STRATEGY OF CULTURE AND TOURISM AFFAIR OF LAMPUNG PROVINCE IN PROMOTING CULTURE AND TOURISM TROUGH KRAKATAU FESTIVAL

(1)

i

ABSTRACT

STRATEGY OF CULTURE AND TOURISM AFFAIR OF LAMPUNG PROVINCE IN PROMOTING CULTURE AND TOURISM

TROUGH KRAKATAU FESTIVAL

By

TIMO PRAMONO

Culture and Tourism Affair of Lampung Province performed communication strategy in promoting culture and tourism trough Krakatau Festival, with objective that all potencies of culture and tourism been known and interested preference of investors, tourist and people by investing and more know about culture and tourism in Province of Lampung.

The formula of this research is: “How is strategy of Culture and Tourism Affair of Lampung Province in Promoting culture and tourism trough Krakatau Festival?” The objective of this research is to describe the strategy of Culture and Tourism Affair of Lampung Province in promoting culture and tourism trough Krakatau Festival.


(2)

ii

Secretary of Krakatau Festival XVIII Year 2008 at Culture and Tourism Affair of Lampung Province and Daily Chief of Lampung Art Council. Data collecting technique conducted with observation, interview and documentation. Data analysis technique conducted qualitatively, by phases data reduce, data display and data verification.

The result of this research show that strategy of Culture and Tourisms Affair Lampung Province in promoting culture and tourism trough Krakatau Festival XVIII Year 2008, consist of: (1) Communicant idideennttiiffiiccaattiioonn,, dodonnee byby idideennttiiffiieedd c

coommmmuunniiccaanntt tthhaatt llooccaall pepeooppllee, domestic and foreign tourist and domestic and foreign investor. (2) Arranged message,, ddoonnee bbyy ararrraannggeedd mmaassssaaggee informatively and persuasively by Indonesian Language and English (3) Established meetthhoodd,, d

doonnee bbyy ppeerrffoorrmmeedd ssoommee activity events, that Competition of Crate Lampung Pop Song, Competition of Muli and Mekhanai Lampung Year 2008, Kiluan Fishing Week, Opening Ceremony, Krakatau Night and Galla Dinner, Appreciation of Lampung Culture, Lampung Expo, Party of Lampung Art, International Mask Festival, Krakatau Tour, Krakatau Ritual, Paramotor Attraction, International Flying Festival, Off Road Krakatau, Krakatau Jet sky and Closing Ceremony. (4) MMeeddiiaa cchhoooossiinngg,, ddoonnee bbyy uussiinngg mmaassss mmeeddiiaa,, pprriinntteedd aanndd eelleeccttrroonniicc iinn llooccaall aanndd n

naattiioonnaall lleevveell anandd uussiinngg inintteerrnneett iinn prproommoottiinngg Krakatau Festival to international public.


(3)

iii ABSTRAK

STRATEGI DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI LAMPUNG DALAM MEMPROMOSIKAN BUDAYA DAN PARIWISATA

MELALUI FESTIVAL KRAKATAU

Oleh

TIMO PRAMONO

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung melaksanakan strategi komunikasi dalam mempromosikan budaya dan pariwisata melalui Festival Krakatau, dengan tujuan agar berbagai potensi budaya dan pariswisata tersebut akan diketahui dan dikenal secara luas, sehingga akan menarik minat para investor, wisatawan dan masyarakat luas untuk menanamkan investasi dan mengenal lebih jauh tentang kebudayaan dan pariwisata di Propinsi Lampung.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung dalam mempromosikan budaya dan pariwisata melalui Festival Krakatau Tahun 2008?” Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan menganalisa strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung dalam mempromosikan budaya dan pariwisata melalui Festival Krakatau Tahun 2008.


(4)

iv

informan yaitu Sekretaris Pelaksana Festival Krakatau XVIII Tahun 2008 dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung dan Ketua Harian Dewan Kesenian Lampung (DKL). Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisa kualitatif dilakukan dengan tahapan reduksi data, penyajian data (display) dan pengambilan kesimpulan atau verifikasi data.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung dalam mempromosikan budaya dan pariwisata melalui Festival Krakatau XVIII Tahun 2008, meliputi: (1) Peennggeennaallaann// i

iddeennttiiffiikkaassii kokommuunniikkaann,, didillaakkuukkaann ddeennggaann mmeennggiiddeennttiiffiikkaassii kokommuunniikkaann yyaaiittuu masyarakat lokal, wisatawan domestik dan mancanegara, serta para investor dalam dan luar negeri. (2) Peerraannccaannggaann PPeessaann,, ddiillaakkuukkaann ddeennggaann mmeerraannccaanngg ppeessaann secara informatif dan persuasif menggunakan Bahasa Indonesia dan Inggris (3) Peenneettaappaann memettooddee,, didillaakkuukkaann dedennggaann menyelenggarakan berbagai even kegiatan, yaitu Lomba Cipta Lagu Pop Daerah Lampung, Pemilihan Muli dan Mekhanai Lampung 2008, Kiluan Fishing Week, Acara Pembukaan, Krakatau Night dan Galla Dinner, Apresiasi Pesona Budaya Lampung, Lampung Expo, Pesta Kesenian Lampung, Festival Topeng Internasional, Tour Krakatau, Ritual Krakatau, Atraksi Paramotor, Festival Layang-Layang Internasional, Krakatau Off Road, Krakatau Jetski dan Acara Penutup. (4) Peemmiilliihhaann MMeeddiiaa,, ddiillaakkuukkaann ddeennggaann m

meenngggguunnaakkaann mmeeddiiaa mamassssaa babaiikk cecettaakk dadann eelleekkttrroonniikk titinnggkkaatt lolokkaall ddaann nanassiioonnaall s

seerrttaa mmeenngggguunnaakkaann iinntteerrnneett uunnttuukk mempromosikan Fetival Krakatau secara lebih luas dan menjangkau masyarakat Internasional.


(5)

1.1 Latar Belakang Masalah

Proses komunikasi setua peradaban manusia di dunia ini, dan sejalan dengan perkembangan zaman. Bentuk komunikasinya pun terus berkembang. Melalui komunikasi manusia saling membentuk pengertian dengan lingkungannya. Komunikasi juga dapat menumbuhkan persahabatan, memelihara kasih-sayang, menyebarkan pengetahuan, dan melestarikan peradaban. Tetapi dengan komunikasi pun manusia bisa saling bermusuhan, saling benci, menanamkan perpecahan, bahkan menciptakan peperangan.

Pentingnya komunikasi bagi kehidupan sosial, budaya, pendidikan dan politik sudah disadari oleh para cendekiawan sejak Aristoteles yang hidup ratusan tahun sebelum Masehi. Akan tetapi studi Aristoteles hanya berkisar pada retorika dalam lingkungan kecil. Baru pada pertengahan abad ke-20, ketika dunia dirasakan semakin kecil akibat Revolusi Industri dan revolusi teknologi elektronik maka para cendekiawan pada abad sekarang menyadari pentingnya komunikasi, untuk ditingkatkan dari pengetahuan/knowledgemenjadi ilmu/science(Effendy, 2004:9)


(6)

Komunikasi sangat penting dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Disadari atau tidak, manusia belajar berkomunikasi sepanjang hidupnya. Komunikasi dapat menentukan kualitas hidup manusia. Komunikasi erat kaitannya dengan perilaku dan pengalaman kesadaran manusia. Komunikasi begitu esensial bagi manusia, sehingga jika ingin menelaah tentang manusia dan apa yang dilakukannya, juga harus menoleh pada komunikasi.

Studi komunikasi menjadi penting karena banyak permasalahan yang timbul akibat komunikasi. Manusia, tidak dapat hidup sendirian, karena secara kodrati merupakan makhluk sosial, yang juga sekaligus makhluk individu. Manusia harus hidup bermasyarakat. Komunikasi merupakan sebuah fenomena pemenuhan kebutuhan manusia, terutama kebutuhan sosialnya, sejak puluhan ribu tahun lampau. Sebagai sebuah disiplin ilmu sekaligus seni, mutual understanding atau makna bersama antara partisipan komunikasi secara efektif dan efisien tumbuh dan berkembang menjadi tujuan komunikasi, sebab komunikasi dibutuhkan oleh semua orang dari berbagai latar belakang kehidupan.

Komunikasi didefinisikan sebagai proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai paduan pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, himbauan, dan sebagainya, yang dilakukan seseorang kepada orang lain, baik langsung secara tatap muka maupun tak langsung melalui media, dengan tujuan mengubah sikap, pandangan, atau perilaku (Effendy, 2000: 60).


(7)

Dalam konteks kehidupan dan peradaban manusia, komunikasi dalam banyak hal menyebabkan proses sosial, proses budaya, proses pembangunan bangsa, proses politik yang mengikutsertakan nilai-nilai yang dihayati oleh individu dan masyarakat sehingga mempersatukan bangsa. Komunikasi dan pembangunan merupakan dua hal yang penting dalam perkembangan kehidupan. Keduanya dapat dikatakan sebagai hal yang tidak terelakkan, dan telah menjadi bagian dari rangkaian agenda aktivitas masyarakat sehari-hari.

Konsep komunikasi pembangunan dapat dilihat dalam arti yang luas dan terbatas. Dalam arti yang luas, komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi komunikasi (sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan secara timbal balik) di antara semua pihak yang terlibat dalam usaha pembangunan; terutama antara masyarakat dengan pemerintah, sejak dari proses perencanaan, kemudian pelaksanaan, dan penilaian terhadap pembangunan. Sedang dalam arti sempit, komunikasi pembangunan merupakan segala upaya dan cara, serta teknik penyampaian gagasan, dan keterampilan-keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang menggerakkan pembangunan dan ditujukan kepada masyarakat luas. Kegiatan tersebut bertujuan agar masyarakat yang dituju dapat memahami, menerima, dan berpartisipasi dalam melaksanakan gagasan-gagasan yang disampaikan.

Terkait dengan komunikasi pembangunan dan kegiatan pariwisata, Pemerintah Propinsi Lampung menyelenggarakan Festival Krakatau sebagai event tahunan untuk mempromosikan dan meningkatkan daya tarik potensi budaya dan pariwisata. Adapun berbagai kegiatan atau event utama yang diselenggarakan


(8)

dalam Festival Krakatau pada tahun 2008 meliputi Opening Ceremony, Cultural Carnival, Krakatau Night, Lampung Cultural Appreciation, Lampung Art Festival, Lampung Expo, Krakatau Ritual Ceremony, International Traditional Mask Festival, Krakatau Tour, Paramotor Attraction, International Kite Festival, Krakatau Off Road & Tourism Rally, Krakatau Jetski, Festival Tambur Nusantara dan Closing Ceremony. (Sumber: www. halohalo.co.id. Diakses Rabu 21 Agustus 2008. Pukul 10.15 Wib).

