1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan peradaban manusia dari masa ke masa, maka kebutuhan kepentingan
manusia semakin bertambah. Hal ini tentu membawa dampak negatif sebab akan mengakibatkan bertambahnya kemungkinan terjadinya
kejahatan
1
. Terdapat banyak cara yang dilakukan oleh para pelaku kejahatan
untuk mendapatkan korbannya dengan mudah. Dalam kasus curanmor, para pelaku biasanya menggunakan modus operandi menebarkan paku
dijalan, menjatuhkan kardus dijalan sampai mencegat kendaraan korban. Pengertian modus operandi dalam lingkup kejahatan yaitu operasi cara
atau teknik yang berciri khusus dari seorang penjahat dalam melakukan perbuatan jahatnya.
Lebih lanjut Wirjono
2
menjelaskan adanya penggolongan tindak pidana berdasarkan atas cara perumusan ketentuan hukum pidana oleh
1
Abidin, A. Zainal, 2007, Hukum PidanaI, Sinar Grafika, Jakarta, hal.18
2
Wirjono dalam http:lielylaw.multiply.comjournalitem68KEJAHATAN-DAN- PELANGGARAN?show_interstitial=1u=2journal2Fitem
2
pembentuk Undang- Undang, yaitu “apabila tindak pidana yang
dimaksudkan dalam suatu ketentuan hukum pidana Strabepaling disitu dirumuskan sebagai perbuatan yang menyebabkan suatu akibat tertentu
tanpa merumuskan wujud dari perbuatan itu, maka tindak pidana ini dikalangan ilmu pengetahuan hukum dinamakan tindak pidana materiil
materiil delict. Apabila tindak pidana yang dimaksudkan, dirumuskan sebagai wujud perbutan tanpa menyebutkan akibat yang disebabkan
oleh perbuatan itu maka kini ada tindak pidana formal formeel delict. Kedua rumusan delik tersebut penyidik harus dapat merumuskan
wujud perbuatan yang bisa memenuhi unsur seperti wujud perbuatan apa yang dapat menghilangkan jiwa orang lain dilakukan oleh pelaku
dalam delik materil, demikian pula halnya dalam delik materil, demikian pula halnya dalam delik formal penyidikan juga harus dapat
membuktikan adanya suatu barang yang dapat mendukung unsur mengambil barang. Berdasarkan contoh yang diuraikan di atas tentu
membuktikan suatu wujud dan membuktikan adanya suatu barang tidaklah sederhana yang dibayangkan, karena kemajuan iptek telah
banyak mempengaruhi para pelaku tindak pidana dalam menentukan modus-modus operandinya, apalagi bila dihadapkan dengan tindak
pidana penipuan atau delik-delik lain yang terbesar di luar KUHP.
3
Kasus yang terjadi di salatiga adalah modus operandi yang dilakukan di sebuah minimarket. sebuah minimarket Indomaret di Jalan
Diponegoro, salatiga dibobol pencuri. Akibat kejadian tersebut kerugian ditaksir 16 juta. salah seorang karyawan toko, bapak sunardi yang
pertama mengetahui kalau tempatnya bekerja dibobol oleh maling. Dijelaskannya, ia pertama kali tiba di toko sekitar pukul 06.30 dan
melihat bungkus rokok berantakan di kasir. “Saat itu pintu masuk juga tidak mengalami kerusakan. Melihat
ini saya curiga dan saat melakukan pengecekan, ternyata pencuri berhasil membawa kabur sejumlah puluhan slop rokok berbagai merek
dan uang tunai” sementara itu kapolsek Sidorejo AKP Jumaeri yang menangani kasus ini mengatakan, pihaknya tengah melakukan
penyelidikan salah satunya dengan memeriksa CCTV di Indomaret tersebut dan mereka belum bisa memastikan berapa jumlah pencuri
yang masuk dan bagaimana mereka bisa masuk di Indomaret dan menyikat barang
– barang yang mudah dibaa kabur itu.
