengaruh prestasi akademik sebelum menghafal (5,58) dan sesudah menghafal (8,17).1

Letak perbedaan penelitian peneliti dengan penelitian yang dilakukan oleh Nazia Nawaz dan Syeda Farhana Jahangirterletak pada jumlah variabel. Penelitian Nazia Nawaz dan Syeda Farhana Jahangir menggunakan satu variabel bebas, yaitu hafalan al-Qur’an dan satu variabel terikat, yakni prestasi akademik. Sedangkan penelitian ini menggunakan dua variabel bebas, yaitu hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud serta satu variabel terikat, yakni

prestasi belajar Qur’an Hadis.

E. Kerangka Teoritik

Kerangka teoritik merupakan uraian ringkas tentang teori yang digunakan dalam penelitian, yakni teori hafalan al-Qur’an, intensitas salat tahajud, dan teori prestasi belajar.

1. Hafalan Al-Qur’an

Hafal al-Qur’an menurut Abdurrab Nawabuddin adalah hafal seluruh

al-Qur’an dengan mencocokkan dan menyempurnakan hafalannya

menurut aturan-aturan bacaan serta dasar-dasar tajwid yang benar.2

1

Nazia Nawaz dan Syeda Farhana Jahangir, Effects of Memorizing Quran by Heart (Hifz)

on Later Academic Achievement, (Amerika: American research institute for policy development,

2015), hlm. 58-64

2

Abdurrab Nawabuddin, Teknik Menghafal Al-Qur’an. Diterjemahkan oleh Bambang


(18)

Selain menyempurnakan bacaan sesuai ilmu tajwid, hendaknya calon penghafal al-Qur’an juga memperhatikan adab-abad dalam membaca al-Qur’an, diantara adab-adab membaca al-Qur’an adalah membersihkan mulutnya dengan siwak atau lainnya, berada dalam kondisi suci (berwudu), berada di tempat yang bersih dan nyaman,

menghadap qiblat, dan memulai qiro’ah dengan ta’awudz.1

Metode merupakan cara untuk mencapai maksud yang diinginkan. Dalam proses menghafal al-Qur’an, berikut metode-metode menghafal al-Qur’an menurut Ahsin W. Hafizh2, yaitu:

a. Metode Wahdah

Metode wahdah yaitu menghafal satu persatu ayat yang akan dihafal.

b. Metode Kitabah (menulis)

Penghafal lebih dahulu menulis ayat dalam secarik kertas, kemudian dibaca dengan baik dan mulai dihafal.

c. Metode Sima’i (mendengar)

Penghafal mendengarkan lebih dahulu ayat-ayat yang akan dihafalkannya untuk kemudian berusaha diingat-ingat.

d. Metode Gabungan

Metode ini adalah gabungan antara metode wahdah dan metode kitabah.

1

Abu Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawawi, at-Tibyan Adab…,hlm. 67-75

2

Ahsin W. Hafizh, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara,


(19)

e. Metode Jama’

Metode ini menggunakan pendekatan menghafal al-Qur’an secara kolektif, yaitu membaca ayat-ayat yang telah dihafal secara bersama-sama, dipimpin oleh seorang pembimbing.

Setelah dijelaskan metode menghafal al-Qur’an berikut faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan menghafal al-Qur’an:

a. Faktor Internal

Faktor meliputi: kesiapan individu (perhatian dan minat yang sungguh-sungguh untuk menghafalkan al-Qur’an1, ketekunan dan kesungguhan2), kecerdasan dan kekuatan ingatan3, menghafal sejak kecil4, dan target hafalan5.

b. Faktor Eksternal

Faktor meliputi: guru qiro’ah, menejemen waktu dan tempat6, dan memilih makanan dan minuman7.

Hafalan al-Qur’an merupakan variabel bebas pertama yang digunakan dlam penelitian ini.

1

Abdurrrab Nawabuddin, Teknik Menghafal Al-Qur’an Kaifa Tahfizhul Qur’an,.

Diterjemahkan oleh Bambang Saiful Ma’arif. (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2005), hlm. 29

2

Wiwi Alawiyah Wahid, Cara Cepat Bisa Menghafal Al-Qur’an, (Yogyakarta: Diva

Press, 2012), hlm. 32

3

Amjad Qosim, Hafal Al-Qur’an dalam Sebulan, (Yogyakarta: Qiblat Press, 2009), hlm.

24-29

4 Ibid.

5

Sa’dullah, 9 Cara Praktis Menghafal Al-Qur’an (Jakarta: Gema Insani Press, 2008),

hlm.55

6

Ahsin W. Hafizh, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara,

1994), cetakan pertama. hlm.59

7

Hamdan Hamud al-Hajiri, Agar Anak Mudah Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Darus


(20)

2. Intensitas Salat Tahajud

Salat tahajud adalah salat sunnah yang dikerjakan pada malam hari, dimulai setelah salat isya’ sampai menjelang salat subuh.1

Hussain al-Waan’isah menyatakan dalam jurnal yang berjudul The Superiority Of The Night (Tahajud) Prayer And Its effect In Increasing Eemaan, bahwa salat tahajud dapat meneguhkan hati, dan menambah kekuatan. Salat tahajud juga merupakan kunci menuju sukses dan mencegah dari kejahatan, menambah iman, dan menjadikan orang-orang yang melaksanakannya masuk ke golongan orang-orang saleh dan muh’{sin.2

