UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP SWASTA BRIGJEND KATAMSO MEDAN T.A 2014/2015.

(1)

Oleh:

Gerham Gultom NIM 4113111036

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2015


(2)

(3)

Gerham Gultom dilahirkan di Rahutbosi, pada tanggal 17 September 1993. Ayah bernama Parsaoran Gultom dan Ibu bernama Hotmaida Panjaitan, merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Pada tahun 1999 penulis masuk Sekolah SD Negeri 173197 Rahutbosi, dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 4 Pangaribuan dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 2 Dolok Sanggul dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun 2011, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya kepada penulis hingga penelitian ini dapat selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Dengan Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Pada Materi Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso Medan Tahun Ajaran 2014/2015. Adapun penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. M. Panjaitan, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal hingga akhir penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. P. Siagian, M.Pd, Bapak Drs. Togi, M.Pd, dan Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan.

Ucapan terima kasih disampaikan penulis kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc.,Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED, beserta Pembantu Dekan UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika, juga Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Pegawai Jurusan Matematika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan.

Ucapan terima kasih yang sama penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Muhammad Ali selaku kepala sekolah SMP Swasta Brigjend Katamso Medan dan kepada Bapak Radiun Situmeang, S.Pd selaku guru bidang studi matematika yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama penelitian serta para


(5)

guru dan staf administrasi yang telah memberikan kesempatan serta bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.

Teristimewa rasa terima kasih dan cinta penulis kepada Ibunda Hotmaida Panjaitan orangtua penulis yang telah mengasuh, membimbing, memberi kasih sayang, mendukung secara materil dan selalu mendo’akan penulis. Semoga Tuhan memberikan kesehatan dan panjang umur. Amin. Terima kasih juga buat Abang Samuel Kakak winsa dan Adik Sry winda yang telah memberikan do’a, semangat, motivasi, dan dukungan kepada penulis, serta terima kasih juga penulis ucapkan untuk sanak family yang banyak membantu dalam bentuk materi dan motivasi untuk penulis dalam menyusun skripsi ini yang terus memberikan dukungan, doa, kasih sayang, pengorbanan, dan perjuangan baik secara moral dan materil.

Penulis juga ucapkan terima kasih untuk Adik Nirmasari Siahaan yang selalu bersama dan memberikan do’a serta motivasi maupun dorongan untuk mengerjakan skripsi ini hingga selesai. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman – teman senasib seperjuangan ( Dison Siregar dan Hotriris Gultom) serta teman – teman DIK A’ 011 Pendidikan Matematika yang tiada henti memberikan motivasi dan doa yang tulus serta sahabat-sahabat lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, Juni 2015

Penulis,

Gerham Gultom NIM. 4113111036


(6)

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING

PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP SWASTA BRIGJEND KATAMSO MEDAN

T.A 2014/2015

GERHAM GULTOM (NIM. 4113111036) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan penerapan Metode Penemuan Terbimbing pada Materi Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso Medan T.A 2014/2015 dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah Kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso Medan dengan jumlah siswa 42 siswa dan objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan penerapan Metode Penemuan Terbimbing pada Materi Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso Medan T.A 2014/2015.

Pada awal penelitian dilakukan tes awal untuk melihat kemampuan awal siswa dan juga kesulitan yang dialami siswa. Siswa yang tuntas dalam tes awal ini adalah 11 siswa (26,19%) dan rata-rata kelas 58,12. Setelah diberikan perlakuan pada siklus I dengan menerapkan Metode Penemuan Terbimbing diperoleh aktivitas siswa yang masuk kategori baik dan sangat baik adalah 14 siswa (33,34%) sedangkan untuk tes hasil belajar I, siswa yang tuntas dalam tes ini sebanyak 26 siswa (61,90%) dan rata-rata kelas 68,17. Ini berarti terjadi peningkatan hasil belajar siswanya dari tes awal (sebelum diberikan tindakan) ke tes hasil belajar I (setelah diberikan tindakan). Karena presentase aktivitas siswa yang masuk dalam kategori baik dan sangat baik belum mencapai ≥ 70% dari banyak siswa dan belum mencapai paling sedikit daya serap klasikal ≥85%, maka pembelajaran dilanjutkan ke siklus II.

