Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Wanita Hamil Pengunjung Poliklinik Ibu Hamil (PIH) RSU Dr. Pirngadi Medan terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut Selama Masa Kehamilan Periode November-Desember 2009

(1)

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU WANITA HAMIL PENGUNJUNG POLI IBU HAMIL (PIH) RSUD DR. PIRNGADI MEDAN TERHADAP

KESEHATAN GIGI DAN MULUT SELAMA MASA KEHAMILAN PERIODE NOVEMBER-DESEMBER 2009

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

DEWI DIANA NIM : 060600008

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MULUT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Penyakit Mulut Tahun 2010

Dewi Diana

Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Wanita Hamil Pengunjung Poliklinik Ibu Hamil (PIH) RSU Dr. Pirngadi Medan terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut Selama Masa Kehamilan Periode November-Desember 2009

x + 56 halaman

Kesehatan gigi dan mulut adalah salah satu hal yang perlu diperhatikan selama masa kehamilan. Pada masa ini, perubahan hormonal dapat menyebabkan beberapa perubahan tubuh, termasuk gigi dan mulut, seperti: gingivitis kehamilan, tumor kehamilan, karies gigi dan erosi gigi. Keadaan ini dapat dicegah dengan adanya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku wanita hamil terhadap kesehatan gigi dan mulut selama masa kehamilan.

Penelitian ini dilakukan secara survei deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang melibatkan 100 orang wanita hamil pengunjung Poliklinik Ibu Hamil RSU Dr. Pirngadi Medan pada periode November-Desember 2009. Pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang berisi informasi berupa data demografik responden, pengetahuan, sikap dan perilaku wanita hamil terhadap kesehatan gigi dan mulut.


(3)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 5% wanita hamil mengetahui kehamilan dapat mempengaruhi gusi dan gigi, dan hanya 3% responden yang mengetahui penyakit mulut dapat menpengaruhi kesehatan janin. Sebagian besar responden tidak mengetahui efek teratogenik tetrasiklin. Sebesar 79% responden yang berpendapat bahwa kehamilan tidak menyebabkan kehilangan kalsium gigi ibu. Hanya 4% responden yang menerima promosi kesehatan gigi dan mulut, dan hanya 8% responden yang berkunjung ke dokter gigi. Paritas merupakan sumber informasi utama dalam pengetahuan dan semua responden menyikat gigi setiap hari, dimana 37% responden percaya menyikat gigi dapat mengurangi gusi berdarah. Selain itu, tidak ada saran dokter kandungan kepada pasien antenatal untuk berobat ke dokter gigi.

Sebagian besar responden pada penelitian ini memiliki pengetahuan yang kurang walaupun responden telah menyikat gigi setiap hari. Selain itu, responden tidak menerima penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, dan hanya beberapa dari responden yang mengunjungi dokter gigi selama hamil. Oleh karena itu, peneliti dan tenaga kesehatan seharusnya lebih meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan perawatan dan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut wanita hamil


(4)

ABSTRACT

Background: Oral health is one of the aspects that should be concerned during the

pregnancy. During this time, the hormonal changes may create some changes in different part of body such as oral and dental. For example, gingivitis, granuloma pyogenik, dental caries and tooth erosion. These conditions can be prevented if enough and timely care of oral and dental parts was taken.

Purpose: The aim of this study was to determine women’s knowledge, attitude, and

practice on oral and dental health during pregnancy.

Material And Method: This was a cross-sectional study among 100 pregnant women

who visit in Poliklinik Ibu Hamil RSUD Dr. Pirngadi Medan between November-December 2009. The data collected by questionnaire. Questionnaire gathered information on demographic variables, oral health knowledge, attitude, and practice of women on oral and dental care.

Result: The results showed that only 5% of the pregnant women know that pregnancy

had an effect on their teeth and gums, and only 3% of the women know that oral disease could affect on their fetal health and growth. More than half didn’t know that tetracycline could affect their baby’s teeth. About 79% of the women believed that pregnancy would not remove calcium from their teeth. Only 4% of the women received oral health education, and only 8% of the women reported to have visited dentist during pregnancy. Pregnancy experience were the major sources of oral health education and that all women were brushing their teeth daily, while 37% of the women believed that tooth brushing would reduce gum diseases. In addition, respondent were never receive an advice to see a dentist during pregnancy from doctor obgyn.

Conclusion: Most of the participants in this study had inadequate oral health

knowledge although majority of them were brushing their teeth daily. Likewise, most of the participants had not received oral health education, and only few of them reported to have dental visits. Therefore, researchers and health program planner should give increased attention to the oral health needs and behaviors of pregnant women.


(5)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 26 Januari 2010

Pembimbing: Tanda tangan

Sayuti Hasibuan, drg., Sp.PM (...) NIP: 197700915 199701 1 001


(6)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 26 Januari 2010

TIM PENGUJI SKRIPSI

KETUA : Sayuti Hasibuan, drg., Sp.PM ANGGOTA : 1. Syuaibah Lubis, drg


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Wanita Hamil Pengunjung Poliklinik Ibu Hamil (PIH) RSU Dr. Pirngadi Medan terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut Selama Masa Kehamilan Periode November-Desember 2009”, yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan dan pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati dan keikhlasan, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. H. Ismet D. Nasution, drg., Ph.D, Sp.Pros (K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Sayuti Hasibuan, drg., Sp.PM selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, membantu serta memberi petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Wilda Hafni Lubis, drg., MSi selaku Ketua Departemen Ilmu Penyakit Mulut, penguji dan seluruh staf pengajar di Departemen Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

4. Siti Bahirrah, drg., selaku dosen pembimbing akademis yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi.


(8)

5. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi USU atas bimbingan yang telah diberikan selama penulis menjalani kuliah.

6. Irsan N.H.N Lubis, dr., Sp.S selaku kepala bagian Penelitian dan Pengembangan RSUD.Dr.Pirngadi Medan atas izin yang telah diberikan untuk melaksanakan penelitian.

7. Rushakim Lubis, dr., Sp.OG selaku ketua SMF Kebidanan dan P.Kandungan RSUD.Dr.Pirngadi Medan atas bantuan yang diberikan selama melakukan penelitian. 8. Syamsul Arifin Nasution, dr., Sp.OG selaku koordinator penelitian SMF Kebidanan

dan P.Kandungan RSUD.Dr.Pirngadi Medan atas bantuan dan saran yang diberikan selama melakukan penelitian.

9. Bidan Hj. Setiawati selaku kepala poliklinik Ibu Hamil (PIH) RSUD.Dr.Pirngadi Medan dan seluruh bidan di PIH atas kebaikan dan bantuan yang diberikan selama menjalani penelitian.

10.Seluruh ibu hamil pengunjung poliklinik Ibu Hamil (PIH) RSUD.Dr.Pirngadi Medan, selaku responden (sampel) penelitian atas kesediaan waktu dan kerjasama yang telah diberikan.

Rasa hormat dan terima kasih yang sedalam-dalamnya juga penulis tujukan kepada orang tua serta kakak-kakak tercinta atas segala doa, nasehat, kasih sayang dan pengorbanan yang diberikan kepada penulis hingga saat ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ci Linda, Julita, Yuniaty, Kak Dian, Vivi, Indah, Suci, Ellisa W, Helly, Funny, Ingrid, Mouren, Tica, Jose, Fifi, MS dan teman-teman stambuk 2006 lainnya atas bantuan, saran, semangat, motivasi dan kebersamaan di FKG USU.


(9)

Akhirnya, penulis mengharapkan semoga hasil karya atau skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan peningkatan mutu kesehatan gigi masyarakat.

Medan, Januari 2010 Penulis,

(Dewi Diana) NIM : 060600008


(10)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan ... 5

2.2 Sikap ... 6

2.3 Perilaku ... 7

2.4 Kehamilan dan Kaitannya dengan Kesehatan Gigi dan Mulut ... 8

2.4.1 Definisi Kehamilan ... 8

2.4.2 Perubahan pada Wanita Hamil ... 8

2.4.3 Hubungan Kehamilan dengan Rongga Mulut ... 13

2.4.3.1 Efek Kehamilan terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut ... 14

2.4.3.2 Efek Kesehatan Gigi dan Mulut terhadap Kehamilan ... 19

2.4.4 Kesehatan Gigi dan Mulut pada Masa Kehamilan .... 21


(11)

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian ... 27

3.2 Populasi dan Sampel ... 27

3.2.1 Populasi ... 27

3.2.2 Sampel ... 27

3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 28

3.3.1 Kriteria Inklusi ... 28

3.3.2 Kriteria Eksklusi... 28

3.4 Variabel Penelitian ... 28

3.4.1 Variabel Bebas ... 28

3.4.2 Variabel Tergantung ... 28

3.4.4 Variabel Tak Terkendali ... 28

3.5 Kerangka Konsep ... 29

3.6 Definisi Operasional ... 29

3.7 Tempat dan Waktu Penelitian... 30

3.8 Sarana Penelitian... 30

3.9 Pengumpulan Data ... 30

3.10 Pengolahan dan Analisa Data ... 31

BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 31

BAB 5 PEMBAHASAN... 42

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53 LAMPIRAN


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Gingivitis Kehamilan ... 15

2 Tumor Kehamilan (Granuloma Pyogenik) ... 16

3 Erosi Gigi ... 17

4 Karies Gigi ... 18

5 Periodontitis disertai dengan mobiliti gigi ... 18

6 Mekanisme efek penyakit periodontal dengan kelahiran BBLR ... 20

7 Pengetahuan responden mengenai pengaruh kehamilan terhadap kesehatan gigi dan mulut. ... 34

8 Pengetahuan responden mengenai efek kehamilan terhadap kesehatan gigi dan mulut ... 34

9 Pengetahuan responden mengenai efek muntah terhadap kesehatan gigi dan mulut ... 35

10 Pengetahuan responden mengenai masalah gigi dan mulut terhadap kesehatan gigi dan mulut ... 35

11 Pengetahuan responden mengenai pengaruh obat terhadap kehamilan ... 36

12 Sumber informasi mengenai kesehatan gigi dan mulut ... 36

13 Sikap responden mengenai efek kehamilan terhadap kesehatan gigi dan mulut ... 37

14 Sikap responden mengenai tindakan menyikat gigi ... 38

15 Sikap responden mengenai ibu hamil ke dokter gigi ... 38

15 Sikap responden yang takut menerima perawatan dokter gigi ... 39


(13)

17 Tindakan responden setelah muntah ... 40 18 Alasan responden berobat ke dokter gigi selama hamil ... 40 19 Alasan responden tidak berobat ke dokter gigi selama hamil ... 41


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Distribusi karakteristik responden di Poli Ibu Hamil (PIH)


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Lembar Kuesioner Penelitian

2. Surat Keterangan Izin Penelitian dari RSUD. Dr. Pirngadi Medan Bidang Penelitian dan Pengembangan

3. Surat Keterangan telah melakukan penelitian dari SMF Kebidanan dan P.Kandungan RSUD. Dr. Pirngadi Medan


(16)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Penyakit Mulut Tahun 2010

Dewi Diana

Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Wanita Hamil Pengunjung Poliklinik Ibu Hamil (PIH) RSU Dr. Pirngadi Medan terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut Selama Masa Kehamilan Periode November-Desember 2009

x + 56 halaman

Kesehatan gigi dan mulut adalah salah satu hal yang perlu diperhatikan selama masa kehamilan. Pada masa ini, perubahan hormonal dapat menyebabkan beberapa perubahan tubuh, termasuk gigi dan mulut, seperti: gingivitis kehamilan, tumor kehamilan, karies gigi dan erosi gigi. Keadaan ini dapat dicegah dengan adanya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku wanita hamil terhadap kesehatan gigi dan mulut selama masa kehamilan.