Asas hukum mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi dalam hukum dan fungsi dalam ilmu hukum. Asas dalam hukum mendasarkan
eksistensinya pada rumusan oleh pembentuk undang-undang dan hakim serta mempunyai pengaruh normatif yang mengikat para pihak, oleh
4
karena itu hukum pidana dalam fungsi pengendalian masyarakat, penyelenggaraan ketertiban dan penganggulangan kejahatan harus
berorientasi kepada asas-asas tersebut. Tindak pidana pencurian diatur dalam Pasal 362 KUHP, selain itu diatur pula dalam Pasal 363 KUHP
pencurian dengan pemberatan, Pasal 364 KUHP pencurian ringan, Pasal 365 KUHP pencurian yang disertai dengan kekerasanancaman
kekerasan, Pasal 367 KUHP pencurian di lingkungan keluarga. Perkembangan zaman yang semakin maju dan modern terkait
dengan teknologi yang semakin canggih, seseorang dituntut untuk berpendidikan tinggi dan mempunyai keterampilan yang merupakan
modal utama untuk mendapatkan pekerjaan yang layak,
2
akan tetapi lapangan pekerjaan yang terbatas tidak sebanding dengan peningkatan
jumlah penduduk Indonesia yang semakin banyak. Masyarakat yang kurang memiliki keterampilan, berpendidikan rendah dan pengangguran
lebih memilih menggunakan langkah yang cepat dan praktis guna mendapatkan uang yakni dengan melakukan tindak pidana pencurian
peraturan hukum tentang tindak pidana pencurian diatur dalam pasal 362 KUHP pencurian biasa dan pasal 365 KUHP tentang tindak pidana
pencurian dengan
kekerasan..Perkembangan teknologi
yang
3
Topo Santoso, Eva Achjhani Zulfa, Kriminologi, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2003, hlm. 1..
5
berkembang dan semakin canggih membuat pelaku semakin berani dalam menjalankan aksinya yakni dengan melakukan pencuriuan
dengan dilakukan kekerasan maupun dengan ancaman kekerasan.
3
Pelaku pencurian dengan kekerasan sebagian besar dilakukan lebih dari seorang atau secara berkelompok dan setiap pelaku
mempunyai peran dan tugas yang berbeda-beda, dampak yang ditimbulkan dari tindak pidana pencurian dengan kekerasan atau
ancaman kekerasan yakni menimbulkan luka-luka baik luka ringan maupun luka berat hingga menyebabkan kematian, selain mengalami
kerugian fisik korban juga mengalami kerugian materiil dan psikis, oleh karena itu tindak pidana pencurian dengan kekerasan tidak dapat
dikategorikan sebagai tindak pidana yang ringan, korban tersebut juga dilindungi oleh hukum yang mengatur HAM. Dituangkan dalam Pasal
17 yang mengatakan “Setiap orang, tanpa diskriminasi, berhak untuk memperoleh keadilan dengan mengajukan permohonan, pengaduan,
dan gugatan, dalam perkara pidana, perdata, maupun administrasi serta diadili melalui proses peradilan yang bebas dan tidak memihak,
sesuai dengan hukum acara yang menjamin pemeriksaan yang obyektif oleh hakim yang jujur dan adil untuk memperoleh putusan yang adil
3
W
. A. Bonger, Pengantar tentang Kriminologi, Ghalia Indonesia, 1977, hlm. 88
6
dan benar. ”dan Pasal 29 ayat 1: “Setiap orang berhak atas
perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan hak miliknya
”
Modus operandi pelaku tindak pidana pencurian dengan kekerasan dilakukan dengan berbagai macam modus operandi dengan
melihat pada tempat atau lokasi yang akan dijadikan sasaran serta perencanaan pencurian dengan kekerasan atau ancaman kekerasan
dilakukan secara terencana dan terorganisir.