Menurut Mohammad Sholeh tahajud memiliki keutamaan yang sangat banyak, terutama dalam hal kesehatan. Beliau menyingkap manfaat salat tahajud dan hubungannya dengan sistem imun tubuh. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa manusia yang melaksanakan salat tahajud dengan khusyuk, tulus ikhlas, gerakannya seperti Rosulullah salat kemudian kontinu memiliki ketahanan imun yang bagus.3

Maksud intensitas tahajud di sini adalah keadaan tingkat pelaksanaan salat tahajud, baik dari segi frekuensi pelaksanaan, jumlah rakaat, maupun motivasi dalam pelaksanaan salat tahajud. Intensitas salat tahajud merupakan variabel bebas dua.

1

Muhammad Farhan el-Qudsy, Dahsyatnya Shalat Tahajud, (Yogyakarta: Media Lintas

Askara, 2010), hlm. 11

2

Hussain al-Waan’isah, The Superiority Of The Night (Tahajud) Prayer And Its effect In

Increasing Eemaan, 2001(Online), (http://www.Salafipublications.com, diakses 15 Maret 2017).

3

Mohammad Sholeh, Tahajud Memperkuat Imun Tubuh, (m. republika.co.id, diakses 17


(21)

3. Prestasi Belajar

Winkel mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.1

Sedangkan menurut S. Nasution, prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berpikir, merasa, dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif dan psikomotorik. Sebaliknya, dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.”2

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belejar secara umum menurut Slameto adalah faktor intern dan ekstern. Faktor intern yaitu:

pertama faktor jasmaniah, mencakup: kesehatan dan cacat tubuh. Kedua

Faktor psikologis, mencakup: intelegensi, perhatian dan motivasi, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. Ketiga Faktor kelelahan.

Faktor ekstern, yaitu: pertama faktor keluarga, mencakup: cara orang tua mendidik, relasi antar keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian oang tua, dan latar belakang kebudayaan. Kedua faktor sekolah, mencakup: metode mengajar (cara/jalan yang harus dilalui di dalam mengajar), kurikulum (sejumlah kegiatan yang diberikan kepada

1

W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi, 1996), hlm. 162

2


(22)

santriwati), relasi guru dengan santriwati (hubungan yang baik antara guru dan santriwati), relasi santriwati dengan santriwati (hubungan yang baik antara santriwati dan guru), disiplin sekolah (kerajinan santriwati dalam sekolah dan belajar), alat pelajaran (buku-buku, laboratorium, atau media-media lain), waktu sekolah (waktu terjadinya belajar mengajar di sekolah), keadaan gedung (fasilitas gedung dan kelas yang memadai jumlah santriwati), metode belajar (sebaiknya belajar dilakukan setiap hari), dan tugas rumah (diharapkan guru tidak memberi tugas rumah yang terlalu banyak). Ketiga faktor masyarakat.1

Maksud dari prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh santriwati pada mata pelajaran Qur’an Hadis setelah mereka mengikuti kegiatan evaluasi pembelajaran pada akhir semester. Acuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai rapor Ujian Akhir Semester (UAS) gasal tahun pelajaran 2014/2015. Prestasi belajar Qur’an Hadis dalam penelitian ini penulis sebut sebagai variabel terpengaruh (terikat) yang dilambangkan dengan huruf (Y).

F. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teori, hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara hafalan

al-Qur’an dan intensitas salat tahajud terhadap prestasi belajar mata pelajaran

1

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013),


(23)

Qur’an Hadis pada santriwati kelas VIII MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam semester gasal tahun pelajaran 2014/2015.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial hafalan al-Qur’an terhadap prestasi belajar mata pelajaran Qur’an Hadis pada santriwati kelas VIII MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam semester gasal tahun pelajaran 2014/2015.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial intensitas salat tahajud terhadap prestasi belajar mata pelajaran Qur’an Hadis pada santriwati kelas VIII MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam semester gasal tahun pelajaran 2014/2015.

G. Metode Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan tesis, serta teknik analisis statistik yang akan digunakan.1

Penulis menggunakan paradigma penelitian kuantitatif. Paradigma penelitian kuantitatif dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala itu dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab-akibat),

1


(24)

maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa variabel saja.1

Penulis menggunakan paradigma kuantitatif dengan bentuk paradigma ganda dengan dua variabel independen.

Keterangan :

: Hafalan al-Qur’an

: Intensitas sholat tahajud

:

Prestasi belajar

2. Jenis Penelitian

Berdasarkan ruang lingkup penelitian, penulis menggunakan penelitian pendidikan dan agama. Pendidikan agama merupakan suatu kegiatan yang berintikan interaksi antara santriwati dengan para ustazah

serta berbagai sumber pendidikan. Sumber materi pendidikan umum didapat dari Dinas Pendidikan Nasional, sedang materi keagamaan didapatkan dari materi kepondokan dan interaksi sehari-hari dalam lingkungan pesantren.

