UJI KINERJA MESIN PENCACAH KULIT BUAH KAKAO TIPE TEP UNILA

(1)

1. Alumni Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung 2. Dosen Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung

UNILA

Oleh

Nova Deviana(1), Sugeng Triyono(2), Warji(2)

Kakao merupakan salah satu komoditas hasil perkebunan dan merupakan komoditas ekspor utama sektor pertanian di Indonesia. Usaha tani terpadu berpeluang dikembangkan di daerah sentra kakao. Salah satu di antaranya mengintegrasikan usaha tani kakao dengan ternak. Limbah kulit kakao berpotensi sebagai pakan ternak. Kulit buah kakao yang akan dijadikan pakan ternak secara tradisional diolah dengan cara dicacah menggunakan alat pencacah sederhana atau manual. Salah satu aplikasi teknologi dalam usaha tani terpadu adalah dengan penggunaan alat pencacah kulit buah kakao tipe TEP Unila dan untuk mengevaluasi alat tersebut perlu dilakukan uji kinerja.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji kinerja alat pencacah kulit buah kakao tipe TEP Unila. Bahan yang digunakan adalah kulit buah kakao segar. Kulit buah kakao tersebut dicacah dengan tiga jenis kecepatan putaran yaitu putaran 800 rpm, 1400 rpm dan 2000 rpm. Ketebalan hasil cacahan dikelompokkan tiga tingkat


(2)

Hasil uji kinerja diperoleh bahwa pencacahan terbaik dilakukan pada kecepatan putaran rpm 800. Persentase ketebalan cacahan >10mm sebesar 47,50% sangat mendominasi sebagai kriteria pakan terbaik. Koefisien varian terkecil ditunjukkan oleh kecepatan putaran rpm 800 yaitu sebesar 0,36. Kapasitas kerja mesin dan konsumsi bahan bakar terbaik adalah pada kecepatan putaran rpm 800 yaitu sebesar 250 kg/jam dan 2,6 liter/ton.


(3)

1. Alumni Departement Agricultural Engineering of Agriculture Faculty, University of Lampung 2. Lecture Departement Agricultural Engineering of Agriculture Faculty, University of Lampung MINCED COCOA CRUST MECHINE TEST WITH TEP UNILA TYPE

By

Nova Deviana(1), Sugeng Triyono(2), Warji(2)

Cocoa was once of agricultural comodity produce and was first export comodity from agricultural site in Indonesia. Combined farmer effort changed to expand in cocoa centre field. Once of them was integrate cocoa farmer effort with livestock. Cocoa crust waste have potensial as livestock woof. Cocoa crust which will be livestock woof as traditional processed with minced test use simple cops mechine or manual. Once of technology application in combined farmer effort is with minced cocoa crust mechine TEP Unila type used and for evaluation that mechine had doing test first.

This research purpose is for minced cocoa mechine TEP Unila type testing. Substance which used is fresh cocoa crust. That cocoa crust minced with three velocity circle kind is 800 rpm circle, 1400 rpm and 2000 rpm. Thickness minced crop arranged in three variety size limitation rate. Capacity test and fuel used until 5 kg for each velocity circle redial.


(4)

livestock woof. The minimum varian coefisien as 800 rpm velocity circle as big as 0,36. Workability mechine capacities and the best fuel concumed is in 800 rpm velocity circle as big as 2500 kg/hours and 2,6 liters/ton.


(5)

(6)

A. Latar Belakang

Kakao merupakan salah satu komoditas hasil perkebunan dan merupakan komoditas ekspor utama sektor pertanian di Indonesia. Pengembangan kakao diarahkan menuju terwujudnya agribisnis kakao yang efisien dan efektif sehingga didapat peningkatan pendapatan petani. Indonesia merupakan produsen kakao dunia pada urutan ketiga (Tabel l.) Produksi kakao Indonesia menurun pada tahun 2002, namun terus meningkat hingga tahun 2004-2005 (Nurhidayani dkk, 2007).

Tabel 1. Produksi kakao dunia, 2001-2005 (000 ton)

Kelompok Negara 2001-2002 2002-2003 2003-2004 2004-2005

Cote d”Ivoire 1.264,7 1.351,5 1.407,2 1.273,0

Ghana 340,6 497,0 737,0 586,0 Indonesia 455,0 410,0 420,0 435,0 Nigeria 185,0 173,2 175,0 190,0 Total Dunia 2.868,4 3.166,7 3.521,6 3.289,0 Sumber :International Cocoa Organization, 2005

Indonesia juga merupakan negara pengekspor kakao dunia, urutan ketiga pada tahun 2003/2004.


