Penerimaan Pembiayaan Pengeluaran Pembiayaan

Bappeda Kabupaten Landak Tahun 2012 Bab III Halaman 125 Tabel 31. Realisasi dan Proyeksi Penerimaan Pembiayaan Daerah Kabupaten Landak Tahun 2011 2014 NO URAIAN REALISASI PROYEKSI TAHUN 2011 Setelah Audit TAHUN 2012 SEBELUM AUDIT TAHUN 2013 PAGU INDIKATIF TAHUN 2014 TAHUN 2015 1 2 3 4 5 6 7 3 PEMBIAYAAN

3.1 Penerimaan Pembiayaan

30,961,726,729.60 73,088,642,773.72 101.327.772.069,56 39.000.000.000,00 - 3.1.1 Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya SILPA 10,961,726,729.60 34,088,642,773.72 60.327.772.069,56 2.000.000.000,00 - 3.1.2 Penerimaan Pinjaman Daerah 20,000,000,000.00 39,000,000,000.00 41.000.000.000,00 37.000.000.000,00 - 3.1.3 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman - - - - 3.1.4 Penerimaan Kembali Piutang - Daerah - - - - -

3.2 Pengeluaran Pembiayaan

61,500,000,000.00 21,500,000,000.00 47.500.000.000,00 7.000.000.000,00 - 3.2.1 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 1,500,000,000.00 1,500,000,000.00 8.500.000.000,00 7.000.000.000,00 - 3.2.2 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam 60,000,000,000.00 20,000,000,000.00 39.000.000.000,00 - - Negeri-Pemerintah Pusat -