Kemudian pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan dengan memberikan upaya-upaya seperti memperbaiki media pembelajaran, mengajak siswa lebih aktif untuk bertanya, memberikan soal-soal latihan yang lebih banyak, memberikan motivasi kepada siswa khususnya siswa yang kurang aktif dalam belajar, memberikan lebih banyak bimbingan saat proses penemuan. Berdasarkan upaya-upaya tersebut tentunya berpengaruh kepada aktivitas siswa maupun hasil belajar siswa. Dapat dilihat bawah aktivitas siswa yang masuk kategori baik dan sangat baik meningkat menjadi 30 siswa (71,43%). Sedangkan untuk hasil belajar II. Siswa yang tuntas meningkat menjadi 37 siswa (88,10%) dan rata-rata kelas 79,35. Karena presentase aktivitas siswa yang masuk dalam kategori baik dan sangat baik telah mencapai ≥ 70% dari banyak siswa dan telah mencapai paling sedikit daya serap klasikal ≥85%, maka pembelajaran pada siklus II telah berhasil. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa khususnya pada materi kubus dan balok di kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso Medan.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAAN i

RIWAYAT HIDUP ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 7

1.3. Batasan Masalah 8

1.4. Rumusan Masalah 8

1.5. Tujuan Penelitian 8

1.6. Manfaat Penelitian 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 10

2.1.1. Hakikat Belajar 10

2.2. Aktivitas Belajar 14

2.2.1. Jenis Aktivitas Belajar 16

2.3. Hasil Belajar 17

2.4. Metode Pembelajaran 19

2.5.1. Metode Penemuan Terbimbing 20

2.5.2. Peran Siswa dan Guru dalam Metode Penemuan Terbimbing 25

2.5.3. Langkah – langkah Metode Penemuan Terbimbing 25

2.5.4. Sintaks Pembelajaran Penemuan Terbimbing 29

2.5.5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Penemuan 29

2.6. Uraian Materi Kubus dan Balok 32

2.7. Penerapan Metode Penemuan Terbimbing 44

2.8. Penelitian yang Relevan 47

2.9. Kerangka Konseptual 47


(8)

vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 49

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 49

3.2.1. Subjek Penelitian 49

3.2.2. Objek Penelitian 49

3.3. Jenis Penelitian 49

3.4. Alat Pengumpul Data 51

3.4.1. Tes 51

3.4.2. Observasi 52

3.4.3. Wawancara 52

3.5. Prosedur Penelitian 53

3.6. Teknik Analisis Data 57

3.6.1. Reduksi Data 57

3.6.2. Analisis Hasil Observasi 58

3.7. Indikator Meningkat 61

3.8. Indikator Keberhasilan 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 62

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus I 62

4.1.1.1. Permasalahan I 62

4.1.1.2. Perencanaan Tindakan I 66

4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 66

4.1.1.4. Analisis Data I 68

4.1.1.5. Refleksi I 78

4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus II 79

4.1.2.1. Perencanaan Tindakan II 79

4.1.2.2. Pelaksanaan Tindakan II 81

4.1.2.3. Analisis Data II 83

4.1.2.4. Refleksi II 92

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 96

5.2. Saran 97


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Daftar Nilai SMP Swasta Brigjend Katamso Medan 5

Tabel 2.1. Hubungan Aktivitas Belajar 15

Tabel 2.2. Peran Siswa dan Guru dalam Metode Penemuan Terbimbing 25 Tabel 2.3. Sintaks Pembelajaran Penemuan Terbimbing 29 Tabel 3.1. Pedoman Tingkat Penguasaan Tes Hasil Belajar 59

Tabel 3.2. Kriteria Penelitian Observasi 60

Tabel 4.1. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Awal 63 Tabel 4.2. Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Kemampuan Awal 64 Tabel 4.3. Tingkat Ketuntasan Siswa Pada Tes Kemampuan Awal 65

Tabel 4.4. Deskripsi Tes Hasil Belajar I 68

Tabel 4.5. Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Hasil Belajar I 70 Tabel 4.6. Tingkat Ketuntasan Siswa Pada Tes Hasil Belajar I 71 Tabel 4.7. Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 72 Tabel 4.8. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I 74 Tabel 4.9. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I 74 Tabel 4.10. Kelemahan Atau Kesulitan Yang Ditemukan Pada Siklus I 77

Tabel 4.11. Deskripsi Tes Hasil Belajar II 83

Tabel 4.12. Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Hasil Belajar II 84 Tabel 4.13. Tingkat Ketuntasan Siswa Pada Tes Hasil Belajar II 85 Tabel 4.14. Deskripsi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 86 Tabel 4.15. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II 88 Tabel 4.16. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II 89 Tabel 4.17. Peningkatan Ketuntasan Klasikal Belajar Siswa 93 Tabel 4.18. Persentase Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa 94