(7)

Tabel 2. Negara eksportir biji kakao.

No. Negara Eksportir Jumlah Ekspor ( ribu ton)

2000/01 2001/02 2002/03 2003/04 1 Cameroon 101,56 95,63 108,19 136,08 2 Pantai Gading 903,39 1.019,25 1.070,98 1.039,48 3 Ghana 306,83 284,68 310,33 608,10 4 Nigeria 149,37 160,29 145,09 161,84 5 Brazil 2,48 3,50 3,59 1,56 6 Rep. Dominika 33,81 40,25 38,39 40,44 7 Equador 57,19 58,86 57,37 85,88 8 Venezuela 7,59 8,20 8,30 7,39 9 Indonesia 326,46 364,81 365,65 314,10 10 Malaysia 17,17 18,45 21,11 11,84 11 Papua New Guinea 38,80 37,92 39,07 38,70 12 Lainnya 42,07 46,80 47,92 74,38 Total 1.986,72 2.138,62 2.215,97 2.519,80 Sumber :International Cocoa Organization, 2004

Hasil samping produksi tanaman kakao adalah kulit buah kakao,kulit buah, kulit biji, dan lumpur kakao. Kulit buah merupakan 71% dari buah, sedangkan kulit biji kakao sekitar 15%. Limbah industri kakao merupakan sumber protein yang baik untuk ternak ruminansia. Kulit buah mengandung protein dan serat kasar yang tinggi. Kulit buah penggunaanya masih terbatas pada ruminansia. Penggunaan kulit buah kakao pada unggas dan babi dapat mencapai 10-24%, sedangkan pada ruminansia bisa sekitar 30-40% (Heri dan Rantan, 2009). Penggunaan kulit buah kakao merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan hijauan makanan ternak. Hasil pengamatan pola usaha integrasi tanaman perkebunan dengan ternak di Provinsi Lampung menunjukkan hasil yang baik. Peternak memberikan pakan limbah kakao kepada kambing sejumlah 2-3 kg/ekor/hari pada ternak dewasa. Pakan limbah kakao ini cukup membantu


(8)

peternak dalam mensuplai pakan kambing dan terbukti mampu menghemat tenaga kerja penyedia pakan hijauan sebanyak 50% (Heri dan Rantan, 2009).

Usaha tani terpadu berpeluang dikembangkan di daerah sentra kakao. Salah satu di antaranya mengintegrasikan usaha tani kakao dengan ternak kambing. Limbah kulit kakao berpotensi sebagai pakan ternak kambing. Pengelolaan sumber daya lahan melalui pemanfaatan limbah tanaman kotoran ternak dapat dikembalikan lagi berupa kompos. Kondisi ini lebih efisien jika dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia. Limbah kulit kakao selalu tersedia mengingat buah kakao pada perkebunan rakyat dapat dipanen sepanjang tahun. Kandungan nutrisi pada bahan pakan tersebut merupakan bahan pakan berkualitas tinggi. (Anonim, 2009).

Kulit buah kakao yang akan dijadikan pakan ternak secara tradisional diolah dengan cara dicacah menggunakan alat pencacah sederhana atau manual. Hal ini dapat mempengaruhi hasil pencacahan pakan, baik secara kualitas maupun kuantitas. Salah satu aplikasi teknologi dalam usaha tani terpadu adalah dengan penggunaan alat pencacah kulit buah kakao tipe TEP Unila dan untuk

mengevaluasi alat tersebut perlu dilakukan uji kinerja.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji kinerja alat pencacah kulit buah kakao tipe TEP Unila.


(9)

C. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam perbaikan desain alat pencacah dan pengaplikasian alat pencacah untuk usaha tani terpadu dalam masyarakat.


(10)

A. Perkembangan Produksi Kakao di Indonesia

Kakao (Theobrema cocoaL.) merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan

penting yang secara historis pertama kali dikenal di Indonesia pada tahun 1560, namun baru menjadi komoditas penting sejak tahun 1957. Tahun 1975 PTP VI berhasil meningkatkan produksi tanaman ini melalui penggunaan bibit unggul

upper amazon Interclonal Hybrid(Sunanto, 1992).