Permasalahan yang melatar belakangi penelitian ini adalah adanya fenomena bahwa Propinsi Lampung memiliki banyak aset budaya dan wisata, sehingga diperlukan adanya pengembangan secara lebih maksimal. Oleh karena itu maka Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung sebagai badan pemerintah daerah yang bertugas menangani masalah ini, dituntut untuk mampu mengelola dan memberdayakan berbagai aset budaya dan wisata tersebut, dengan melakukan promosi menggunakan media Festival Krakatau. Pelaksanaan promosi budaya dan wisata melalui Festival Krakatau merupakan aktivitas komunikasi.

Apabila dikaji secara lebih lanjut maka Festival Krakatau yang diselenggarakan setiap tahun ini merupakan media komunikasi itu sendiri. Hal ini sesuai dengan penjelasan bahwa proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap yakni secara primer dan secara sekunder (Effendy, 2004: 11).

Proses komunikasi secara primer pada Festival Krakatau, diketahui dari adanya penggunaan berbagai lambang (symbol) berupa bahasa, gambar maupun warna yang mewakili pesan yang ingin disampaikan pemerintah melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung selaku pengirim pesan kepada


(9)

khalayak. Bahasa dalam hal ini dipergunakan dalam proses komunikasi untuk menyampaikan berbagai informasi atau opini mengenai Festival Krakatau yang diselenggarakan.

Sementara itu proses komunikasi secara sekunder pada Festival Krakatau antara lain dapat ditemukan pada penggunaan berbagai media komunikasi sekunder oleh komunikator, yaitu pemerintah Propinsi Lampung melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, yaitu dengan memanfaat berbagai media seperti surat kabar, radio, televisi maupun internet untuk menyampaikan informasi mengenai berbagai hal terkait dengan penyelenggaraan Festival Krakatau kepada khalayak luas. Dengan demikian informasi terkait penyelenggaraan Festival Krakatau ini dapat diakses dan diketahui khalayak luas baik oleh publik domestik maupun internasional.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dinyatakan bahwa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung melakukan strategi komunikasi dalam mempromosikan budaya dan pariwisata melalui Festival Krakatau, sehingga dengan demikian maka berbagai potensi budaya dan pariswisata tersebut akan diketahui dan dikenal secara luas, sehingga akan menarik minat para investor, wisatawan dan masyarakat luas untuk menanamkan investasi dan mengenal lebih jauh tentang kebudayaan dan pariwisata di Propinsi Lampung.

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka penulis akan melakukan penelitian mengenai strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung dalam mempromosikan budaya dan pariwisata melalui Festival Krakatau Tahun 2008.


(10)

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung dalam mempromosikan budaya dan pariwisata melalui Festival Krakatau Tahun 2008?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan menganalisa strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung dalam mempromosikan budaya dan pariwisata melalui Festival Krakatau Tahun 2008.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini meliputi: 1. Secara Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih baik sebagai literatur atau referensi bagi pihak-pihak yang akan melakukan penelitian mengenai komunikasi dan promosi pada masa-masa yang akan datang.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini di harapkan dapat berguna sebagai tambahan informasi dan pengetahuan bagi masyarakat secara umum tentang Festival Krakatau sebagai media pengenalan potensi budaya dan pariwisata Propinsi Lampung.


(11)

2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi secara etimologis berasal dari perkataan latin communication. Istilah ini bersumber dari kata communis, yang berarti sama; sama di sini maksudnya sama makna atau sama arti. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendy, 2003: 30).

Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lain (komunikan), dengan perubahan itu akan diperoleh persamaan persepsi dan tujuan. Komunikasi dalam hal ini merupakan proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang pada orang lain dengan menggunakan lambang yang bermakna sama bagi kedua belah pihak (Carl I. Hovland dalam Effendy, 2004: 10).

Selain itu komunikasi didefinisikan sebagai proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai paduan pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, himbauan, dan sebagainya, yang dilakukan


(12)

seseorang kepada orang lain, baik langsung secara tatap muka maupun tak langsung melalui media, dengan tujuan mengubah sikap, pandangan, atau perilaku (Effendy, 2000: 60).

Komunikasi dapat diartikan sebagai hubungan atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan atau diartikan pula sebagai saling tukar menukar pendapat. Komunikasi dapat pula diartikan sebagai hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok (Widjaja, 2000: 13).

Komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi akan dapat berhasil apabila sekiranya timbul saling pengertian, yaitu jika kedua belah pihak, si pengirim dan penerima informasi dapat memahaminya. Hal ini tidak berarti bahwa kedua belah pihak harus menyetujui sesutau gagasan tersebut, tetapi yang penting adalah kedua belah pihak sama-sama memahami gagasan tersebut (Widjaja, 2000: 15).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan) dengan menggunakan lambang yang memiliki makna sama antara kedua pihak, sehingga diperoleh kesamaan pengertian dan pemahaman antara pihak-pihak yang berkomunikasi.

2.1.2 Komponen-komponen dalam Komunikasi

Menurut paradigma Lasswel, cara yang terbaik untuk memahami komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan: ”Who says what in which channel to whom


(13)

saluran apa pada siapa dengan efek apa?”. Sehingga berdasarkan paradigma ini, menurut, terdapat lima komponen dalam komunikasi yaitu:

1. Siapa mengatakan ? (komunikator, pengirim atau sumber). 2. Apa ? (message, pesan, ide atau gagasan).

3. Dengan saluran mana ? (media,channelatau sarana). 4. Kepada siapa ? (komunikan penerima atau alamat). 5. Dengan hasil apa? (effect, hasil komunikasi)

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi memiliki lima unsur yang utama yaitu, komunikator sebagai penyampai pesan; pesan yang disampaikan; saluran atau media yang digunakan dalam penyampaian pesan; komunikan atau penerima pesan dan efek atau dampak yang terjadi setelah pesan disampaikan kepada komunikan (Effendy, 2000: 15).

Penjelasan lima komponen dalam komunikasi adalah sebagai berikut:

1. Komunikator/sumber (source) yaitu orang yang membawa/menyampaikan pesan.

2. Pesan/Informasi (message) adalah berita yang disampaikan komunikator dalam melalui lambang-lambang, pembicaraan, gerakan dan sebagainya. 3. Media/Saluran (channel) adalah sarana penyampaian pesan dalam kegiatan

komunikasi. Saluran tersebut meliputi : (a) pendengaran (lambang berupa suara)

(b) pengelihatan (lambang berupa sinar, pantulan sinar atau gambar) (c) penciuman (lambang berupa bau-bauan)


(14)

4. Komunikan (communican) adalah objek sasaran dari kegiatan komunikasi atau orang yang menerima berita atau lambang.

5. Umpan balik (feedback) adalah arus umpan balik dalam rangka proses berlangsungnya komunikasi. Umpan balik dapat dijadikan tolok ukur untuk mengetahui sejauh mana pencapaian pesan yang telah disampaikan.

(Effendy, 2000:16-17).

2.1.3 Proses Komunikasi

Sebagai proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan maka secara garis besar proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap yakni secara primer dan secara sekunder.

a. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Bahwa bahasa yang paling banyak dipergunakan dalam komunikasi adalah jelas, karena hanya bahasalah yang yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain. Apakah itu berbentuk ide, informasi atau opini, baik mengenai hal yang kongkret maupun yang abstrak, bukan saja tentang hal yang terjadi pada saat sekarang, melainkan juga pada waktu yang lalu dan masa yang akan datang.


(15)

b. Proses komunikasi secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder diartikan sebagai proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio televisi, film dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Pada umumnya kalau kita berbicara di kalangan masyarakat, yang dimaksud dengan media komunikasi adalah media kedua sebagaimana diterangkan di atas. Jarang sekali orang menganggap bahasa sebagai media komunikasi, hal ini disebabkan karena bahasa sebagai lambang (symbol), beserta isi (content)–yakni pikiran atau perasaan–yang dibawanya menjadi totalitas pesan (message), yang tampak tidak terpisahkan. Tidak seperti media dalam bentuk Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio televise dan film yang jelas tidak selalu digunakan Effendy (2004: 11-16).

Selanjutnya ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam proses komunikasi, yaitu:

a. Fact finding, yaitu menyarikan dan mengumpulkan fakta dan data sebelum seseorang melakukan kegiatan komunikasi. Untuk berbicara di depan suatu masyarakat, perlu dicari fakta dan data tentang masyarakat tersebut, keinginannya, komposisinya dan sebagainya.

b. Planning, berdasarkan fakta dan data itu dibuatkan rencana tentang apa yang akan dikemukakan dan bagaimana mengemukakannya.


(16)

c. Communicating, setelah planning disusun maka tahap selanjutnya adalah berkomunikasi.

d. Evaluation, penilaian dan analisis kembali diperlukan untuk melihat bagaimana hasil komunikasi tersebut. Ini kemudian menjadi bahan bagi perencanaan melakukan komunikasi selanjutnya

(Cultip dan Center, dalam Widjaja, 2000: 39).

2.1.4 Tujuan Komunikasi

Secara singkat komunikasi bertujuan untuk mengharapkan pengertian, kesamaan makna, dukungan, gagasan dan tindakan yang positif dari pihak-pihak yang berkomunikasi. Tujuan komunikasi secara garis besar adalah sebagai berikut: 1. Agar pesan yang disampaikan dapat dimengerti. Komunikator yang baik harus

dapat menjelaskan kepada komunikan dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga komunikan dapat mengikuti apa yang dimaksud oleh komunikator. 2. Memahami orang lain, sebagai komunikator harus dapat mengetahui benar

aspirasi komunikan tentang apa yang yang mereka inginkan.

3. Agar gagasan yang disampaikan dapat diterima oleh orang lain dengan menggunakan pendekatan persuasif, bukannya dengan pemaksaan kehendak 4. Menggerakkan orang lain untuk sesuatu. Menggerakkan sesuatu itu dapat

bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan. Kegiatan yang dimaksud di sini adalah kegiatan yang lebih banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah bagaimana cara yang baik untuk melakukannya.


(17)

Tujuan komunikasi di atas sesuai dengan pendapat bahwa tujuan komunikasi adalah untuk: mengubah sikap (to change the attitude), mengubah opini/pendapat (to change the oppinion), mengubah perilaku (to change the behavior) dan mengubah masyarakat (to change the society) (Effendy, 2003: 55).

Terkait dengan tujuan yang ingin dicapai dalam komunikasi, maka ada beberapa tahapan perubahan atau efek yang terjadi pada diri komunikan dalam setelah melakukan proses komunikasi, yaitu:

a. Efek kognitif

Efek kognitif adalah yang berkaitan dengan pikiran, nalar atau rasio, misalnya komunikan yang semula tidak tahu, tidak mengerti menjadi mengerti atau tidak sadar menjadi sadar.

b. Efek Afektif

Efek afektif adalah efek yang berkaitan dengan perasaan, misalnya komunikan yang semula merasa tidak senang menjadi senang, sedih menjadi gembira. c. Efek konatif

Efek konatif adalah efek yang berkaitan dengan timbulnya keyakinan dalam diri komunikan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh komunikator berdasarkan pesan atau messageyang ditransmisikan, sikap dan perilaku komunikan pascaproses komunikasi juga tercermin dalam efek konatif.