Berdasarkan tempat penelitian, penulis menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) dan penelitian kepustakaan (library research). Penelitian lapangan (field research) mengambil tempat penelitian Pondok

1

Sugiyono, Memahami Penelitian…, hlm.65


(25)

Pesantren Islam Al-Mumin Ngruki dan Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Sukoharjo, untuk tingkat SLTP. Penelitian kepustakaan (library research) penulis gunakan untuk mencari kajian-kajian teori.

Berdasarkan tipe penelitian, penulis menggunakan penelitian eksplanatori (mencari hal baru) yang bercirikan menganalisis hubungan anatara variabel dan menguji hipotesis.1 Penulis mencari pengaruh hafalan

al-Qur’an dan intensitas salat tahajud terhadap prestasi belajar Qur’an

Hadis santriwati Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin Ngruki dan Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam pada tingkat MTs. tahun pelajaran 2014/2015 semester gasal baik secara bersma-sama maupun secara parsial.

3. Pendekatan

Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologis dan

phenomenologis. Pendekatan psikologis digunakan untuk meneliti sisi dalam manusia yang melahirkan perbuatan yang nampak lahiriyah karena dipengaruhi oleh keyakinan yang dianutnya,2 dalam hal ini adalah motivasi santri dalam menghafal al-Qur’an, salat tahajud, dan dalam belajar.

Pendekatan phenomenologis yaitu mendekati secara mendalam suatu fenomena (peristiwa, kejadian, atau fakta) yang menyita perhatian masyarakat luas karena keunikan dan kedahsyatan fakta tersebut

1

Program Pasca Sarjana Universitas Muhamadiyah Surakarta, Buku Panduan Penulisan

Tesis, (Surakarta: PPs. Universitas Muhamadiyah Surakarta, 2014), hlm. 12

2


(26)

mempengaruhi masyarakat.1 Fenomena tersebut adalah kejadian yang diyakini bahwa Allah turun ke langit dunia pada sepertiga malam untuk menyaksikan hamba-Nya yang melaksanakan salat tahajud seraya berdo’a kepada-Nya.

4. Sumber Data

Data yang diperoleh diklasifikasikan ke dalam dua golongan, yaitu: sumber primer yang berupa data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan, seperti hasil wawancara, nilai rapor, dan jawaban angket. Sumber sekunder berupa artikel, literatur, dan jurnal.

5. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode sebagai berikut:

a) Metode Observasi

Metode observasi adalah metode yang dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap subjek yang diteliti sebagaimana yang telah dikatakan oleh Sutrisno Hadi: “Metode observasi bisa dikatakan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki, dalam arti yang luas. Observasi tidak hanya terbatas pada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung”.2

1

Program Pasca Sarjana Universitas Muhamadiyah Surakarta, Buku Panduan…., hlm. 15

2

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas


(27)

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung dan sistematis terhadap subjek yang diteliti, dalam hal ini penulis menggunakan observasi, yaitu secara langsung, penulis mendatangi Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin Ngruki Sukoharjo dan Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam. Selain itu, penulis memerhatikan jalannya proses hafalan al-Qur’an.

b) Metode Interview

Metode interview adalah pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan secara lisan. Pertanyaan yang diajukan dalam wawancara itu telah disiapkan secara tuntas dan lengkap beserta instrumennya.1

Wawancara yang dilakukan penulis bertujuan untuk memperoleh data yang lebih mendalam dan mengkomparasikan data yang diperoleh melalui angket. Wawancara dilakukan dengan kepala bagian Kurikulum MTs. PPMI Assalaam, pembimbing hafalan al-Qur’an, wali kamar, dan ketua kamar.

c) Metode Kuesioner (Angket)

Metode kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan daftar pertanyaan untuk dijawab oleh responden dalam menyampaikan sesuatu informasi mengenai hal-hal yang diteliti.2

Kuesioner/angket dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai kegiatan hafalan al-Qur’an santriwati dan salat tahajud guna menguji hipotesis dan model kajian. Untuk memperoleh data tersebut,

1

Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999)

hlm. 27

2


(28)

digunakan kuesioner yang bersifat tertutup yaitu pertanyaan responden dibatasi dalam memberikan jawaban dari beberapa alternatif saja atau memilih pada satu jawaban saja.

Penyusunan skala pengukuran digunakan model Likert Summated Rating (LSR), dengan alternatif pilihan satu sampai empat jawaban pertanyaan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kecenderungan responden bersikap ragu-ragu dan tidak mempunyai jawaban yang jelas. Berikut ketentuan jawaban pertanyaan/pernyataan positif:

Jawaban S : untuk jawaban S artinya responden selalu atau hampir tidak pernah meninggalkan hal-hal yang dinyatakan atau ditanyakan dalam angket yang diajukan. Bobot nilai dari pertanyaan/pernyataan ini adalah 4.

Jawaban SR : untuk jawaban SR artinya responden sering, dengan pertanyaan/pernyataan karena responden sering melakukan hal-hal yang dinyatakan atau ditanyakan dalam angket yang diajukan. Bobot nilai dari pertanyaan/pernyataan ini adalah 3.