Penelitian ini dilakukan secara survei deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang melibatkan 100 orang wanita hamil pengunjung Poliklinik Ibu Hamil RSU Dr. Pirngadi Medan pada periode November-Desember 2009. Pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang berisi informasi berupa data demografik responden, pengetahuan, sikap dan perilaku wanita hamil terhadap kesehatan gigi dan mulut.


(17)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 5% wanita hamil mengetahui kehamilan dapat mempengaruhi gusi dan gigi, dan hanya 3% responden yang mengetahui penyakit mulut dapat menpengaruhi kesehatan janin. Sebagian besar responden tidak mengetahui efek teratogenik tetrasiklin. Sebesar 79% responden yang berpendapat bahwa kehamilan tidak menyebabkan kehilangan kalsium gigi ibu. Hanya 4% responden yang menerima promosi kesehatan gigi dan mulut, dan hanya 8% responden yang berkunjung ke dokter gigi. Paritas merupakan sumber informasi utama dalam pengetahuan dan semua responden menyikat gigi setiap hari, dimana 37% responden percaya menyikat gigi dapat mengurangi gusi berdarah. Selain itu, tidak ada saran dokter kandungan kepada pasien antenatal untuk berobat ke dokter gigi.

Sebagian besar responden pada penelitian ini memiliki pengetahuan yang kurang walaupun responden telah menyikat gigi setiap hari. Selain itu, responden tidak menerima penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, dan hanya beberapa dari responden yang mengunjungi dokter gigi selama hamil. Oleh karena itu, peneliti dan tenaga kesehatan seharusnya lebih meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan perawatan dan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut wanita hamil


(18)

ABSTRACT

Background: Oral health is one of the aspects that should be concerned during the

pregnancy. During this time, the hormonal changes may create some changes in different part of body such as oral and dental. For example, gingivitis, granuloma pyogenik, dental caries and tooth erosion. These conditions can be prevented if enough and timely care of oral and dental parts was taken.

Purpose: The aim of this study was to determine women’s knowledge, attitude, and

practice on oral and dental health during pregnancy.

Material And Method: This was a cross-sectional study among 100 pregnant women

who visit in Poliklinik Ibu Hamil RSUD Dr. Pirngadi Medan between November-December 2009. The data collected by questionnaire. Questionnaire gathered information on demographic variables, oral health knowledge, attitude, and practice of women on oral and dental care.

Result: The results showed that only 5% of the pregnant women know that pregnancy

had an effect on their teeth and gums, and only 3% of the women know that oral disease could affect on their fetal health and growth. More than half didn’t know that tetracycline could affect their baby’s teeth. About 79% of the women believed that pregnancy would not remove calcium from their teeth. Only 4% of the women received oral health education, and only 8% of the women reported to have visited dentist during pregnancy. Pregnancy experience were the major sources of oral health education and that all women were brushing their teeth daily, while 37% of the women believed that tooth brushing would reduce gum diseases. In addition, respondent were never receive an advice to see a dentist during pregnancy from doctor obgyn.

Conclusion: Most of the participants in this study had inadequate oral health

knowledge although majority of them were brushing their teeth daily. Likewise, most of the participants had not received oral health education, and only few of them reported to have dental visits. Therefore, researchers and health program planner should give increased attention to the oral health needs and behaviors of pregnant women.


(19)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan adalah suatu proses alamiah, yang melibatkan perubahan fisiologi, anatomi dan hormonal. Efek perubahan hormonal akan mempengaruhi hampir semua sistem organ, termasuk rongga mulut.1,2 Banyak wanita hamil yang mempercayai bahwa setiap kehamilan akan menyebabkan tanggalnya satu gigi.3 Pendapat ini adalah salah, karena gigi tanggal bukan secara langsung disebabkan karena kehamilan, melainkan karena kebersihan mulut yang jelek dan tidak adanya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2001), 60% penduduk Indonesia menderita penyakit gigi dan mulut, dan salah satunya adalah penyakit periodontal, sebesar 87,84% pada penduduk di Indonesia. Peningkatan prevalensi ini terjadi seiring dengan meningkatnya usia dan gejala yang dijumpai pada seluruh populasi, dan salah satu kelompok yang rentan terhadap masalah ini adalah kelompok wanita hamil.4

Beberapa studi menyatakan bahwa efek perubahan hormonal akan mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut wanita hamil, di mana didapatkan bahwa 27-100% wanita hamil mengalami gingivitis dan 10% mengalami granuloma pyogenik.3 Pada penelitian 100 wanita hamil dengan 100 wanita tidak hamil (2006), ditemukan bahwa lesi mukosa oral di rongga mulut lebih sering terjadi pada wanita hamil daripada wanita yang tidak hamil.5 Hal ini disebabkan karena perubahan hormonal dan vaskular yang disertai


(20)

dengan kehamilan akan memperberat respon gingiva terhadap plak bakteri. Akan tetapi, pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut akan mengurangi insidensi gingivitis selama kehamilan.5,6

Akhir-akhir ini lebih banyak perhatian ditujukan pada kesehatan gigi dan mulut wanita hamil karena adanya hubungan antara kehamilan dengan kesehatan gigi dan mulut. Seperti pada penelitian Habashneh dkk (2005) melaporkan bahwa kurangnya pengetahuan mengenai hubungan kehamilan dengan kesehatan gigi dan mulut, di mana hanya 49% responden yang melakukan kunjungan ke dokter gigi. Perilaku kunjungan ke dokter gigi ini dipengaruhi oleh faktor-faktor, seperti faktor personal, status ekonomi dan pengetahuan mengenai hubungan kehamilan dengan kesehatan gigi dan mulut.6

Selain itu, beberapa penelitian menyatakan bahwa tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku wanita hamil dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut. Seperti pada penelitian di Arab Saudi (2007) yang melaporkan bahwa wanita hamil mempercayai kehamilan sebagai penyebab beberapa masalah kesehatan tetapi mereka masih kurang memperhatikan kesehatan rongga mulut dan tidak melakukan kunjungan ke dokter gigi.7

Pada penelitian terhadap 320 wanita hamil di Iran (2008) didapatkan hanya 5,6% sampel yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi, 30% sampel yang bersikap baik terhadap kesehatan dan 34,4% sampel yang memiliki perilaku kesehatan yang baik. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kurangnya pengetahuan, sikap dan perilaku wanita hamil terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Kurangnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut akan menyebabkan terjadinya penyakit gigi dan mulut.1


(21)

Di Indonesia, penelitian Natalia E dan Sjahruddin FLD (2005) menunjukkan adanya hubungan perilaku wanita hamil dalam membersihkan gigi dan mulut dengan kedalaman poket periodontal selama masa kehamilan.4

Kesadaran wanita hamil akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut sangat penting. Selain itu, perilaku kesehatan wanita hamil juga memiliki pengaruh yang sangat besar bagi dirinya sendiri dan janin (bayi). Kenyataannya, ibu-ibu hamil mengenali gejala-gejala sakit dan berperan dalam pemeliharaan kesehatan. Pengetahuan, sikap dan perilaku wanita hamil terhadap kesehatan gigi dan mulut akan menentukan status kesehatan rongga mulutnya.4 Sejauh ini, penelitian mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku wanita hamil terhadap kesehatan gigi dan mulut selama masa kehamilan di Kotamadya Medan belum pernah diadakan.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku wanita hamil terhadap kesehatan gigi dan mulut pada kelompok wanita hamil pengunjung Poliklinik Ibu Hamil (PIH) RSU Dr.Pirngadi Medan.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengetahuan wanita hamil tentang kehamilan dan kaitannya dengan kesehatan gigi dan mulut?

2. Bagaimana sikap wanita hamil terhadap kesehatan gigi dan mulut selama masa kehamilan?


(22)

3. Bagaimana perilaku kesehatan wanita hamil terhadap kesehatan gigi dan mulut selama masa kehamilan?


(23)

1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui pengetahuan wanita hamil mengenai kehamilan dan kaitannya dengan kesehatan gigi dan mulut.

2. Mengetahui sikap wanita hamil mengenai kesehatan gigi dan mulut selama masa kehamilan.

3. Mengetahui perilaku kesehatan wanita hamil mengenai kesehatan gigi dan mulut selama masa kehamilan.

1.4 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan:

1. Dapat menjadi bahan masukan bagi masyarakat, khususnya wanita hamil mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku wanita hamil terhadap kesehatan gigi dan mulut pada masa kehamilan.

2. Dapat menjadi bahan masukan kepada Departemen Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku wanita hamil terhadap kesehatan gigi dan mulut selama masa kehamilan.

3. Dapat memberi informasi kepada institusi terkait dan tenaga-tenaga kesehatan gigi dan mulut dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut di masa yang akan datang.

4. Dapat menjadi data awal bagi peneliti-peneliti lain untuk menelaah lebih lanjut pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil.


(24)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan merupakan hasil atau wujud dari penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Pengetahuan manusia sebagian besar diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour).8

Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:8 1. Faktor umur

Umur seseorang sangat mempengaruhi pengetahuan dalam hal pemahaman terhadap informasi yang ada dan semakin bertambah usia seseorang maka pengetahuan juga bertambah dan menjadi matang.

2. Faktor pendidikan

Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang maka semakin mudah menerima informasi tentang objek atau yang berkaitan dengan pengetahuan.

3. Faktor pekerjaan

Pekerjaan seseorang sangat berpengaruh terhadap proses mengakses informasi yang dibutuhkan terhadap suatu objek.