Indonesia berhasil menjadi produsen kakao ketiga terbesar dunia berkat keberhasilan dalam program perluasan dan peningkatan produksi yang mulai dilaksanakan sejak awal tahun 1980-an. Areal perkebunan kakao tercatat seluas 914 ribu hektar, tersebar di 29 propinsi dengan sentra produksi Sulsel, Sulteng, Sultra, Sumut, Kaltim, NTT dan Jatim. Areal perkebunan kakao tersebut sebagian besar dikelola oleh rakyat (Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, 2004).

Produk cokelat dihasilkan melalui proses yang relatif panjang. Tanaman kakao menghasilkan buah kakao yang di dalamnya terdapat biji-biji kakao. Biji-biji kakao ini, dengan proses pengolahan dan pengeringan akan menghasilkan biji-biji kakao kering yang siap dikirim ke pabrik pengolah (prosesor). Biji kakao diolah menjadi produk-produk setengah jadi dan produk-produk sudah jadi.


(11)

Komoditas biji kakao diharapkan akan memperoleh posisi yang sejajar dengan komoditas perkebunan lainnya di Indonesia seperti karet, kopi dan kelapa sawit, baik dalam luas areal maupun produksinya. Hasil ekspor biji kakao dan industri kakao dalam bentuk devisa dapat meningkatkan perekonomian Indonesia. Hasil industri kakao lainnya berguna sebagai penyedia bahan baku untuk industri dalam negeri, yaitu industri bahan makanan maupun industri kosmetika dan farmasi. Industri kakao dapat menciptakan lapangan kerja yang berprospek cerah bagi jutaan penduduk di Indonesia (Anonim, 2008).

Direktorat Jenderal Perkebunan menjelaskan bahwa tanaman kakao merupakan salah satu komoditas andalan perekonomian nasional. Komoditas ini sebagai penghasil devisa negara terbesar ketiga di bidang perkebunan, sumber pendapatan petani dan penciptaan lapangan kerja. Luas tanaman kakao mencapai 1.461.889 ha pada tahun 2007. Luas tersebut didominasi oleh perkebunan rakyat sebesar 92,34%. Melibatkan sebanyak 1.400.636 kepala keluarga dengan produksi biji kakao sebesar 779.186 ton. Volume ekspor mencapai 655.429 ton dengan nilai 950,6 juta US$. Luas tanaman kakao yang terus meningkat, tidak sebanding dengan produktifitas tanaman kakao yang mengalami penurunan di Indonesia.

Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya produktivitas tanaman kakao, antara lain adalah kondisi kebun yang kurang terawat, serangan hama dan penyakit serta umur tanaman yang sudah tua (tidak produktif). Serangan hama penyakit itu antara lainvascular streak dieback(VSD), dan buah busuk. Serangan hama

tersebut menyebabkan turunnya produktifitas sebesar 321 kg/ha/tahun atau sebesar 30% dari produktivftas yang pernah dicapai (1.100 kg/ha/thn).


(12)

Produktifitas yang menurun mengakibatkan kehilangan hasil biji kakao sebesar 310.665 ton/tahun atau setara dengan Rp. 6,2 trilliun per tahun (Anonim, 2008).

Gambar 1. Buah kakao

B. Pemanfaatan Limbah Kulit Kakao sebagai Pakan Ternak

Kendala dalam penyediaan pakan ternak ruminansia adalah semakin sempitnya lahan pertanian dan faktor sosio-ekonomi petani yang lebih cenderung

mengutamakan untuk menanam tanaman pangan atau perkebunan yang langsung dapat dimanfaatkan. Kondisi ini telah memicu pergeseran pola penyediaan pakan pada pencarian sumber pakan non-komersial seperti pemanfaatan hasil ikutan pertanian, perkebunan dan agroindustri.

Buah kakao yang dimanfaatkan sebagai komoditas ekspor adalah keping biji. Hasil samping perkebunan dan pengolahan tanaman kakao terdiri dari kulit buah kakao, kulit biji kakao, debu kakao dan plasenta. Kulit buah kakao adalah bagian kulit yang bertekstur tebal dan keras mencakup kulit terluar sampai daging buah (Siswoputranto dkk., 1986). Kulit buah kakao merupakan hasil samping yang


(13)

ketersediannya paling banyak, yaitu sebesar 75% dari keseluruhan buah. Produksi satu ton kakao kering menghasilkan sekitar 10 ton kulit buah kakao segar

(Figueiraet al,1993). Kulit buah kakao tersebut akan lebih bermanfaat bila dapat

diolah menjadi bahan pakan ternak. Berikut ini proporsi limbah yang dihasilkan dari pengolahan buah kakao.