H. Pembiayaan Neto 3.1 - 3.2

30,538,273,270.40 51,588,642,773.72 53.827.772.069,56 32.000.000.000,00 -

3.3.3. Arah Kebijakan Belanja Daerah

Belanja daerah disusun melalui pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dan dampak dari input yang direncanakan dengan memperhatikan prestasi kerja setiap satuan kerja perangkat daerah dalam pelaksanaan tugas, pokok dan fungsinya. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta menjamin efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran ke dalam program dan kegiatan. Kebijakan belanja daerah tahun 2014 diarahkan untuk mendukung pencapaian sasaran IPM. Untuk itu, diperlukan perencanaan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada pencapaian IPM guna memperkuat bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan infrastruktur. Kebijakan belanja daerah tahun anggaran 2012-2016 dilakukan melalui pengaturan pola pembelanjaan yang proporsional, efisien, efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan dan kepatutan serta manfaat untuk masyarakat, yang meliputi : Bappeda Kabupaten Landak Tahun 2012 Bab III Halaman 126 1. Belanja daerah diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi 25 urusan wajib pemerintah daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas sosial, fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial dengan mempertimbangkan analisis standar belanja, standar harga, tolok ukur kinerja dan standar pelayanan minimal sesuai dengan peraturan perundang-undangan sehingga meningkatkan efisiensi, efektivitas dan penghematan di bidang belanja daerah. 2. Memprioritaskan anggaran untuk membiayai program dan kegiatan pada SKPD yang bertanggung-jawab melayani masyarakat secara langsung dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD, Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD, Rencana Strategis Satuan Kerja Pemerintah Daerah Renstra SKPD, Rencana Kerja Satuan Kerja Pemerintah Daerah Renja SKPD, Kebijakan Umum Anggaran, Prioritas dan Plafond Anggaran, Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Pemerintah Daerah RKA SKPD. 3. Setiap pejabat dilarang melakukan tindakan yang berakibat pada pengeluaran atas beban APBD, jika anggaran untuk mendanai pengeluaran tersebut tidak tersedia atau cukup tersedia dimana semua pengeluaran daerah termasuk subsidi, hibah dan bantuan keuangan lainnya yang sesuai dengan program pemerintah daerah didanai melalui APBD sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan keuangan daerah. 4. Anggaran belanja diklasifikasikan menurut urusan pemerintah daerah, organisasi, program, kegiatan, kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek belanja. Rincian belanja daerah menurut organisasi disesuaikan dengan susunan perangkat SKPD dan rincian belanja daerah menurut fungsi antara lain terdiri atas pelayanan umum, ketertiban dan keamanan, ekonomi, lingkungan hidup, perumahan dan fasilitas umum, kesehatan, pariwisata dan budaya, pendidikan dan perlindungan sosial serta rincian belanja daerah menurut jenis antara lain terdiri atas belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan Bappeda Kabupaten Landak Tahun 2012 Bab III Halaman 127 keuangan dan belanja tidak terduga dengan arah kebijakan sebagai berikut : a. Belanja Pegawai b. Gaji dan Tunjangan c. Honorarium, Vakasi, Lembur dan lain-lain d. Kontribusi Sosial e. Pensiun Uang Tunggu f. Asuransi Kesehatan g. Belanja Barang dan Jasa h. Barang dan Jasa i. Pemeliharasn j. Perjalanan k. Belanja Modal l. Tanah m. Peralatan dan Mesin n. Gedung dan Bangunan o. Jaringan p. Aset Fisik Lainnya q. Pembayaran Bunga Utang r. Utang Dalam Negeri s. Pemerintah t. Lainnya u. Pemerintah v. Lainnya w. Subsidi x. Bantuan Sosial y. Hibah z. Belanja Lain-lain 5. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengadaan barang dan jasa yang digunakan untuk pelaksanaan pelayanan publik setiap SKPD serta pemeliharaan aset daerah melalui pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, diktum keenam, yang menginstruksikan Kepala Daerah GubernurBupatiWalikota agar melaksanakan Keputusan Presiden Bappeda Kabupaten Landak Tahun 2012 Bab III Halaman 128 Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan BarangJasa Pemerintah yang disempurnakan dengan Perpres Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Perpres Nomor 54 Tahun 2012 tentang Pengadaan BarangJasa Pemerintah. Dalam pasal 47 ketentuan tersebut instansi pemerintah diwajibkan mensosialisasikan dan memberikan bimbingan teknis secara intensif kepada semua pejabat perencana, pelaksana, dan pengawas agar Keppres ini dapat dipahami dan dilaksanakan dengan baik dan benar sehingga dapat meningkatkan profesionalisme SDM pelaksana dan pengelola proyek, yang pada akhirnya dapat mengurangi ekonomi biaya tinggi dan meningkatkan efisiensi dan terwujudnya pengadaan barangjasa yang transparan dan akuntabel. Selanjutnya sebagaimana kita ketahui bersama juga, tujuan pemerintah dalam menetapkan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa adalah merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan penyempurnaan sistem regulasi yang mewujudkan pemerintahan profesional, dengan memunculkan beberapa konsep, seperti konsep tender kompetisi dengan fondasi pemikiran bahwa proyek atau kegiatan pemerintah yang ditenderkan pada sektor privat harus dilakukan secara sehat, transparan, demokratis dan akuntabel. Di lain pihak proses tender tersebut harus menghasilkan pula pelaksana privat yang kapabel, akseptabel dan profesional dalam menyelesaikan proyekkegiatan. Sudah banyak indikasi persoalan- persoalan proyekkegiatan yang terangkat pada permukaan berawal dari pelaksanaan konsep yang tidak profesional serta tidak tersosialisasikan dengan baik konsep tersebut kepada sektor privat atau karena sikap kurang pedulinya sektor privat untuk memperoleh dan memahami regulasi konsep tersebut dengan diikuti pembenaran justifikasi bahwa hal tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah daerah semata. Pada tahun 2011 jumlah Belanja Kabupaten Landak sebesar Rp. 588.095.071.426,08; sedangkan pada tahun 2012 sebesar Rp. 697.722.117.397,11; dan pada tahun 2013 diproyeksi sebesar Rp. 895.497.723.433,96. Dari data tersebut terdapat peningkatan Belanja Kabupaten Landak pada tahun 2012 apabila dibandingkan tahun 2011 sebesar Bappeda Kabupaten Landak Tahun 2012 Bab III Halaman 129 Rp. 109.627.045.971,03. Sedangkan antara tahun 2013 dan tahun 2012 terjadi peningkatan sebesar Rp. 197.775.606.036,85. Pada tahun 2014 Belanja diprediksikan akan menurun menjadi Rp. 607.193.114.336,01 dari tahun 2013 atau menurun sebesar Rp. 288.304.609.097,95; seperti yang ditunjukan tabel berikut. Tabel 32. Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Landak Tahun 2011 2014 NO URAIAN REALISASI PROYEKSI TAHUN 2011 Setelah Audit TAHUN 2012 SEBELUM AUDIT TAHUN 2013 PAGU INDIKATIF TAHUN 2014 TAHUN 2015 1 2 3 4 5 6 7 2 BELANJA 588,095,071,420.08 697,722,117,397.11 895.497.723.433,96 607.193.114.336,01 -

2.1 Belanja Tidak Langsung