(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan I 101

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan II 105

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan III 109

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan IV 114

Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa I 119

Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa II 128

Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa III 132

Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa IV 139

Lampiran 9. Kisi-Kisi Awal 146

Lampiran 10. Lembar Validitas Tes Awal 147

Lampiran 11. Tes Awal 150

Lampiran 12. Alternatif Jawaban Tes Awal 151

Lampiran 13. Pedoman Penskoran Tes Awal 154

Lampiran 14. Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar I 156

Lampiran 15. Lembar Validitas Tes Hasil Belajar I 157

Lampiran 16. Tes Hasil Belajar I 160

Lampiran 17. Alternatif Jawaban Tes Hasil Belajar I 162

Lampiran 18. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I 165

Lampiran 19. Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar II 167

Lampiran 20. Lembar Validitas Tes Hasil Belajar II 168

Lampiran 21. Tes Hasil Belajar II 171

Lampiran 22. Alternatif Jawaban Tes Hasil Belajar I I 172

Lampiran 23. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar II 174

Lampiran 24. Lembar Observasi Aktivitas Belajar 176

Lampiran 25. Pedoman Penskoran Aktivitas Belajar 188

Lampiran 26. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran 190


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat perkembangan. Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan pada umumnya adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakannya yang berhubungan dengan belajar dan setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda tentang belajar.

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan, hal ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran sekolah lebih banyak dibandingkan pelajaran lain. Matematika adalah segala sumber dari ilmu yang lain. Dengan kata lain, banyak ilmu-ilmu lain yang penemuan dan perkembangannya bergantung dari matematika. Matematika adalah ilmu dasar yang berkembang pesat baik materi maupun kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan kemampuan berpikir, karena itu matematika sangat diperlukan baik dalam kehidupan


(12)

sehari-2

hari maupun dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), sehingga matematika perlu diberikan pada setiap jenjang pendidikan mulai dari SD hingga perguruan tinggi.

Matematika hakekatnya memiliki objek kajian yang abstrak dan sepenuhnya menggunakan pola pikir deduktif. Mata pelajaran matematika berfungsi mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan menggunakan ketajaman penalaran untuk menyelesaikan persoalan sehari-hari. Sasaran dari pembelajaran matematika adalah siswa. Siswa diharapkan lebih memahami keterkaitan antara topik dalam matematika serta manfaat bagi bidang lain. Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika.

Menurut Cornelius (dalam Abdurrahman, 2012) bahwa :

Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Banyak hal yang menjadi penyebab kesulitan siswa dalam mempelajari matematika sehingga dapat kita ketahui bahwa peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia terutama pelajaran matematika tidak terlepas dari interaksi antara siswa dan guru. Rendahnya hasil belajar matematika siswa merupakan tantangan serius bagi dunia pendidikan dan semua pihak yang berkecimbung dalam pendidikan matematika khususnya guru. Guru perlu mencari pendekatan pembelajaran membangkitkan motivasi belajar siswa, dan untuk siswa diharapkan lebih giat menggali dan memahami konsep – konsep dalam matematika. Hal ini dimaksud agar siswa tidak jenuh dalam menerima dan mengikuti proses belajar mengajar matematika.

Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar matematika adalah adanya anggapan siswa bahwa matematika pelajaran yang sangat sulit sebagaimana yang diungkapkan Abdurrahman (2012) bahwa:”Dari berbagai bidang studi yang diajarkan disekolah, matematika merupakan bidang studi yang


(13)

dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang berkesulitan belajar dan lebih – lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”.

Kesulitan belajar merupakan ketidakmampuan siswa dalam menguasai pengetahuan yang telah ditentukan. Siswa dikatakan mengalami kesulitan belajar jika selalu memperoleh hasil yang rendah dalam belajar. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Abdurrahman (2012) bahwa: ” Para guru umumnya memandang semua siswa yang memperoleh hasil belajar yang rendah disebut sebagai siswa yang berkesulitan belajar”. Selanjutnya Kauffman dalam Abdurrahman (2012) mengatakan bahwa: ”Kesulitan belajar khusus adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa, tulisan dan gangguan itu berupa membaca, menulis, dan berhitung”. Berarti kesulitan belajar adalah gangguan yang bersifat psikologi dasar yang dimiliki anak seperti dalam hal membaca, menulis, dan berhitung.

Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa rendah adalah metode pembelajaran. Penerapan metode dan model pembelajaran yang tepat diperlukan demi berhasilnya proses pendidikan dan usaha pembelajaran di sekolah. Seperti yang diungkapkan oleh Slameto (2012) bahwa:

Metode mengajar guru yang kurang baik diakibatkan karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya, akibatnya siswa malas untuk belajar dan mencatat materi pelajaran yang sedang dipelajari.