4
Sesuai dengan kodratnya manusia menginginkan adanya perubahan atas lingkungan dan segala aspek yang melingkupi dirinya
untuk menuju kearah yang lebih baik dan menguntungkan. Perubahan yang diinginkan tersebut merupakan gambaran dari kedinamisan
manusia sebagai makhluk sosial dimana dalam perjalanan hidup manusia dihadapkan pada persoalan-persoalan yang berbeda dan
semakin kompleks dari waktu ke waktu. Sepertinya perubahan-perubahan kondisi ekonomi,politik,situasi
sosio historik ,nilai-nilai dan norma-norma, hubungan-hubungan kekuasaan dan hukum yang berlangsung seringkali berdampak ganda
4
Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia Edisi Kedua, Sinar Grafika, Jakarta,2012, hlm
120.
7
disatu pihak memperlihatkan hasil-hasil yang bermanfaat bagi terwujudnya kesejahteraan masyarakat dalam arti luas,termasuk
terpenuhinya kebutuhan akan rasa aman, sedangkan di pihak lain juga menghasilkan semakin kompleksnya interaksi faktor-faktor yang
melatar belakangi timbulnya berbagai bentuk tindak kejahatan. Perubahan nilai,norma ,pandangan dan perilaku masyarakat
berpengaruh terhadap tingginya tingkat pelanggaran hukum yang turut serta mempertinggi laju tindak kejahatan secara kuantitas maupun
kualitasnya. perubahan sosial berarti kebanyakan orang terlibat dalam kegiatan-kegiatan kelompok dan hubungan-hubungan kelompok yang
berbeda dengan apa yang telah mereka lakukan atau apa yang telah orangtuanya lakukan sebelumnya. Masyarakat adalah suatu jaringan
kompleks dari pola-pola hubungan dimana semua orang berpartisipasi dengan derajat keterkaitannya masing-masing. Hubungan-hubungan ini
berubah dan perilaku juga berubah pada saat yang sama. Individu- individu dihadapkan dengan situasi baru yang harus mereka respons.
Situasi-situasi ini merefleksikan faktor-faktor tertentu seperti teknologi, cara baru untuk mencari penghasilan, perubahan tempat
domisili, dan inovasi baru, ide baru, serta nilai-nilai baru. Sehingga, perubahan sosial adalah perubahan bagaimana orang bekerja,
8
membesarkan anak-anaknya, mendidik anak-anaknya, menata dirinya sendiri, dan mencari arti yang lebih dari kehidupannya.Perubahan sosial
juga bisa berarti suatu restrukturisasi dalam cara-cara dasar dimana orang di dalam masyarakat terlibat satu dengan lainnya mengenai
pemerintahan, ekonomi, pendidikan, agama, kehidupan keluarga, rekreasi, bahasa, dan aktivitas-aktivitas lainnya.
Pelaku pencurian dengan kekerasan sebagian besar dilakukan lebih dari seorang atau secara berkelompok dan setiap pelaku
mempunyai peran dan tugas yang berbeda-beda, dampak yang ditimbulkan dari tindak pidana pencurian dengan kekerasan atau
ancaman kekerasan yakni menimbulkan luka-luka baik luka ringan maupun luka berat hingga menyebabkan kematian, selain mengalami
kerugian fisik korban juga mengalami kerugian materiil dan psikis, oleh karena itu tindak pidana pencurian dengan kekerasan tidak dapat
dikategorikan sebagai tindak pidana yang ringan. Modus operandi pelaku tindak pidana pencurian dengan kekerasan dilakukan dengan
berbagai macam modus operandi dengan melihat pada tempat atau lokasi yang akan dijadikan sasaran serta perencanaan pencurian dengan
kekerasan atau ancaman kekerasan dilakukan secara terencana dan terorganisir.
9
Kejahatan mengandung makna tertentu, yakni merupakan suatu pengertian dan penamaan yang relatif.Akan tetapi segala bentuk
perbuatan dan tindakan tersebut dinilai oleh sebagian masyarakat sebagai perbuatan anti sosial. Dirasakan oleh masyarakat,terutama jika
situasi suatu masyarakat tersebut sedang dalam keadaan berubah. Pada situasi ini biasanya rasa ketentraman dan kesejahteraan masyarakat
sedikit banyak mendapat gangguan. Ganguan ini misalnya berasal dari isu-isu dari berita-berita, di
samping dapat diketahu dapat diketahui dari kenyataan-kenyataan yang sedang terjadi pada waktu itu. Tentu saja keadaan mencekam dan tidak
aman tersebut dapat mengakibatkan timbulnya berbagai reaksi dari masyarakat,apakah reaksi itu berupa upaya untuk menghindarkan dari
kenyataan,berusaha memberantasnya,ataupun reaksi yang berupa tindakan-tindakan balasan terhadap berbagai penyimpangan atau
kejahatan yang terjadi itu.