(18)

Selanjutnya terkait dengan upaya mencapai tujuan komunikasi tersebut, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses komunikasi:

a. Komunikator harus memahami diri dan berempati

Memahami diri maksudnya adalah memahami nilai pribadi yang baik, yang seharusnya ada dan dimiliki komunikator. Nilai pribadi merupakan perpaduan antara kemampuan, kejujuran dan iktikad baik. Ketiga hal ini tercermin dalam perasaan, akhlak dan watak seseorang. Dengan kemampuan, kejujuran dan iktikad baik, seorang komunikator akan memperoleh kepercayaan. Kepercayaan yang besar akan mempengaruhi perubahan sikap, sedangkan kepercayaan yang kecil akan mengurangi daya perubahan yang menyenangkan.Dengan empati seorang komunikator, komunikan akan merasa tertarik karena komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengan mereka dalam hubungannya dengan opini secara memuaskan. Komunikator dapat dianggap memiliki persamaan dengan komunikan, maka komunikan bersedia menerima pesan yang dikomunikasikan (Effendy, 2003: 41).

b. Komunikator harus memahami pesan yang disampaikan pada komunikan

Pesan yang disampaikan tidak hanya harus dimengerti oleh komunikan tetapi komunikator sendiri harus benar-benar memahami pesannya tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa komunikator ketika mengucapkan sesuatu harus menggunakan pemikiran secara seksama dan memperhitungan makna pesan itu bagi komunikan yang dihadapinya. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyampaian pesan dalam komunikasi:


(19)

1. Dirancang dan disampaikan sedemikian rupa agar menarik komunikan. 2. Menggunakan lambang-lambang yang tertuju pada pengalaman yang sama

antara komunikator dan komunikan sehingga sama-sama mengerti.

3. Membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.

4. Menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan yang layak bagi situasi kelompok tempat komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang ia kehendaki oleh komunikator (Effendy, 2003: 42).

c. Komunikator harus memahami komunikan yang dituju

Dalam hal ini komunikator harus benar-benar memahami kondisi dan keadaan komunikan secara menyeluruh. Dengan pengertian yang demikian maka faktor psikologis dan kedekatan akan memberikan peluang lebih besar bagi masuknya muatan-muatan pesan yang ingin disampaikan sehingga efek yang ingin dicapai akan lebih telihat secara jelas. Pemahaman ini menjadi penentu keberhasilan tujuan komunikasi yang dilakukan (Effendy, 2003: 42).

2.2 Tinjauan Tentang Strategi Komunikasi

2.2.1 Pengertian Strategi Komunikasi

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai tujuan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan taktik operasionalnya. Strategi dalam hal ini merupakan bagian terpadu dari suatu rencana(plan), di mana rencana merupakan produk dari


(20)

perencanaan (planning)yang pada akhirnya perencanaan adalah fungsi dasar dari proses manajemen. Strategi sebagai sebuah rencana atau semacam arah rangkaian tindakan tententu di dalam suatu organisasi merupakan pedoman atau kelompok pedoman untuk menghadapi situasi tertentu (Effendy, 2004: 32).

Sebagai sebuah rencana, strategi memiliki dua karakteristik esensial, yaitu disusun sebelum rangkaian tindakan tertentu dilaksanakan dan dikembangkan secara sadar dengan tujuan tertentu. Seringkali strategi dinyatakan secara eksplisit, dalam dokumen-dokumen yang dikenal sebagai rencana-rencana, tetapi ada kalanya strategi tidak dinyatakan secara formal, meski hal itu jelas tercantum dalam benak orang-orang yang berkepentingan. Definisi ini menitik beratkan strategi sebagai sebuah rencana, metode, atau suatu seri manuver atau strategisme yang dilaksanakan untuk mencapai hasil atau tujuan yang telah direncanakan oleh organisasi sebelumnya (Effendy, 2004: 32).

Selanjutnya strategi komunikasi adalah perpaduan antara perencanaan komunikasi (communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung pada situasi dan kondisi. Strategi komunikasi dalam organisasi merupakan cara untuk membantu organisasi mengatasi lingkungan yang selalu berubah dan membantu organisasi untuk memecahkan masalah terpenting yang dihadapi. Dengan strategi, organisasi dapat membangun kekuatan dan mengambil


(21)

keuntungan dari peluang, mengatasi dan meminimalkan kelemahan dan ancaman dari luar (Effendy, 2004: 32).

B

Beerrddaassaarrkkaann bebebbeerraappaa pepennggeerrttiiaann didi atataass mmaakkaa ddaappaatt didinnyyaattaakkaann babahhwwaa ststrraatteeggii k

koommuunniikkaassiiadadaallaahhkekesseelluurruuhhaannkekeppuuttuussaannkokonnddiissiioonnaalltetennttaannggtitinnddaakkaannyayannggaakkaann d

diijjaallaannkkaann gguunnaa memennccaappaaii tutujjuuaann.. MeMerruummuusskkaann ssttrraatteeggii kokommuunniikkaassii bbeerraarrttii m

meemmppeerrhhiittuunnggkkaann kokonnddiissii dadann sisittuuaassii yyaanngg didihhaaddaappii ddaann yayanngg akakaann mumunnggkkiinn d

diihhaaddaappii didi mamassaa dedeppaann,, gugunnaa memennccaappaaii efefeekkttiiffiittaass.. SSttrraatteeggii kokommuunniikkaassii dadappaatt p

puullaa didiaarrttiikkaann sesebbaaggaaii peperreennccaannaaaann (p(pllaannnniinngg)) dadann mamannaajjeemmeenn (m(maannaaggeemmeenntt)) u

unnttuukk mmeennccaappaaii ttuujjuuaann..DaDallaammprpraakktteekkopopeerraassiioonnaallnnyyaa ssttrraatteeggiikokommuunniikkaassii sseeccaarraa e

effeekkttiiff aaddaallaahh memenngguubbaahh sisikkaapp ((ttoo cchhaannggee aattttiittuuddee),), memenngguubbaahh opopiinnii ((ttoo cchhaannggee t

thheeooppiinniioonn))dadannmmeenngguubbaahhprpriillaakkuu((ttoocchhaannggeebbeehhaavviioorr))..

2.2.2 Tujuan Strategi Komunikasi

Dimensi dalam strategi komunikasi yang dilakukan olah suatu organisasi yaitu: a. Tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran yang paling penting dan yang perlu

dicapai. Tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran menyatkan apa saja yang yang perlu dicapai, kapan hasil-hasil harus dilaksanakan. Dari sasaran-sasaran nilai, menyatakan ke arah mana organisasi tersebut menuju, melalui berbagai macam sasaran keorganisasian yang bersifat menyeluruh, yang menetapkan sifat organisasi, dan menetapkan target bagi tiap kesatuan keorganisasiannya.

b. Kebijakan-kebijakan yang paling penting dan mengarahkan atau membatasi kegiatan. Kebijakan-kebijakan (policies) merupakan berbagai peraturan atau prosedur yang menggariskan batas-batas kegiatan akan dilaksanakan.


(22)

Peraturan-peraturan demikian seringkali mencapai keputusan-keputusan kontingen, guna menyelesaikan konflik antara sasaran-sasaran spesifik.

c. Tahapan-tahapan tindakan pokok atau program-program yang akan mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan dalam batas-batas yang telah digariskan. Program-program menspesifikasi langkah demi langkah tahapan-tahapan tindakan yang diperlukan untuk mencapai sasaran-sasaran utama. Mereka menyatakan bagaimana sasaran-sasaran akan tercapai di dalam batas-batas oleh kebijakan. Mereka menyatakan bahwa sumber-sumber daya diarahkan ke arah pencapaian tujuan dan dengan apa kemajuan organisasi dapat diukur. (Effendy, 2004: 36).

S

Seellaaiinniittuuststrraatteeggiikokommuunniikkaassiimememmiilliikkiititiggaatutujjuuaannuuttaammaayayaiittuu:: a

a.. MeMemmbbaanngguunn pepemmaahhaammaann (t(too sseeccuurree uunnddeerrssttaannddiinngg),), tatahhaapp yyaanngg peperrttaammaa a

addaallaahhmememmaassttiikkaannbabahhwwaakkoommuunniikkaanntetellaahhmemennggeerrttiipepessaannyyaannggddiitteerriimmaannyyaa.. b

b.. MeMemmbbiinnaa pepenneerriimmaaaaaann (t(too eessttaabblliisshh aacccceeppttaannccee)),, apapaabbiillaa kokommuunniikkaann tetellaahh m

meennggeerrttiiddaannmemenneerriimmaa,,mamakkaapepenneerriimmaaaannnnyyaaiittuuhhaarruussdidibbiinnaa..

c. Memotivasi kegiatan (to motivate action), pada akhirnya adalah untuk melakasanakan kegiatan yang dimotivasikan (Effendy, 2004: 32)

2.2.3 Langkah-Langkah Strategi Komunikasi

A

Aggaarr susuaattuu ststrraatteeggii kokommuunniikkaassii dadappaatt didillaakkssaannaakkaann dedennggaann babaiikk gugunnaa memennccaappaaii t

tuujjuuaann yayanngg tetellaahh diditteettaappkkaann mamakkaa haharruuss didillaakkuukkaann seseccaarraa bbeerrttaahhaapp memellaalluuii b


(23)

a. Mengenal Komunikan

Merupakan langkah awal bagi komunikator dalam upaya mencapai komunikasi yang efektif. Dengan mengetahui segala hal tentang khalayak yang menjadi komunikan baik itu mengenai latar belakang mereka maupun keinginan dan harapannya, maka komunikator akan lebih mudah untuk melakukan komunikasi sehingga komunikator akan lebih mudah dalam menyampaikan pesan dan mempengaruhi komunikan.

b. Menyusun Pesan

Merupakan langkah untuk menentukan tema dan materi yang mampu mempengaruhi dan membangkitkan perhatian khalayak terhadap pesan-pesan yang disampaikan komunikator.

c. Menetapkan Metode

Dalam ilmu komunikasi metode penyampaian pesan itu terdapat dua aspek. Aspek yang pertama adalah menurut cara pelaksanaannya yaitu bahwa aspek ini melihat komunikasi semata-mata dilihat dari aspek pelaksanannya. Aspek yang kedua adalah aspek bentuk isinya artinya bahwa komunikasi itu dilihat dari segi bentuk pernyataan atau maksud pesan yang terkandung di dalamnya. d. Seleksi dan Penggunaan Media

Pada tahap ini komunikator menyeleleksi media yang akan digunakan dalam penyampaian pesan. Media disini dapat berupa media cetak (brosur, koran dan spanduk), media elektronik (televisi dan radio), maupun menggunakan pola komunikasi persuasif seperti mendatangi langsung komunikan.