Mengingat pentingnya proses belajar mengajar matematika maka guru dituntut untuk mampu menyesuaikan, memilih, dan memadukan metode pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran matematika. Metode pembelajaran tersebut harus disesuaikan materi, kondisi siswa dan tujuan yang ingin dicapai. Selain itu strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru harus mampu menciptakan susasana yang menyenangkan dalam belajar. Proses pembelajaran yang demikian nantinya akan sesuai dengan tujuan yang diharapkan yaitu peningkatan aktivitas.


(14)

4

Belajar bukanlah sekedar menghafal konsep-konsep yang sudah ada atau informasi yang sudah diketahui sebelumnya melainkan belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu metode pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas belajar siswa. Adapun pengertian aktivitas belajar siswa menurut Kunandar (2008), yaitu:

Aktivitas belajar siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Peningkatan aktivitas siswa yaitu meningkatnya jumlah siswa yang terlibat aktif belajar, meningkatnya jumlah siswa yang bertanya dan menjawab, meningkatnya jumlah siswa yang saling berinteraksi membahas materi pembelajaran. Indikator aktivitas siswa dapat dilihat dari: pertama, mayoritas siswa beraktivitas dalam pembelajaran; kedua, aktivitas pembelajaran didominasi oleh siswa; ketiga, mayoritas siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru. Namun berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti di SMP Swasta Brigjend Katamso Medan kepada bapak Radiun Situmeang,S.Pd selaku guru bidang studi matematika kelas VIII menyatakan bahwa: Aktivitas belajar siswa masih rendah. Seperti kurang aktifnya siswa dalam bertanya dalam materi yang kurang dipahami, kurangnya siswa dalam memahami masalah atau mendengarkan penjelasan dari guru, kurangnya kemampuan siswa dalam menjawab soal yang diberikan guru, dan kurangnya kemauan siswa dalam melaksanakan /mengerjakan tugas yang diberikan guru.

Guru bidang studi matematika juga memaparkan bahwa menyelesaikan persoalan geometri khususnya kubus dan balok merupakan salah satu materi yang sulit di pahami oleh siswa. Hal ini dapat dilihat dari kurang aktifnya siswa dalam bertanya dalam materi yang kurang dipahami ataupun dalam menjawab soal yang diberikan guru. Selain itu sebagian besar siswa belum dapat memahami lebih dalam cara menyelesaikan atau menemukan panjang diagonal sisi, diagonal ruang, bidang diagonal dan lain - lain. Apabila soal yang diberikan agak berbeda sedikit dari contoh soal yang diberikan maka siswa tersebut akan kewalahan dan tidak tahu lagi cara mengerjakannya. Dan minat belajar siswa di kelas VIII pada pelajaran matematika juga masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya hasil


(15)

belajar yang diperoleh siswa kelas VIII karena masih banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah rata – rata kelas.

Tabel 1.1: Daftar nilai SMP Swasta Brigjend Katamso

Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa kelas VIII-3 SMP Swasta Brigjend Katamso Medan pada ulangan harian I dan ulangan harian II pada tabel 1.1 di atas. Pada daftar ulangan harian matematika, dapat dilihat bahwa rata – rata hasil belajar siswa kelas VIII-3 SMP Swasta Brigjend Katamso Medan masih rendah berdasarkan nilai ulangan harian I dengan nilai rata – rata kelas 59,53 dan nilai ulangan harian II dengan nilai rata – rata kelas 63,13 sedangkan nilai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas VIII-3 SMP Swasta Brigjend Katamso Medan masih kurang memuaskan.


(16)

6

Peneliti juga melakukan observasi saat guru mengajar di kelas. Peneliti juga menanyakan bahwa model pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran masih menggunakan model pembelajaran konvensional, dan guru sama sekali belum pernah menerapkan metode penemuan terbimbing. Adapun kegiatannya dalam proses belajar mengajar adalah mengerjakan soal. Guru mengerjakan soal bersama-sama dengan siswa. Selama proses pengerjaan soal tersebut, siswa tidak ada yang bertanya tentang apa yang kurang dipahami dalam soal, siswa juga bigung saat guru memberikan soal yang lain yang berbeda dari contoh dan sama sekali tidak bisa dikerjakan.

Fenomena di atas dapat dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran yang berlangsung di kelas masih menitik beratkan peran guru sebagai pemeran utama dalam proses pembelajaran. Guru juga masih mengutamakan ketuntasan materi dan kurang mengoptimalkan aktivitas belajar siswa. Siswa hanya menerima informasi yang diberikan oleh guru, sehingga partisipasi aktif dalam pembelajaran kurang terlihat. Hal tersebutlah yang mengakibatkan pembelajaran hanya terfokus pada kegiatan menghafal konsep, sehingga penguasaan konsep siswa rendah khususnya kemampuan dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Kurang terlatihnya kemampuan pemecahan masalah akan membuat siswa merasa kesulitan untuk memahami konsep matematika. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan hasil belajar siswa.