5
Salah satu bentuk tindak kejahatan yang semakin hari semakin meningkat kuantitasnya maupun kualitasnya
adalah tindak pidana pencurian yang menggunakan kekerasan. Dalam
masyarakat, banyak
terjadi kasus-kasus
yang dikategorikan ke dalam tindak pidana pencurian kendaran bermotor.
5
Kartini Kartono., Patologi Sosial, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2007, hlm. Vi.
10
Apalagi semakin majunya teknologi pada masa sekarang, maka cara orang berfikir semakin maju. Keadaan tersebut sangat berpengaruh
terhadap cara orang melakukan kejahatan, sehingga perbuatan tersebut harus mendapat penanganan yang lebih serius.
Dalam tindak pidana pencurian dengan kekerasan pelaku kejahatan yang dilarang dan diancam dengan hukuman di dalam
kejahatan ini adalah perbuatan mengambil, yaitu membawa sesuatu barang di bawah kekuasaanya secara mutlak dan nyata. Perbuatan
mengambil itu telah selesai, apabila barang tersebut telah berada di tangan pelaku walaupun seandinya benar bahwa kemudian ia telah
melepaskan kembali barang itu karena ketahuan oleh orang lain. Pelaku yang dikatakan telah melawan hukum yaitu pelaku
tersebut memiliki suatu barang tanpa hak atau kekuasaan Ia tidak mempunyai hak untuk melakukan perbuatan memiliki. sebab Ia
bukanlah orang yang punya. Hanya orang yang sebagai pemilik, yang memunyai hak untuk memilikinya.
Pelaku pencurian dengan kekerasan sebagian besar dilakukan lebih dari seorang atau secara berkelompok dan setiap pelaku
mempunyai peran dan tugasyang berbeda-beda, dampak yang
11
ditimbulkan dari tindak pidana pencurian dengan kekerasan atau ancaman kekerasan yakni menimbulkan luka-luka baik luka ringan
maupun luka berat hingga menyebabkan kematian, selain mengalami kerugian fisik korban juga mengalami kerugian materiil dan psikis, oleh
karena itu tindak pidana pencurian dengan kekerasan tidak dapat dikategorikan sebagai tindak pidana yang ringan.
Kondisi-kondisi seperti kemiskinan dan pengangguran, secara relatif dapat memicu rangsangan-rangsangan untuk elakukan suatu
tindak pidanaseperti kejahatan pencurian, penipuan, penggelapan, dan penyelundupan.Namun dalam hal ini penulis hanya memfokuskan pada
tindak pidana pencurian. Jenis kejahatan pencurian dengan kekerasan merupakan salah
satu kejahatan yang paling sering terjadi di masyarakat, dimana hampir terjadi di setiap daerah-daerah yang ada di Indonesia seperti halnya di
Kota Salatiga oleh karena itu, menjadi sangat logis apabila jenis kejahatan pencurian dengan kekerasan menempati urusan teratas
diantara jeniskejahatan lainnya. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya tersangka dalam kejahatan pencurian yang diadukan ke Pengadilan.
Sehingga perlu ditekan sedemikian rupa agar dapat menurungkan angka statistik yang senantiasa mengalami kenaikan setiap tahunnya.
12
Kejahatan pencurian dengan kekerasan pada hakikatnya dapat ditekan, salah satunya dengan cara meningkatkan sistem keamanan
lingkungan, serta adanya kesadaran dari setiap individu dalam masyarakat untuk lebih waspada dalam menjaga harta benda miliknya,
maupun dengan cara penerapan sanksi terhadap pelaku pencurian dengan kekerasan.
