Latar Belakang Pemikiran PENDAHULUAN

6

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pemikiran

Suatu kenyataan yang tak bisa dipungkiri bahwa persaingan global yang bergulir secara internasional saat ini terjadi di setiap sisi kehidupan manusia, dimana hanya orang yang memiliki daya saing yang mampu mengungguli persaingan. Orang yang memiliki daya saing tak lain adalah orang yang mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Keadaan ini tentunya menjadi tanggung jawab dunia pendidikan yang notabenenya merupakan institusi perancang, pengelola dan penentu kebijakan dalam setiap kegiatan pendidikan di Indonesia. Hal ini sejalan dengan visi pendidikan nasional yaitu mewujudkan sistem pendidikan sebagai pranata yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah, sebagaimana yang tertuang dalam Penjelasan Umum Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005. Karena itu, pendidikan menempati fungsi dan posisi yang sangat strategis karena dalam proses pendidikan yang terjadi atas usaha sadar untuk mengembangkan potensi anak didik menjadi manusia yang berkualitas. Memperhatikan hal di atas, pemerintah telah memprogramkan beberapa kurikulum yang telah disusun sedemikian rupa untuk mempersiapkan lulusan pendidikan memasuki era globalisasi yang penuh tantangan. Mulai dari Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK pada tahun 2004, dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP yang sejak tahun 2006 hingga saat ini, sebagai acuan bagi pelaksanaan pendidikan dan mengembangkan ranah pendidikan pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah. Pelajaran Fisika memiliki potensi besar untuk membangun dalam berbagai bidang, yang meliputi kesehatan, lingkungan fisik, teknologi, maupun pertanian. Akan tetapi, hal itu akan bermakna jika pembelajaran yang dialami peserta didik mengarah pada pemahaman, kemampuan untuk menerapkan pengetahuan ke situasi 1 7 kehidupan nyata sehari-hari, dan keyakinan mengajukan pertanyaan serta mencari penyelesaian. Namun, dalam kenyataannya kemampuan belajar fisika yang dimiliki oleh siswa di sekolah sangatlah rendah. Sebagai contoh, terlihat pada hasil yang diperoleh siswa khususnya di SMA Negeri 1 Tilamuta, dimana dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan yang kurang signifikan. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti langsung dari lapangan, rata-rata nilai ujian nasional tahun 20072008 adalah 5,41, nilai terendah 5,00, nilai tertinggi 5,75 dengan standar deviasi 0,25 dan klasifikasi D. Untuk tahun pelajaran 20082009, rata-rata nilai ujian nasional menurun dibandingkan tahun sebelumnya, yakni 5,08 dengan nilai tertendah 4,25, nilai tertinggi 5,75 dengan standar deviasi dan klasifikasi D. Pada tahun berikutnya yakni 20092010 sedikit terjadi peningkatan untuk nilai rata-rata 6,13, nilai terendah 4,75, nilai tertinggi 8,75 dengan standar deviasi 0,86 dan klasifikasi C. Selanjutnya untuk tahun 20102011 rata-rata nilai ujian terjadi peningkatan yakni 6,19, nilai terendah 5,75 dan nilai tertinggi 7,00. Adapun untuk standar deviasi 0,27 dan termasuk dalam klasifikasi C. Dari kenyataan tersebut tentunya harus ada dalam pembaharuan pembelajaran fisika. Fisika dianggap menakutkan karena konsep-konsepnya sulit dipahami sehingga siswa hanya sekedar menghafal tanpa berfikir bagaimana muncul konsep tersebut dan apakah konsep tersebut benar atau salah. Munculnya kesulitan bagi siswa dalam memahami konsep fisika tak lepas dari peran guru sebagai penentu keberhasilan dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Siswa kurang diberi kesempatan untuk terlibat dalam proses penemuan konsep sehingga informasi yang direspon otak siswa hanya masuk sampai tahap memori jangka pendek, dan dalam waktu yang tak lama siswa akan segera lupa konsep-konsep fisika yang diajarkan. Permasalahan lain yang ditemui dalam pembelajaran fisika di sekolah adalah kurangnya kreativitas guru untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga siswa cepat merasa bosan dengan penyajian materi pelajaran fisika. Selain itu, hanya sebagian kecil guru yang menggunakan alat bantu atau media dalam pembelajaran fisika, kendati menurut DePorter 2011: 107 yang 8 diterjemahkan oleh Nilandri, alat bantu adalah benda yang dapat mewakili suatu gagasan, tidak hanya membantu pembelajaran visual, tetapi dapat pula membantu modalitas kinestetik. Siswa yang sangat kinestetik dapat memegang alat bantu, dan mendapatkan “rasa” yang lebih baik dari ide yang disampaikan guru. Uraian berbagai permasalahan di atas memberikan gambaran pada guru bahwa betapa pentingnya komunikasi dalam pembelajaran untuk prestasi siswa. Baik buruknya sebuah komunikasi ditunjang oleh penggunaan saluran dalam komunikasi tersebut. Saluran dalam sebuah proses pembelajaran adalah yang dikenal dengan media. Media pembelajaran diharapkan menjadi salah satu solusi dalam mengatasi rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar mengajar, seorang guru dituntut harus mampu menggunakan alat-alat yang disediakan di sekolah yang tidak menutup kemungkinan bahwa alat- alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Penggunaan media pembelajaran berbasis komputer merupakan pemberdayaan teknologi dalam pengajaran. Penggunaan media ini juga diharapkan menjadi suatu forum dalam upaya mengajar siswa dan untuk memenuhi kebutuhan mereka akan teknologi yang sedang berkembang sekarang ini. Salah satu software aplikasi desain grafis yang sangat popular saat ini adalah program Macromedia Flash. Dengan software ini bisa diciptakan suatu tampilan yang lengkap dengan animasi dengan efek yang spektakuler. Dengan kesederhanaan tool yang disediakan serta kemampuan yang luas menjadikan macromedia flash semakin digemari. Hal ini membuat macromedia flash sangat cocok bila digunakan untuk membuat media ajar yang interaktif serta mengena dari segi tujuan, sehingga akan membuat minat belajar siswa menjadi meningkat yang secara otomatis akan meningkatkan hasil belajar siswa. Uraian di atas mendorong penulis untuk melakukan sebuah penelitian dengan formulasi judul “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Tipe Tutorial Macromedia Flash Terhadap Hasil Belajar Fisika Ditinjau Dari Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ” 9

1.2 Rumusan Masalah