Pendekatan Pendapatan Pendekatan Pendapatan

1. Jika pendapatan nasional tinggi dan jumlah penduduk rendah, maka pendapatan

perkapita akan tingggi. 2. Jika pendapatan nasional rendah dan jumlah penduduk tinggi, maka pendapatan perkapita akan rendah.

3. Jika pendapatan nasional dan jumlah penduduk rata, maka pendapatan perkapita

sedang.. D. Pengelompokkan Negara Berdasarkan Pendapatan Perkapita Perbandingan pendapatan perkapita setiap negara di dunia secara terus menerus meningkatkan kesejahteraan penduduknya. Indoensia sebagai salah satu negara berkembang ingin juga meningkatkan kesejahteraan hidup rakyatnya. Adapun Bank Dunia mengelompokkan negara-negara di dunia berdasarkan Pendapatan per kapitanya menjadi lima kelompok, yaitu : 1. Kelompok negara berpendapatan rendah law income economies, yaitu negara- negara yang memiliki PNB per kapita lebih kecil dari US 520 2. Kelompok negara berpendapatan menengah bawah low middle income economies , yaitu negara yang memiliki PNB per kapita sekitar US 1740. 3. Kelompok negara berpendapatan menengah middle income economies yaitu negara yang memiliki PNB per kapita sekitar US 2990. 4. Kelompok negara berpendapatan menengah atas upper-middle income economies yaitu negara yang mempunyai PNB per kapita sekitar US 4870. 5. Kelompok negara berpendapatan tinggi high income economies, yaitu negara yang memiliki PNB per kapita sekitar US 25.480 DISTRIBUSI PENDAPATAN

1. Pengertian Distribusi Pendapatan

Distribusi pendapatan nasional merupakan unsur penting untuk mengetahui tinggi atau rendahnya kesejahteraan atau kemakmuran suatu negara. a. Distribusi pendapatan yang merata kepada masyarakat akan mampu menciptakan perubahan dan perbaikan suatu negara seperti peningkatan pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, mengurangi pengangguran, dan sebagainya. b. Jika distribusi pendapatan nasional tidak merata, maka perubahan atau perbaikan suatu negara tidak akan tercapai, hal seperti ini yang akan menunjukkan adanya ketimpangan distribusi pendapatan. Masalah besar yang dihadapi negara sedang berkembang adalah disparitas ketimpangan distribusi pendapatan dan tingkat kemiskinan. Tidak meratanya distribusi pendapatan memicu terjadinya ketimpangan pendapatan yang merupakan awal dari munculnya masalah kemiskinaan. Ketidakmerataan distribusi pendapatan merupakan salah satu permasalahan pembangunan sebab pertumbuhan ekonomi tidak banyak bermanfaat terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat apabila distribusi hasil pembangunan tidak merata. Terdapat beberapa penyebab ketidakmerataan distribusi pendapatan, diantaranya: pertumbuhan penduduk yang tinggi, inflasi, pembangunan daerah tidak merata, penggangguran tinggi, dll.

2. Indikator Distribusi Pendapatan

Sebuah negara tidak dapat dikatakan sejahtera bila di negara tersebut hanya terdapat sebagian kecil orang yang kaya raya, sementara sebagian besar lainnya tetap miskin. Oleh karena itu, diperlukan sebuah indikator untuk melihat bagaimana pendapatan nasional didistiribusikan dalam suatu negara. Dengan adanya indikator, maka apabila terdapat ketimpangan atau ketidakseimbangan distribusi pendapatan, hal ini akan langsung terlihat, dan pemerintah dapat mengambil tindakan untuk menyeimbangkan distribusi pendapatan tersebut. Terdapat tiga indikator yang banyak digunakan untuk mengukur distribusi pendapatan nasional, yaitu Kurva Lorenz, Koefisien Gini dan Koefisien Bank Dunia.

a. Kurva Lorenz

Kurva Lorenz menggambarkan distribusi kumulatif nasional di kalangan lapisan- lapisan penduduk. Kurva ini terletak di dalam sebuah bujur sangkar yang sumbu vertikal melambangkan persentase kumulatif pendapatan nasional, sedangkan sumbu horisontal mewakili persentase kumulatif penduduk. Kurvanya sendiri ditempatkan pada diagonal utama bujur sangkar tersebut. Kurva Lorenz yang semakin dekat ke diagonal semakin lurus menunjukkan distribusi pendapatan nasional yang semakin merata. Sebaliknya, jika Kurva Lorenz semakin jauh dari diagonal semakin lengkung, maka ia mencerminkan keadaan yang semakin buruk, distribusi pendapatan nasional semakin timpang dan tidak merata.

b. Koefisien Gini

Indikator untuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan adalah Koefisien Gini atau Indeks Gini. Digunakan untuk mengukur distribusi pendapatan masyarakat pada suatu daerah atau negara pada suatu periode. Koefisien Gini adalah rasio perbandingan antara luas bidang yang diarsir dengan luas segitiga. Daerah yang diarsir menggambarkan besarnya ketimpangan distribusi pendapatan yang terjadi. Semakin tinggi atau besar Indeks Gini, semakin tinggi tingkat ketidakmerataannya dan semakin kecil Indeks Gini semakin rendah tingkat ketidakmerataannya. Koefisien Gini dinyatakan dalam bentuk rasio yang nilainya antara 0 dan 1.  Nilai 0 menunjukkan pemerataan yang sempurna di mana semua nilai sama  Nilai 1 menunjukkan ketimpangan yang paling tinggi yaitu satu orang menguasai semuanya sedangkan yang lainnya nihil. Jadi, distribusi pendapatan dikatakan semakin merata jika nilai Koefisien Gini mendekati nol. Distribusi pendapatan dikatakan semakin tidak merata jika Koefisien Gini mendekati satu. Adapun rumus Koefisien Gini adalah sebagai berikut: Rumus Koefisien Gini Nilai Koefisien Gini Distribusi Pendapatan .... 0,4 Tingkat ketimpangan rendah