Jawaban KK : untuk jawaban KK artinya responden kadang-kadang atau sesekali melakukan hal-hal yang dinyatakan atau ditanyakan dalam angket yang diajukan. Bobot nilai dari pertanyaan/pernyataan ini adalah 2.

Jawaban TP : untuk jawaban TP artinya responden tidak pernah melakukan hal-hal yang dinyatakan atau ditanyakan dalam angket yang diajukan. Bobot nilai dari pertanyaan/pernyataan ini adalah 1.


(29)

Ketentuan jawaban pertanyaan/pernyataan negatif berbalik atau berlawanan dengan ketentuan jawaban pertanyaan/pernyataan positif.

Jumlah santriwati yang menjadi responden adalah santriwati yang mengikuti program tahfiz khas dari kelas VIII MTs. Islam Ngruki berjumlah 32 dan yang mengikuti program kulliyatul tahfizul qur’an

MTs. PPMI Assalaam berjumlah 8 santriwati. Hal ini penulis lakukan berdasarkan teori Suharsimi Arikunto yaitu, apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Namun, jika jumlah subjeknya besar, maka dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih.1 Berdasarkan teori di atas, maka penulis mengambil 40 santriwati MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam sebagai sampel.

Penyusunan angket hafalan al-Qur’an mengacu pada indikator: membaca al-Qur’an sesuai dengan kaidah ilmu tajwid, fashahah

(berbicara dengan menggunakan kata-kata yang benar),dan kelancaran hafalan al-Qur’an. Penyusunan angket intensitas salat tahajud meliputi keadaan tingkat pelaksanaan salat tahajud, shalat pada waktu yang utama, motivasi dalam pelaksanaan salat tahajud.

d) Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu penelitian yang dilakukan dengan meneliti bahan-bahan dokumentasi yang ada dan mempunyai relevansi

1


(30)

dengan tujuan penelitian.1 Metode ini digunakan untuk mencari data-data yang berhubungan dengan kondisi subjek yaitu keadaan tempat penelitian, seperti jumlah santriwati yang mengikuti kelompok tahfiz, jumlah ustaz pembimbing tahfiz, serta prestasi belajar santriwati, yaitu nilai rapor mata pelajaran Qur’an Hadis semester gasal 2014/2015. 6. Uji Instrumen Penelitian

Data mempunyai kedudukan yang paling tinggi dalam sebuah penelitian karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Benar tidaknya data sangat menentukan mutu hasil penelitian. Selain itu, benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Pengukuran keabsahan data pada penelitian kuantitatif mengacu pada validitas internal, validitas eksternal, dan validitas reliabilitas.2

a. Uji Validitas

Validitas internal berhubungan dengan derajat akurasi desain penelitian dengan hasil penelitian.3 Peneliti menguji derajat akurasi desain penelitian kuantitatif dengan hasil penelitian berupa pengaruh positif hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud dengan prestasi belajar Qur’an Hadis.

Validitas eksternal diuji dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan

1

Anas Sudjono, Pengantar Statistik…,hlm. 27

2

Program Pasca Sarjana Universitas Muhamadiyah Surakarta, Buku Panduan …., hlm.

19

3


(31)

fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan. Bila telah terdapat kesamaan antara kriteria dalam instrumen dengan fakta di lapangan, maka dapat dinyatakan instrumen tersebut mempunyai validitas eksternal yang tinggi.1 Instrumen untuk mengukur hafalan al-Qur’an santriwati kelas VIII, maka kriteria hafalan al-Qur’an pada instrumen itu dibandingkan dengan data-data yang ada di lapangan.

Suatu alat ukur yang valid mempunyai validitas yang tinggi. Sebuah alat ukur dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Tinggi rendahnya validitas alat ukur menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Di dalam penelitian ini, kuesioner penelitian terbentuk dari 2 konsep yang terdiri dari hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud. Korelasi product moment dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

= �. ∑ − ∑ ∑

√ � ∑ − ∑ . �. ∑ − ∑

= koefisien product moment (korelasi antara X dan Y)

� = jumlah subjek

= jumlah skor item = jumlah skor total

= jumlah perkalian antara skor item dengan skor total = jumlah kuadrat skor item

= jumlah kuadrat skor total

1


(32)

Perhitungan validitas alat ukur dalam penelitian ini dilakukan menggunakan komputer dengan program Statistical Program for Social Science (SSPS) for Windows Versi 21 sebagai program analisis kesahihan butir. Parameter yang digunakan adalah dengan membandingkan hasil korelasi atau ℎ� �� dengan �� atau menggunakan probabilitas.1

Pengambilan keputusan pada saat menguji kevalidan instrumen adalah jika ℎ� ��>�� �� maka instrumen dikatakan valid atau jika probabilitas �� < , 5 , maka instrumen dapat dikatakan valid.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas pada dasarnya adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Jika hasil pengukuran yang dilakukan berulang menghasilkan hasil yang relatif sama, pengukuran tersebut dianggap memiliki tingkat reliabilitas yang baik.2 Salah satu pengujian reliabilitas dilakukan dengan metode atau rumus Alpha Croncbach. Rumus ini menentukan konsistensi internal atau korelasi rata-rata semua item yang ada dalam instrumen untuk menguji realibilitas.3 Instrumen yang mempunyai reliabilitas apabila koefisien Alpha Cronbach lebih besar daripada nilai kritisnya, dengan rumus sebagai berikut:

= (� − )� −∑ �

1

Suliyanto, Analisis Data Dalam Pemasaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), hlm.54

2

Ibid., hlm.42

3

J. Reynald Santos, Cronbach Alpha: A Tool for Assessing the Reliability of Scales,


(33)

= reliabilitas instrumen

� = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

� = jumlah varians butir

� = varians total

Pengukuran validitas dan reliabilitas mutlak dilakukan karena jika instrumen yang digunakan sudah tidak valid, maka dapat dipastikan hasil penelitiannya pun tidak akan valid dan reliabel.

7. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.1

a. Pengujian Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dimaksudkan agar dalam pengerjaan model regresi tidak menemukan masalah-masalah statistik. Selain itu, model regresi yang dihasilakn dapat memenuhi standar statistik sehingga parameter yang diperoleh logis dan masuk akal. Proses pengujian asumsi klasik dilakukan bersama proses uji regresi sehingga langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian asumsi klasik menggunakan langkah kerja yang sama dengan uji regresi.2

Penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik berupa: Uji

Normalitas, Uji Multikolinieritas, Uji Heterokodatisitas, dan Uji

Autokorelasi. 1) Uji Normalitas

1

Sugiyono, Memahami Penelitia…, hlm. 207

2

Irwan Gani dan Siti Amalia, Alat Analisis Data, Aplikasi Statistik untuk Penelitian


(34)

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi suatu data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang akan dipergunakan.1

Uji ini dilakukan menggunakan metode Kolmogorov.smirnov dengan menggunakan komputer program SPSS for Windows versi 21 dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: Jika (sig) > a, berarti data tersebar secara normal. Jika (sig) < a, berarti data tidak tersebar secara normal.2

2) Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk melihat korelasi sesama variabel bebas. Analisis ini dilakukan karena penulis memakai dua variabel bebas, yaitu hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud. Pendeteksian problem multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai VIF kurang dari 10, maka tidak ada gejala

Multikolinearitas. Sebaliknya, jika nilai VIF lebih dari 10 dan nilai

tolerance lebih dari 0,01, maka tidak ada gejala multikolinieritas.3 3) Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah kondisi dimana varian dari nilai sisa adalah tidak sama (unequal) antara satu pengamatan dari pengamatan lainnya. Jika varian dan nilai sisa sama (uqual) antara satu pengamatan dari pengamatan lainnya, maka kondisi ini disebut dengan kondisi

1

Asep Saipul Hamdi dan E. Bahruddin, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam

Pendidikan, (Yogyakarta, Deepublish, 2014), hlm. 113

2

Ibid., hlm. 114

3


(35)

homoskedastisitas. Regresi yang baik adalah regresi yang berada dalam posisi homoskedastisitas dan bukan kondisi

hesteroskedastisitas.

Variabel dinyatakan dalam posisi homoskedastisitas jika penyebaran titik-titik pengamatan di atas dan atau di bawah angka nol pada sumbu y mengarah kepada satu pola yang jelas. Jika sebaliknya, yaitu penyebaran titik-titik pengamatan di atas dan atau di bawah angka nol pada sumbu y mengarah kepada satu pola yang tidak jelas, maka telah terjadi heteroskedastisitas.1

4) Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menentukan apakah di dalam persamaan regresi terdapat masalah autokorelasi atau tidak, yaitu adanya masalah korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan t (sebelumnya) pada model regresi linier yang digunakan.2 Jika terjadi masalah, maka dinamakan terjadi autokorelasi yang menyebabkan model regresi menjadi buruk karena akan menghasilkan parameter yang tidak layak pakai.3 Dengan demikian, dapat diketahui bahwa model regresi yang baik adalah tidak terjadi autokorelasi. Uji autokorelasi ini menggunakan nilai Durbin Watson. Hasil perhitungan dilakukan pembandingan dengan Ftabel. Kriteria pengujiannya adalah apabila nilai Durbin Watson (DW) < Ftabel, maka

1

Irwan Gani dan Siti Amalia, Alat Analisis …, hlm. 126

2

Muhammad Nishannoor, Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2009), hlm. 92

3


(36)

diantara variabel bebas dalam persamaan regresi tidak ada autokorelasi, demikian sebaliknya.1

b. Uji Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah:

H01 : Tidak terdapat pengaruh signifikan hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud secara bersama-sama terhadap prestasi belajar Qur’an Hadis di MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam.

Ha1 : terdapat pengaruh signifikan hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud secara bersama-sama terhadap prestasi belajar Qur’an Hadis di MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam.

Ho2 : Tidak terdapat pengaruh signifikan positif hafalan al-Qur’an terhadap prestasi belajar Qur’an Hadis di MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam.

Ha2 : Terdapat pengaruh signifikan positif hafalan al-Qur’an terhadap prestasi belajar Qur’an Hadis di MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam.

Ho3 : Tidak terdapat pengaruh signifikan positif intensitas salat tahajud terhadap prestasi belajar Qur’an Hadis di MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam.

Ha3 : Terdapat pengaruh signifikan positif intensitas salat tahajud terhadap prestasi belajar Qur’an Hadis di MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam.