(


(24)

2.3 Tinjauan Tentang Promosi

2.3.1 Pengertian Promosi

Promosi adalah semua yang dilakukan untuk membantu penjualan suatu produk atau jasa di tiap tempat jaringan penjualan, mulai dari bahan-bahan presentasi yang digunakan seorang tenaga penjualan ketika melakukan penawaran hingga siaran niaga di televisi atau iklan di surat kabar yang mencoba memikat pelanggan agar memperoleh kesan yang menyenangkan terhadap apa yang dipromosikan. Promosi merupakan arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran pada pemasaran. Berbagai kegiatan dalam promosi di antaranya adalah periklanan, penjualan langsung (personal selling), pameran dan publikasi (Fred E. Hahn dan Kenneth G. Mangun, 1999: 1).

Usaha untuk mempromosikan perusahaan, produknya atau idenya kepada konsumen di mana perusahaan tidak mengeluarkan biaya sebagai imbalannya, pemahaman terhadap sasaran promosi dapat membantu di dalam memilih metode promosi media atau bahasa yang digunakan. Kegiatan promosi tidak boleh dilakukan sembarangan karena berpengaruh pada kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Promosi adalah saluran informasi atau persuasif satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau mengarahkan organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Promosi digunakan oleh perusahaan untuk berkomunikasi dengan konsumen yang bersifat memberitahukan, membujuk, dan meningkatkan konsumen terhadap produk yang ditawarkan (Swastha dan Irawan, 2000: 49).


(25)

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dinyatakan bahwa promosi adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperkenalkan suatu produk atau jasa guna mengarahkan publik agar dengan sadar mau menggunakan barang/jasa yang ditawarkan.

2.3.2 Tujuan Promosi

Guna menarik perhatian khalayak, suatu kegiatan promosi harus dibuat semenarik mungkin. Terdapat beberapa cara agar dalam melakukan promosi suatu produk mendapatkan perhatian khalayak yaitu mengupayakan agar cara berpromosi selalu baru, memberitahu kepada khalayak tentang apa yang mereka tidak tahu, berbicara pada nada personal dan memikirkan suatu yang dibutuhkan atau diinginkan khalayak. Adapun tujuan promosi adalah sebagai berikut:

1. Modifikasi tingkah laku.

Orang yang melakukan komunikasi itu mempunyai beberapa alasan, antara lain mencari kesenangan, mencari bantuan, memberi pertolongan atau instruksi, memberikan informasi, mengemukakan ide dan pendapat. Sedangkan promosi dari segi lain, berusaha merubah tingkah laku dan pendapat dan memperkuat tingkah laku yang ada. Penjual selalu berusaha menciptakan kesan baik akan produk dan jasa perusahaannya.

2. Memberitahu

Kegiatan promosi itu dapat bertujuan untuk memberitahu khalayak yang dituju untuk penawaran perusahaan. Promosi bersifat informatif umumnya lebih sesuai dilakukan pada tahap awal dalam siklus kegiatan produksi. Hal ini merupakan masalah penting untuk meningkatkan permintaan. Sebagian orang


(26)

tidak akan menggunakan produk dan jasa sebelum mereka mengetahui produk dan jasa tersebut dan apa manfaatnya.

3. Membujuk

Promosi terutama diarahkan untuk mendorong pembelian dan penggunaan produk dan jasa. Seiring perusahaan tidak ingin memperoleh tanggapan secepatnya, tetapi lebih mengutamakan penciptaan kesan positif saja. Hal ini dimaksudkan agar promosi dapat memberi pengaruh dalam waktu yang cukup lama terhadap perilaku mengkonsumsi. Promosi yang bersifat persuasif ini akan menjadi dominan jika produk dan jasa produksi yang bersangkutan mulai memasuki tahap pertumbuhan dalam siklus kehidupan perusahaannya.

4. Mengingatkan

Promosi yang bersifat mengingkatkan dilakukan terutama untuk mempertahankan produk dan jasa dihati masyarakat dan perlu dilakukan selama tahap kedewasaan dalam siklus kehidupan perusahaannya. Ini berarti perusahaan-perusahaan berusaha untuk paling tidak mempertahankan pembeli yang ada (Sutisna, 2001: 12-13).

2.4 Tinjauan Tentang Pariwisata

2.4.1 Pengertian Pariwisata

Istilah pariwisata berasal dari dua suku kata yaitu ’pari’ dan ’wisata’. Pari berarti banyak, berkali-kali dan berputar-putar, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi pariwisata berarti perjalanan atau bepergian yang dilakukan secara berkali-kali atau berkeliling. Pariwisata adalah padanan Bahasa Indonesia untuk istilahtourismdalam Bahasa Inggris (A.J. Muljadi dan Siti Nurhayati, 2002: 3).


(27)

Mclnosh (1995) dalam A.J. Muljadi dan Siti Nurhayati (2002: 2) menyatakan bahwa pariwisata adalah:

”…a composite of activities, services and industries that delivers a travel experience, transportation, accommodation, eating and drinking

establishment, shops, entertainment, activity, and other hospitality service available for individuals or group that areaway from home”.(pariwisata adalah suatu gabungan dari aktivitas, pelayanan dan industri yang dapat menciptakan pengalaman perjalanan, transportasi, akomodasi, tempat makanan dan minuman, pertokoan, huburan, aktivitas dan pelayanan keramah tamahan lain yang tersedia bagi individu atau kelompok yang berada jauh dari rumah.

Manfaat-manfaat dan peranan pariwisata bagi suatu wilayah, negara maupun internasional telah banyak diakui, sehingga pariwisata telah menjadi salah satu bidang yang cukup penting di samping bidang-bidang lainnya, seperti bidang pertanian, pertambangan, industri, politik dan sosial budaya.

Selanjutnya menurut Norval (1992) dalam A.J. Muljadi dan Siti Nurhayati (2002: 3), pariwisata (tourism) adalah: “the sum total of operation, mainly of an economic, nature which directly relate to the entry, stay and movement of foreigners inside and outside a certain country, city or region”. (Keseluruhan kegiatan yang berhubungan dengan masuk, tinggal dan pergerakan penduduk asing ke dalam dan luar suatu negara, kota atau wilayah tertentu).

Hunziker (1942) dalam A.J. Muljadi dan Siti Nurhayati (2002: 4), mendefinisikan pariwisata: ”the totality of relationship and phenomena arising from the travel and stay does not empty the establishment permanent residence and is not connected with a remunerated activity”(Keseluruhan hubungan dan gejala-gejala yang timbul dari adanya orang asing di mana perjalanannya tidak untuk bertempat tinggal menetap dan tidak ada hubungan dengan kegiatan untuk mencari nafkah).


(28)

Menurut Intruksi Presiden No.19 Tahun 1969, kepariwisataan adalah kegiatan jasa yang memanfaatkan jasa kekayaan alam dan lingkungan hidup yang khas, seperti hasil budaya, peninggalan sejarah, pemandangan alam yang indah dan iklim yang nyaman. Sedangkan menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan disebutkan bahwa yang dimaksud dengan pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek wisata dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang berkaitan dengan bidang ini (A.J. Muljadi dan Siti Nurhayati, 2002: 5).

2.4.2 Pengertian Pengunjung dan Pelancong

Menurut The International Union of Office Travel Organization (IUOTO) dan WTO (World Tourism Organization) dalam A.J. Muljadi dan Siti Nurhayati (2002: 6), pengunjung atau visitor adalah: “any person who travels to a country other than that in which she/he has his/her usual residence but outside his/her usual environtment for a period not exceeding 12 months and whose main purpose of visit is other than the exercise of an activity remunerated from within

the country visited” (seseorang yang melakukan perjalanan ke negara lain selain negaranya di luar tempat kediamannya dengan tujuan utama kunjungan selain alasan melakukan kegiatan yang menghasilkan upah, termasuk dalam definisi ini penumpang kapal pesiar yang kembali ke kapal pesiarnya untuk menginap walaupun kapal itu berlabuh di pelabuhan untuk jangka waktu beberapa hari.

Sementara itu pengertian pelancong (excursionist) menurut The International Union of Office Travel Organization (IUOTO) dan WTO (World Tourism Organization) dalam A.J. Muljadi dan Siti Nurhayati (2002: 6), adalah:


(29)

“temporary visitors staying only one day in the country visited without staying

over night, include cruise passenger” (Pengunjung sementara, tinggal satu hari di negara atau tempat yang dikunjungi tanpa menginap, termasuk di dalamnya adalah penumpang kapal pesiar.

2.5 Tinjauan Tentang Festival Krakatau

2.5.1 Pengertian Festival Krakatau

Festival Krakatau pertama kali diselenggarakan pada tahun 1990 dan sampai dengan tahun 2008 Festival Krakatau telah diselenggarakan sebanyak 18 kali. Festival Krakatau adalah gelaran rutin tahunan Propinsi Lampung. Tujuannya menjaring wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, sehingga industri pariwisata Lampung pun bergairah. Dengan kata lain festival merupakan kegiatan/ acara/pesta dalam bentuk perayaan yang diadakan secara rutin dalam setiap periode. Festival Krakatau merupakan kegiatan memperingati meletusnya Gunung Krakatau pada tanggal 27 Agustus 1883 yang diadakan dalam kurun waktu satu tahun sekali (Sumber: www.visitlampung.com. Diakses Tanggal 3 Juli 2008).

Sebagai Propinsi yang memiliki potensi wisata yang tidak kalah dengan daerah lain di Indonesia, Pemerintah Propinsi Lampung memiliki sebuah komitmen untuk memajukan wisata dengan pengelolaan, pemanfaatan, pelestarian dan promosi. Promosi sebagai upaya memperkenalkan segala sesuatu, termasuk kekayaan alam Lampung. Baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri, yang selanjutnya akan memberikan masukan bagi pendapatan daerah yang kemudian menjadi dana alokasi perawatan pariwisata dab lain sebagainya. Dalam hal ini Pemerintah Daerah melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi


(30)

Lampung, menggelar pelaksanaan Festival Krakatau sebagai salah satu media promosi yang digelar setiap tahunnya.

(Sumber: www.visitlampung.com. Diakses Tanggal 3 Juli 2008).

2.5.2 BerbagaiEventdalam Festival Krakatau Tahun 2008

Berbagai event atau kegiatan yang diselenggarakan dalam Festival Krakatau adalah sebagai berikut:

1. TourKrakatau

Kegiatan ini mengajak pengunjuang untuk menyibak keunikan misteri Gunung Krakatau saat ini yang akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan. 2. KiluanFishing Week

Kegiatan ini adalah lomba memancing, dengan mengikut sertakan para pemancing di Pulau Kiluan yang mempesona dan merupakan kawasan wisata bahari di mana hidup habitat dolphine, penyu hijau, blue merlin(ikan langka di dunia).