Berdasarkan permasalahan di atas dapat dikatakan bahwa dalam proses pembelajaran diperlukan suatu metode, strategi, ataupun model pembelajaran yang dapat melatih kemampuan dalam meningkatkan hasil belajar siswa, melibatkan aktivitas siswa secara optimal, dan membuat pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna dan menyenangkan. Guru dituntut dapat memilih metode pembelajaran yang dapat memacu semangat setiap siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya.

Pembelajaran yang baik diharapkan sebanyak mungkin melibatkan peran aktif siswa agar mampu berekspresi untuk membentuk kompetensi dengan menggali berbagai potensi dan kebenaran secara ilmiah sehingga menimbulkan motivasi belajar. Salah satu metode pembelajaran yang melibatkan peserta didik


(17)

secara aktif adalah metode pembelajaran penemuan terbimbing karena dengan metode ini siswa dibimbing untuk mengembangkan pola pikir kreatif, inovatif dalam belajar matematika. Metode penemuan terbimbing ini merupakan salah satu metode belajar yang lebih menuntut siswa agar lebih aktif dalam menemukan dan memecahkan masalah sendiri, sedangkan guru hanya berperan sebagai pembimbing atau yang memberikan petunjuk dalam menyelesaikan masalah. Dengan proses penemuan terbimbing, siswa tidak hanya menghafal tetapi memahami, mengingat dan mengaplikasikan materi yang telah dipelajarinya.

Hal ini sejalan dengan pernyataan Bruner (Dalam Abdul Hamid 2009:24) yang mengemukakan bahwa:

Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan menunjukkan beberapa kebaikan, (1) Pengetahuan itu bertahan lama atau lama diingat, (2) Hasil belajar penemuan mempunyai efek transfer yang lebih baik dari pada hasil belajar lainnya, (3) Secara menyeluruh belajar penemuan meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir secara bebas.

Berdasarkan masalah di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Dengan Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Pada Materi Kubus Dan Balok Di Kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso Medan T.A 2014/2015”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Adanya anggapan siswa bahwa matematika itu adalah pelajaran yang sulit. 2. Kurangnya minat belajar siswa.

3. Rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran di kelas. 4. Rendahnya hasil belajar matematika siswa.

5. Materi kubus dan balok merupakan materi yang sulit bagi siswa kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso Medan.


(18)

8

1.3. Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, perlu adanya pembatasan masalah agar masalah dalam penelitian ini terarah dan jelas. Penelitian ini dibatasi pada poin (3) Rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran di kelas, (4) Rendahnya hasil belajar matematika siswa, (5) Materi kubus dan balok merupakan materi yang sulit bagi siswa kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso Medan, dan (6) Pembelajaran belum menerapkan Metode Penemuan Terbimbing.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang dikemukakan, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah dengan menerapkan metode penemuan terbimbing pada materi kubus dan balok dapat meningkatkan aktivitas siswa di kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso Medan Tahun Ajaran 2014/2015?

2. Apakah dengan menerapkan metode penemuan terbimbing pada materi kubus dan balok dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso Medan Tahun Ajaran 2014/2015?

1.5. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah dengan menerapkan metode penemuan terbimbing pada materi kubus dan balok di kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso Medan Tahun Ajaran 2014/2015 dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

2. Untuk mengetahui apakah dengan menerapkan metode penemuan terbimbing pada materi kubus dan balok di kelas VIII SMP Swasta Brigjend Katamso Medan Tahun Ajaran 2014/2015 dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


(19)

1.6. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut :

a. Bagi Sekolah

1. Memberi masukan dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. 2. Memberi gambaran atau informasi hasil belajar Matematika siswa SMP

Swasta Brigjend Katamso Medan. b. Bagi Guru

1. Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajar dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam matematika.

2. Memberi masukan tentang perlunya penggunaan model, metode, serta strategi dalam pembelajaran matematika.

c. Bagi Siswa

1. Sebagai informasi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama dalam menyelesaikan permasalahan matematika.

2. Mempermudah dalam mengingat materi pelajaran yang telah dipelajari. d. Bagi Penelitian dan Pembaca

1. Sebagai bahan masukan sebagai bekal ilmu pengetahuan dalam mengajar Matematika pada masa yang akan datang.


(20)

97

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Penerapan metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan aktivitas

belajar siswa pada materi kubus dan balok. Hal ini dapat dilihat dari tingkat aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I diperoleh aktivitas siswa yang masuk kategori baik dan sangat baik adalah 14 siswa (33,34%) dari 42 siswa dan Pada siklus II diperoleh bawah aktivitas siswa yang masuk kategori baik dan sangat baik meningkat menjadi 30 siswa (71,43%).

