Statistik Deskriptif ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

a. Memberi skor untuk setiap item pengungkapan secara dikotomi, dimana jika suatu item diungkapkan diberi nilai satu dan jika tidak diungkapkan akan diberi nilai nol. b. Skor yang diperoleh setiap pemerintah daerah dijumlahkan untuk mendapatkan skor total. c. Menghitung indeks kelengkapan pengungkapan wajib dengan cara membagi total skor yang diperoleh dengan total skor yang diharapkan dapat diperoleh oleh pemerintah daerah.

B. Statistik Deskriptif

Dari data yang diperoleh sebanyak 79 sampel seperti yang telah dikemukakan di atas diperoleh statistik deskriptif yang mencakup n banyaknya data yang diperoleh, nilai minimun, nilai maksimum, rata-rata mean dan deviasi standar standar deviation atas variabel-variabel penelitian. Variabel-variabel tersebut meliputi Ukuran Pemerintah Daerah, Kewajiban, Pendapatan Transfer, Umur Pemerintah Daerah, Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan Rasio Kemandirian Keuangan Daerah. Data selengkapnya untuk masing-masing variabel tercantum dalam Lampiran 2 dan hasil statistik deskriptif tercantum dalam Lampiran 3. Tabel 4.3. di bawah ini menyajikan statistik deskriptif untuk semua variabel dalam penelitian. Tabel 4.3. Statistik Deskriptif Variabel Minimum Maximum Mean Std. Deviation Size dalam milyar 270,19 4.824,80 1.451,23 987,89 Kewajiban dalam milyar 0,01 994,60 21,44 112,18 Transfer dalam milyar 207,12 1.700,97 512,72 243,39 Umur 4,00 57,00 37,92 22,62 SKPD 22,00 232,00 53,78 36,85 Kemandirian 0,02 0,25 0,07 0,05 Disclosure 0,13 0,39 0,22 0,06 N = 79 Sumber : Data sekunder diolah, 2010 1. Ukuran pemerintah daerah Proksi untuk variabel ukuran pemerintahan daerah Size pada penelitian ini menggunakan total aset dari Pemerintah Daerah, karena aset menunjukkan sumberdaya ekonomi yang dikuasai dan atau dimiliki pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan dapat diperoleh. Dari Tabel 4.3. menunjukkan bahwa kabupatenkota yang memiliki Total Aset minimum sebesar Rp. 270.190.000.000,00 dan nilai maksimum sebesar Rp. 4.824.800.000.000,00. Nilai rata-rata hitung untuk Total Aset adalah sebesar Rp. 1.451.230.000.000,00. Hal ini berarti bahwa kabupatenkota yang dijadikan sampel dalam penelitian ini memiliki nilai Total Aset rata-rata sebesar Rp 1.451.230.000.000,00. Total Aset kabupatenkota yang dijadikan sampel dalam penelitian ini memiliki deviasi standar sebesar Rp. 987.890.000.000,00. 2. Kewajiban Kewajiban diukur berdasarkan jumlah kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. Dari Tabel 4.3. menunjukkan bahwa besarnya kewajiban minimum sekitar Rp. 10.000.000,00 dan nilai maksimum adalah sebesar Rp. 994.600.000.000,00. Nilai rata-rata hitung untuk kewajiban adalah sebesar Rp 21.440.000.000,00. Hal ini berarti bahwa kabupatenkota yang dijadikan sampel dalam penelitian ini memiliki nilai kewajiban rata-rata sebesar Rp 21.440.000.000,00. Kewajiban yang dijadikan sampel dalam penelitian ini memiliki deviasi standar sebesar 112.180.000.000,00. 3. Pendapatan Transfer Pendapatan Transfer adalah jenis pendapatan daerah yang berasal dari transfer Pemerintah Pusat dan atau Pemerintah Provinsi. Dari Tabel 4.3. menunjukkan bahwa Pendapatan Transfer minimum sebesar Rp. 207.120.000.000,00 dan nilai maksimum adalah sebesar Rp. 1.700.970.000.000,00. Nilai rata-rata hitung untuk Pendapatan Transfer adalah sebesar Rp. 512.720.000.000,00. Hal ini berarti bahwa kabupatenkota yang dijadikan sampel dalam penelitian ini memiliki nilai Pendapatan Transfer rata-rata sebesar Rp 512.720.000.000,00. Pendapatan Transfer kabupatenkota yang dijadikan sampel dalam penelitian ini memiliki deviasi standar sebesar Rp. 243.390.000.000,00. 4. Umur pemerintah daerah Variabel umur pemerintah daerah dalam penelitian ini diukur berdasarkan sejak diterbitkannya peraturan perundangan pembentukan Pemerintah Daerah yang bersangkutan. Dari Tabel 4.3. menunjukkan bahwa kabupatenkota yang memiliki Umur termuda pada tahun 2007 adalah 4 tahun dan tertua adalah 57 tahun. Nilai rata-rata hitung untuk umur pemerintah daerah adalah sebesar 37,92. Hal ini berarti bahwa kabupatenkota yang dijadikan sampel dalam penelitian ini memiliki nilai umur rata-rata sebesar 38 tahun. Umur kabupatenkota yang dijadikan sampel dalam penelitian ini memiliki deviasi standar sebesar 22,62. 5. Jumlah satuan kerja perangkat daerah Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD merupakan entitas akuntansi pada Pemerintah Daerah yang wajib menyajikan laporan keuangan untuk dikonsolidasikan menjadi LKPD. Dari Tabel 4.3. menunjukkan bahwa jumlah SKPD paling sedikit adalah sebanyak 22 dan terbanyak adalah sebanyak 232. Nilai rata-rata hitung untuk jumlah SKPD adalah sebesar 53,78. Hal ini berarti bahwa kabupatenkota yang dijadikan sampel dalam penelitian ini memiliki jumlah SKPD rata-rata sebanyak 54. Jumlah SKPD kabupatenkota yang dijadikan sampel dalam penelitian ini memiliki deviasi standar sebesar 36,85. 6. Rasio kemandirian keuangan daerah Kemandirian keuangan daerah menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah Halim, 2002. Dari Tabel 4.3. menunjukkan bahwa Rasio Kemandirian Keuangan Daerah paling rendah adalah sebesar 0,02 dan tertinggi adalah sebesar 0,25. Rata-rata Rasio Kemandirian Keuangan Daerah dari KabupatenKota yang dijadikan sampel adalah sebesar 0,07. 7. Tingkat pengungkapan wajib LKPD Variabel ini mengukur berapa banyak butir pengungkapan wajib laporan keuangan yang diungkap oleh pemerintah daerah berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan. Dari Tabel 4.3. menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan wajib laporan keuangan pemerintah daerah pada tahun 2007 rata-rata adalah sebesar 22 . Tingkat pengungkapan wajib minimum sebesar 13 dan maksimum sebesar 39 dengan nilai standar deviasi sebesar 6 . Nilai rata-rata tingkat pengungkapan wajib sebesar 22 , lebih kecil dari nilai rata-rata tingkat pengungkapan wajib pada penelitian Mandasari 2009 sebesar 52,57 karena jumlah butir pengungkapan wajib yang digunakan pada penelitian ini lebih banyak, yaitu 46 butir dibandingkan penelitian Mandasari 2009 yang menggunakan 34 butir pengungkapan wajib.

C. Hasil