(25)

Pengalaman seseorang sangat mempengaruhi pengetahuan, semakin banyak pengalaman seseorang tentang suatu hal maka semakin bertambah pengetahuan akan hal tersebut.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut di atas. 8

2.2 Sikap (attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap dalam kehidupan sehari-hari merupakan respon yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, akan tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.8

Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, juga merupakan reaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.8

Pengukuran sikap dilakukan dengan secara langsung dan tidak langsung. Sikap seorang ibu hamil yang baik akan dipengaruhi oleh pengetahuan mengenai kehamilan dan kaitannya dengan kesehatan. Misalnya ibu hamil yang selalu mencari pengetahuan kesehatan atau mendiskusikan mengenai kesehatan gigi dan pemeliharaannya, merupakan bukti bahwa si ibu telah mempunyai sikap positif terhadap kesehatan gigi dan mulut. 8


(26)

Pada masa kehamilan terjadi perubahan fisiologis yang sering disertai dengan perubahan sikap, suasana, atau perilaku yang tidak biasa. Perubahan yang terjadi pada umumnya adalah mengabaikan kebersihan gigi dan mulut yang menyebabkan karies dan penyakit periodontal.4


(27)

2.3 Perilaku

Perilaku pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Perilaku tidak sama dengan sikap. Sikap hanya sebagian dari bentuk perilaku manusia.8

Menurut Lewrence Green, perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor pokok, yaitu:8 1. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat dan sebagainya.

2. Faktor-faktor pendukung (enabling factors), mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat.

3. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors), mencakup sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, para petugas kesehatan, pemerintah dan daerah yang terkait dengan kesehatan.

Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan gigi dan mulut adalah faktor perilaku masyarakat terhadap pencegahan penyakit gigi dan mulut. Tindakan pencegahan terhadap penyakit gigi dan mulut dalam masa kehamilan dapat dilakukan di rumah, yaitu dengan melakukan pencegahan primer. Pencegahan primer dilakukan sebelum terjadinya keadaan patologis di dalam rongga mulut, yaitu dengan kontrol plak. Kontrol plak dapat dilakukan dengan membersihkan gigi dan mulut secara teratur.4


(28)

2.4 Kehamilan dan kaitannya dengan kesehatan gigi dan mulut 2.4.1 Definisi kehamilan

Kehamilan berasal dari kata latin “graviditas” yang berarti suatu fetus atau embrio yang dikandung di dalam tubuh seorang wanita.9 Kehamilan biasanya berlangsung rata-rata selama 40 minggu yang dimulai dari hari pertama menstruasi terakhir. Menurut WHO, masa kehamilan normal berlangsung antara 37 – 42 minggu. Masa kehamilan ini dibagi dalam tiga bagian yang sama atau trimester, yakni:9,10

1. Trimester pertama: 1 – 14 minggu 2. Trimester kedua: 14 – 30 minggu 3. Trimester ketiga: 30 – 40 minggu

2.4.2 Perubahan pada Wanita Hamil

Kehamilan pada umumnya merupakan suatu proses alamiah dalam kehidupan wanita, yang melibatkan perubahan hormonal yang kompleks. Efek perubahan hormonal ini akan menyebabkan perubahan fisik dan perubahan fisiologis.1,11,12 Perubahan-perubahan ini merupakan proses adaptif (penyesuaian diri) selama masa kehamilan untuk kebutuhan perkembangan janin dan persiapan untuk melahirkan. 5,12

Kehamilan melibatkan adaptasi maternal yang meliputi perubahan-perubahan fisik dan fisiologis. Perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi, seperti: perubahan sistem kardiovaskular, hematologi, respirasi, gastrointestinal, saluran kemih dan endokrin12-14 Perubahan yang terjadi merupakan hasil dari peningkatan sekresi hormonal dan pertumbuhan janin.9,12


(29)

Perubahan sistem kardiovaskular

Sistem kardiovaskular mengalami perubahan pada masa kehamilan. Perubahan sistem kardiovaskular meliputi posisi dan ukuran jantung, peningkatan volume darah dan kardiac output, penurunan tekanan darah dan kemungkinan mengalami sindrom supine hipotensi.12-14

Uterus yang membesar menyebabkan diafragma mengalami elevasi, sehingga jantung bergeser ke atas dan sedikit ke kiri dengan rotasi pada aksis jantung. Selain itu, ukuran jantung meningkat sekitar 12% karena peningkatan volume atau hipertropi otot jantung.13

Perubahan vaskular pada masa kehamilan ditandai dengan meningkatnya volume darah sekitar 32% dan kardiac output sekitar 20-40%.10,12 Kardiak output sangat sensitif terhadap perubahan posisi tubuh. Sensitivitas ini meningkat seiring dengan usia kehamilan, karena uterus menekan vena kava inferior, sehingga terjadi penurunan aliran darah balik ke jantung. Peningkatan kardiak output menyebabkan denyut nadi meningkat 10-20 denyutan per menit sebagai proses adaptasi maternal.12,13

Penurunan tekanan darah terjadi pada trimester pertama.12,13 Tekanan darah dapat menurun baik pada sistolik maupun diastolik. Tekanan darah sistolik mengalami sedikit perubahan, namun tekanan darah diastolik menurun 5-10 mmHg pada minggu ke 12-28 kehamilan. Setelah minggu ke 36 kehamilan, tekanan darah akan meningkat seperti keadaan normal.13

Sindrom supine hipotensi adalah keadaaan yang mempengaruhi hampir 8% wanita hamil dan biasanya terjadi pada trimesrter ketiga. Sindrom ini diakibatkan karena


(30)

penekanan uterus pada vena kava inferior dan terhalangnya venous return ke jantung pada saat posisi terlentang. Keadaan ini menyebabkan penurunan tekanan darah dan kehilangan kesadaran.10,12

Perubahan sistem respirasi

Perubahan sistem respirasi pada masa kehamilan diperlukan untuk pertumbuhan janin dan kebutuhan oksigen maternal. Perubahan sistem respirasi meliputi perubahan kebutuhan oksigen, dyspnea (sesak nafas) dan peningkatan volume tidal.12

Kebutuhan oksigen berubah pada masa kehamilan. Kebutuhan oksigen wanita hamil akan meningkat sebesar 20 % dan persediaan oksigen cadangan akan berkurang. Hal ini akan menyebabkan wanita hamil rentan mengalami hipoksia.12

Produksi hormon seks wanita yang meningkat akan mempengaruhi mukosa saluran respirasi. Hal ini ditandai dengan adanya pembesaran pada nasofaring, laring, trakhea dan bronkus. Keadaan tersebut menyebabkan perubahan suara dan pernafasan melalui hidung mengalami gangguan. Oleh karena itu, keluhan dyspnea sering dijumpai pada wanita hamil.11,12,14

Peningkatan volume tidal disebabkan oleh uterus menekan diafragma ke atas. Pergeseran diafragma ini akan menyebabkan kapasitas paru total menurun 4-5%. Kapasitas residu fungsional, volume residu, dan volume cadangan respirasi mengalami penurunan sekitar 20%. Volume tidal yang lebih besar dan volume residu yang menurun menyebabkan peningkatan ventilasi alveolar sebesar 65% pada masa kehamilan. Selain itu, kapasitas inspirasi meningkat 5-10%.13


(31)

Perubahan hormonal juga menyebabkan pembesaran mukosa saluran respirasi. Pernafasan melalui hidung akan semakin sulit, sehingga wanita hamil cenderung bernafas dengan mulut, terutama pada malam hari. Hal ini akan menyebabkan terjadinya xerostomia.11 Insidensi xerostomia pada wanita hamil adalah sekitar 44%.15 Xerostomia ini akan meningkatkan frekuensi karies gigi.11

Perubahan sistem hematologi

Perubahan sistem hematologi yang terjadi adalah peningkatan volume darah, anemia dan peningkatan faktor koagulan, kecuali faktor XI dan XIII.12,13 Peningkatan volume darah diperlukan untuk mengkompensasi aliran darah ke uterus, kebutuhan metabolisme fetus dan peningkatan perfusi pada organ lain terutama ginjal.13 Anemia yang terjadi pada wanita hamil disebabkan karena peningkatan jumlah volume darah yang lebih besar daripada jumlah volume sel darah merah. Faktor koagulan VIII-X akan meningkat, namun faktor XI dan XIII akan menurun pada wanita hamil. Dengan demikan, kehamilan merupakan suatu keadaan hiperkoagulasi. Keadaan hiperkoagulasi ini akan meningkatkan resiko terjadinya trombosis.12-14

Perubahan sistem gastrointestinal

Perubahan sistem gastrointestinal terjadi karena perubahan hormonal dan akibat pembesaran uterus. Perubahan tersebut terlihat dengan adanya nausea (rasa mual) dan muntah.12

Nausea dan muntah terjadi pada awal kehamilan yang dimulai dari 5 minggu setelah menstruasi terakhir dan puncaknya terjadi sekitar 8-12 minggu. Setelah itu, gejalanya akan perlahan-lahan menurun. Hal ini disebabkan karena kadar estrogen dan


(32)

progesteron yang meningkat. Nausea yang berlebihan akan menyebabkan hiperemesis. Insidensi hiperemesis hanya terjadi sekitar 1% pada wanita hamil.12 Selain itu, nausea dapat menyebabkan ptyalism (hipersalivasi). Hipersalivasi disebabkan karena kemampuan wanita hamil yang nausea untuk menelan saliva menjadi berkurang.11

Peningkatan hormon gastin akan menyebabkan peningkatan volume lambung dan penurunan pH lambung.13 Selain itu, pembesaran uterus menyebabkan peningkatan tekanan intragastrik (gastric reflux).12,13 Keadaan ini akan menyebabkan terjadinya pyrosis (heartburn). Insidensi heartburn terjadi kira-kira 32-50% pada wanita hamil.12

Perubahan sistem saluran kemih

Perubahan sistem saluran kemih meliputi peningkatan jumlah filtrasi glomerulus (GFR), perubahan biokimia pada urin dan darah, dan infeksi saluran kemih. Peningkatan aliran plasma ginjal sekitar 50-80% dan pada GFR sekitar 50%. Peningkatan ini sebagai akibat dari peningkatan volume darah. Peningkatan GFR dan lemahnya kapasitas resorbsi tubuler untuk menfiltrasi glukosa akan menyebabkan terjadinya glukosuria. Peningkatan glukosa dalam urin akan meningkatkan insiden infeksi saluran kemih.12,13

Perubahan sistem endokrin

Hormon seks wanita yang utama diproduksi oleh plasenta, yaitu: estrogen, progesteron dan gonadotrophin. Hormon-hormon ini berpengaruh terhadap perubahan-perubahan fisiologis pada masa kehamilan. Estrogen dan progesteron adalah hormon antagonis dari insulin. Meningkatnya kedua hormon ini akan menyebabkan hormon insulin menjadi resisten, sehingga hormon insulin akan meningkat sebagai proses


(33)

homeostatik. Akan tetapi, sekitar 45% wanita hamil tidak mampu memproduksi hormon insulin sehingga keseimbangan tidak terjadi. Keadaan ini meningkatkan resiko terjadinya diabetes gestational, terutama pada wanita yang mengalami obesitas dan memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus tipe II.12 Diabetes gestational biasanya terdeteksi pada masa trimester ketiga kehamilan.14

2.4.3 Hubungan Kehamilan dengan Rongga Mulut

Kehamilan melibatkan perubahan-perubahan hormonal kompleks yang menyebabkan perubahan-perubahan fisiologis pada hampir seluruh tubuh, termasuk rongga mulut.1 Perubahan-perubahan ini dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit mulut. Peningkatan resiko terjadinya penyakit mulut pada wanita hamil disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:

1. Refleks muntah (gagging)

Pada trimester pertama kehamilan, beberapa wanita hamil sulit menyikat gigi karena sikat gigi atau pasta gigi merangsang refleks muntah. Hal ini menyebabkan penyikatan gigi sulit dilaksanakan, sehingga meningkatkan frekuensi karies gigi.16

2. Nausea dan muntah

Insiden nausea dan muntah sekitar 50-90% pada trimester pertama kehamilan. Muntah-muntah yang berkepanjangan dapat menyebabkan permukaan lingual dari gigi anterior terpapar asam lambung dan pH saliva berubah sehingga meningkatkan frekuensi karies gigi.4,16


(34)

Kehamilan dapat mengubah selera makan dan pola makan (kebiasaan mengidam). Pada umumnya nafsu makan wanita hamil akan meningkat. Hal ini menjadi penyebab diet makanan menjadi tidak seimbang. Selain itu, kebiasaan memakan makanan berkadar gula tinggi dalam waktu yang lama akan meningkatkan frekuensi karies gigi.16,17

4. Rasa takut

Keadaan gingiva yang lebih sensitif terhadap pendarahan dan rasa sakit dapat mempengaruhi wanita hamil untuk menjadi takut menggosok gigi. Keadaan ini menyebabkan poket periodontal semakin dalam.4

Sebagian wanita hamil merasa takut untuk melakukan kunjungan ke dokter gigi. Hal ini akan memperpanjang waktu pengabaian diet yang tidak seimbang, akibatnya terjadi peningkatan konsumsi karbohidrat berfermentasi selama kehamilan.17

5. Perubahan perilaku / kebiasaan

Frekuensi kebersihan mulut yang berkurang dapat disebabkan karena kelelahan atau rasa malas, nausea pada saat menyikat gigi, kekhawatiran tentang kecenderungan meningkatnya pendarahan gingiva saat menyikat gigi.16,17 Kebiasaan mengabaikan kebersihan gigi dan mulut ini dapat berakibat terjadinya peningkatan frekuensi karies dan penyakit periodontal.4

Hal-hal di atas menunjukkan bahwa pada wanita hamil terjadi perubahan fisiologis yang disertai dengan perubahan sikap dan perilaku yang tidak biasa. Oleh karena itu, penyakit mulut yang terjadi pada masa kehamilan bukan semata-mata dipengaruhi oleh kehamilan, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor sikap dan perilaku wanita hamil.


(35)

Penyakit mulut ini tidak hanya mempengaruhi kondisi rongga mulut wanita hamil, melainkan juga mempengaruhi pertunbuhan dan perkembangan janin.

2.4.3.1 Efek Kehamilan terhadap Kesehatan Rongga Mulut

Kehamilan menyebabkan perubahan fisiologis pada tubuh dan termasuk juga di rongga mulut.1 Hal ini dapat terlihat terutama pada gingiva. Perubahan ini dipengaruhi oleh perubahan pada sistem hormonal dan vaskular bersamaan dengan faktor iritasi.10 Efek kehamilan terhadap kesehatan rongga mulut meliputi gingivitis kehamilan, tumor kehamilan, erosi gigi, karies gigi dan mobiliti gigi.2,4,12,16-20


(36)

A. Gingivitis kehamilan

Gingivitis kehamilan adalah peradangan gingiva pada wanita hamil. Prevalensi gingivitis kehamilan terjadi sekitar 60-75%.18 Keadaan ini disebabkan karena meningkatnya hormon seks wanita dan biasanya tidak terjadi tanpa keberadaan iritan lokal.19-21 Oleh karena itu, kehamilan bukanlah penyebab langsung dari gingivitis kehamilan, tetapi perubahan metabolisme jaringan pada kehamilan yang memperburuk respons gingiva terhadap iritan lokal.10,21

Gambar 1. Gingivitis Kehamilan18

Gingivitis kehamilan terlihat sejak bulan kedua dari kehamilan dan mencapai puncaknya pada bulan kedelapan.10,21 Secara klinis, gingivitis kehamilan sangat bervariasi. Distribusi peradangan biasanya generalisata, dan cenderung lebih menyolok pada sisi interproksimal daripada sisi vestibular dan oral.21 Gingiva yang terlibat berwarna merah terang, lunak, mudah tercabik, dengan permukaan yang licin dan berkilat. Pendarahan gingiva bisa terjadi secara spontan atau disebabkan oleh iritasi


(37)

ringan, seperti gingiva cenderung berdarah pada saat menyikat gigi.19-21 Kadang-kadang, penderita akan mengalami sedikit rasa sakit.10

B. Tumor Kehamilan (granuloma pyogenik)

Tumor kehamilan adalah lesi peradangan hiperplastik yang lunak. Prevalensi tumor kehamilan terjadi sekitar 1,8-5 %.18 Keadaan ini disebabkan karena meningkatnya hormon seks wanita, iritasi lokal dan bakteri.10,22 Tumor kehamilan sebenarnya bukanlah neoplasma, melainkan respon inflamatoris terhadap iritan lokal yang dimodifikasi oleh kondisi pasien.21

Gambar 2. Tumor Kehamilan18

Tumor kehamilan biasanya terlihat pada trimester ketiga kehamilan, tetapi bisa juga terjadi lebih cepat.21,22 Secara klinis, tumor kehamilan terlihat seperti massa bulat dan pipih berwarna merah keunguan sampai merah kebiruan yang menjulur dari tepi gingiva atau dari ruang interproksimal.10,21 Lesi ini biasanya terjadi di sekitar daerah papilla interdental dan pada daerah-daerah yang terdapat iritan lokal.23 Lesi ini lebih sering terjadi pada rahang atas terutama di sisi vestibular pada daerah anterior dan dapat


(38)

membesar menutupi mahkota gigi. Lesi ini biasanya tidak disertai nyeri sakit, namun jika lesi berbentuk besar dapat menyebabkan ulserasi yang disertai nyeri sakit. Selain itu, tumor kehamilan mudah berdarah jika terkena injuri.18,21

Meskipun tumor kehamilan berkurang besarnya secara spontan setelah persalinan, penyingkiran lesi ini secara tuntas memerlukan penyikiran semua bentuk iritan lokal.21,22

C. Erosi gigi

Erosi enamel adalah kerusakan gigi pada bagian enamel. Selama masa kehamilan, rongga mulut lebih sering terpapar pada asam lambung akibat rasa mual dan muntah yang dapat merusak dental enamel.19 Keadaan ini biasanya terjadi pada bagian palatal dari anterior rahang atas. Erosi gigi lebih sering dialami oleh wanita hamil yang mengalami hyperemesis gravidarum.18

Gambar 3. Erosi Gigi19


(39)

Karies gigi adalah proses demineralisasi enamel akibat asam yang berasal dari proses fermentasi karbohidrat.18 Proses karies lebih cepat terjadi pada masa kehamilan. Keadaan ini disebabkan karena pH saliva wanita hamil lebih asam daripada wanita tidak hamil, kebiasaan memakan makanan berkadar gula tinggi, dan adanya rasa mual dan muntah yang membuat wanita hamil malas memelihara kebersihan rongga mulut.2,18

Gambar 4. Karies Gigi18

E. Mobiliti gigi

Mobiliti gigi dapat terjadi pada masa kehamilan. Keadaan ini disebabkan karena peningkatan hormon seks wanita yang mempengaruhi jaringan periodontal, yakni ligamen periodontal dan tulang alveolar yang mendukung gigi. Oleh karena itu, mobiliti gigi dapat disebabkan oleh penyakit periodontal, seperti: gingivitis dan periodontitis.2,18


(40)

(41)

2.4.3.2 Efek Kesehatan Rongga Mulut terhadap Kehamilan

Berbagai penelitian menunjukkan hubungan antara penyakit periodontal dengan kehamilan, berupa persalinan dini, yaitu masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR).11-13,18 Bukti pertama adanya hubungan ini adalah penelitian Galloway (1931) yang menunjukkan adanya efek infeksi bakteri dari penyakit periodontal terhadap wanita hamil dan perkembangan fetus.19

Offenbacher dkk melakukan penelitian pada 93 wanita hamil yang melahirkan BBLR. Dengan memperhitungkan faktor resiko lain seperti: merokok, konsumsi alkohol, penyalahgunaan obat, frekuensi perawatan prenatal, paritas dan infeksi saluran kemih, ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara BBLR dengan penyakit periodontal. Wanita hamil dengan periodontitis mempunyai resiko tujuh kali lebih besar daripada wanita hamil tanpa periodontitis untuk melahirkan BBLR.15,23

Penelitian Offenbacher dkk selanjutnya menemukan bahwa kadar PG2 lebih tinggi pada wanita yang melahirkan bayi dengan BBLR. Selain itu, mereka juga menemukan bakteri patogen periodontal, yaitu B. forsythus, P. Gingivalis, T. denticola dan A. Actinomyecetemcomitans pada wanita hamil. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara penyakit periodontal dengan kelahiran BBLR.15,23

Penyakit periodontal disebabkan oleh bakteri anaerob gram negatif. Toxin dari bakteri ini berupa endotoksin / lipopolisakarida (LPS), yang akan mencapai uterus melalui aliran darah dan merangsang respon inflamatori jaringan periodontal.18 Proses ini akan menimbulkan bakterimia. Oleh karena itu, LPS akan memicu mediator inflamatori pada organ sistemik dan jaringan periodontal, terutama sitokinin, tumor nekrosis faktor (TNF-α), interleukin (IL-1ß), dan prostaglandin (PGE2) yang dapat


(42)

mempengaruhi kehamilan.19,23 Mediator ini dapat membahayakan unit fetoplasenta dengan menimbulkan kontraksi otot rahim dan dilatasi leher rahim. Keadaan ini meningkatkan resiko kelahiran BBLR.12,19

Berikut adalah gambar mengenai mekanisme efek penyakit periodontal terhadap kelahiran BBLR.