3. Cross The Island

Kegiatan ini merupakan atraksi terbang layang melibatkan para penerbang tingkat nasional/internasional melintasi selat sunda untuk lebih mengenal pesona keindahan pulau-pulau kecil di Teluk Lampung.

4. Atraksi Topeng

Kegiatan ini merupakan atraksi budaya leluhur masyarakat Lampung yang digelar sebagai upaya menggali, melestarikan dan mengembangkan kekayaan seni budaya Lampung dan Anda dapat berinteraksi dengan menggunakan topengsekura.


(31)

5. Apresiasi Pesona Lampung

Kegiatan ini merupakan atraksi budaya lampung yang masih terpelihara di 10 kabupaten /kota dengan keanekaragaman dan keunikannya, yang dikemas apik sebagai salah satu kesatuan suguhan menawan.

6. Memancing layang-layang Internasional

Kegiatan ini merupakan ekshibisi memancing dengan menggunakan layang-layang sambil menikmati kekayaan wisata bahari di Propinsi Lampung yang akan melibatkan para pemancing layang-layang internasional.

7. Apresiasi Pesona Asean

Kegiatan ini menyuguhkan keindahan budaya Asean yang dikemas dalam tampilan menawan dalam bentuk gerak dan tari, serta Weeding Ceremony

negeri Jepang.

8. Rally Otomotif

Kegiatan ini menampilkan Ikatan Motor Besar Indonesia (IMBI) Lampung yang akan mengajak pengunjung berwisata keluarga, melibatkan 500 Peserta dari berbagai Propinsi di Indonesia yang akan menjelajahi objek-objek wisata pilihan di Lampung.

9. KrakatauNight

Kegiatan ini menyajikan suasana jamuan makan malam bernuansa pesona budaya Lampung dan indahnya Krakatau di waktu malam, berkumpulnya seluruh wisatawan nusantara dan mancanegara guna mendapatkan golden moment atau kesempatan emas (Sumber: www.visitlampung.com. Diakses Tanggal 3 Juli 2008).


(32)

Selain kegiatan utama di atas, diselenggarakan berbagai kegiatan pendukung (supporting event) menuju Festival Krakatau 2008, yaitu sebagai berikut:

1. PemilihanMuli Mekhanai

Kegiatan ini merupakan ajang bergensi untuk memilih Putra/Putri generasi muda Lampung yang akan ditugaskan sebagai duta wisata dan budaya Lampung.

2. Pagelaran Lagu Pop dan Pagelaran Tari Kreasi Lampung

Kegiatan ini menampilkan para penyanyi Kabupaten/Kota yang terseleksi untuk tampil di acara Festival Krakatau dan Memilih jenis tari Kreasi Lampung hasil karya dari para Penata Tari Profesional dari Kabupaten/Kota se Propinsi Lampung.

3. LampungExpo

Kegiatan ini merupakan pameran berskala nasional dan terlengkap di Sumatera Bagian Selatan menampilkan produk unggulan daerah dan komoditi ekspor berupa kerajinan, garmen, kulit, agro industri, pariwisata, dan lain-lainnya.

4. Fox Hunting

Kegiatan ini merupakan wujud dari keikutsertaan para organisasi ORARI dalam mendukung berbagai kegiatan Festival Krakatau 2008 dan menguji ketrampilan komunikasi di udara sambil menikmati keindahan objek-objek wisata di Lampung. (Sumber: www.visitlampung.com. Diakses Tanggal 3 Juli 2008).


(33)

2.6 Tinjauan Tentang Budaya Lampung

2.6.1 Pengertian Kebudayaan

Kata “kebudayaan” berasal dari kata dalam Bahasa Sansakerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian maka dapat diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan akal. Selain itu, kata budaya merupakan perkembangan dari majemuk budi-daya, yang diartikan sebagai hasil dari cipta, rasa dan karsa manusia (Koentjaraningrat, 1990: 181).

Pada dasarnya kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia yang diperoleh dengan belajar (Koentjaraningrat, 1990: 180).

Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat (E.B. Tylor dalam Soekanto, 2002: 172).

Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kebudayaan adalah semua yang didapat atau yang dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat, yang mencakup sebuah pola perilaku yang normatif yaitu mencakup pola berpikir, merasakan dan bertindak.


(34)

2.6.2 Wujud Kebudayaan

Kbudayaan memiliki tiga wujud, yaitu sebagai berikut:

1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya. Wujud ini adalah wujud ideal dari kebudayaan, sifatnya abstrak, tak dapat diraba atau difoto. Lokasinya ada dalam alam pikiran warga masyarakat di mana kebudayaan bersangkutan itu hidup. Kalau warga masyarakat tadi menyatakan gagasan mereka tadi dalam tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal sering berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat.

2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud kedua dari kebudayaan yang disebut sistem sosial mengenai tindakan berpola dari manusia itu sendiri. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan serta bergaul satu dengan lain dari detik ke detik, dari hari ke hari, dan dari tahun ke tahun selalu menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakukan. Sebagai rangkaian aktivitas manusia dalam suatu masyarakat, sistem sosial itu bersifat konkret, terjadi di sekeliling kita sehari-hari, bisa diobservasi, difoto dan didokumentasi.

3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud ketiga dari kebudayaan disebut kebudayaan fisik, dan tidak memerlukan banyak penjelasan, karena berupa seluruh total dari hasil fisik dari aktivitas, perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat, maka sifatnya paling kongkret, dan berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan difoto. (Koentjaraningrat, 1990: 186-187).


(35)

2.6.3 Unsur-Unsur Kebudayaan

Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat sebagai satu kesatuan. Unsur-unsur kebudayaan yang bersifat universal (cultural universal) adalah sebagai berikut:

1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia

2. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi 3. Organisasi sosial atau sistem kemasyarakatan 4. Bahasa (lisan maupun tertulis)

5. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak dan sebagainya) 6. Sistem pengetahuan

7. Religi atau sistem kepercayaan (Soekanto (2002: 175-176).

2.6.4 Kondisi Geneologis dan Sosiologis Masyarakat Lampung

Asal-usul penduduk Lampung, erat kaitannya dengan asal-usul istilah Lampung itu sendiri. Kata To-Lang-po-hwang yang dapat dieja atas kata to yang berarti orang dalam bahasa Toraja, sedang kata Lang-po-hwang adalah kepanjangan dari kata Lampung. Jadi To-Lang-po-hwang berarti orang Lampung, sehingga erat hubungannya antara dua kata tersebut terhadap asal-usul orang Lampung. Menurut P. Broesma dalam Hadikusuma (1990: 11), dijelaskan bahwa Tuhan menurunkan orang pertama ke bumi bernama Sang Dewa Senembahan dan Widodari Simuhun. Mereka itulah yang menurunkan Si Jawa Ratu Majapahit, Si Pasundan, Si Ratu Pajajaran dan Si Lampung Ratu Belalau. Kata Lampung berarti


(36)

Secara umum masyarakat Lampung terdiri dari dua kelompok besar masyarakat adat menurut geneologis yaitu :

1) Masyarakat yang beradat Pepadun, terdiri dari :

a) Masyarakat adat Abung (Abung Siwo Megou) yang terdiri dari 9 marga geneologis

b) Masyarakat adat Tulangbawang/Menggala (Meggou Pak Tulangbawang) terdiri dari 4 marga geneologis

c) Masyarakat adat Buay Lima (Waykanan/Sungkai) terdiri dari 5 marga geneologis

d) Masyarakat adat Pubian (Pubian Telu Suku) meliputi 3 marga geneologis 2) Masyarakat adat Saibatin atau Peminggir/Pesisir terdiri dari :

a) Masyarakat adat Peminggir Melinting Rajabasa lokasinya meliputi Labuhan Maringgai, Rajabasa, dan Kalianda

b) Masyarakat Peminggir Teluk lokasinya sekitar Telukbetung

c) Masyarakat adat Peminggir Semangka lokasi daerahnya di Kecamatan Cukuh Balak, Talang Padang, Kota Agung, dan Wonosobo

d) Masyarakat adat Peminggir Sekalaberak lokasi daerahnya meliputi Liwa, Kenali, Pesisir Tengah, dan Pesisir Selatan

e) Masyarakat Komering lokasi daerahnya meliputi Komering Ulu dan Komering Ilir (Hadikusuma, 1990: 12).

2.6.5 Falsafath Hidup Masyarakat Lampung

Masyarakat Lampung memiliki falsafah hidup yang mereka terapkan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari maupun dalam aktivitas yang berkaitan dengan adat istiadat. Falsafah hidup tersebut dikenal dengan istilahpiil pesenggiri.


(37)

Istilah piil mengandung arti rasa atau pendirian yang dipertahankan, sedangkan pesenggiri mengandung arti nilai harga diri. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Lampung mempunyai falsafah hidup yang dikenal dengan Piil Pesenggiriyang terdiri dari 5 (lima) unsur yaitu:

1) Sakai Sembayan

Meliputi pengertian yang luas termasuk di dalamnya gotong royong, tolong menolong, bahu-membahu dan saling memberi segala sesuatu yang diperlukan pihak lain, bukan hanya bersifat materi tetapi dalam arti moril dan pemikiran 2) Nemui Nyimah

Berarti bermurah hati, ramah-tamah terhadap semua pihak baik orang dalam sekeluarga atau orang lain

3) Nengah Nyappur

Berarti keharusan ikut bergaul di tengah masyarakat dengan ikut serta berpartisipasi dalam segala hal yang baik

4) Bejuluk Beadek

Didasarkan pada Kitey Gemetey (warisan turun-temurun) yang menghendaki agar seseorang di samping mempunyai nama, juga diberi gelar sebagai panggilan untuknya. Ini berarti perjuangan dalam meningkatkan derajat kehidupan dalam masyarakat (Hadikusuma, 1990: 14-15).

2.6.6 Bahasa dan Tradisi Daerah Lampung

Dr. Van Royen membagi bahasa daerah Lampung dalam 2 dialek, yaitu dialek Nyo dan dialek Api. Kita dapat membedakan antara yang diucapkannya memakai a, o, atau ou. Dialek a digolongkan dalam dialek Belalau, dialek o dan ou


(38)

digolongkan dalam dialek Abung. Sedangkan Van Der Tuuk membagi bahasa Lampung dalam dialek Abung dan dialek Pubian. Encylopaidie Van Nederlands Indiemenyebutkan bahwa bahasa Lampung adalah bahasa yang dipakai penduduk di Karesidenan Lampung termasuk daerah Komering (dalam Karesidenan Palembang) dan daerah Krui. Masyarakat Lampung yang mempunyai tradisi asli warisan dari zaman Melayu Polinesia, juga mempunyai tulisan tersendiri yang disebut huruf/aksara Lampung (Kaghanga) mirip huruf Palawa Hindu.