Gambar 2. Proporsi limbah

Produktifitas tanaman kakao Provinsi Lampung pada tahun 2009 sebesar 26.046 ton, menunjukkan bahwa potensi limbah kulit buah kakao sangat besar untuk dijadikan pakan ternak. Pembuatan kulit buah kakao untuk menjadi pakan ternak dapat dilihat pada teknologi fermentasi pada kulit buah kakao dapat dilihat pada Gambar 3.

Tanaman Kakao

(Theobrema cocoaL)

Kulit Buah (73,7-75%) Buah Kakao Plasenta (21,98%) Kulit Biji (2,0%) Buah (2,42%)


(14)

Pemecahan

Pencacahan

FermentasiAspergillus nigerselama 5-6 hari

Penjemuran

Penggilingan

+ Bahan lain

Gambar 3. Teknologi fermentasi pada kulit buah kakao

Kulit buah kakao yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak memerlukan suatu rekomendasi penggunaan limbah kakao dalam suatu susunan pakan lengkap (complete feed). Tabel 1 dan 2 menjelaskan susunan konsentrat domba dan sapi

yang menggunakan limbah kakao sebagai salah satu bahan penyusunnya Cangkang Kulit Biji Kakao

Cangkang Cacahan Cangkang Fermentasi Cangkang Fermentasi Kering Tepung Cacahan Pakan Sapi/Kambing Pakan Ayam/Itik/Babi Buah Kakao


(15)

Tabel 3. Susunan bahan pakan konsentrat domba Bahan Komposisi Bahan

(%)

Protein Kasar (%) Kulit Buah Kakao Fermentasi

Tepung Jagung Dedak Halus Tepung Ikan Bungkil Kedelai Urea Ultra Mineral Garam 25 22 38 1,50 11 0,50 1 1 2,31 1,89 4,56 0,79 4,84 1,43 0 0

Total 100 16,73

Sumber : Suharto (2004)

Tabel 4. Susunan bahan pakan konsentrat sapi. Bahan Komposisi Bahan

(%) Protein Kasar (%) Pollard Dedak Halus Jagung Kuning Bungkil Kedelai Bungkil Biji Kapok Bungkil Kelapa Kulit Biji Kakao Feed Mix 37 18 10 3 10 10 8 4 2,31 1,89 4,56 0,79 4,84 1,43 0 0

Total 100 16,73

Sumber : Burhanudin (2001)

Jenis pakan dapat dibedakan menjadi dua yaitu pakan kasar dan pakan penguat.

1. Pakan Kasar

Pakan kasar adalah pakan yang kadar nutisinya rendah, yakni kandungan nutrisi pakan tidak sebanding dengan jumlah fisik volume pakan tersebut. Contoh pakan seperti ini adalah rumput alam, jerami, silase, batang jagung, akar tanaman, pucuk daun tebu, dan daun ubi. Sapi dan ruminansia yang lain


(16)

sangat membutuhkan serat kasar. Kebutuhan serat kasar yang tidak dapat terpenuhi menimbulkan gangguan pencernaan. Pakan kasar membantu pencernaan untuk bekerja secara baik, membuat rasa kenyang, dan mendorong kelancaran getah kelenjar dan pencernaan.

2. Pakan Penguat

Pakan penguat atau konsentrat adalah pakan yang mengandung nutrisi dengan kadar serat kasar yang rendah. Pakan konsentrat meliputi susunan bahan pakan yang terdiri dari biji-bijian seperti jagung giling, tepung kedelai, menir, dadak, bekatul, bungkil kelapa, tetes dan umbi. Pakan konsentrat berperan untuk meningkatkan nilai nutrisi yang rendah agar memenuhi kebutuhan normal hewan untuk tumbuh dan berkembang secara sehat (Akoso, 1996).

Sapi tidak perlu diberi pakan yang kandungan proteinnya istimewa seperti pada hewan nonruminansia. Sapi memiliki alat pencernaan yang lebih sempurna, sehingga bahan-bahan pakan yang tidak mampu dicerna oleh hewan lain dapat dicerna oleh sapi (Sugeng, 2004).

Kulit buah kakao memiliki potensi biomassa yang cukup besar dan dapat

dimanfaatkan sebagai pakan ternak di Indonesia. Potensi biomassa ini tercantum dalam kebijakan pengembangan energi terbarukan dan konservasi energi (energi hijau) Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Energi biomassa tersebut meliputi kayu, limbah pertanian/perkebunan/hutan, komponen organik dari industri dan rumah tangga. Potensi biomassa tidak hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia, tetapi limbahnya dapat juga dimanfaatkan sebagai pakan.