2. Penerapan metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada materi kubus dan balok. Hal ini dapat dilihat pada tes awal diperoleh bahwa dari 42 siswa, siswa yang penguasaannya sangat rendah ada 20 siswa (47,62%), 11 siswa (26,19%) memiliki tingkat penguasaan rendah dan ada sebanyak 11 siswa (26,19%) yang mencapai penguasaan sedang. Tidak ada siswa yang mencapai kategori tinggi dan sangat tinggi. Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 11 siswa (26,19%) dengan rata-rata kelas adalah 58,12. Pada siklus I siswa yang penguasaannya termasuk kategori tinggi ada 4 siswa (9,52%), kategori sedang ada sebanyak 22 siswa (52,38%), kategori rendah ada sebanyak 11 siswa (26,19%), kategori sangat rendah ada sebanyak 5 siswa (11,91%). Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 26 siswa (61,90%) dengan rata-rata kelas adalah 68,17. Pada siklus II diperoleh ada 9 siswa (21,49%) yang termasuk dalam kategori sangat tinggi, 16 siswa (38,10%) yang termasuk dalam kategori tinggi, 12 siswa (28,57%) yang termasuk dalam kategori sedang, 3 siswa (7,14%) yang termasuk dalam kategori rendah, dan 2 siswa (4,76%) yang termasuk dalam kategori sangat rendah. Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 37 siswa (88,10%) dengan rata-rata kelas adalah 79,35.


(21)

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika hendaknya mulai menerapkan metode

pembelajaran penemuan terbimbing sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa. Karena melalui metode pembelajaran penemuan terbimbing ini siswa merasa lebih diperhatikan dan dihargai oleh teman–temannya dan gurunya, sehingga suasana dalam belajar menjadi lebih aktif. Selain itu, siswa juga berbagi ilmu pengetahuan dari tingkat pengetahuan yang berbeda, mampu menemukan suatu hal baru, berdiskusi dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru, berani mengemukakan pendapat, berani menjawab pertanyaan guru dan berani mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas.

2. Kepada guru matematika diharapkan selalu mengadakan evaluasi dan

refleksi pada akhir pembelajaran yang telah dilakukan dan lebih baik setiap akhir pertemuan dilakukan refleksi. Sehingga kesulitan yang menghalangi keberhasilan pembelajaran baik yang dialami guru maupun siswa pada pembelajaran dapat diatasi.

3. Kepada siswa SMP Swasta Brigjend Katamso Medan disarankan lebih

aktif dalam menemukan sendiri konsep matematika dan berani menanyakan hal-hal yang kurang dipahami kepada guru untuk menemukan konsep itu.

4. Kepada peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian sejenis

disarankan untuk menyediakan alokasi waktu lebih karena pembelajaran ini menggunakan waktu yang lebih banyak dan memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada pada penelitian ini, sehingga penelitian yang dilakukan semakin baik.


(22)

99

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono., (2012), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi., (2011), Prosedur Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Armanto, Dian., (2009), Matematika Menjadi Pelajaran Yang Menyenangkan: http://p4mriunimed. wordpress.com/2009/10/07/matematika-menjadi-pelajaran-menyenangkan/ (Diakses pada Januari 2015).

Effendi, L. A., (2012), Pembelajaran Matematika Dengan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP. Jurnal UPI. [online]. Volume 13, No.2. Tersedia: http://jurnal.upi.edu/ file/6 LeoAdhar Effendi.pdf [4 Januari 2013].

Eko Rahayu Hadiningsih., (2009), Keefektifan metode penemuan terbimbing dan metode pemberian tugas terhadap prestasi belajar matematika ditinjau dari motivasi belajar siswa kelas 8 Sekolah menengah pertama negeri Di kecamatan ngawi kabupaten ngawi Tahun pelajaran 2008/2009. Tesis. Tidak Diterbitkan. Surakarta : Program Pascasarjana Sebelas Maret Surakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan., (2013), Buku Panduan Skripsi dan Proposal Penelitian, Penerbit FMIPA Unimed, Medan.

Gie., (1985), Aktivitas Belajar Siswa, http://wawan-junaidi.blogspot.com /2010/07/aktivitas-belajar-siswa.html (diakses januari 2015)

Hamid, Abdul., (2009), Teori Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Pasca Sarjana Unimed, Medan.

Herdian., (2010), Metode Pembelajaran Discovery (penemuan), http://herdy07. wordpress.com/2010/05/27/metode-pembelajaran-discovery-penemuan/ (diakses januari 2015).