1

Tesis Disertasi Com, Buku Pintar Skripsi Tesis Disertasi: Cara Mudah Memahami dan


(37)

Perlu dilakukan uji statistik untuk menguji hipotesis di atas, dan uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji analisis korelasi dan regresi berganda.

c. Analisis Korelasi

Menurut Santoso dalam bukunya yang berjudul Statistik Parametrik mengatakan bahwa tujuan analisis korelasi ini adalah “ingin mengetahui apakah di antara dua variabel terdapat hubungan. Jika ada hubungan, bagaimana arah hubungannya, seberapa kuat hubungan tersebut”. Jika besarnya korelasi > 0,5, maka terdapat hubungan (korelasi) yang kuat antara dua variabel tersebut. Bila tidak, artinya nilai korelasi < 0,5, maka hubungan antara dua variabel lemah.1

Tidak setiap variabel yang berhubungan atau berkorelasi memiliki hubungan yang signifikan. Untuk itu, perlu dilakukan uji signifikansi hasil korelasi. Berkaitan dengan hal tersebut, hipotesis uji signifikansi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho = tidak ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat

H1 = ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat

Adapun dasar pengambilan keputusan (berdasarkan probabilitas) adalah: Jika probabilitas > 0.5, maka Ho diterima

Jika probabilitas < 0.5, maka Ho ditolak

1

Singgih Santoso, Statistik Parametrik: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS, (Jakarta: PT.


(38)

d. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi bertujuan untuk memprediksi seberapa jauh pengaruh variabel satu kepada variabel lain ketika ada hubungan (korelasi) antara dua variabel. Disebutkan oleh Harinaldi, bahwa tujuan dari analisis regresi

adalah “memprediksi besar variabel tergantung dengan menggunakan data

variabel bebas yang sudah diketahui jumlahnya”.1

Model analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis adalah regresi linier berganda dengan pengolahan data dan menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science) dengan formulasi sebagai berikut:

Y= α + β1 X1 + β2 X2 + ε

Keterangan :

a = Konstanta

X1 = Hafalan Al-Qur’an X2 = Intensitas Salat Tahajud Y = Prestasi Belajar Qur’an Hadis β1, β2 = Koefisien Regresi

ε = Error

Menggunakan tingkat kepercayaan 95%, maka hasil perumusan di atas dilakukan tahap analisis sebagai berikut:

1) Uji serempak (uji F) untuk melihat signifikasi secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikat, hipotesisnya:

1

Harinaldi, Prinsip-prinsip Statistik untuk Teknik dan Sains, (Jakarta: Erlangga, 2005).


(39)

H0 : Hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud secara serempak tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar Qur’an Hadis di MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam.

H1 : Hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud secara serempak berpengaruh terhadap prestasi belajar Qur’an Hadis di MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam.

Alat uji yang digunakan untuk menilai hipotesis adalah uji statistik F, dengan ketentuan jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak.

2) Uji Parsial (uji t) untuk melihat pengaruh masing-masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat, hipotesisnya adalah: H0 : Hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud secara serempak

secara parsial tidak berpengaruh terhadap prestasi Qur’an Hadis di MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam.

H1 : Hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud secara serempak secara parsial berpengaruh terhadap prestasi belajar Qur’an Hadis di MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam.

Alat uji yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis adalah uji statistik t dua arah, dengan ketentuan jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak.

Ketentuan uji:

1) Membandingkan antara |thitung| dengan ttabel. Jika |thitung| > ttabel, maka Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh yang positif signifikan antara variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.


(40)

Sedangkan jika |thitung| < ttabel, maka Ho diterima yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.

2) Melihat nilai signifikasi, jika nilai sig < 0,05, maka Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Sedangkan apabila nilai sig > 0,05, maka Ho diterima yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara bersama-sarna terhadap variabel terikat.

H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Penelitian ini disusun dengan kerangka sistematika berikut: bab I :

pendahuluan memuat tentang latar belakang masalah; rumusan masalah; tujuan, dan manfaat penelitian baik manfaat akademik maupun praktis; telaah pustaka; kerangka teori; metode penelitian, yang terdapat di dalamnya paradigma penelitian, jenis penelitian, dan pendekatan penelitian, sumber data, pengumpulan data, uji instrumen penelitian, teknik analisis data; dan diakhiri dengan sistematika pembahasan.

Deskripsi teori yang digunakan dalam penelitian ini peneliti paparkan dalam bab II. Bab kedua dalam penelitian ini menguraikan tentang teori-teori hafalan al-Qur’an, yang meliputi: pengertian hafalan al-Qur’an, adab penghafal al-Qur’an, metode menghafal al-Qur’an, serta faktor-faktor yang mendukung keberhasilan menghafal al-Qur’an.


(41)

Teori tentang intensitas salat tahajud meliputi: pengertian salat tahajud, dalil disyari’atkannya salat tahajud, waktu pelaksanaan salat tahajud, bilangan rakaat salat tahajud, keutamaan salat tahajud, dan faktor-faktor yang mendorong seseorang melakukan salat tahajud.