(17)

Penelitian Suharto (2004) melaporkan bahwa pemberian 30% kulit buah kakao mentah pada sapiBrahman crossmenunjukkan nilai yang lebih baik

dibandingkan pemberian rumput gajah. Kulit buah kakao tersebut difermentasi terlebih dahulu. BPTP Bali yang bekerjasama dengan Ditjen Perkebunan melakukan penelitian lain pada tahun 2002. Kulit buah kakao yang digunakan memberikan dampak yang positif terhadap pertambahan bobot badan ternak ruminansia, terutama kambing (umur 0-6 bulan) apabila dibandingkan dengan pemberian makanan hijau saja. Penggemukan sapi Bali dan kambing perah yang diberi pakan kulit buah kakao juga menunjukkan pengaruh yang positif. Kulit buah kakao merupakan unsur pokok yang menjadi sistem pokok pakan ternak (Roesmanto, 1991). Kandungan gizi kulit buah kakao dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 5. Kandungan gizi kulit buah kakao

Komponen 1 (ppm) 2 (ppm) 3 (ppm) Bahan kering - 91,33 90,4 Protein kasar 84,0090,00 6 6 Lemak 6,0010,00 0,9 0,9 Serat kasar 0,50–1,50 40,33 31,5

Abu 19,0028,00 14,8 16,4 BETN 10,0013,80 34,26 -Kalsium 50,00–55,60 - 0,67

Pospor - - 0,1

Sumber :

1. Smith dan Adegbola (1982) 2. Amirroenas (1990)

3. Roesmanto (1991)

Kulit buah kakao yang menjadi ransum ternak ruminansia dapat menggantikan posisi rumput gajah, bahkan 40-70% jagung yang biasa dipakai dalam ransum penggemukan dapat diganti oleh kulit buah kakao (Heri dan Rantan, 2009).


(18)

Kulit buah kakao diketahui mempunyai komposisi mineral yang cukup lengkap yaitu: Fosfat 0,15%, Kalsium 0,25%, Magnesium 0,26%, Natrium 0,03%, Mangan 32 ppm, Besi 115 ppm, Tembaga 8,3 ppm dan Zinc 52 ppm (Siswoputranto dkk., 1986).

C. Mesin Pencacah Kulit Buah Kakao

Berikut ini adalah salah satu mesin pencacah kulit buah kakao. 1. Mesin Pencacah Kulit Buah Kakao (Shreder)

Gambar 4. Mesin pencacah kulit buah kakao (Shreder)

Fungsishrederini sebagai pencacah kulit buah kakao tipe silinder yang

mudah dipindahkan dari suatu tempat ke tempat yang lain dan memiliki kapasitas pencacahan tinggi.


(19)

Keunggulannya adalah memiliki kapasitas pencacahan tinggi dan relatif seragam, perawatan mudah dan murah, rangka kuat, kokoh, dan

menggunakan sistemknock-down,komaktsehingga mudah di pindahkan

di areal kebun.

Tipe stasioner berkapasitas 2 m3kulit buah kakao/jam, penggeraknya motor bakar sebesar 5,5 PK, transmisi menggunakanpulleydan sabuk

karet V, rangka mesin besi profil persegi.

Tipe stasioner berkapasitas 3 m3kulit buah kakao/jam, penggeraknya motor bakar sebesar 5,5 PK, transmisi menggunakanpulleydan sabuk

karet V, rangka mesin besi profil persegi.

Tipemobiledengan empat roda berkapasitas 7 m3kulit buah kakao/jam,

penggeraknya mesin diesel 18 PK, transmisi menggunakanpulleydan


(20)

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2011 bertempat di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat pencacah kulit kakao tipe TEP Unila,tachometer, pisau, oven, motor bakar,pulley,belt, timbangan,

stopwatchdan jangka sorong. Bahan yang digunakan adalah kulit buah kakao

segar.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap diantaranya tahap pengumpulan alat dan bahan. Persiapan bahan diawali dengan melakukan penyortiran terhadap kulit buah kakao segar yang bersih dari kotoran. Kulit buah kakao kemudian diukur kadar airnya. Kulit buah kakao kemudian ditimbang masing-masing sebanyak 5 kg. Kemudian mesin dihidupkan dan mengukur kecepatan putaran dengan menggunakantachometer, setelah itu proses pencacahan dimulai dengan


(21)

mengumpankan kulit buah kakao pada lubang pemasukan. Kulit buah kakao tersebut dicacah dengan tiga jenis kecepatan putaran yaitu putaran 800 rpm, 1400 rpm dan 2000 rpm, masing-masing empat kali ulangan. Setiap ulangan

menggunakan 5 kg kulit buah kakao.