Gambar 6. Mekanisme efek penyakit periodontal terhadap kelahiran BBLR

Pada kenyataannya, perawatan penyakit periodontal telah dibuktikan dapat mengurangi resiko kelahiran BBLR. Selain itu, penelitian lain juga menunjukkan efek penyakit periodontal terhadap kehamilan berupa resiko terjadinya pre-eklampsia.18

Penyakit periodontal

Jaringan periodontal Flora patogenik

Pelepasan LPS/endotoksin Jaringan periodontal

Pelepasan mediator inflamatori secara local,

IL-1 ß, TNF-α, PGE2 Organ-organ sistemik

Terpapar LPS dan memicu mediator untuk peningkatan sitokinin

Unit fetoplasenta Peningkatan IL-1 ß, PGE2 Kontraksi otot rahim Dilatasi leher rahim


(43)

Akan tetapi, ada juga penelitian yang masih mempertanyakan adanya hubungan antara penyakit periodontal dengan kehamilan.12,15,18


(44)

2.4.4 Kesehatan Gigi dan Mulut pada Masa Kehamilan

Masalah kesehatan gigi dan mulut yang tidak ditangani pada masa kehamilan dapat mempengaruhi kesehatan wanita hamil dan janinnya.24 Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap masalah kesehatan gigi dan mulut adalah faktor perilaku masyarakat terhadap pencegahan penyakit gigi dan mulut.10,17 Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada masa kehamilan perlu diperhatikan.10

Adanya kerusakan gigi atau penyakit periodontal di rongga mulut akan menimbulkan berbagai gangguan. Untuk mencegah timbulnya gangguan di rongga mulut pada masa kehamilan, perlu diciptakan kebersihan mulut yang optimal. Pelaksanaan program kontrol plak penting dilakukan untuk mencegah peradangan pada gingiva akibat iritasi lokal, gangguan keseimbangan hormonal dan kelainan-kelainan di rongga mulut pada masa kehamilan.10

Hal yang perlu ditekankan kepada wanita hamil dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut selama masa kehamilan, adalah pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada masa kehamilan tidak hanya untuk kepentingan kesehatan wanita hamil, tetapi juga untuk kesehatan janin.10,16

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut selama masa kehamilan, yaitu:

1. Menyikat gigi, penggunaan benang gigi (dental floss) dan obat kumur

Menyikat gigi dan penggunaan benang gigi (dental floss) dilakukan setelah makan dan sebelum tidur, dilanjutkan dengan berkumur dengan larutan antiseptik.24,25

Menyikat gigi dilakukan setiap hari. Lama penyikatan gigi sekitar dua menit. Pemakaian sikat gigi diganti dengan yang baru setiap tiga bulan untuk menghindari


(45)

iritasi jaringan lunak mulut seperti gusi, yang dapat mengakibatkan infeksi bakteri. Selain itu, pasta gigi yang digunakan sebaiknya mengandung flourida untuk mencegah terjadinya kerusakan gigi.10,16

Apabila refleks muntah (gagging) timbul pada saat menyikat gigi, maka penggunaan gel fluoride (seperti 1,23% NaF) dianjurkan. Gel fluoride mengandung sedikit pemanis dan tidak ada agen busa sehingga sesuai digunakan jika rasa manis atau busa pasta gigi sebagai faktor yang menimbulkan masalah gagging.16,26

Penggunaan benang gigi (dental floss) dianjurkan untuk membersihkan daerah interdental gigi dari sisa-sisa makanan, sedangkan obat kumur larutan antiseptik untuk mengurangi prevalensi karies gigi dan pembengkakan gusi.16,17 Obat kumur yang digunakan dapat berupa obat kumur yang mengandung kombinasi 0,05% sodium flourida dan 0,12% klorheksidin pada enam bulan pertama masa kehamilan hingga persalinan.25

Plak gigi hanya dapat disingkirkan jika penyikatan gigi terlaksana secara efektif. Lamanya waktu sikat gigi dan usia sikat gigi sangat mempengaruhi keefektifan penyikatan gigi. Namun, plak gigi juga dapat terbentuk lagi dalam waktu 1 sampai 3 menit sesudah menyikat gigi. Untuk menghambat pembentukan plak kembali, penggunaan obat kumur antiseptik setelah menyikat gigi bisa dipercaya untuk mengurangi plak secara kimiawi. Pendapat ini didukung oleh hasil penelitian di Amerika Serikat yang menyatakan bahwa penggunaan obat kumur sebagai penunjang dalam penyikatan gigi dan dental floss dapat mengurangi pembentukan plak sekitar 20% dibandingkan dengan hanya melakukan penyikatan gigi dan dental floss.27


(46)

2. Berkumur- kumur setelah refluks lambung atau setelah emesis (muntah-muntah)

Refluks lambung atau emesis membawa HCl dengan pH 1-1,5 sehingga pH dalam rongga mulut menurun dan berubah menjadi asam.16 Pada keadaan ini, dianjurkan untuk mencuci mulut (berkumur-kumur) dengan air sesegera mungkin. Penyikatan gigi tidak boleh dilakukan setelah muntah untuk menghindari terjadinya erosi gigi. Setelah berkumur dengan air, dilanjutkan dengan berkumur dengan larutan yang mengandung fluorida untuk memperkuat dentin dan mengurangi tingkat sensitivitas gigi terhadap asam lambung yang dikeluarkan, atau dengan larutan sodium bikarbonat yang dapat menetralisasi asam pada permukaan gigi. Penyikatan gigi dilakukan satu jam setelah muntah.16,25,26

3. Mempertahankan diet seimbang (pola makanan 4 sehat 5 sempurna)

Diet makanan yang seimbang sangat penting untuk kesehatan ibu dan anak. Selama kehamilan, frekuensi makan dapat meningkat karena beberapa alasan, seperti: membantu mengontrol nausea, rasa lapar terus menerus, dan lain-lain.16 Oleh karena itu, strategi untuk mengurangi prevalensi karies gigi adalah melakukan diet rendah gula (makanan yang bersifat non-kariogenik). Apabila selera makan (ngidaman) hanya terpenuhi dengan makanan manis, maka makanan yang dipilih adalah buah-buahan.17

Pola makan wanita hamil dapat mempengaruhi kesehatan janin. Pola makan yang sehat penting untuk menyediakan kebutuhan nutrisi yang cukup untuk ibu dan anak. Nutrisi yang penting untuk kesehatan rongga mulut pada ibu dan anak meliputi vitamin A, C, dan D; kalsium; fosfor; protein; dan fluor.23 Pada masa kehamilan, kebutuhan


(47)

nutrisi akan meningkat. Akan tetapi, konsep ”makan untuk porsi dua orang” sangat tidak dianjurkan.17

Makanan (diet) ibu hamil harus mendapat perhatian terutama mengenai jumlah kalori dan protein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemi, abortus dan pendarahan pasca persalinan. Jika makan makanan berlebihan karena beranggapan untuk porsi dua orang dapat menyebabkan komplikasi seperti gemuk, janin besar dan sebagainya.17

4. Melakukan pemeriksaan keadaan rongga mulut ke dokter gigi.

Kunjungan ke dokter gigi pada masa kehamilan bukanlah hal yang kontraindikasi.10 Kunjungan ini bertujuan untuk meminimalkan komplikasi dari penyakit yang terjadi pada masa kehamilan dan mengembalikan fungsi dari bagian yang hilang oleh dokter gigi.

Kunjungan wanita hamil ke dokter gigi dilakukan minimal satu kali selama masa kehamilan. Masa paling baik melakukannya adalah setelah trimester pertama, agar faktor penyebab penyakit gigi dan mulut dapat dideteksi lebih awal dan dapat dihilangkan sedini mungkin.28

Dalam masa kehamilan, kunjungan ke dokter gigi dianjurkan untuk:28

a. Perawatan jaringan lunak dianjurkan untuk menghilangkan semua jenis iritasi lokal penyebab gingivitis dan memperbaiki restorasi atau gigi tiruan yang rusak.

b. Perawatan fungsional rongga mulut berupa perbaikan fungsi gigi dan mulut, seperti penambalan karies gigi atau pembuatan gigi tiruan jika diperlukan.


(48)

c. Perawatan kesehatan umum. Wanita hamil dianjurkan untuk memperhatikan kesehatan selama kehamilan secara menyeluruh. Keadaan ini penting diketahui karena sangat menentukan perawatan gigi lain yang akan dilakukan.

d. Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Wanita hamil dianjurkan untuk mencegah kambuhnya penyakit gigi dan mulut dengan pemeliharaan kebersihan mulut


(49)

5. Pemakaian obat-obatan

Sekitar 20-40% wanita hamil menggunakan obat-obatan selama masa kehamilan. Pemakaian obat-obatan selama masa kehamilan sedapat mungkin dihindari, terutama pada trimester pertama. Hal ini bertujuan untuk menghindari kemungkinan terjadinya pengaruh teratogenik obat pada janin.10,29

Pengaruh teratogenik, yaitu terjadinya gangguan pertumbuhan janin, merupakan kejadian yang sungguh penting karena dapat menyebabkan kematian janin dalam rahim, keguguran dan cacat bawaan yang sementara ataupun menetap. Faktor penentu terjadinya pengaruh teratogenik pada penggunaan obat bagi wanita hamil, yaitu status fisiologi ibu, status patologi ibu, usia kehamilan saat pemberian obat, kemudahan filtrasi obat melalui plasenta, dosis dan lama terapi obat, dan daya teratogenik obat.10,29

Hal yang terpenting untuk diperhatikan dalam menghindari terjadinya pengaruh teratogenik obat adalah

a. Memperhatikan usia kehamilan saat pemberian obat.

Selama masa kehamilan, wanita hamil akan mengalami perubahan-perubahan seiring dengan periode kehamilan. Sebagian obat dapat memberikan pengaruh teratogenik terhadap jaringan tertentu, terutama pada organ-organ janin yang belum maturasi, seperti: tetrasiklin yang dapat mempengaruhi tulang dan dental enamel janin.

b. Memperhatikan penggunaan obat-obatan selama masa kehamilan.

Beberapa obat-obatan yang biasa digunakan di kedokteran gigi belum menunjukkan pengaruh buruk pada janin, tetapi ada obat-obatan yang dengan cepat dapat melalui plasenta sehingga kemungkinan akan memberikan efek negatif terhadap


(50)

janin. Oleh karena itu, perhatian dalam pemakaian obat-obatan pada wanita hamil sangat penting.10


(51)

c. Konsultasi dengan dokter.

Untuk mengurangi efek negatif dari obat-obatan, wanita hamil sebaiknya harus memperhatikan penggunaan obat-obatan sesuai dengan nasehat atau resep dokter dan melaksanakan konsultasi dengan dokter mengenai resiko medikasi dan obat-obat yang bersifat teratogenik.10

Oleh karena itu, pemakaian obat-obatan pada masa kehamilan merupakan hal yang penting untuk diperhatikan karena pemakaian obat dapat memberikan efek terhadap dua subjek, yakni ibu dan janinnya.

2.5 Kerangka Teori

PENGETAHUAN SIKAP PERILAKU

WANITA HAMIL

KESEHATAN GIGI DAN MULUT

KEHAMILAN 1.Gingivitis kehamilan

2.Tumor kehamilan 3.Erosi gigi

4.Karies gigi 5.Mobiliti gigi

BBLR (Bayi dengan berat lahir rendah)


(52)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Jenis rancangan penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional.

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi penelitian adalah wanita hamil pengunjung Poliklinik Ibu Hamil (PIH) RSU Dr.Pirngadi Medan.