Teori tentang prestasi belajar Qur’an Hadis, meliputi: pengertian prestasi belajar, faktor yang memengaruhi prestasi belajar, dan prestasi belajar Qur’an Hadis.

Deskripsi data-data yang ditemukan di lapangan dibahas dalam bab III,

yang mencakup gambaran umum Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin Ngruki dan Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam tentang letak geografis, sejarah berdiri, visi dan misi, serta struktur kepemimpinan.

Penyajian data, yakni tentang pelaksanaan kegiatan hafalan al-Qur’andi MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam, data tentang hafalan al-Qur’an, intensitas sholat tahajud, dan prestasi belajar berupa nilai rapor santriwati kelas VIII MTs. Islam Ngruki dan kelas VIII MTs. PPMI Assalaam.

BAB IV Analisis data, pada bab ini, penulis memaparkan cara membahas hasil penelitian yang telah diperoleh dengan berbagai teori yang relevan dengan kajian penelitian. Menyajikan deskripsi responden, yaitu mendiskripsikan responden berdasarkan asal sekolah, jenis kelamin, klasifikasi kelas. Uji coba instrumen penelitian, memaparkan hasil uji validitas angket hafalan al-Qur’an dan angket intensitas salat tahajud, dan memaparkan uji reliabilitas. Deskripsi variabel penelitian, meliputi: deskripsi variabel hafalan al-Qur’an dan variabel intensitas salat tahajud. Teknik analisis data


(42)

meliputi uji asumsi klasik, yang mencakup uji normalitas, uji

multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Selanjutnya, dijelaskan analisis regresi berganda yang meliputi: uji koefisien regresi dan uji determinasi dan terakhir pengujian hipotesis dan pembahasan, meliputi: uji F dan uji t.

Terakhir, pembahasan bab V sebagai penutup yang berisi penyampaian kesimpulan, saran, yang dilanjutkan dengan rekomendasi kepada peneliti yang akan datang.


(1)

Perlu dilakukan uji statistik untuk menguji hipotesis di atas, dan uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji analisis korelasi dan regresi berganda.

c. Analisis Korelasi

Menurut Santoso dalam bukunya yang berjudul Statistik Parametrik

mengatakan bahwa tujuan analisis korelasi ini adalah “ingin mengetahui

apakah di antara dua variabel terdapat hubungan. Jika ada hubungan, bagaimana arah hubungannya, seberapa kuat hubungan tersebut”. Jika besarnya korelasi > 0,5, maka terdapat hubungan (korelasi) yang kuat antara dua variabel tersebut. Bila tidak, artinya nilai korelasi < 0,5, maka hubungan antara dua variabel lemah.1

Tidak setiap variabel yang berhubungan atau berkorelasi memiliki hubungan yang signifikan. Untuk itu, perlu dilakukan uji signifikansi hasil korelasi. Berkaitan dengan hal tersebut, hipotesis uji signifikansi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho = tidak ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara variabel bebas

dengan variabel terikat

H1 = ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara variabel bebas

dengan variabel terikat

Adapun dasar pengambilan keputusan (berdasarkan probabilitas) adalah: Jika probabilitas > 0.5, maka Ho diterima

Jika probabilitas < 0.5, maka Ho ditolak

1

Singgih Santoso, Statistik Parametrik: Konsep dan Aplikasi dengan SPSS, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2010), hlm. 141


(2)

d. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi bertujuan untuk memprediksi seberapa jauh pengaruh variabel satu kepada variabel lain ketika ada hubungan (korelasi) antara dua variabel. Disebutkan oleh Harinaldi, bahwa tujuan dari analisis regresi

adalah “memprediksi besar variabel tergantung dengan menggunakan data variabel bebas yang sudah diketahui jumlahnya”.1

Model analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis adalah regresi linier berganda dengan pengolahan data dan menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science) dengan formulasi sebagai berikut:

Y= α + β1 X1 + β2 X2 + ε

Keterangan :

a = Konstanta

X1 = Hafalan Al-Qur’an

X2 = Intensitas Salat Tahajud

Y = Prestasi Belajar Qur’an Hadis

β1, β2 = Koefisien Regresi

ε = Error

Menggunakan tingkat kepercayaan 95%, maka hasil perumusan di atas dilakukan tahap analisis sebagai berikut:

1) Uji serempak (uji F) untuk melihat signifikasi secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikat, hipotesisnya:

1


(3)

H0 : Hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud secara serempak

tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar Qur’an Hadis di MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam.

H1 : Hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud secara serempak

berpengaruh terhadap prestasi belajar Qur’an Hadis di MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam.

Alat uji yang digunakan untuk menilai hipotesis adalah uji statistik F, dengan ketentuan jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak.

2) Uji Parsial (uji t) untuk melihat pengaruh masing-masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat, hipotesisnya adalah: H0 : Hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud secara serempak

secara parsial tidak berpengaruh terhadap prestasi Qur’an Hadis di MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam.

H1 : Hafalan al-Qur’an dan intensitas salat tahajud secara serempak

secara parsial berpengaruh terhadap prestasi belajar Qur’an Hadis di MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam.

Alat uji yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis adalah uji statistik t dua arah, dengan ketentuan jika thitung > ttabel, maka H0

ditolak.

