Latar belakang Gambaran Jenis Kelamin, Usia, Latar Belakang Pendidikan, dan Durasi Penyakit terhadap Fungsi Kognitif pada Pasien Skizofrenik

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar belakang

Suatu gangguan yang berkaitan dengan demensia di definisikan sebagai suatu penyakit yang menghasilkan kehilangan progresif dan bertahap dari fungsi kognitif. Terlepas dari penelitian-penelitian yang telah berlangsung lebih satu dekade, kontroversi mengelilingi masalah demensia pada skizofrenia. Pada abad yang telah lewat, kebanyakan penelitian telah mengindikasikan bahwa pasien dengan skizofrenia menderita hendaya kognitif. 1 Cameron pada tahun 1938 dan 1939 dan Goldstein pada tahun 1939 seperti yang dikutip Marshall tahun 1973, 2 Goldberg et al, melaporkan bahwa telah lama diterima kemampuan kognitif abnormal dan inadekuat merupakan karakteristik dari pasien-pasien yang digambarkan sebagai skizofrenik. 3 Hyde et al, pada tahun 1988 melakukan penelitian terhadap 39 pasien skizofrenik dengan umur rerata 35 tahun dan membagi pasien tersebut kepada 3 klasifikasi: berorientasi usia, berdisorientasi usia, dan waham usia. Mereka melakukan penapisan orientasi dan kognitif, mini-mental state exam MMSE, dan pemindaian computerized tomography kepala untuk setiap pasien. Mereka menjumpai skor MMSE untuk kelompok berorientasi usia n=31 adalah 23,4±2,7, untuk kelompok berdisorientasi usia n=6 adalah 12,7±6,6, dan kelompok waham usia n=2 adalah 25±2,8. 1 Harvey et al, menggunakan MMSE, List Learning, Dementia Rating Scale, Semantic Fluency, Boston Naming, dan Wisconsin Card Sorting Test untuk melaksanakan penelitian potong lintang dari pasien dengan skizofrenia kronik, berusia 18 hingga 69 tahun, mereka menjumpai tidak ada bukti dari percepatan penurunan intelektual, dan tidak ada perbedaan signifikan dijumpai di antara lima kelompok usia 18-29, 30-39, 40-49, 50-59, dan 60-69 tahun pada pemeriksaan MMSE, Dementia Rating Scale, atau uji lain yang sensitif terhadap demensia. Sementara kemampuan mereka pada Boston Naming Test menurun secara signifikan menurun seiring usianya, hal ini terutama karena usia daripada durasi penyakitnya. Skor MMSE antara 28 hingga 26. 4 melakukan MMSE pada 224 subjek pasien rawat inap skizofrenik geriatrik. Penelitiannya adalah penilaian skor MMSE pada pengamatan tahun pertama dan tahun kedua. Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa pasien-pasien skizofrenik geriatrik yang dirawat inap tidak terdapat penurunan skor MMSE yang signifikan setelah Universitas Sumatera Utara pengamatan tahun pertama dan tahun kedua meskipun faktanya kebanyakan pasien-pasien ini memiliki skor yang rendah saat penilaian awalnya. Kelly et al, 5 Perlick et al, Hoff et al, Andreasen, Josiassen et al, dan Lewine et al seperti yang dikutip oleh Moriarty et al, melakukan survei pada 182 pasien dengan skizofrenia. Mereka menggunakan 5 pengukuran kognitif: National Adult Reading Test, MMSE, Rivermead Behavioral Memory Test, Executive Interview, Initial Letter Verbal Fluency Test. Hasil pada MMSE, dijumpai 15 pasien menunjukkan hendaya kognitif. 6 melaporkan bahwa saat digunakan Dementia Rating Scale sebagai suatu pengukuran dependen, subjek skizofrenia wanita menunjukan hendaya yang lebih besar pada perhatian dan konseptualisasi daripada subjek pria. Beberapa penelitian menemukan bahwa subjek skizofrenia pria lebih berhendaya pada uji neuropsikologik pembelajaran verbal dan kelancaran verbal, dan juga lebih memiliki abnormalitas pada struktur otak. Dan, dilaporkan bahwa terdapat interaksi antara jenis kelamin dan awitan usia pada hendaya neurokognitif. Diantara pasien dengan awitan awal, pria lebih berhendaya, sementara di antara pasien awitan lanjut, wanita lebih berhendaya. Moriarty et al, 6 Friedman et al, yang melakukan investigasi perbedaan geriatrik terhadap pasien skizofrenia dengan luaran yang jelek, membandingkannya berdasarkan jenis kelamin pada gejala-gejala klinik dan fungsi kognitif, dengan menggunakan Consortium to Establish a Registry for Alzheimer’s Disease dan MMSE, mendapatkan hasil bahwa pasien pria dan wanita menunjukkan kemampuan yang sama, dan tidak terdapat perbedaan dari diantara kelompoknya p0,10. 