(23)

Istarani., (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Media Persada, Medan.

Karim, A., (2011), Penerapan Metode Penemuan Terbimbing dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar, Jurnal Pendidikan. [online]. Edisi Khusus No.1. Tersedia: http://jurnal. upi.edu/file/3-Asrul_Karim.pdf [4 Januari 2013].

Kunandar., (2012), Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

Kunandar., (2008), Guru Profesional Implementasi Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Markaban, (2006), Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing. Yogyakarta: Depdiknas PPPG Matematika. [online].Tersedia:http://p4tkmatematika.org/downloads/ppp/PPP_Penemua n_terbimbing.pdf [12 Desember 2012].

Purwanto., (2011), Evaluasi Hasil Belajar, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Rohani, Ahmad., (2004), Pengelolaan Pengajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Roestiyah., (2012), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sardirman., (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Slameto., (2012), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana , Nana., (2011), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Suryosubroto., (2009), Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.


(24)

101

Syaiful Bahri Djamarah., (2011), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Trianto., (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif - Progresif-, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Tim PPPG Matematika., (2006), Model-model Pembelajaran Matematika ( Bahan Diklat Guru Pengembang SMP ); Yogyakarta; PPPG Matematika.


(1)

1.6. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut :

a. Bagi Sekolah

1. Memberi masukan dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. 2. Memberi gambaran atau informasi hasil belajar Matematika siswa SMP

Swasta Brigjend Katamso Medan. b. Bagi Guru

1. Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajar dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam matematika.

2. Memberi masukan tentang perlunya penggunaan model, metode, serta strategi dalam pembelajaran matematika.

c. Bagi Siswa

1. Sebagai informasi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama dalam menyelesaikan permasalahan matematika.

2. Mempermudah dalam mengingat materi pelajaran yang telah dipelajari. d. Bagi Penelitian dan Pembaca

1. Sebagai bahan masukan sebagai bekal ilmu pengetahuan dalam mengajar Matematika pada masa yang akan datang.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Penerapan metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi kubus dan balok. Hal ini dapat dilihat dari tingkat aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I diperoleh aktivitas siswa yang masuk kategori baik dan sangat baik adalah 14 siswa (33,34%) dari 42 siswa dan Pada siklus II diperoleh bawah aktivitas siswa yang masuk kategori baik dan sangat baik meningkat menjadi 30 siswa (71,43%).

2. Penerapan metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada materi kubus dan balok. Hal ini dapat dilihat pada tes awal diperoleh bahwa dari 42 siswa, siswa yang penguasaannya sangat rendah ada 20 siswa (47,62%), 11 siswa (26,19%) memiliki tingkat penguasaan rendah dan ada sebanyak 11 siswa (26,19%) yang mencapai penguasaan sedang. Tidak ada siswa yang mencapai kategori tinggi dan sangat tinggi. Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 11 siswa (26,19%) dengan rata-rata kelas adalah 58,12. Pada siklus I siswa yang penguasaannya termasuk kategori tinggi ada 4 siswa (9,52%), kategori sedang ada sebanyak 22 siswa (52,38%), kategori rendah ada sebanyak 11 siswa (26,19%), kategori sangat rendah ada sebanyak 5 siswa (11,91%). Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 26 siswa (61,90%) dengan rata-rata kelas adalah 68,17. Pada siklus II diperoleh ada 9 siswa (21,49%) yang termasuk dalam kategori sangat tinggi, 16 siswa (38,10%) yang termasuk dalam kategori tinggi, 12 siswa (28,57%) yang termasuk dalam kategori sedang, 3 siswa (7,14%) yang termasuk dalam kategori rendah, dan 2 siswa (4,76%) yang termasuk dalam kategori sangat rendah. Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 37 siswa (88,10%) dengan rata-rata kelas adalah 79,35.


(3)

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika hendaknya mulai menerapkan metode

pembelajaran penemuan terbimbing sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa. Karena melalui metode pembelajaran penemuan terbimbing ini siswa merasa lebih diperhatikan dan dihargai oleh teman–temannya dan gurunya, sehingga suasana dalam belajar menjadi lebih aktif. Selain itu, siswa juga berbagi ilmu pengetahuan dari tingkat pengetahuan yang berbeda, mampu menemukan suatu hal baru, berdiskusi dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru, berani mengemukakan pendapat, berani menjawab pertanyaan guru dan berani mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas.

2. Kepada guru matematika diharapkan selalu mengadakan evaluasi dan refleksi pada akhir pembelajaran yang telah dilakukan dan lebih baik setiap akhir pertemuan dilakukan refleksi. Sehingga kesulitan yang menghalangi keberhasilan pembelajaran baik yang dialami guru maupun siswa pada pembelajaran dapat diatasi.

