2.3.1 Nilai farmakologis siwak 2.3.1.1 Kandungan kimiawi batang kayu siwak
Didalam kayu siwak terkandung Antibacterial acid, seperti astrigents, abrasive dan detergent yang berfungsi untuk membunuh bakteri, mencegah infeksi dan
menghentikan pendarahan pada gusi.
16
Komponen kimiawi dalam siwak :
16,21
1. Silika dalam siwak bertindak sebagai bahan abrasif untuk menghilangkan noda dan membersihkan gigi.
2. Tanin dapat menghambat pertumbuhan plak dan melindungi gingiva. 3. Resin adalah produk yang membentuk lapisan pelindung untuk mencegah
karies. 4. Salvadorin berfungsi sebagai antibakteri, antiinflamasi dan menstimulasi
gingiva. 5. Vitamin C membantu penyembuhan dan perbaikan jaringan gingiva.
6. Sulfur memiliki bau dan rasanya yang pedas dan memiliki efek bakterisida 7. Klorida sebagai penghambat pembentukan kalkulus dan membantu
menghilangkan strain pada gigi. 8. Flourida membentuk efek penghambat terhadap pertumbuhan bakteri dan
karang gigi dan memperkuat enamel gigi. 9. Flavonoid berfungsi menguatkan gingiva dan dapat mengurangi inflamasi
10. Saponin mempunyai sifat seperti sabun yang dapat melarutkan kotoran dan dapat digunakan sebagai antiinflamasi dan antimikroba.
2.3.1.2 Efek antibakteri siwak
Darout 2000 dan El-Mostehy et al 1998 melaporkan bahwa tanaman siwak mengandung zat-zat antibakteri yang dipengaruhi oleh keragaman kandungan kimiawi
yang dapat ditemukan pada ekstraknya. Efek ini berhubungan dengan tingginya kandungan sodium klorida dan pottasium klorida, seperti salvadourea dan salvadorine,
saponin, tannin, vitamin C, silika, resin, cyanogenic glycoside dan benzylsothio-
cyanate. Komponen anionik alami yang terdapat dalan siwak ialah Nitrat NO
3 -
, Sulfat SO
4 2-
, klorida Cl
-
dan tiosianat SCN
-
.
19
Farooqi et al Cit Al Sadhan 1999 mengisolasi benzy-lisothiocyanate dari akar Salvadora persica, mereka mengklaim telah menemukan saponin bersama dengan tanin,
silika, sejumlah kecil resin, trimetilamin dan sejumlah besar alkaloid. El-Mostehy et al 1983 Cit Al Sadhan 1999 analisis batang kayu siwak kering dengan ekstraksi
menggunakan etanol 80 dan dilanjutkan dengan eter menunjukkan bahwa kayu siwak mengandung zat-zat kimia seperti: trimetilamin, alkaloid, klorida, sejumlah besar
flourida dan silika, sulfur, vitamin C, serta sejumlah kecil tanin, saponin, flavonoid dan sterol.
21
Ahmad M et al 2011 melakukan penelitian untuk mengetahui komponen fitokimia dari ekstrak etanol. Hasil penelitian menunjukkan penyaringan fitokimia
menunjukkan bahwa ekstrak alkohol Salvadora persica berisi alkaloid, tanin, saponin, flavonoid, sterol, terpenoid, protein dan karbohidrat.
27
Gambar 4. Batang siwak
25
Komponen anionik pada siwak : Nitrat NO
3 -
dilaporkan mempengaruhi pengangkutan aktif proline pada Escherichia coli dan aldosa dari E. coli dan
Streptococcus faecalis. Nitrat juga mempengaruhi pengangkutan aktif oksidasi fosforilasi dan pengambilan oksigen oleh Pseudomonas aeruginosa dan Stapylococcus
aureus sehingga pertumbuhan kedua jenis bakteri ini menjadi terhambat. Komponen
lainnya sulfat SO
4 2-
, klorida Cl
-
dan tiosianat SCN
-
. Tiosianat bertindak sebagai substrat dalam laktoperoksidase yang digunakan untuk membangkitkan hipotiosianit
OSCN
-
dengan keberadaan hidrogen peroksida. OSCN
-
bereaksi dengan kelompok sulfahidril dan enzim bakteri sehingga menjadi penyebab kematian bakteri.
19
Al-Bayati dan Sulaiman mengatakan bahwa aktifitas penghambat tertinggi terlihat pada Streptococcus faecalis dengan menggunakan konsentrasi ekstrak sebanyak
200 mgml, sedangkan aktifitas paling lemah ditunjukkan terhadap Ps. aeruginosa.
15
Penelitian oleh Pardamean S dan Abidin T 2007 menunjukkan bahwa siwak memiliki efek entibakteri terhadap Streptococcus mutans p0.05 dan peningkatan konsentrasi
siwak memiliki korelasi yang positif terhadap peningkatan zona hambat pertumbuhan Streptococcus mutans.
28
Abd El Rahman et al 2002 mengatakan bahwa ekstrak etanol siwak adalah yang paling ampuh dan S.mutans adalah strain yang paling rentan.
14
Selain memiliki efek antibakteri, siwak juga diketahui memiliki efek analgesik dan anti inflamatori. Mansour et al 1996 Cit Al Sadhan 1999 mempelajari efek
analgesik dari siwak dan melaporkan bahwa siwak memiliki efek analgesik yang lebih terhadap rangsangan panas dari pada rangsangan kimia.
21
Hasil penelitian Ahmad et al 2011 menunjukkan bahwa ekstrak dari Salvadora persica memiliki aktivitas analgesik
yang panjang pada dosis yang tinggi dibandingkan dosis yang rendah dengan menunjukkan peningkatan waktu reaksi. Anti inflamasi dan analgesik pada ekstrak
Salvadora persica mungkin disebabkan karena adanya kandungan flavonoid dan sterol.
27
2.4 Kerangka Konsep