Ketentuan uji:

1) Membandingkan antara |thitung| dengan ttabel.Jika |thitung| > ttabel,maka

Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh yang positif signifikan


(4)

Sedangkan jika |thitung| < ttabel,maka Ho diterima yang berarti tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.

2) Melihat nilai signifikasi, jika nilai sig < 0,05, maka Ho ditolak yang

berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Sedangkan apabila nilai sig > 0,05, maka Ho diterima yang berarti tidak terdapat

pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara bersama-sarna terhadap variabel terikat.

H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Penelitian ini disusun dengan kerangka sistematika berikut: bab I :

pendahuluan memuat tentang latar belakang masalah; rumusan masalah; tujuan, dan manfaat penelitian baik manfaat akademik maupun praktis; telaah pustaka; kerangka teori; metode penelitian, yang terdapat di dalamnya paradigma penelitian, jenis penelitian, dan pendekatan penelitian, sumber data, pengumpulan data, uji instrumen penelitian, teknik analisis data; dan diakhiri dengan sistematika pembahasan.

Deskripsi teori yang digunakan dalam penelitian ini peneliti paparkan dalam bab II. Bab kedua dalam penelitian ini menguraikan tentang teori-teori hafalan al-Qur’an, yang meliputi: pengertian hafalan al-Qur’an, adab penghafal al-Qur’an, metode menghafal al-Qur’an, serta faktor-faktor yang mendukung keberhasilan menghafal al-Qur’an.


(5)

Teori tentang intensitas salat tahajud meliputi: pengertian salat tahajud, dalil disyari’atkannya salat tahajud, waktu pelaksanaan salat tahajud, bilangan rakaat salat tahajud, keutamaan salat tahajud, dan faktor-faktor yang mendorong seseorang melakukan salat tahajud.

Teori tentang prestasi belajar Qur’an Hadis, meliputi: pengertian prestasi belajar, faktor yang memengaruhi prestasi belajar, dan prestasi belajar Qur’an Hadis.

Deskripsi data-data yang ditemukan di lapangan dibahas dalam bab III,

yang mencakup gambaran umum Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin Ngruki dan Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam tentang letak geografis, sejarah berdiri, visi dan misi, serta struktur kepemimpinan.

Penyajian data, yakni tentang pelaksanaan kegiatan hafalan al-Qur’andi MTs. Islam Ngruki dan MTs. PPMI Assalaam, data tentang hafalan al-Qur’an, intensitas sholat tahajud, dan prestasi belajar berupa nilai rapor santriwati kelas VIII MTs. Islam Ngruki dan kelas VIII MTs. PPMI Assalaam.

BAB IV Analisis data, pada bab ini, penulis memaparkan cara membahas hasil penelitian yang telah diperoleh dengan berbagai teori yang relevan dengan kajian penelitian. Menyajikan deskripsi responden, yaitu mendiskripsikan responden berdasarkan asal sekolah, jenis kelamin, klasifikasi kelas. Uji coba instrumen penelitian, memaparkan hasil uji validitas angket hafalan al-Qur’an dan angket intensitas salat tahajud, dan memaparkan uji reliabilitas. Deskripsi variabel penelitian, meliputi: deskripsi variabel hafalan al-Qur’an dan variabel intensitas salat tahajud. Teknik analisis data


(6)

meliputi uji asumsi klasik, yang mencakup uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Selanjutnya, dijelaskan analisis regresi berganda yang meliputi: uji koefisien regresi dan uji determinasi dan terakhir pengujian hipotesis dan pembahasan, meliputi: uji F dan uji t.

Terakhir, pembahasan bab V sebagai penutup yang berisi penyampaian kesimpulan, saran, yang dilanjutkan dengan rekomendasi kepada peneliti yang akan datang.


Dokumen yang terkait

Implementasi Bimbingan dan Konseling melalui pendekatan Islam (Studi pada Mts. Muhammadiyah Tlogomas Malang)

0 2 33

Hubungan Beribadah Anak Dirumah Terhadap Hasil Belajar Akidah Akhlak Di Mts. Qotrun Nada Depok

1 6 119

Pengolaan saranan dan prasarana di Mts. Negeri Parung Bogor

4 59 93

Pengaruh Pelaksanaan Metode Drill Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas Vii Smp Islam Al-Ikhlas Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2011-2012

0 4 104

Peran Guru Al-Qur’an Dalam Menanggulangi Kesulitan Belajar Membaca Al- Qur’an Pada Santriwati MTs Pondok Pesantren Al- Amanah Al- Gontory Perigi Baru Pondok Aren Tangerang

0 11 83

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Belajar Dan Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Di Ma Ppmi Assalaam Sukoharjo

0 0 8

Pengaruh Disipilin Siswa Dan Lingkungan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Di SMA Negeri 1 Mojolaban Tahun Ajaran 2017/2018â€

0 0 15

Pengaruh Pemanfaatan Situs Google Sebagai Sumber Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI di SMA Negeri 3 Surakarta

0 2 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Gaya Belajar dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Getasan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018

0 1 46

BAB I PENDAHULUAN - Media Belajar dan Prestasi Belajar (Pengaruh Media Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas III-IPA SMA NEGERI 2 MEDAN)”

1 2 7