Kecepatan putaran diatur berbeda, diameterpulleydanbeltyang digunakan pun

bervariasi untuk menghasilkan kecepatan putaran sesuai yang diinginkan.

Ketebalan hasil cacahan diukur menggunakan jangka sorong, dikelompokkan tiga tingkat batasan keseragaman ukuran. Tingkat keseragaman ukuran pertama adalah 0-5 mm, tingkat keseragaman ukuran kedua adalah 5,1-10 mm, dan tingkat keseragaman ukuran ketiga adalah >10mm. Pengujian kapasitas kerja dan

pemakaian bahan bakar sebanyak 5 kg untuk masing-masing pengulangan kecepatan putaran. Mesin pencacah kulit buah kakao disajikan pada Gambar 5. Diagram alir prosedur penelitian disajikan pada Gambar 4.


(22)

Gambar 5. Mesin pencacah kulit buah kakao tipe TEP Unila

Spesifikasi alat pencacah kulit buah kakao adalah sebagai berikut : Nama : Mesin Pencacah Kulit Kakao tipe TEP Unila Sumber Tenaga : Diesel 7 hp, 2600 rpm

Tinggi Alat : 110 cm Lebar Alat : 35 cm Panjang Alat : 70 cm


(23)

Gambar 6. Bagan alir prosedur penelitian Mulai

Pengukuran kadar air dan berat

Pencacahan dengan rpm 1

Persiapan alat dan bahan

Pencacahan dengan rpm 3 Pencacahan

dengan rpm 2

Data kadar air, berat dan kinerja mesin

Data ketebalan cacahan Analisa Data Data kinerja mesin pencacah Selesai Pengukuran kapasitas dan

bahan bakar

Perhitungan keseragaman, kapasitas dan konsumsi


(24)

D. Parameter yang Diukur

1. Keseragaman

Parameter yang diukur adalah tiga tingkat keseragaman ukuran yaitu ukuran pertama 0-5 mm, kedua 5,-1 mm dan keseragaman ketiga >10mm dari cacahan kulit buah kakao pada masing-masing kecepatan putaran.

2. Koefisien Varian Keseragaman Ketebalan Cacahan

Koefisien varian dari setiap rpm menentukan keseragaman yang lebih akurat, semakin kecil koefisien variannya, maka semakin seragam distribusi ketebalan cacahan dari setiap rpm. Koefisien varian cacahan dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

Stdev

Co.V = (1)

Average Keterangan :

Co. V = koevisien variasi

Stdev = standar deviasi ketebalan cacahan (mm) Average = rata-rata tebal cacahan (mm)

3. Kapasitas Kerja Mesin

Kapasitas kerja mesin dihitung dengan rumus : Bk

Ka = (2)

t Keterangan :


(25)

Bk = jumlah bahan yang dicacah (kg) t = waktu pencacahan (jam)

Waktu pencacahan yang diperlukan dihitung dengan menggunakan stopwatch. Pengukuran waktu dimulai saat bahan dimasukkan ke dalam lubang pemasukan hingga semua bahan selesai dicacah.

4. Konsumsi Bahan Bakar

Konsumsi bahan bakar diukur dengan cara mengisi tangki bahan bakar hingga penuh sebelum mesin beroperasi, setelah selesai mencacah, tangki diisi kembali hingga penuh seperti semula. Banyaknya bahan bakar yang diisi kembali merupakan pemakaian bahan bakar selama pencacahan. Pemakaian bahan bakar dihitung dengan rumus :

Fv

Fc = (3)

t

Keterangan :

Fuel consumption(Fc) = konsumsi bahan bakar (liter/jam)

Fuel volume(Fv) = volume bahan bakar yang dipakai (liter)

t = waktu beroperasi motor penggerak (jam)

E. Analisis Data

Data hasil percobaan, pengamatan yang diperoleh dianalisis dalam bentuk tabel dan kurva distribusi.


(26)

A. Kesimpulan

1. Hasil cacahan kulit buah kakao paling baik ditunjukkan pada rpm 800, ukuran >10 mm sangat mendominasi, yaitu sebesar 47,50 %. Kriteria pakan kering terbaik adalah pada ketebalan >10 mm.

