Pengertian Layanan Berbasis Open Access

Murniaty: Mengembangkan Layanan Open Access USU Repository Memanfaatkan Open Source DSpace 5 Telah tersedianya infrastruktur dan koneksi internet, adanya dukungan dan kerjasama yang baik dari seluruh sivitas akademika termasuk Rektor dan cukup handalnya Software Digital Repository yang digunakan, adanya Sumber Daya Manusia Pustakawan dan ahli Teknologi Informasi yang cukup memahami sistem Software Digital Repository yang digunakan, merupakan modal yang baik dalam mengembangkan layanan Open Access USU Repository.

2. Pengertian Layanan Berbasis Open Access

Pendit 2008 menjelaskan Open Access atau akses terbuka merupakan suatu fenomena masa kini yang berkaitan dengan dua hal, yaitu keberadaan teknologi digital dan akses ke artikel jurnal ilmiah dalam bentuk digital. Adanya internet dan jurnal digital telah memungkinkan perluasan dan kemudahan akses, dan kenyataan inilah yang ikut melahirkan Open Access OA atau lebih tepatnya Gerakan OA Open Access Movement. Secara lebih spesifik, OA merujuk pada berbagai literatur digital yang tersedia secara terpasang online, gratis free of charge , dan bebas dari semua ikatan atau hambatan hak cipta atau lisensi. Artinya, ada sebuah “penyedia” yang meletakkan berbagai berkas dan setiap berkas itu disediakan untuk siapa saja yang dapat mengakses. Berdasarkan pengertian itu, maka menurut Pendit Pendit, 2008 OA otomatis juga membebaskan hambatan akses yang biasanya karena biaya, entah itu biaya berlangganan, biaya lisensi, atau membayar-setiap-melihat pay-perview-fees. Selain itu OA juga menghilangkan hambatan yang timbul karena perijinan sebagaimana yang ada dalam setiap karya yang dilindungi hak ciptanya. Ide tentang OA berkaitan dengan tiga kesepakatan yang melibatkan ratusan institusi informasi, yaitu Budapest Open Access Initiative BOAI Februari 2002, Bethesda Principles Juni 2003, dan Berlin Declaration Oktober 2003. Budapest Open Access Initiative BOAI 2002 mendefinisikan OA sebagaimana dikutip oleh Pendit 2008 : “ketersediaan artikel secara gratis di internet agar semua orang dapat membaca, mengambil, menyalin, menyebarkan, mencetak, dan menelusurnya atau membuat kaitan dengan artikel-artikel tersebut secara sepenuhnya, menjelajahinya untuk membuat indeks, menyalurkannya sebagai masukan ke perangkat lunak, atau menggunakannya untuk berbagai keperluan yang tidak melanggar hukum, tanpa harus menghadapi hambatan finansial, legal, atau teknis, selain hambatan yang tidak dapat Murniaty: Mengembangkan Layanan Open Access USU Repository Memanfaatkan Open Source DSpace 6 dilepaskan dari kemampuan mengakses internet itu sendiri. Satu-satunya pembatasan adalah dalam hal reproduksi dan distribusi karena berkaitan dengan hak cipta penulis dan pemberian penghargaan kepada penulis dalam bentuk pengutipan”. Dengan defenisi di atas maka pada dasarnya OA juga tidak dapat dikatakan bertentangan dengan prinsip hak cipta. Landasan hukum yang digunakan untuk OA biasanya adalah ijin resmi yang diberikan oleh pemegang hak cipta, atau pernyataan bahwa literatur yang bersangkutan adalah milik umum public domain. Hal lain yang terlihat dalam prinsip OA ini adalah kerelaan pencipta pengarang untuk tidak memperoleh imbalan uang, misalnya dalam bentuk royalti bagi karyanya. Dalam konteks penggunaan teknologi digital dan jaringan internet, maka prinsip tidak mengharapkan royalti ini akan mengurangi biaya yang harus dikeluarkan oleh penyedia jasa OA atau penerbit. Secara alami, prinsip tanpa royalti ini sangat cocok untuk bidang penerbitan karya ilmiah, sebab sebenarnya banyak karya ilmiah yang dimuat di jurnal ataupun website universitasperpustakaan tanpa imbalan royalti. Para akademisi dan ilmuwan pada umumnya memang tidak menulis arikel ilmiah untuk mencari uang, melainkan untuk mencari pengakuan dan untuk memperluas jaringan pengetahuan mereka.

3. Mengembangkan Layanan USU Repository Dengan Sistem Open Access