3.2.2 Sampel

Untuk mendapatkan besar sampel yang akan diambil dalam penelitian ini, penulis menggunakan proporsi perilaku wanita hamil terhadap kebersihan gigi dan mulut serta penyakit periodontal berdasarkan penelitian oleh Natalia E dan Sjahruddin FLD (2005) di Indonesia yaitu p = 0,52 diperoleh sampel dengan menggunakan rumus:

N = Za2.p.q / d2

Dimana : Za = confidence level 95% (1,96)

p = proporsi perilaku wanita hamil terhadap kebersihan gigi dan mulut serta penyakit periodontal (0,52)

q = 1-p

d = presisi relatif 10%


(53)

= 95,89

Jumlah sampel minimum yang didapat adalah 95,89 atau 96 orang. Maka jumlah sampel yang akan diambil pada penelitian ini adalah 100 orang.

3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.3.1 Kriteria Inklusi :

a. Wanita hamil pengunjung Poliklinik Ibu Hamil (PIH) RSU Dr.Pirngadi Medan b. Wanita hamil yang bersedia mengisi kuesioner

3.3.2 Kriteria Eksklusi :

a. Wanita hamil bukan pengunjung Poliklinik Ibu Hamil (PIH) RSU Dr.Pirngadi Medan

b. Wanita hamil yang menolak mengisi kuesioner

3.4 Variabel Penelitian

Variabel bebas : Wanita hamil: 1. Pengetahuan 2. Sikap

3. Perilaku

Variabel tergantung : Kesehatan gigi dan mulut selama masa kehamilan

Variabel tak terkendali : 1. Umur 2. Pendidikan 3. Pekerjaan 4. Paritas


(54)

(55)

3.5 Kerangka Konsep

3.6 Definisi Operasional

1. Wanita hamil adalah wanita yang mengandung janin di dalam tubuhnya, dimana ditandai dengan tida Selain itu, kehamilannya telah dibuktikan atau dipastikan dengan tes kehamilan positif oleh dokter.

2. Pengetahuan adalah pemahaman wanita hamil tentang kesehatan gigi dan mulut selama masa kehamilan.

3. Sikap adalah pendapat wanita hamil mengenai kesehatan gigi dan mulut selama masa kehamilan.

4. Perilaku adalah wujud dari sikap wanita hamil tersebut terhadap kesehatan gigi dan mulut selama masa kehamilan.

5. Kesehatan gigi dan mulut selama masa kehamilan adalah keadaan rongga mulut pada wanita hamil selama masa kehamilan, yang meliputi: perubahan-perubahan yang terjadi di rongga mulut akibat proses kehamilan dan perilaku wanita hamil, seperti: gusi berdarah, gusi bengkak dan gigi berlubang.

Wanita hamil:  Pengetahuan  Sikap  Perilaku

Kesehatan Gigi dan Mulut selama masa kehamilan

 Umur  Pendidikan  Pekerjaan  Paritas


(56)

6. Umur adalah perhitungan ulang tahun responden yang dihitung sejak tahun lahir sampai ulang tahun terakhir saat dilakukan penelitian

7. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal yang diselesaikan oleh responden.

8. Pekerjaan adalah jenis kegiatan atau aktivitas yang dilaksanakan oleh responden dengan pendapatan yang dinyatakan dengan uang.

9. Paritas adalah jumlah kehamilan yang telah dialami responden sampai kehamilan pada saat penelitian, meliputi primi gravida (1 kali), multi gravida (2-3 kali), dan granda multipara (4 kali atau lebih).

3.7 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Poliklinik Ibu Hamil (PIH) RSU Dr.Pirngadi Medan. Waktu penelitian adalah sampai seluruh jumlah sampel terpenuhi.

3.8 Sarana Penelitian 1. Alat tulis

2. Kuesioner

3.9 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan pada wanita hamil pengunjung Poliklinik Ibu Hamil (PIH) RSU Dr.Pirngadi Medan yang dilakukan mulai pukul 09.00 WIB s/d selesai dan pada pasien diberi informasi tentang tujuan penelitian ini. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara dengan responden (wanita hamil) dan dicatat dalam kuesioner.


(57)

3.10 Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan data dilakukan dengan cara manual dan ditabulasikan, yakni semua isian dalam kuesioner diedit, diperiksa kembali apakah semua isian telah dijawab. Kemudian, dilakukan pengkodean dalam daftar pertanyaan berdasarkan jawaban yang telah diisi dalam kuesioner dan dilakukan pengolahan data.

Analisis data dilakukan dengan menghitung persentase pengetahuan, sikap, dan perilaku wanita hamil terhadap kesehatan gigi dan mulut pada masa kehamilan.


(58)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Responden

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 orang responden dengan usia kehamilan trimester kedua dan ketiga yang mendapatkan pelayanan antenatal di Poli Ibu Hamil (PIH) RSU Dr. Pirngadi Medan pada periode November-Desember 2009. Karakterisitik responden (sampel) ini dapat dilihat pada tabel 1.

Berdasarkan kelompok umur, sebagian besar responden dijumpai pada kelompok umur 20-35 tahun yaitu 75 orang (75%). Untuk kelompok umur > 35 tahun sebanyak 20 orang (20%) dan sebagian kecil responden termasuk pada kelompok umur < 20 tahun sebanyak 5 orang (5%).

Berdasarkan pendidikan, sebagian besar pendidikan responden berada pada katagori pendidikan SMA yaitu 52 orang (52%), sedangkan sebagian kecil pendidikan responden berada pada kategori pendidikan SMP dan PT masing-masing terdiri dari 28 dan 20 orang (28% dan 20%). Tidak dijumpai responden yang tidak bersekolah maupun responden dengan pendidikan terakhir SD.

Berdasarkan pekerjaan, hampir sebagian besar responden dijumpai pada kategori ibu rumah tangga yaitu 82 orang (82%). Untuk kategori pegawai negeri sebanyak 13 orang (13%) dan sebagian kecil dari responden berada pada kategori swasta/pegawai honor sebanyak 5 orang (5%).

Berdasarkan paritas, sebagian besar paritas responden berada pada kategori multi gravida yaitu 44 orang (44%) dan diikuti kategori primi gravida sebanyak 41 orang


(59)

(41%), sedangkan sebagian kecil paritas responden berada pada kategori granda multipara sebanyak 15 orang (15%).

Tabel 1. DISTRIBUSI KARAKTERISTIK RESPONDEN DI POLI IBU HAMIL (PIH) RSU DR. PIRNGADI MEDAN PERIODE NOVEMBER-DESEMBER 2009 (n=100)

Karakteristik Responden Jumlah (orang) Persentase Umur

< 20 tahun 20-35 tahun > 35 tahun

5 75 20 5 % 75% 20% Pendidikan Tidak sekolah SD SMP SMA Perguruan Tinggi - - 28 52 20 - - 28% 52% 20% Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga Peg. Negeri

Swasta/ Peg. Honor

82 13 5 82% 13% 5 % Paritas Primi gravida Multi gravida Granda Multipara 41 44 15 41% 44% 15%

4.2 Pengetahuan Responden Mengenai Hubungan Kehamilan Dengan Kesehatan Gigi dan Mulut

Pada penelitian ini, responden yang mengetahui adanya hubungan antara kehamilan dengan kesehatan gigi dan mulut sebesar 38%. Empat puluh tiga persen responden menjawab tidak ada hubungan dan 19% responden tidak tahu.


(60)

Responden yang mengetahui adanya pengaruh kehamilan terhadap kesehatan gigi dan mulut sebesar 33%. Empat puluh enam persen responden menjawab tidak ada hubungan dan 21% responden tidak tahu (Gambar 7).

GAMBAR 7. PENGETAHUAN RESPONDEN MENGENAI PENGARUH KEHAMILAN TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Dua belas persen responden menyatakan pengaruhnya pada gusi, sedangkan pada gigi sebesar 15% dan pada gusi dan gigi sebesar 5%.

Gambar 8 menunjukkan pengetahuan responden mengenai efek kehamilan terhadap kesehatan gigi dan mulut. Responden yang mengetahui efek kehamilan terhadap kesehatan gigi dan mulut berupa gusi berdarah sebesar 17%, gusi bengkak sebesar 7% dan gigi berlubang/sakit gigi sebesar 20%.


(61)

GAMBAR 8. PENGETAHUAN RESPONDEN MENGENAI EFEK KEHAMILAN TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Gambar 9 menunjukkan pengetahuan responden mengenai efek muntah terhadap kesehatan gigi dan mulut. Responden yang mengetahui adanya efek muntah terhadap kesehatan gigi dan mulut sebesar 58%. Dua puluh empat persen responden menjawab tidak ada pengaruh dan 18% responden tidak tahu.

GAMBAR 9. PENGETAHUAN RESPONDEN MENGENAI EFEK MUNTAH TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT


(62)

Responden yang mengetahui adanya pengaruh masalah gigi dan mulut terhadap kehamilan sebesar 3%, di mana responden menjawab pengaruhnya pada gigi janin. Empat puluh satu persen responden menjawab tidak ada pengaruh dan 56% responden tidak tahu (Gambar 10).

GAMBAR 10. PENGETAHUAN RESPONDEN MENGENAI PENGARUH MASALAH GIGI DAN MULUT TERHADAP KEHAMILAN

C. Pengaruh Obat Terhadap Kehamilan

Hanya sebagian kecil responden yang mengetahui adanya pengaruh obat tetrasiklin terhadap kehamilan yaitu 11%. Enam belas persen responden menjawab tidak ada pengaruh dan 73% responden tidak tahu (Gambar 11).

GAMBAR 11. PENGETAHUAN RESPONDEN MENGENAI PENGARUH OBAT TETRASIKLIN TERHADAP KEHAMILAN


(63)

Penggunaan obat tetrasiklin akan memberikan akibat buruk. Sebesar 3% responden menjawab penggunaan obat tetrasiklin akan merubah warna gigi janin, dan 8% responden menjawab kesehatan janin akan terganggu.

D. Sumber Informasi Mengenai Kesehatan Gigi dan Mulut

Sebagian besar responden mendapatkan informasi mengenai kesehatan gigi dan mulut melalui pengalaman/ibu-ibu sebesar 72%, TV/Radio sebesar 45%, mass media sebesar 9%, dokter/dokter gigi sebesar 4%, dan sekolah/kuliah sebesar 3% (Gambar 12).

GAMBAR 12. SUMBER INFORMASI RESPONDEN MENGENAI KESEHATAN GIGI DAN

MULUT

4.3 Sikap Responden Mengenai Kesehatan Gigi dan Mulut Selama Masa Kehamilan

A. Sikap Responden Mengenai Efek Kehamilan Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut


(64)

Seluruh responden tidak ada yang menyetujui pernyataan kehamilan mengakibatkan kehilangan gigi, 87% responden tidak setuju dan 13% tidak ada pendapat. Responden yang setuju dengan pernyataan kehamilan pasti mengakibatkan gigi berlubang dan gusi berdarah masing-masing sebesar 20% dan 14%. Responden yang setuju dengan pernyataan kalsium gigi ibu hamil berkurang karena diambil oleh janin sebesar 16%, sedangkan 79% responden tidak setuju dan 5% tidak ada pendapat (Gambar 13).