2. Koefisien varian terbaik diperoleh pada pencacahan kulit buah kakao pada kecepatan putaran rpm 800. Berdasarkan perlakuan tersebut, koefisien varian terkecil ditunjukkan oleh kecepatan putaran rpm 800 yaitu sebesar 0,36.

3. Kapasitas kerja mesin terbaik dan konsumsi bahan bakar terbaik

diperoleh pada pencacahan kulit buah kakao pada kecepatan putaran rpm 800. Berdasarkan perlakuan tersebut, kapasitas kerja pada kecepatan putaran rpm 800 adalah 250 kg/jam dengan konsumsi bahan bakar sebesar 2,6 liter/ton.


(27)

B. Saran

1. Disarankan untuk alat pencacah kulit buah kakao tersebut digunakan rpm 800.

2. Keseragaman untuk pengeringan bisa dilakukan penelitian lebih lanjut. 3. Mekanisme pengumpanan perlu dibuatkan alat khususnya.


(28)

Ole h

N OV A D EV I AN A

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada

Jurusan Teknik Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2011


(29)

(Skripsi)

Oleh : Nova Deviana

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG


(30)

Gambar Halaman 1. Buah kakao... 7 2. Proporsi limbah... 8 3. Teknologi fermentasi pada kulit buah kakao... 9 4. Mesin pencacah kulit buah kakao (shreder)………..

5. Mesin pencacah kulit buah kakao tipe tepunila………

6. Bagan alir prosedur penelitian...

13 17 18 7. Distribusi ukuran cacahan kulit buah kakao dengan rpm

800……...

22

8. Distribusi ukuran cacahan kulit buah kakao dengan rpm

1400...

24

9. Distribusi ukuran cacahan kulit buah kakao dengan rpm

2000...

26

10. Ketebalan cacahan ... 28 11. Pengaruh kecepatan putaran rpm terhadap kapasitas kerja mesin. 30 12.Konsumsi bahan bakar pada tiga tingkat rpm………... 32

Lampiran

13. Hasil cacahan pada kecepatan putaran rpm 800………. 52 14. Hasil cacahan pada kecepatan putaran rpm1400………...

15. Hasil cacahan pada kecepatan putaran rpm 2000………...

53 54


(31)

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HASIL KARYA……… i

LEMBAR PERSEMBAHAN……….. ii DAFTAR ISI……… vi DAFTAR TABEL……… viii DAFTAR GAMBAR………... xi I. PENDAHULUAN………...

A. Latar Belakang………..

B. Tujuan Penelitian………...

C. Manfaat Penelitian……….

1 1 3 4 II. TINJAUAN PUSTAKA………...

A. Perkembangan Produksi Kakao di Indonesia………...

B. Pemanfaatan Limbah Kulit Kakao sebagai Pakan Ternak………..

C. Mesin Pencacah Kulit Buah Kakao……….

5 5 7 13 III. METODE PENELITIAN………...

A. Waktu dan Tempat Penelitian……….. B. Alat dan Bahan... C. Prosedur Penelitian... D. Parameter yang Diukur... E. Analisis Data...

15 15 15 15 19 20


(32)

vii B. Tingkat Keseragaman Ketebalan Cacahan...

C. Kapasitas Kerja Mesin... D. Konsumsi Bahan Bakar...

27 28 31 V. KESIMPULAN DAN SARAN...

A. Kesimpulan... B. Saran...

34 34 35 DAFTAR PUSTAKA... 36 LAMPIRAN


(33)

Akoso, B. T. 1996.Kesehatan Sapi. Kanisius. Yogyakarta.

Aneka Mesin. 2010.Mesin Pencacah Kulit Kakao. Website:

anekamesin.com/…mesin/mesin… /mesin-pencacah-kulit-kakao.html-indonesia diakses pada tanggal 24 Agustus 2010 pukul 15.00 WIB. Aneka Mesin. 2010.Mesin Pencacah Sampah Organik. Website:

anekamesin.com/…mesin/mesin… /mesin-pencacah-sampah-organik.html-indonesia diakses pada tanggal 24 Agustus 2010 pukul 15.07 WIB.

Anonim. 2004.Kakao Indonesia dikancah Perkakaoan Dunia. Website: http://www.ipard.com/art_perkebun/nov5-04_her-I.asp diakses pada tanggal 24 Agustus 2010 pada pukul 15.25 WIB.

Anonim. 2008.Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional. Website: http://ditjenbun.deptan.go.id diakses pada tanggal 24 Agustus 2010 pada pukul 15.15 WIB.