Kejahatan pencurian termuat dalam buku kedua Kitab Undang –
Undang Hukum Pidana KUHP, telah diklasifikasikan ke beberapa jeniskejahatan pencurian, mulai dari kejahatan pencurian biasa, Dimana
pencurian dengan pemberatan adalah pencurian biasa yang disertai dengan cara-cara tertentu dan keadaan tertentu sehingga mempunyai
sifat yang lebih berat. Dan oleh karenanya hukuman maksimum pun lebih berat dari pencurian biasa Pasal 362 KUHP, kejahatn pencurian
dengan pemberatan Pasal 363 KUHP, kejahatan pencurian ringan Pasal 364 KUHP, kejahatan pencurian dengan kekerasan Pasal 365,
kejahatan pencurian di dalam kalangan keluargaPasal 367 KUHP. Modus operandi pelaku tindak pidana pencurian dengan
kekerasan dilakukan dengan berbagai macam modus operandi dengan melihat pada tempat atau lokasi yang akan dijadikan sasaran serta
perencanaan pencurian dengan kekerasan atau ancaman kekerasan
13
dilakukan secara terencanadan terorganisir.
6
Modus yang mereka gunakan beragam antara lain; Pelaku memasuki sasaran seolah-olah
sebagai tamu, sedangkan pelaku yang lain menunggu diluar sesuai dengan perannya masing-masing. Korban diancam dengan senjata tajam
atau senjata api dan dipaksa untuk memberikan sesuatu terhadap pelaku, apabila korban melawan pelaku akan melumpuhkan korban atau
melukai ataupun membunuh, karena para pelaku tersebut tidak segan- segan untuk melukai atau bahkan membunuh para korbanya demi
mendapatkan hasil curiannya. Oleh sebab itu tindak pidana, pencurian dengan kekerasan tersebut sering menimbulkan korban jiwa.
7
. Dalam kasus ini dapat dipahami bahwa dalam Pasal 368 ayat 1
yang menyatakan
8
“Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan dirin sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa seorang
dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang itu atau
orang lain, atau supaya membuat hutang maupun menghapuskan, piutang diancam karena pemerasan, dengan pidana penjara paling lama
Sembilan tahun ”. Soesilo menjelaskan pasal tersebut dalam bukunya
6
Hasil wawancara dengan.AKP Muh Zazid pada tanggal 5 Agustus pukul 13.OO.wib
7
Ibid
8
Pasal 368 ayat 1
14
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal dan menamakan perbuatan dalam Pasal 368
ayat 1 KUHP sebagai pemerasan dengan kekerasan yang mana pemerasnya:
9
1. memaksa orang lain;
2. untuk memberikan barang yang sama sekali atau sebagian
termasuk kepunyaan orang itu sendiri atau kepunyaan orang lain, atau membuat utang atau menghapuskan piutang;
3. dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau orang
lain dengan melawan hak 4.
memaksanya dengan memakai kekerasan atau ancaman kekerasan.
Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidikan dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari
serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.
Pengertian penyidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia
9
http:www.hukumonline.comklinikdetailcl2025pasal-untuk-menjerat-pelaku- pengancaman di kunjungi pada tanggal 5 Agustus 2015, pukul 22:47 WIB
15
atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan.
Kasus tindak pidana pencurian dengan kekerasan yang terjadi di wilayah hukum Polres Salatiga selama kurun waktu lima tahun mulai
tahun 2011 sampai dengan bulan Oktober 2013 sebagai berikut:
Tabel 1.1 Jumlah Kasus Tindak Pidana Pencurian Dengan Kekerasan Polres
Salatiga No
Tahun Jumlah Kasus
1 2011
39 kasus
2 2012
54 kasus
3 2013
42 kasus
Dari penjelasan diatas maka saya tertarik untuk menulis penelitian dengan judul MODUS OPERANDI TINDAK PIDANA
PENCURIAN DENGAN KEKERASAN DI WILAYAH HUKUM KOTA SALATIGA.
1.2. Rumusan Masalah