Sementara itu adat istiadat dan kehidupan tradisional menjadi ciri khas suku-suku bangsa Indonesia, yang sebagian besar menjadi penduduk daerah ini. Namun demikian beberapa tradisi asli upacaracakak pepadun(upacara pelantikan untuk memegang suatu jabatan/kedudukan dalam adat). Pemberian gelar (adok/adek) dalam upacara perkawinan adat biasanya diikuti seluruh masyarakat adat yang bersangkutan dan berlangsung cukup hikmad dan lama. Minggu pertama diadakan acara rapat kampung; pada minggu kedua mempersiapkan segala keperluan dan sampai upacara pernikahan. Upacara ini sering juga disertai dengan acara-acara kesenian, pesta khusus muda-mudi seperti muakhi/jaga damar

dan sebagainya (Sumber: www.visitlampung.com. Diakses Tanggal 3 Juli 2008).

2.6.7 Seni Kerajinan Lampung

Suatu makna tertentu sering kali dijumpai pada corak busana suku-suku bangsa di Indonesia. Corak dan motif pakaian daerah Lampung biasanya terbuat dari bahan katun yang tidak diwarnakan atau berwarna terang dijalin dengan rajutan timbul warna-warna merah, biru, dan krim membentuk gambar-gambar kapal, rumah tradisional, kuda, manusia, bahkan kadang-kadang gajah. Akan tetapi motif yang


(39)

lama adalah bentuk-bentuk kapal. Bentuk motif kain yang disebut Kain Kapal. Batik Lampung (Kain Sebagi ) mulai dikembangkan sejak 6 s/d 7 tahun terakhir. Kain Tapis biasanya dibuat oleh kaum wanita dipergunakan pada upacara-upacara adat, menyambut tamu agung, pesta perkawinan secara adat, dan upacara adat lain (Sumber: www.visitlampung.com. Diakses Tanggal 3 Juli 2008).

2.7 Teori Penunjang Penelitian

Teori komunikasi massa yang menunjang penelitian ini adalah Teori S-M-C-R (Source-Message-Channel-Receiver). S adalah singkatan dari Source, yang berarti sumber atau komunikator, M adalah singkatan dari Message yang berarti pesan, C adalah singkatan dariChannelyang berarti media atau saluran, R adalah singkatan dari Receiver yang berarti penerima atau komunikan. Teori ini mengemukakan bahwa stimulus yang berisi pesan disampaikan komunikator melalui media komunikasi kepada komunikan (Effendy, 2003: 256).

Berdasarkan teori S-M-C-R di atas, maka komponen-komponen komunikasi sesuai dengan penelitian ini adalah:

a. Source/S adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung selaku penyelenggara Festival Krakatau.

b. Message/M adalah pesan-pesan atau berbagai informasi yang disampaikan dalam Festival Krakatau.

c. Channel/C adalah Festival Krakatau selaku media penyampaian pesan.

d. Receiver/R adalah sasaran penyelenggaraan Festival Krakatau yaitu masyarakat luas, wisatawan domestik dan asing, serta para investor.


(40)

Selain itu teori promosi yang menunjang penelitian ini adalah teori promosi, yaitu salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran, karena promosi dapat menciptakan rangkaian kegiatan berikutnya yaitu meningkatkan penjualan atau pemakaian produk berupa barang atau jasa. Keberhasilan dalam perencanaan dan pelaksanaan promosi akan berdampak positif dan memperlancar jalannya suatu produk barang atau jasa untuk mencari pangsa pasar secara maksimal (market leader) di tengah-tengah masyarakat (Kotler, 2001: 34).

Perubahan prilaku yang diharapkan setelah masyarakat menerima pesan yang disampaikan melalui aktivitas promosi yaitu:

1. Awernes/kesadaran. Hal ini biasanya timbul pertama kali setelah melihat gambar, selebaran, kata-kata tentang suatu produk atau jasa yang bersifat inovatif yang berbeda dengan yang diketahuinya selama ini.

2. Knowledge/pengetahuan yaitu suatu keadaan di mana khalayak terdorong untuk mengetahui informasi sebanyak-banyaknya mengenai informasi yang ingin diketahuinya.

3. Linking/kesukaan adalah suatu keadaan di mana telah tumbuh perasaan suka atau sikap yang positif dalam diri khalyak terhadap produk barang atau jasa yang ditawarkan.

4. Preference/pilihan yaitu suatu keadaan di mana khalayak telah sampai pada suatu kecenderungan untuk memilih produk barang atau jasa yang dipromosikan.

5. Conviction/keyakinan adalah suatu tahap di mana khalayak telah yakin harus dapat memiliki atau menggunakan produk/jasa yang dipromosikan.


(41)

6. Purchase/membeli/memiliki adalah suatu keadaan di mana perasaaan dan keyakinan yang dimiliki khalayak dilanjutkan pada prilaku mengkonsumsi atau menggunakan produk barang/jasa yang dipromosikan (Kotler, 2001: 35).

2.8 Kerangka Pikir

Propinsi Lampung memiliki banyak aset budaya dan wisata, sehingga diperlukan adanya pengembangan secara lebih maksimal. Oleh karena itu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung sebagai badan pemerintah daerah yang bertugas menangani masalah ini, dituntut untuk mampu mengelola dan memberdayakan berbagai aset budaya dan wisata tersebut, dengan melakukan promosi menggunakan media Festival Krakatau.

Festival Krakatau dilaksanakan untuk memperingati hari meletusnya Gunung Krakatau pada tanggal 27 Agustus 1883 yang dampak letusannya terjadi pada hampir sepertiga dunia. Festival Krakatau diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung bekerjasama dengan berbagai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten/Kota se-Propinsi Lampung, Media massa cetak dan elektronik lokal (Lampung Post, Radar Lampung, Lampung Express, RRI Bandar Lampung dan TVRI Lampung), Dewan Kesenian Lampung (DKL), berbagai BUMN dan perusahaan swasta, biro perjalanan serta masyarakat. Sasaran Festival Krakatau adalah masyarakat lokal, wisatawan domestik dan asing, serta para investor dengan tujuan untuk menanamkan modal bagi pengembangan kebudayaan dan pariwisata di Propinsi Lampung.


(42)

Adapun berbagai kegiatan atau event utama yang diselenggarakan dalam Festival Krakatau pada tahun 2008 meliputi: Tour Krakatau, Kiluan Fishing Week, Cross The Island, Atraksi Topeng, Apresiasi Pesona Lampung, Memancing Layang-Layang Internasional, Apresiasi Pesona Asean, Rally Otomotif, Krakatau Night.

Selain kegiatan utama tersebut, diselenggarakan berbagai kegiatan pendukung (supporting event) Festival Krakatau, yang meliputi Pemilihan Muli Mekhanai,

Pagelaran Lagu Pop dan Pagelaran Tari Kreasi Lampung, LampungExpodanFox Hunting.

Pelaksanaan promosi budaya dan wisata melalui Festival Krakatau merupakan aktivitas komunikasi, sebab dalam prosesnya Festival Krakatau dijadikan sebagai media untuk memperkenalkan potensi budaya dan pariwisata Propinsi Lampung, sehingga dengan demikian maka berbagai potensi budaya dan pariswisata tersebut akan diketahui dan dikenal secara luas, sehingga akan menarik minat para investor, wisatawan dan masyarakat luas untuk menanamkan investasi dan mengenal lebih jauh tentang kebudayaan dan pariwisata di Propinsi Lampung.


(43)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan kerangka pikir sebagai berikut:

Informan penelitian

---Sasaran Festival Krakatau

Tujuan Promosi (Teori Kotler)

Gambar 1.

Bagan Kerangka Pikir Penelitian Source

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung dan Dewan Kesenian Lampung

Message

Pesan-pesan yang disampaikan dalam Paket Festival Krakatu

Receiver

Masyarakat Lokal Wisatawan Domestik Wisatawan Mancanegara

Effect

Pengetahuan pada potensi budaya dan pariwisata propinsi Lampung Kunjungan pada saat Festival Krakatau Kunjungan setelah Festival Krakatau Penanaman investasi di bidang budaya dan pariwisata

Channel

Media Massa Cetak Media Massa Elektronik

Internet Perancangan Pesan Pemilihan Media Identifikasi Komunikan Penetapan Metode


(44)

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2005: 3).

Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya (Kirk dan Miller, dalam Moleong 2005: 3).

Rsponden dalam metode kualitatif berkembang terus secara bertujuan(purposive)

sampai data yang dikumpulkan dianggap memuaskan. Alat pengumpul data atau instumen penelitian dalam metode kualitatif ialah si peneliti sendiri. Jadi peneliti harus terjun sendiri ke lapangan secara aktif. Teknik pengumpulan data yang sering digunakan ialah observasi partisipasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang didapat dari penelitian ini adalah berupa data yang disajikan dalam bentuk kata verbal, bukan dalam angka. Data muncul dalam kata yang berbeda dengan maksud yang sama. Data kata verbal yang beragam tersebut perlu diolah agar


(45)

menjadi ringkas sistematis. Olahan tersebut mulai dari menuliskan hasil obsevasi, wawasan, atau merekam, mengedit, mengklasifikasi, dan mereduksi. Penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian kualitatif (Moleong, 2005: 5).

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya (Moleong, 2005: 6).

3.2 Fokus Penelitian

Masalah dalam penelitian kualitatif bertumpu pada suatu fokus penelitian (Moleong, 2005: 93). Fokus dalam penelitian ini diarahkan pada strategi komunikasi yang ditempuh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung dalam mempromosikan budaya dan pariwisata melalui Festival Krakatau.

Untuk menganalisis strategi komunikasi yang ditempuh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung dalam mempromosikan budaya dan pariwisata melalui Festival Krakatau, dalam penelitian ini digunakan kategori sebagai berikut:


(46)

1

1.. PePennggeennaallaann//iiddeennttiiffiikkaassiikokommuunniikkaann.. K

Kaatteeggoorrii ininii didigguunnaakkaann uunnttuukk memennggeettaahhuuii pprroosseess pepennggeennaallaann aattaauu idideennttiiffiikkaassii k

koommuunniikkaann yayanngg didijjaaddiikkaann ssaassaarraann ololeehh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung dalam menjadikan Festival Krakatau sebagai media pengenalan potensi budaya dan pariwisata Propinsi Lampung.

2

2.. PePerraannccaannggaannpepessaann.. K

Kaatteeggoorrii ininii didigguunnaakkaann ununttuukk memennggeettaahhuuii peperraannccaannggaann pepessaann memennggeennaaii Festival Krakatau sebagai media pengenalan potensi budaya dan pariwisata Propinsi Lampung yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung, baik yang dirancang secara informatif maupun persuasif.

3

3.. PePenneettaappaannmemettooddee K

Kaatteeggoorrii iinnii didigguunnaakkaann ununttuukk memennggeettaahhuuii beberrbbaaggaaii memettooddee yayanngg didigguunnaakkaann oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung, dalam memromosikan Festival Krakatau sebagai media pengenalan potensi budaya dan pariwisata Propinsi Lampung.