3. Kepada siswa SMP Swasta Brigjend Katamso Medan disarankan lebih aktif dalam menemukan sendiri konsep matematika dan berani menanyakan hal-hal yang kurang dipahami kepada guru untuk menemukan konsep itu.

4. Kepada peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan untuk menyediakan alokasi waktu lebih karena pembelajaran ini menggunakan waktu yang lebih banyak dan memperhatikan kelemahan-kelemahan yang ada pada penelitian ini, sehingga penelitian yang dilakukan semakin baik.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono., (2012), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi., (2011), Prosedur Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Armanto, Dian., (2009), Matematika Menjadi Pelajaran Yang Menyenangkan:

http://p4mriunimed.

wordpress.com/2009/10/07/matematika-menjadi-pelajaran-menyenangkan/ (Diakses pada Januari 2015).

Effendi, L. A., (2012), Pembelajaran Matematika Dengan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP. Jurnal UPI. [online]. Volume 13, No.2. Tersedia: http://jurnal.upi.edu/ file/6 LeoAdhar Effendi.pdf [4 Januari 2013].

Eko Rahayu Hadiningsih., (2009), Keefektifan metode penemuan terbimbing dan metode pemberian tugas terhadap prestasi belajar matematika ditinjau dari motivasi belajar siswa kelas 8 Sekolah menengah pertama negeri Di kecamatan ngawi kabupaten ngawi Tahun pelajaran 2008/2009. Tesis. Tidak Diterbitkan. Surakarta : Program Pascasarjana Sebelas Maret Surakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan., (2013), Buku Panduan Skripsi dan Proposal Penelitian, Penerbit FMIPA Unimed, Medan.

Gie., (1985), Aktivitas Belajar Siswa, http://wawan-junaidi.blogspot.com /2010/07/aktivitas-belajar-siswa.html (diakses januari 2015)

Hamid, Abdul., (2009), Teori Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Pasca Sarjana Unimed, Medan.

Herdian., (2010), Metode Pembelajaran Discovery (penemuan), http://herdy07. wordpress.com/2010/05/27/metode-pembelajaran-discovery-penemuan/ (diakses januari 2015).


(5)

Istarani., (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Media Persada, Medan.

Karim, A., (2011), Penerapan Metode Penemuan Terbimbing dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar, Jurnal Pendidikan. [online]. Edisi Khusus No.1. Tersedia: http://jurnal. upi.edu/file/3-Asrul_Karim.pdf [4 Januari 2013].

Kunandar., (2012), Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

Kunandar., (2008), Guru Profesional Implementasi Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Markaban, (2006), Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing. Yogyakarta: Depdiknas PPPG Matematika. [online].Tersedia:http://p4tkmatematika.org/downloads/ppp/PPP_Penemua n_terbimbing.pdf [12 Desember 2012].

Purwanto., (2011), Evaluasi Hasil Belajar, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Rohani, Ahmad., (2004), Pengelolaan Pengajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Roestiyah., (2012), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Sardirman., (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

Slameto., (2012), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana , Nana., (2011), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Suryosubroto., (2009), Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.


(6)

Syaiful Bahri Djamarah., (2011), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Trianto., (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif - Progresif-, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Tim PPPG Matematika., (2006), Model-model Pembelajaran Matematika ( Bahan Diklat Guru Pengembang SMP ); Yogyakarta; PPPG Matematika.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE TGT (TEAMS GAME TOURNAMENT) DENGAN MEDIA GAMBAR UPAYA MENINGKATKAN HASIL DAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 6 KOTA MALANG

0 4 19

ENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN CAHAYA DAN SIFAT-SIFATNYA MELALUI PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS V DI SDN MANGLI 01 T AHUN AJARAN 2010/2011

0 4 15

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 PINANG JAYA BANDAR LAMPUNG

0 14 55

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GADINGREJO TP.2012/2013

0 8 45

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK KELAS VIII SMP MATERI KUBUS DAN BALOK

0 1 8

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT BERBANTUAN MEDIA KOMIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MATERI POKOK KUBUS DAN BALOK

0 0 8

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN OPEN-ENDED MATERI JARING-JARING BALOK DAN KUBUS KELAS IV SD WONOKETINGAL 1

0 0 18

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS IV SEMESTER 2 MELALUI METODE INKUIRI PADA MATERI JARING- JARING BALOK DAN KUBUS

0 0 20

PENERAPAN MODEL REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI LUAS PERMUKAAN KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS V

0 0 19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI JARING-JARING KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS IV SD 1 BAKALAN KRAPYAK

0 0 23