7 Camozzato dan Chaves, melakukan kelompok penelitian kohort dari pasien-pasien skizofrenia dengan memasukkan 57 dari 308 pasien geriatrik di atas usia 65 tahun dan 50 dari 85 pasien non geriatrik yang dilaporkan oleh Davidson dkk. Subjek dengan skizofrenik dibandingkan ke kelompok dari 136 subjek sehat dan kepada kelompok dari 118 pasien penyakit Alzheimer. Mereka menggunakan Clinical Dementia Rating, Positive and Negative Syndrome Scale, dan MMSE terhadap semua pasien. Terdapat perbedaan signifikan pada baseline diantara 3 kelompok subjek. Perbandingan post hoc menunjukkan bahwa kelompok skizofrenik memiliki skor baseline lebih rendah daripada kelompok perbandingan yang sehat atau kelompok Alzheimer p0,001. Di akhir 6 tahun pengamatannya mereka menjumpai bahwa pasien skizofrenik berusia lebih tua menunjukkan penurunan yang lebih besar pada skor MMSE sepanjang pengamatan daripada subjek yang berusia lebih muda. Tidak ada efek usia pada perubahan skor MMSE dijumpai pada kelompok perbandingan yang sehat dan yang menderita penyakit Alzheimer. 8 melakukan penelitian potong lintang yang membandingkan 26 pasien rawat jalan pria skizofrenik dan 72 pekerja rumah sakit pria. Mereka Universitas Sumatera Utara menggunakan uji kognitif sebagai berikut: MMSE, Spatial Recognition Span, Verbal Fluency, Stroop Test A and B-abbreviated version, dan versi komputer Wisconsin Card Sorting Test. Mereka menjumpai skor MMSE dari pasien-pasien skizofrenik adalah 26,75±2,83, dibandingkan skor MMSE dari subjek sehat adalah 28,07±1,89 p=0,015. Gupta et al, 9 Brodaty et al, pada tahun 2003 menjumpai bahwa skor MMSE, tahun menjalani pendidikan, usia, skor dari Scale for the Assessment of Negative Symptoms, dan skor pada Brief Psychiatric Rating Scale, berbeda secara signifikan ketika mereka melakukan penelitian pada 85 pasien skizofrenik dengan usia sedikitnya 55 tahun, dan mereka membagi pasien kepada dua kelompok berdasarkan status tempat tinggalnya. 10 Palmer et al, pada tahun 2003 melakukan penelitian pengamatan selama 5 tahun pada 27 pasien skizofrenik awitan lanjut dan membandingkannya dengan 34 kontrol normal. Mereka menggunakan instrumen standar: Global Assessment of Functioning, Instrumental Activities of Daily Living, Activities of Daily Living, Clinical Dementia Rating, MMSE, Cognitive Decline Scale, Cambridge Mental Disorders of the Elderly Examination, dan Hachinski Ischemia Scale. Pemeriksaan neurologik dan pemindaian Magnetic Resonance Imaging juga dilaksanakan pada penilaian baseline. Setelah 5 tahun, mereka menjumpai skor rerata MMSE menurun 6,5 poin sementara kontrol tetap stabil. 11 Berdasarkan penelitian sebelumnya, dan sepanjang pengetahuan peneliti bahwa belum pernah dilakukan sebelumnya penelitian tentang hal tersebut di publikasikan di Indonesia, maka peneliti berminat melaksanakan penelitian untuk mengetahui gambaran jenis kelamin, usia, latar belakang pendidikan, dan durasi penyakit terhadap fungsi kognitif pada pasien skizofrenik dengan menggunakan mini-mental state exam. pada tahun 2005 membandingkan tiga kelompok dari pasien-pasien berusia tua yang terdiri dari skizofrenik, penyakit alzheimer, dan diabetes mellitus. Mereka menggunakan MMSE untuk menilai tingkat hendaya kognitifnya. Hasilnya adalah skor MMSE berbeda secara signifikan pada pasien skizofrenia, penyakit alzheimer, dan diabetes mellitus.

I.2. Rumusan Masalah