4

4.. PePemmiilliihhaannmmeeddiiaa K

Kaatteeggoorriiininiiddiigguunnaakkaannuunnttuukkmmeennggeettaahhuuiipepemmiilliihhaanndadannpepenngggguunnaaaannbeberrbbaaggaaii m

meeddiiaa bbaaiikk cecettaakk mamauuppuunn eleleekkttrroonniikk oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung, dalam mempromosikan Festival Krakatau sebagai media pengenalan potensi budaya dan pariwisata Propinsi Lampung.


(47)

3.3 Penentuan Informan

Penelitian kualitatif pada umumnya mengambil jumlah informan yang lebih kecil dibandingkan dengan bentuk penelitian lainnya. Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu atau perorangan. Untuk memperoleh informasi yang diharapkan, peneliti terlebih dahulu menentukan informan yang akan dimintai informasinya. Pada penelitian kualitatif tidak ada informan acak tetapi bertujuan (purposive).

Untuk kedalaman penelitian kualitatif pemilihan informan penelitian didasarkan pada beberapa kriteria, yaitu:

1. Subyek telah lama dan intensif menyatu dengan kegiatan atau medan aktivitas yang menjadi sasaran atau perhatian peneliti dan ini biasanya ditandai dengan kemampuan memberikan informasi mengenai sesuatu yang ditanya peneliti. 2. Subyek yang masih terikat secara penuh aktif pada lingkungan atau kegiatan

yang menjadi sasaran atau perhatian peneliti.

3. Subyek yang mempunyai waktu dan kesempatan untuk dimintai informasi. 4. Subyek yang dalam memberikan informasi tidak cenderung diolah atau

dikemas terlebih dahulu.

Berdasarkan kriteria di atas maka penulis menetapkan informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sekretaris Pelaksana Festival Krakatau XVIII Tahun 2008 dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung.


(48)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a. Observasi

Merupakan mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara turun langsung ke lokasi penelitian dengan cara pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian yang pelaksanaannya langsung pada tempat di mana suatu peristiwa, keadaan, atau situasi sedang terjadi.

b. Wawancara

Merupakan teknik yang digunakan untuk memperoleh data melalui percakapan langsung dengan para informan yang berkaitan dengan masalah penelitian, dengan menggunakan pedoman wawancara.

c. Dokumentasi

Merupakan teknik untuk mendapatkan data dengan cara mencari informasi dari berbagai sumber atau referensi yang terkait dengan penelitian, seperti buku, agenda, arsip, surat kabar dan internet.

3.5 Teknik Analisa Data

Analisa data adalah proses mencari dan mengatur catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya yang ditemukan di lapangan. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yang berpijak dari data yang di dapat dari hasil wawancara serta hasil dokumentasi. Adapun teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:


(49)

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan dituangkan ke dalam bentuk laporan selanjutnya di reduksi, dirangkum, difokuskan pada hal-hal penting. Dicari tema dan polanya disusun secara sistematis. Data yang di reduksi memberi gambaran yang tajam tentang hasil pengamatan juga mempermudah peneliti dalam mencari kembali data yang diperoleh bila diperlukan.

2. Penyajian Data(DisplayData)

Untuk melihat gambaran keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari penelitian harus diusahakan membuat bermacam matriks, grafik, jaringan, dan bagian atau bisa pula dalam bentuk naratif saja.

3. Mengambil Kesimpulan atau Verifikasi Data.

Peneliti berusahan mencari arti, pola, tema, yang penjelasan alur sebab akibat, dan sebagainya. Kesimpulan harus senantiasa diuji selama penelitian berlangsung, dalam hal ini dengan cara penambahan data baru.


(50)

5.1 Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis akan mendeskripsikan strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung dalam mempromosikan budaya dan pariwisata melalui Festival Krakatau XVIII Tahun 2008, berdasarkan data yang penulis dapatkan dari hasil wawancara dengan Bapak Saluddin, SH., M.Si, selaku Sekretaris Kegiatan Festival Krakatau XVIII Tahun 2008 pada tanggal 10 Februari 2009 dan dengan Bapak Saiful Irba Tanpaka, S.Sos. Ketua Harian Dewan Kesenian Lampung pada Tanggal 18 Februari 2009.

Adapun deskripsi penelitian mengenai Strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung dalam mempromosikan budaya dan pariwisata melalui Festival Krakatau XVIII Tahun 2008 adalah sebagai berikut:

5

5..11..11 PPeennggeennaallaann//IIddeennttiiffiikkaassiiKKoommuunniikkaann

P

Peennggeennaallaann aattaauu idideennttiiffiikkaassii kokommuunniikkaann yyaanngg didimmaakkssuudd aaddaallaahh khkhaallaayyaakk yayanngg d

diijjaaddiikkaann sasassaarraann oolleehh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung dalam menjadikan Festival Krakatau XVIII Tahun 2008 sebagai media pengenalan potensi budaya dan pariwisata Propinsi Lampung.


(51)

Komunikan atau sasaran pelaksanaan Festival Krakatau adalah masyarakat lokal, wisatawan domestik dan mancanegara, serta para investor dalam dan luar negeri sehingga mereka mau menanamkan modalnya untuk berivestasi pada potensi kebudayaan dan pariwisata yang ada di Propinsi Lampung.

Terkait dengan pencapaian target khalayak, Kegiatan Festival Krakatau XVIII Tahun 2008 dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 2008, pada saat pelaksanaan Kiluan Fishing Week, namun baru dibuka secara resmi pada tanggal 23 Agustus 2008, dan ditutup pada tanggal 30 agustus 2008. Dilaksanakan di Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Tanggamus (Teluk Kiluan) serta Kabupaten Lampung Selatan (Kalianda Resort, Gunung Anak Krakatau, Pelabuhan Bakauheni dan Pulau Sebesi).

Festival Krakatau dilakasanakan untuk mengenang sejarah Gunung Krakatau yang meletus pada tahun 1883, merupakan letusan terbesar yang pernah tercatat oleh manusia di planet ini dan akibat yang ditimbulkan dapat dirasakan oleh mereka yang tinggal pada kawasan seluas hampir separuh bumi. Yang kemudian menjadi salah satu ikon pariwisata tidak saja oleh Propinsi Lampung tetapi melainkan merupakan ikon pariwisata secara nasional, jadi Festival Krakatau merupakan memoriam dan keunikan misteri alam yang dikenal oleh seluruh manca negara. Callendar Festival Krakatau telah menjadi core event nasional dalam kegiatan Visit Indonesia Year 2008 dari 100 event yang telah tetapkan oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Menjadi titik awal kebangkitan bangsa Indonesia, sekaligus merupakan rangkaian peringatan 100 Tahun Kebangkitan Nasional dan


(52)

Visit Indonesia 2008 yang sekaligus merupakan cinta terhadap bangsa dan tanah air Indonesia serta menuju Visit Lampung Year 2009.

Beberapa alternatif kebijakan yang ditempuh oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung dalam rangka meningkatkan kunjungan pariwisata adalah sebagai berikut:

a. Meningkatan Pembinaan/Perhatian Pemerintah terhadap Aspek Kepariwisataan (seni dan budaya)

Kebijakan ini mempunyai tujuan umum dapat meningkatkan citra seni dan budaya daerah dan pariwisata Lampung, sekaligus melestarikanya demi kelangsungan generasi berikutnya. Pembinaan yang serius dapat juga berupa dukungan anggaran terhadap kepentingan pemeliharaan benda bersejarah, seni dan budaya. Bentuk anggaran untuk pelaksanaan kegiatan tersebut dilakukan melalui anggaran pembangunan yang bersifat proyek. Apabila kebijakan ini dilaksanakan dapat berubah bentuk menjadi anggaran rutin untuk mengerjakan kegiatan rutin seperti untuk pembinaan dan pemeliharaan benda bersejarah, seni dan budaya.

Dengan adanya kebijakan pemerintah yang meningkatkan perhatian dan pembinaan terhadap peninggalan sejarah, seni dan budaya, setiap tahun ada anggaran yang pasti dan jadwal yang teratur untuk rehab dan pemeliharaan. Bentuk anggaran tidak lagi proyek melainkan anggaran rutin yang selalu siap mengerjakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang terencana. Untuk itu dalam kurun waktu tertentu semua objek wisata, peninggalan sejarah, seni dan


(53)

budaya di Lampung terpelihara dengan baik dan siap disuguhkan pada para wisatawan.

Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan kebijakan tersebut adalah terinventarisasi dengan baik semua peninggalan sejarah, seni dan budaya Lampung yang tersebar di seluruh kabupaten/kota, kemudian secara bertahap diadakan pembinaan dihidupkan kembali. Sementara berjalan segera membentuk jadwal yang pasti untuk menampilkan seni dan budaya Lampung secara pasti (terjadwal) dan dilaksanakan pada gedung yang pasti, yaitu gedung khusus seni dan budaya yang representatif. Hal ini supaya kegiatan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata tetap berjalan, tidak terbengkalai, pembinaan bersifat dinamis dalam rangka melestarikan nilai-nilai seni dan budaya serta peningggalan sejarah.

b. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Profesional

Sumber daya manusia yang profesional dapat ditentukan oleh latar belakang pendidikan dan pengalaman. Tindakan tenaga kerja profesional selalu menempatkan sesuatu dengan benar, penyelesaian pekerjaan tepat waktu dan ada nilai tambahnya. Untuk itu tujuan umum kebijakan dapat meningkatkan pendidikan dan keterampilan dalam bidang kepariwisataan agar dapat melayani sebaik mungkin para wisatawan.

Garapan utama dalam kebijakan ini diharapkan tenaga profesional dalam usaha kepariwisataan lebih banyak lagi yang tertampung di berbagai usaha/jasa kepariwisataan. Untuk itu perlu adanya penambahan tenaga kerja


(54)

pramuwisata yang benar-benar handal melalui pendidikan dan pelatihan. Kerjasama dengan lembaga Perguruan Tinggi yang ada membentuk tenaga kerja profsional bukan hanya dibekali teori di bangku kuliah, tetapi perlu pelatihan kerja/magang, sehingga bila kuliah selesai tidak kaku menghadapi dunia kerja, memberikan pelayanan dan menyelesaikan pekerjaan.

Kerja sama dengan perguruan tinggi merupakan langkah kebijakan yang tepat untuk mendapatkan tenaga kerja langsung dari sumbernya, sehingga orang-orang yang berprestasi langsung bisa direcrut tanpa sistem seleksi yang memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Khusus untuk pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung, diadakan kebijakan yang memberi peluang pada para pegawainya untuk menimba pengetahuan formal atau informal mengenai kebudayaan dan kepariwisataan. Pegawai lulusan SMU ditingkatan menjadi D3, lulusan D3 menjadi S1 dan seterusnya. Kepala Dinas hendaknya memberi peluang pada para pegawainya untuk tugas belajar/ijin belajar melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi sehingga mereka siap memadukan antara teori dan praktek selama menjadi pegawai pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung.

c. Meningkatkan Intensitas Promosi Kepariwisataan

Promosi/pemasaran kepariwisataan merupakan usaha untuk mengenalkan jenis barang dan jasa yang akan disuguhkan bila mengunjungi tempat yang ditawarkan. Tujuan secara umum kebijakan ini agar masyarakat luas mengetahui, mengenal dan merasa tertarik untuk mengunjungi tempat wisata yang dipromosikan. Sebelum orang merasa tertarik maka pengelola wisata


(55)

sebaiknya telah mengemas barang dan jasa pariwisata dengan sebaik mungkin, agar orang yang melihatnya merasa tertarik dan ingin berkunjung.