GAMBAR 13. SIKAP RESPONDEN MENGENAI EFEK KEHAMILAN TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT

B. Sikap Responden Mengenai Tindakan Menyikat Gigi

Seluruh responden berpendapat bahwa kebersihan mulut perlu dijaga selama masa kehamilan. Gambar 14 menunjukkansikap responden mengenai efek tindakan menyikat gigi. Responden yang berpendapat bahwa rajin menyikat gigi dapat mengurangi gigi


(65)

berlubang sebesar 37%, dan responden yang berpendapat bahwa rajin menyikat gigi dapat mengurangi gusi berdarah sebesar 16%.

GAMBAR 14. SIKAP RESPONDEN MENGENAI EFEK TINDAKAN MENYIKAT GIGI

C. Sikap Responden Mengenai Ibu Hamil ke Dokter Gigi

Responden yang berpendapat bahwa seorang ibu hamil boleh menerima perawatan gigi sebesar 53%, sedangkan 27% responden berpendapat tidak boleh dan 20% responden tidak tahu (Gambar 15).


(66)

Gambar 16 menunjukkansikap responden yang takut menerima perawatan dokter gigi. Responden yang takut berobat ke dokter gigi selama masa kehamilan sebesar 26%, di mana karena takut akan mempengaruhi kesehatan janin, dan responden yang tidak takut sebesar 74%.

GAMBAR 16. RESPONDEN YANG TAKUT MENERIMA PERAWATAN DOKTER GIGI

4.4 Perilaku Responden Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut Selama Hamil A. Perilaku Responden Dalam Menjaga Kebersihan Gigi Dan Mulut Selama Hamil

Seluruh responden tidak mengubah cara membersihkan dan memelihara kesehatan rongga mulut. Untuk menjaga kebersihan mulut selama hamil, tindakan yang dilakukan responden adalah hanya dengan menyikat gigi. Responden biasanya menyikat gigi 2-3 kali dalam sehari. Gambar 17 menunjukkan responden yang malas menyikat gigi. Responden menjadi malas menyikat gigi sebesar 4%, dengan alasan karena menyikat gigi meransang refleks muntah.


(67)

GAMBAR 17. RESPONDEN YANG MALAS MENYIKAT GIGI

Gambar 18 menunjukkan tindakan responden setelah muntah. Tindakan yang dilakukan sebagian besar responden setelah muntah adalah kumur-kumur air sebesar 87%, sedangkan yang menyikat gigi sebesar 1% dan yang hanya minum air sebesar 12%.

GAMBAR 18. TINDAKAN RESPONDEN SETELAH MUNTAH

B. Diet Responden Selama Masa Kehamilan

Makanan yang dikonsumsi seluruh responden selama masa kehamilan adalah nasi, sayur, lauk, buah dan susu.


(68)

Selama masa kehamilan, responden yang melakukan kunjungan ke dokter gigi selama hamil sebesar 8% dan yang tidak berkunjung ke dokter gigi sebesar 92%. Gambar 19 menunjukkan alasan responden berobat ke dokter gigi selama masa kehamilan. Selama masa kehamilan, 7% responden berkunjung ke dokter gigi disebabkan karena ada keluhan pada gigi dan mulut dan 1% hanya untuk pemeriksaan gigi dan mulut.

GAMBAR 19. ALASAN RESPONDEN BEROBAT KE DOKTER GIGI SELAMA MASA KEHAMILAN

Akan tetapi, terdapat 68% responden tidak berkunjung ke dokter gigi karena merasa tidak ada keluhan masalah gigi dan mulut, 13% responden karena takut, dan 11% responden merasa tidak perlu (Gambar 20).


(69)

GAMBAR 20. ALASAN RESPONDEN TIDAK BEROBAT KE DOKTER GIGI SELAMA MASA KEHAMILAN

4.5 Saran Dokter Kandungan Mengenai Kunjungan ke Dokter Gigi

Keseluruhan responden menyatakan tidak ada saran dokter kandungan untuk melakukan kunjungan ke dokter gigi.


(70)

BAB 5 PEMBAHASAN

Kehamilan merupakan keadaan fisiologis yang diikuti dengan perubahan hormonal, di mana tidak hanya dapat mempengaruhi kesehatan umum tetapi juga kesehatan gigi dan mulut.Oleh karena itu, sebagaimana kesehatan umum wanita hamil sangat penting untuk diperhatikan selama masa kehamilan, maka sebaiknya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut wanita hamil juga diperhatikan.1,10

Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut selama masa kehamilan sangat penting untuk kepentingan kesehatan wanita hamil dan juga untuk kesehatan janin. Hal ini disebabkan karena wanita hamil dengan kondisi rongga mulut yang buruk lebih berpotensi terhadap resiko terjadinya persalinan bayi prematur.10,12,15,19,23

Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada wanita hamil tergantung pada pengetahuan dan sikap wanita hamil mengenai kesehatan gigi dan mulut selama masa kehamilan, sebab tingkat pengetahuan dan sikap merupakan faktor predisposing dalam sebuah perilaku (Green 1980).8 Dalam penelitian ini, yang dievaluasi adalah pengetahuan, sikap dan perilaku wanita hamil selama masa kehamilan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan tenaga kesehatan mengenai pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada masa kehamilan.

Pada umumnya, kehamilan berhubungan dengan keadaan rongga mulut, sebab apabila kebersihan rongga mulut tidak diperhatikan pada masa kehamilan maka akan terjadi kelainan-kelainan rongga mulut akibat terjadinya ketidakseimbangan hormon


(71)

wanita dan adanya faktor-faktor iritasi lokal dalam rongga mulut. Oleh karena itu, ada hubungan antara kehamilan dengan kesehatan rongga mulut.10 Dalam penelitian ini, 38% wanita hamil mengetahui adanya hubungan antara kehamilan dengan kesehatan rongga mulut.

Kehamilan menyebabkan perubahan fisiologis pada tubuh dan termasuk juga di rongga mulut. Hal ini dapat terlihat pada pada gusi dan gigi. Pengaruh kehamilan pada kesehatan rongga mulut meliputi gingivitis kehamilan (gusi berdarah), tumor kehamilan (gusi bengkak), karies gigi dan erosi gigi.2,4,12,16-20 Pada penelitian ini, wanita hamil yang mengetahui adanya pengaruh kehamilan pada gusi (12%), pada gigi (15%), dan pada gusi dan gigi (5%). Hasil penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan penelitian yang dilaporkan oleh Safia di Arab Saudi7,di mana pada gusi (1,9%), pada gigi (20,3%) dan pada gusi dan gigi (58,4%). Selain itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wanita hamil yang mengindikasikan efek kehamilan berupa gusi berdarah (17%), gusi bengkak (7%) dan gigi berlubang/sakit gigi (20%). Dapat disimpulkan bahwa masih kurangnya pengetahuan sebagian besar wanita hamil mengenai pengaruh kehamilan terhadap kesehatan gigi dan mulut.

Dari penelitian ini terlihat bahwa sebagian besar wanita hamil (58%) mengetahui emesis (muntah-muntah) dapat mengakibatkan kerusakan gigi. Emesis membawa HCl dengan pH 1-1,5 sehingga pH rongga mulut berubah menjadi asam. Keadaan ini menyebabkan gigi menjadi sensitif dan terjadinya erosi gigi.16 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian wanita hamil tidak mengetahui emesis dapat merusak gigi. Wanita hamil dengan kondisi rongga mulut yang buruk dapat meningkatkan resiko terjadinya persalinan bayi prematur dan preeklampsia.11-13,15,18 Pada penelitian ini


(72)

melaporkan bahwa 3% wanita hamil menyatakan kondisi rongga mulut ibu hamil yang buruk berakibat pada gigi janin. Hasil penelitian ini berbeda dengan persentase yang didapatkan pada penelitian di Arab Saudi7, yaitu 69,7% responden mengetahui kesehatan rongga mulut akan mempengaruhi perkembangan dan kesehatan janin. Penelitian di kota Irbid32 juga menemukan 5,1% responden mengetahui adanya hubungan antara gingivitis dengan kelahiran bayi prematur. Dari penelitian ini diperoleh bahwa seluruh wanita hamil tidak mengetahui persalinan bayi prematur dan preeklampsia sebagai pengaruh masalah rongga mulut terhadap kehamilan.

Pada penelitian ini didapatkan wanita hamil yang mengetahui akibat penggunaan obat tetrasiklin pada ibu hamil, yakni perubahan warna gigi janin (3%) dan kesehatan janin terganggu (8%). Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian di Arab Saudi7 yang mendapatkan persentase yang lebih tinggi, di mana 40,3% wanita hamil mengetahui obat tetrasiklin menyebabkan perubahan warna gigi janin. Obat tetrasiklin dapat menyebabkan diskolorisasi gigi dan penghambatan perkembangan tulang dalam janin. Oleh karena itu, obat tetrasiklin bersifat teratogenik pada gigi dan tulang janin.10,29 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih sangat kurangnya pengetahuan sebagian besar wanita hamil mengenai efek teratogenik obat tetrasiklin.

Dari hasil penelitian ini, dapat terlihat bahwa sumber pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut wanita hamil dapat diperoleh dari berbagai media informasi, dengan sumber yang paling utama adalah pengalaman/ibu-ibu (72%) dan dikuti dengan TV (42%). Di sisi lain, peran dokter dan dokter gigi dalam penelitian ini terlihat kurang (4%). Hasil penelitian ini sedikit berbeda dengan penelitian di Arab Saudi7 dan kota Jeddah33 yang menemukan sumber informasi yang paling utama pada ibu hamil adalah


(73)

TV dan dokter gigi. Hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya kontribusi dokter sebagai tenaga kesehatan dalam promosi kesehatan rongga mulut ibu hamil, padahal kesempatan tatap muka pasien antenatal dengan dokter lebih besar. Kurangnya peran dokter kandungan dapat disebabkan karena dokter kandungan lebih menekankan pemeriksaan kehamilan sesuai dengan profesi dan keahliannya, dan waktu pemeriksaan tidak mencukupi untuk promosi kesehatan rongga mulut. Selain itu, dokter gigi yang seharusnya menjadi sumber informasi mengenai kesehatan rongga mulut juga terlihat kurang berkontribusi dalam promosi kesehatan rongga mulut para ibu hamil. Pada umumnya, seorang wanita hamil perlu meningkatkan sumber informasi mengenai kesehatan rongga mulut. Oleh karena itu, promosi kesehatan rongga mulut seharusnya diberikan dan diperoleh para ibu hamil sebelum dan selama masa kehamilan untuk meningkatkan kesehatan rongga mulut. Untuk itu, diperlukan partisipasi dari tenaga kesehatan dalam promosi kesehatan gigi dan mulut wanita hamil, baik oleh dokter gigi dan dokter kandungan.4,7,33

Pada penelitian ini menunjukan adanya sikap responden yang tidak ada pendapat/tidak tahu. Hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya pengetahuan wanita hamil mengenai kesehatan gigi dan mulut ibu hamil.

