Variabel tidak terkendali Defenisi Operasional

3.4.5 Variabel tidak terkendali

a. Lingkungan kondisi tanah dan iklim tempat tumbuh siwak b. Usia batang siwak c. Perlakuan terhadap siwak selama tumbuh d. Waktu dan suhu saat pengiriman ekstrak siwak sampai ke Laboratorium Pusat Penyakit Tropis Surabaya. e. Suhu saat pengiriman ekstrak ke Laboratorium Pusat Penyakit Tropis Surabaya.

3.4.6 Defenisi Operasional

NO VARIABEL DEFENISI OPERASIONAL CARA UKUR SKALA UKUR ALAT UKUR Variabel Bebas 1 Ekstrak etanol siwak 20 Ekstrak yang didapat dengan melarutkan 200 mg ekstrak kental siwak dalam 1 ml MHB Sesuai SOP di Laboratorium Pusat Penyakit Tropis UNAIR Rasio Electronic balance dan mikropipet 2 Ekstrak etanol siwak 10 Ekstrak yang didapat dengan mengambil setengah dari konsentrasi ekstrak etanol 20 dan dilarutkan dalam 1ml MHB Sesuai SOP di Laboratorium Pusat Penyakit Tropis UNAIR Rasio Mikropipet 3 Ekstrak etanol siwak 5 Ekstrak yang didapat dengan mengambil setengah dari konsentrasi ekstrak etanol siwak 10 dan dilarutkan dalam 1 ml MHB Sesuai SOP di Laboratorium Pusat Penyakit Tropis UNAIR Rasio Mikropipet 4 Ekstrak etanol siwak 2,5 Ekstrak yang didapat dengan mengambil setengah dari konsentrasi ekstrak etanol siwak 5 dan dilarutkan dalam 1 ml MHB Sesuai SOP di Laboratorium Pusat Penyakit Tropis UNAIR Rasio Mikropipet 5 Ekstrak etanol siwak 1,25 Ekstrak yang didapat dengan mengambil setengah dari konsentrasi ekstrak etanol siwak 2,5 dan dilarutkan dalam 1 ml MHB Sesuai SOP di Laboratorium Pusat Penyakit Tropis UNAIR Rasio Mikropipet NO VARIABEL DEFENISI OPERASIONAL HASIL UKUR SKALA UKUR ALAT UKUR Variabel Tergantung 1 KHM kadar Hambat Minimum Konsentrasi minimal bahan coba yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri yang secara visual dapat diamati Dalam satuan CFUml Colony forming unitmililiter Rasio Visual dengan bantuan mikroskop 2 KBM Kadar Bunuh Minimum Konsentrasi minimal bahan coba yang dapat membunuh bakteri 99,9 Dalam satuan CFUml Colony forming unitmililiter Rasio Visual dengan bantuan mikroskop Metode Drop Plate Miles Misra 3.5 Bahan dan alat penelitian 3.5.1 Bahan penelitian

Dokumen yang terkait

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Umbi Lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Fusobacterium nucleatum ATCC 25586 sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

9 130 100

Efek Antibakteri Kitosan Blangkas Molekul Tinggi Sebagai Perancah Dengan Ekstrak Batang Kemuning Terhadap Fusobacterium Nucleatum Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar(In Vitro)

3 56 72

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L) Terhadap Porphyromonas Gingivalis Sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 81 67

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Afrika (Vernonia amygdalina) sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Fusobacterium Nucleatum (Penelitian InVitro)

12 103 68

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Siwak (Salvadora persica) sebagai Alternatif Bahan Irigasi Saluran Akar terhadap Enterococcus faecalis (Secara In Vitro)

3 56 77

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Afrika (Vernoniaamygdalina) Sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar Terhadap Enterococcus Faecalis(Secarain Vitro)

21 182 71

Efek Antibakteri Konsentrasi Ekstrak Batang Kemuning (murraya paniculata) Terhadap fusobacterium nucleatum Sebagai Bahan alternatif medikamen Saluran akar gigi (in vitro)

3 81 82

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) sebagai Alternatif Medikamen Saluran Akar terhadap Fusobacterium nucleatum (Secara In-Vitro)

8 110 71

Daya atibakteri ekstrak etanol buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai bahan medikamen saluran akar secara in vitro.

3 69 76