Selama ini kegiatan pemasaran/promosi banyak mengandalkan pemerintah, tetapi bila dapat memanfaatkan semua jalur informasi dan bekerjasama dengan semua pihak, maka beban pemerintah dapat dikurangi. Festival Krakatau akan lebih nampak karena semua pihak aktif dan dinamis. Melalui jalur media cetak, elektronik dan secara langsung dengan mengirimkan duta-duta kesenian dan budaya ke daerah atau keluar negeri, serta melakukan pameran pariwisata di berbagai tempat dari kegiatan tersebut. Mana yang paling efektif tentunya sangat tergantung dari bentuk penyuguhan dan jumlah orang/calon wisatawan yang dapat mengakses atau melihat tanyangan tersebut, sehingga berkunjung ke tempat yang dipromosikan.

Dengan perkembangan teknologi informasi, promosi melalui saluran internet sangat efektif, karena dapat diakses oleh semua orang di seluruh dunia. Biaya relatif murah dibandingkan dengan kegiatan promosi lainnya. Untuk itu informasi yang dimuat diinternet sebaiknya komunikatif, lengkap dengan uraian dan gambar yang menarik.

Dalam upaya mencapai tujuan umum kebijakan, peningkatan promosi kepariwisataan agar masyarakat luas mengetahui, mengenal, merasa tertarik dan akhirnya berkunjung ke tempat wisata yang dipromosikan. Fokus yang tepat yaitu mengemas informasi, seni dan budaya serta visual yang menarik ditayangkan melalui jalur media cetak dan elektronik yang strategis seperti internet. Menyebarkan brosur yang lengkap berisi jadwal tayangan seni dan


(56)

budaya Lampung, penginapan dan peta wisata yang dapat memberikan petunjuk yang jelas bagi para wisatawan.

Dukungan semua pihak sangat diperlukan untuk turut mempromosikan daerahnya sendiri seperti kalangan tokoh masyarakat, anggota masayarakat, pejabat pemerintah, swasta, kelompok penggerak pariwisata dan lain sebagainya memiliki satu suara yang dapat memberikan informasi yang jelas pada siapapun yang memerlukannya. Selain itu, birokrat berusaha mengadakan kerjasama dengan daerah lain atau negara lain agar dapat mempromosikan wisata Lampung.

d. Meningkatkan Fasilitas Pendukung dan Jaminan Keamanan

Kebijakan dengan cara meningkatkan fasilitas pendukung dan keamanan memiliki tujuan umum untuk meningkatkan kualitas dan terselenggaranya standarisasi pelayanan wisata. Di era globalisasi semua negara/daerah berkompetisi untuk memajukan daerah masing –masing. Dengan adanya otonomi daerah maka kewenangan perizinan diserah ke Kabupaten/Kota dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan wisata yang kompetitif sesuai dengan standar internasional.Untuk itu usaha pariwisata supaya lebih tumbuh subur sebagai fasilitas pendukung memacu peningkatan kunjungan wisatawan ke Propinsi Lampung.

(Sumber: Data Primer Penelitian. Diolah dari hasil wawancara dengan Bapak Saluddin, SH., M.Si. Sekretaris Kegiatan Festival Krakatau XVIII Tahun 2008. Tanggal 10 Februari 2009)


(57)

Secara terperinci peserta kegiatan Festival Krakatau XVIII Tahun 2008 sebagai komunikan adalah sebagai berikut:

a) Kontingen dari 11 Kabupaten/Kota se-Propinsi Lampung b) Wisatawan Nusantara dan Mancanegara

c) Undangan / Tamu Kehormatan d) Masyarakat Umum

e) Pendukung / duta seni masing-masing daerah.

f) MulidanMekhanaiKabupaten/Kota se-Propinsi Lampung

g) Duta Seni dari Anggota Mitra Praja Utama dan Propinsi Se-Sumatera. h) Sanggar-Sanggar Seni dan Budaya

Selain itu dalam penyelenggaraan pameran dalam Festival Krakatau XVIII Tahun 2008, para komunikan adalah sebagai berikut:

a) Dinas Pariwisata Lingkup Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jatim, NTB, Lampung dan Banten, serta anggota kelompok kerjasama pertumbuhan ekonomi Indonesia–Malaysia-Singapura.

b) Dinas Pariwisata Sumatera, antara lain Bengkulu dan Sumatera Selatan. c) Dekranasda Propinsi dan Kabupaten/Kota se-Propinsi Lampung.

d) Kalangan Dunia Usaha Pariwisata (Hotel-Hotel dan Travel Biro) serta Pengrajin Propinsi Lampung.

Sedangkan target pengunjung yang diundang atau datang pada pelaksanaan Festival Krakatau XVIII Tahun 2008

1) Undangan / Tamu Kehormatan


(58)

3) Wisatawan Nusantara dan Mancanegara 4) Pendukung/duta seni masing-masing daerah. 5) Duta Seni dan Budaya.

6) Sanggar-Sanggar Seni dan Budaya

7) Masyarakat Umum, Pelajar dan Mahasiswa

(Sumber: Data Primer Penelitian. Diolah dari hasil wawancara dengan Bapak Saluddin, SH., M.Si. Sekretaris Kegiatan Festival Krakatau XVIII Tahun 2008. Tanggal 10 Februari 2009)

Menurut hasil wawancara dengan Bapak Saiful Irba Tanpaka, S.Sos. Ketua Harian Dewan Kesenian Lampung pada dasarnya DKL mendukung secara penuh kegiatan Festival Krakatau karena selaras dengan misi DKL yaitu menyelenggarakan program pengembangan dan peningkatan kuantitas dan kualitas kesenian Lampung sehingga dapat sejajar dengan daerah lain yang telah lebih maju serta dikenal di tingkat nasional maupun Internasional. Untuk itu selalu dilaksanakan konsolidasi organisasi baik secara internal maupun eksternal, melakukan koordinasi dan membangun jaringan kerjasama untuk kegiatan dan menyelenggarakan kegiatan yang menyentuh berbagai kalangan, khususnya bagi seniman dan bagi masyarakat luas pada umumnya. Dalam rangka mencapai itu DKL menyelenggarakan pelatihan dibidang SDM dan manajemen melalui workshop dan diskusi, menyelenggarakan pameran, pertunjukkan pementasan dan membangun jaringan kerja dengan berbagai pihak. Jaringan kerja yang terbangun itulah yang kemudian akan menambah luas segmen sasaran sebagai komunikan dalam proses komunikasi Festival Krakatau.

(Sumber: Data Primer Penelitian. Diolah dari hasil wawancara dengan Bapak Saiful Irba Tanpaka, S.Sos. Ketua Harian Dewan Kesenian Lampung Tanggal 18 Februari 2009)


(59)

5

5..11..22 PPeerraannccaannggaannPPeessaann

P

Peerraannccaannggaann pepessaann yayanngg didimmaakkssuudd adadaallaahh pepennyyuussuunnaann pepessaann memennggeennaaii Festival Krakatau XVIII Tahun 2008 oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung sebagai media pengenalan potensi budaya dan pariwisata Propinsi Lampung yang dirancang secara informatif maupun persuasif. Festival Krakatau dijadikan sebagai media transaksi bagi stakeholder pariwisata untuk melakukan travel exchange dan tour ke Krakatau serta obyek dan daya tarik wisata yang terdapat di Propinsi Lampung dan sekaligus menjadi bagian dari persiapan memasuki Visit Lampung Year 2009. Adapun tema Festival Krakatau XVIII Tahun 2008 adalah ”Melalui Festival Krakatau XVIII Tahun 2008 Kita SuskseskanVisit Indonesia Year2008 danVisit Lampung Year2009”.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Lampung selaku Perangkat Daerah Propinsi Lampung menjadikan sektor pariwisata menjadi sektor andalan dan merupakan bagian intregral dari Pembangunan Nasional mengingat bahwa Indonesia kaya akan sumber daya yang menjadi modal dasar dalam pembangunan kepariwisataan, yaitu sumber daya alam, kekayaan budaya serta hasil karya yang selama ini telah diperoleh.

Peran sektor Pariwisata dalam pembangunan ekonomi antara lain berkaitan dengan penerimaan devisa negara, penciptaan lapangan usaha, kesempatan kerja, pendapatan negara dan masyarakat serta pemerataan pembangunan. Dalam era globalisasi ini persaingan negara pada sektor Pariwisata semakin tajam, karena banyak negara di dunia yang mengandalkan ekonominya dari sektor Pariwisata. Propinsi Lampung merupakan salah satu Propinsi di Indonesia yang terletak di


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

KEGIATAN WAKTU TEMPAT SUPPORTING EVENT

Lomba Cipta Lagu Daerah

Lampung 18–19 Juni RRI Bandar Lampung

Pemilihan Muli Mekhanai

Lampung 16–19 Juli

Hotel Sheraton Bandar Lampung

Pergelaran Lagu Pop Daerah

Lampung 26–27 Juli Bandar Lampung

Kiluan Fishing Week 2729 Juni Teluk Kiluan Tanggamus MAIN EVENT

Upacara Pembukaan 23 Agustus Bandar Lampung Atraksi Pawai Budaya 23 Agustus Bandar Lampung Krakatau Night 23 Agustus Bandar Lampung Apresiasi Pesona Budaya

Lampung 23 Agustus Bandar Lampung

Pesta Kesenian Lampung 2628 Agustus Graha Wangsa Bandar Lampung

Lampung Expo 2631 Agustus Graha Wangsa Bandar Lampung

Ritual Krakatau 24 Agustus Gunung Anak Krakatau Festival Topeng Internasional 26 Agustus

Lapangan Parkir GOR Saburai Bandar

Lampung

Tour Krakatau 24 Agustus Gunung Anak Krakatau Atraksi Paramotor 23–25 Agustus

Bandar Lampung Gunung Krakatau Festival Layang-layang

Internasional 28–30 Agustus

Bandar Lampung Kalianda Resort Krakatau Off Road & Rally

Wisata 25–28 Agustus

Kalianda Resort– Bandar Lampung Krakatau Jetski 2628 Agustus Kalianda Resort–

Gunung Krakatau Festival Tambur Nusantara 2830 Agustus GOR Saburai Bandar

Lampung

Upacara Penutupan 31 Agustus Graha Wangsa Bandar Lampung


(6)