Seluruh wanita hamil dalam penelitian ini tidak menyetujui pameo: “tiap kehamilan akan menghilangkan satu gigi”. Hasil ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, di mana responden di Arab Saudi7 (32,1%) dan Chile34 (40% wanita daerah urban dan 28,8% daerah rural) menyetujui pameo ini. Kehilangan gigi pada setiap kehamilan bukan merupakan hal yang wajar terjadi pada masa kehamilan, karena masalah gigi dan mulut tidak akan terjadi apabila kesehatan gigi dan mulut dijaga


(74)

selama masa kehamilan.16 Penelitian ini menunjukkan seluruh responden telah bersikap baik karena responden beranggapan kehilangan gigi tidak terjadi setiap hamil.

Selama masa kehamilan, wanita hamil dapat mengalami peningkatan resiko untuk terjadinya karies. Karies dapat terjadi karena pH saliva wanita hamil lebih asam, kebiasaan memakan makanan berkadar gula tinggi, adanya rasa mual dan muntah yang membuat wanita hamil malas memelihara kebersihan rongga mulut.2,18 Dalam penelitian ini, 20% wanita hamil setuju dengan pameo: “tiap kehamilan pasti terjadi gigi berlubang”. Hasil ini hampir sebanding dengan penelitian di Iran1 yang menemukan 34% responden Iran setuju terhadap pameo ini. Di sisi lain, 24% responden tidak memberi pendapat terhadap pameo ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden telah bersikap baik dengan beranggapan gigi berlubang tidak harus selalu terjadi setiap hamil.

Selama masa kehamilan, wanita hamil dapat mengalami peningkatan resiko untuk terjadinya gingivitis kehamilan. Gingivitis kehamilan dapat terjadi karena meningkatnya hormon seks wanita dan adanya faktor iritasi yang berlebihan terhadap gusi.10,19-21 Penelitian ini mendapatkan 14% responden setuju dengan pameo: “tiap kehamilan pasti terjadi gusi berdarah”. Di sisi lain, 25% responden tidak memberi pendapat terhadap pameo ini. Terlihat bahwa sebagian besar responden telah menunjukkan sikap baik karena beranggapan gusi berdarah tidak harus selalu terjadi setiap hamil.

Dalam penelitian ini, terlihat bahwa sikap sebagian besar responden terhadap ketiga pameo mengenai manifestasi kehamilan terhadap kesehatan rongga mulut di atas adalah sebagian besar responden sudah bersikap baik. Secara teoritis, pengetahuan seorang wanita hamil sangat penting dalam mendasari terbentuknya sikap dan perilaku


(1)

40.

Mansour

KA, Al-saif KM. A survey of dental knowledge in al-jubail antenatal

clinic population.

The Saudi Dent J, 1993; 5 (1)

: 1-2.


(2)

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN

Selamat pagi

Saya Dewi Diana mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter gigi di

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Saya akan mengadakan

penelitian dengan judul “Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Wanita Hamil

pengunjung poliklinik Obstetri dan Gynekologi (Obgyn) RSU Dr. Pirngadi Medan

terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut Selama Masa Kehamilan” yang bertujuan

untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku wanita hamil terhadap kesehatan

gigi dan mulut selama masa kehamilan. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai

bahan masukan bagi Ibu mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku wanita hamil

terhadap kesehatan gigi dan mulut pada masa kehamilan

Ibu-Ibu sekalian, wanita hamil biasanya akan mengalami perubahan-perubahan

hormonal yang akan mempengaruhi kesehatan rongga mulut, seperti: gusi berdarah,

gusi membengkak, gigi goyang dan kerusakan-kerusakan pada gigi.

Adapun penelitian yang akan saya lakukan menggunakan kuesioner. Dalam

penelitian ini, saya akan meminta Ibu untuk mengisi kuesioner dengan memilih jawaban

yang telah disediakan. Setelah pengisian kuesioner selesai, Ibu mengembalikan

kuesioner kepada saya.

Partisipasi Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela. Tidak akan terjadi perubahan

mutu pelayanan dari dokter bila Ibu tidak bersedia mengikuti penelitian ini. Ibu akan

tetap mendapatkan pelayanan kesehatan standar rutin sesuai dengan standar prosedur

pelayanan.

Pada penelitian ini identitas Ibu akan disamarkan. Hanya dokter peneliti, anggota

peneliti dan anggota komisi etik yang bisa melihat datanya. Kerahasiaan data Ibu akan

dijamin sepenuhnya. Bila data Ibu dipublikasikan kerahasiaan tetap dijaga.

Jika selama menjalankan penelitian ini terjadi keluhan pada Ibu, silahkan

menghubungi saya Dewi Diana (Hp: 081376792181)

Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi dan kesediaan

waktu Ibu sekalian, saya ucapkan terima kasih.


(3)

(Dewi Diana)

LEMBAR PERSETUJUAN SUBYEK PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

:

Umur

:

Alamat

:

Setelah mendapatkan keterangan dan penjelasan secara lengkap, maka dengan penuh

kesadaran dan tanpa paksaan saya menandatangani dan menyatakan bersedia

berpartisipasi pada penelitian ini.

Medan,....November 2009

Mahasiswa peneliti

Peserta penelitian


(4)

Ibu dapat memilih jawaban dengan cara

IDENTITAS RESPONDEN

1.

Umur

:

______

tahun

2.

Pendidikan

:

 Tidak sekolah  SMA

 SD  Perguruan Tinggi

 SMP

3.

Pekerjaan

:

 Peg. Negeri / Peg.swasta  Tidak bekerja

 Wiraswasta / pedagang / petani  Lain-lain (tuliskan...)  Tidak tetap / buruh / tukang

4.

Kehamilan ke

: _____

DAFTAR PERTANYAAN (KUESIONER)

Pengetahuan kehamilan dan kaitannya dengan rongga mulut

M e nurut I bu ....

Ya Tidak Tidak

Tahu

1.

Adakah hubungan antara kehamilan dan kesehatan rongga mulut?

Pengaruh kehamilan terhadap rongga mulut

2.

Apakah kehamilan dapat mengakibatkan masalah kesehatan rongga mulut?

Bila “Ya”, masalah yang terjadi, yaitu pada ...

 Gusi saja  Gigi saja  Gigi dan Gusi

3.

Apakah kehamilan menyebabkan terjadinya gusi berdarah?

4.

Apakah kehamilan menyebabkan terjadinya gusi bengkak?

5.

Apakah kehamilan menyebabkan terjadinya gigi berlubang?

6.

Apakah muntah-muntah dapat mengakibatkan kerusakan gigi?

Pengaruh rongga mulut terhadap kehamilan

7.

Apakah masalah gigi dan mulut wanita hamil dapat mempengaruhi kesehatan janin?

Bila “Ya”, maka akibat yang mungkin terjadi ... (dapat memilih lebih dari satu)

 persalinan bayi prematur  Lain-lain (tuliskan...)

8.

Apakah penggunaan obat antibiotik Tetrasiklin selama masa kehamilan dapat

mengakibatkan masalah pada gigi janin?

Bila “Ya”, yang terjadi, yaitu...

9.

Informasi mengenai kesehatan rongga mulut, Ibu peroleh dari mana? (dapat memilih lebih dari satu)  Mass Media (koran/majalah)  Sekolah / Kuliah

 TV / Radio  Ibu-Ibu / Pengalaman sendiri  Dokter/dokter gigi  Lain-lain (tuliskan...)


(5)

Sikap terhadap kesehatan gigi dan mulut

Apa k a h t a ngga pa n I bu m e nge na i pe rnya t a a n....

Setuju Tidak Setuju

Tidak Ada Pendapat

10.

“tiap kehamilan akan menghilangkan satu gigi”?

11.

“tiap kehamilan pasti terjadi gigi berlubang”?

12.

“tiap kehamilan pasti terjadi gusi berdarah”?

13.

“Kalsium gigi ibu hamil akan berkurang karena diambil oleh janin”?

M e nurut pe nda pa t I bu ....

Ya Tidak Tidak Tahu

14.

Apakah perlu menjaga kebersihan mulut selama masa kehamilan?

15.

Apakah dengan rajin menyikat gigi dapat mengurangi gigi berlubang?

16.

Apakah dengan rajin menyikat gigi dapat mengurangi gusi berdarah?

M e nurut pe nda pa t I bu ....

Ya Tidak Tidak Tahu

17.

Bolehkah seorang ibu hamil menerima perawatan gigi?

18.

Apakah selama masa kehamilan Ibu takut berobat ke dokter gigi?

Bila ”Ya”, karena takut mempengaruhi... (dapat memilih lebih dari satu)  Kesehatan Ibu  Kesehatan janin

Perilaku kesehatan gigi dan mulut

Se la m a m a sa k e ha m ila n ....

Ya Tidak

19.

Apakah Ibu mengubah cara membersihkan dan memelihara kesehatan rongga mulut?

20.

Apa yang Ibu lakukan untuk kebersihan mulut selama hamil? (dapat memilih lebih dari satu)

 Menyikat gigi  Menghindari makanan / minuman manis di luar jam makan  Memakai obat kumur  Tidak melakukan tindakan

 Berobat ke dokter gigi

21.

Berapa kali dalam sehari Ibu menyikat gigi? _____kali

22.

Apakah Ibu menjadi malas menyikat gigi?

Bila ”Ya”, hal itu disebabkan karena... (dapat memilih lebih dari satu)

 Tidak ada waktu  Pasta gigi terasa tidak menyenangkan  Capek / lelah  Lain-lain (tuliskan...)

 Sakit

23.

Apa yang Ibu biasanya lakukan setelah muntah-muntah? (dapat memilih lebih dari satu)  Kumur-kumur dengan air  Tidak melakukan tindakan  Menyikat gigi segera  Lain-lain (tuliskan...)  Menyikat gigi setelah beberapa menit


(6)

24.

Apa yang Ibu makan / minum selama hamil? (dapat memilih lebih dari satu)  Nasi  Sayur  Lauk  Buah  Susu

25.

Pernahkah Ibu berobat ke dokter gigi selama hamil?

BIla ”Ya”, dengan tujuan pengobatan....  Hanya pemeriksaan biasa

 Ada keluhan (sakit gigi, gigi berlubang, gusi berdarah, gusi bengkak, dll)  Lain-lain (tuliskan...)

Bila ”Tidak”, mengapa? (dapat memilih lebih dari satu)

 Mahal  Tidak ada dokter gigi di sekitar tempat tinggal

 Takut  Tidak perlu

 Tidak ada waktu  Tidak ada keluhan

Pertanyaan tambahan

Se la m a m a sa k e ha m ila n ....

Ya Tidak

26.

Pernahkah dokter kandungan menyarankan untuk berobat ke dokter gigi?

Bila ”Ya”, apakah saran dokter? (dapat memilih lebih dari satu)  Untuk pemeriksaan biasa

 Jika ada keluhan (sakit gigi, gigi berlubang, gusi berdarah, gusi bengkak, dll)  Lain-lain (tuliskan...)