Pengertian Regresi dan Korelasi .1 Pengertian Regresi

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi dan Korelasi 2.1.1 Pengertian Regresi Pengertian regresi secara umum adalah sebuah alat statistik yang memberikan penjelasan tentang pola hubungan antara dua variabel atau lebih. Istilah regresi diperkenalkan oleh seorang yang bernama Francis Gulton dalam makalah berjudul regression towerd mediacraty in hereditary stature. Meskipun ada kecendrungan bagi para orang tua yang mempunyai anak yang tinggi dan orang tua pendek mempunyai anak yang pendek, dengan kata lain bahwa ada kecendrungan bagi rata-rata tinggi anak dengan orang tua yang mempunyai tinggi tertentu untuk bergerak mundur regress ke arah tinggi rata-rata seluruh. Menurut penjelasannya, ada suatu kecendrungan untuk rata-rata anak dari orang tua dengan tinggi tertentu bergerak menuju nilai rata-rata dari seluruh populasi. Hukum regresi universal dari Galton telah dibuktikan oleh kawannya yang bernama Karl Pearson, dengan jalan mengumpulkan lebih dari seribu catatan mengenai tinggi dari para anggota kelompok keluarga. Karl Perason menemukan bahwa rata-rata tinggi anak laki-laki kelompok orang tua yang tinggi ternyata lebih kecil dari tinggi ayahnya dan rata-rata tinggi anak laki-laki dari kelompok orang tua yang pendeknya ternyata lebih besar dari pada tinggi ayahnya, jadi seolah-seolah semua anak laki-laki yang tinggi dan anak laki-laki yang pendek bergerak menuju ke rata-rata tinggi dari seluruh anak laki- Universitas Sumatera Utara laki, yang menurut istilah Galton: “Regression to Mediocrity”. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya tinggi anak mengikuti tinggi orang tuanya.

2.1.2 Pengertian Korelasi

Korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan derajat hubungan linier antara dua variabel atau lebih yang ditemukan oleh Karl Pearson 1900. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan, terutama untuk data kuantitatif, dinamakan Koefisien Korelasi. Hubungan antara dua variabel didalam teknik korelasi bukanlah dalam arti hubungan sebab akibat timbal balik, melainkan hanya merupakan hubungan searah saja. Akibatnya, dalam korelasi dikenal penyebab dan akibatnya. Data penyebab yang mempengaruhi disebut variabel bebas. Dan data akibat yang dipengaruhi disebut variabel terikat. Seringkali dua variabel dikaitkan satu sama lain, walaupun tidak selalu benar bahwa nilai suatu variabel pada nilai variabel lain. Suatu hubungan dapat dinyatakan dengan perhitungan korelasi antara dua variabel. Koefisien korelasi R adalah suatu ukuran linier antara dua variabel, dapat bervariasi dari 0 yang menunjukkan tidak ada korelasi hingga 1 yang menunjukkan korelasi sempurna. Jika korelasi lebih besar dari 0, dua variabel dikatakan berkorelasi positif dan jika kurang dari 0 dikatakan berkorelasi negatif. Besarnya hubungan dinyatakan dengan koefisien korelasi atau R adalah: � � = �� ��� ∑ � � � Dengan �� ��� = � 1 ∑ � 1 � � � + � 2 ∑ � 2 � � � + ... + � � ∑ � �� � � Universitas Sumatera Utara di mana: � � = � � − �� � � = � � − �� di mana: �� = Rata-rata variabel tak bebas �� = Rata-rata variabel bebas R = Koefisien Korelasi �� ��� = Jumlah Kuadrat Regresi � � = Koefisien regresi variabel bebas � � Jika R = +1 diberi makna hubungan kedua variabel adalah linier positif dan sangat tinggi, jika R= -1 diberi makna kedua variabel adalah linier negatif dan sangat tinggi. Bagaimana jika nilai R terdapat diantara -1 dengan +1? Untuk menjawab pertanyaan ini, maka makna dari R yang kita hitung dapat dikonsultasikan dengan tabel dibawah ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 INTERPRETASI DARI NILAI r r Interpretasi 0,10-0,20 0,21-0,40 0,41-0,60 0,61-0,80 0,81-0,99 1 Tidak berkorelasi Sangat rendah Rendah Agak rendah Cukup Tinggi Sempurna Sumber : Usman Husain, M. Pd . Pengantar Statistika

2.2 Analisis Regresi Linier