Anonim. 2008.Sejarah Perkembangan Kakao. Website:

http://lenteramuda.blogspot.com/2008/06/sejarah-perkembangan-kakao.html diakses pada tanggal 24 Agustus 2010 pada pikul 15.30 WIB. Anonim. 2009.Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Kakao. Website:

http://onlinebuku.com/2009/01/06/pemanfaatan-limbah-kulit-buah-kakao/ diakses pada tanggal 28 Juli 2010 pukul 12.39 WIB.

Bidang IPDS. 2010.Lampung dalam Angka 2010. BPS Provinsi Lampung

BPTP Bali. 2002.Pengolahan Limbah Kakao Untuk Pakan, Kerjasama dengan Ditjen Perkebunan, Bali.

Burhanuddin, H. 2001.Level Optimal Penggunaan Kulit Biji Kakao (Theobrama Cocoa .L) dalam Ransum Sapi Peranakan Ongole.IPB.

Gama Mesin. 2010.Mesin Pencacah Plastik Besar. Website: http://www.gama-mesin.com/mesin_pencacah_plastik_PPLSC.htm diakses pada tanggal 24 Agustus 2010 pada pukul 14.50 WIB.


(34)

Heri dan Rantan. 2009.Sumber dan Ketersediaan Bahan Baku Pakan di Indonesia.IPB Press. Bogor.

International Cocoa Organization. 2005. Quarterly Buletin of Cocoa Statistic. ICCO. London

Kencana Bandung. 2010.Mesin Pencacah Organik. Website:

http://kencanabandung.itrademarket.com/.../mesin-pencacah-organik-MPO-500Chd-chopper-machine.htm diakses pada tanggal 24 Agustus 2010 pada pukul 14.40 WIB.

Nurhidayani, K. Agustina, dan H. Anik. 2007.Penawaran Ekspor Kakao Indonesia. UMB. Jakarta.

Siswoputranto, Y.S. Wong dan Hasan. 1986.Prospek Percokletan Dunia dan Kepentingan Indonesia dalam Prosiding Konperensi Cokelat Nasional II.

Suharto, M. 2004.Dukungan Teknologi Pakan dalam Usaha Sapi Potong Berbasis Sumber Daya Lokal, Lokakarya Sapi Potong.Surakarta.

Sunanto, H. 1992.Cokelat Budidaya; Pengolahan Hasil dan Aspek Ekonominya.

Kanisius. Yogyakarta.

Susanto, F. X. 1994.Tanaman Kakao Budidaya dan Pengolahan Hasil. Kanisius. Yogyakarta.


(35)

(36)

(37)

(38)

(39)

(40)

(41)

(42)

(43)

(44)

(45)

(46)

(47)

(48)

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Ir. Sugeng Triyono, M.Sc. ...

Sekretaris : Warji, S.T.P., M.Si. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Ir. Agus Haryanto, M.P. ...

2. Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. H. Wan Abbas Zakaria, M.S. NIP. 19610826 198702 1 001


(49)

Nama Mahasiswa : ✁✂✄ Deviana

Nomor Pokok Mahasiswa : 0614071038 Jurusan : Teknik Pertanian Fakultas : Pertanian

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Sugeng Triyono, M.Sc. Warji, S.T.P., M.Si.

NIP. 19611211 198703 1 004 NIP. 19780102 200312 1 001

2. Ketua Jurusan Teknik Pertanian

Dr. Ir. Sugeng Triyono, M.Sc. NIP. 19611211 198703 1 004


(50)

Mama dan Ba Tercinta

Serta

Kakak-kakakku dan adikku Tersayang

Terima kasih atas segala kasih sayang, doa, perhatian dan

dukungan moril-batin serta pengertian yang telah kalian


(51)

Dry your eyes, dry your eyes, life is always hard.

Don t try to understand everything because sometimes it s not

meant tobe understood, but tobe accepted.

Jalan ke rumah sahabat tidak pernah jauh.

Aku adalah aku, jika orang lain menyukaiku itu bagus, jika

tidak itu urusan mereka.

dan katakanlah: Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku

ilmu pengetahuan (20:114)


(52)

Saya adalah Nova Deviana NPM 0614071038 1 Dengan ini menyatakan bahwa apa yang tertulis dalam karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri yang berdasarkan pada pengetahuan dan informasi yang telah saya dapatkan. Karya ilmiah ini tidak berisi material yang telah

dipublikasikan sebelumnya atau ditulis orang lain atau dengan kata lain bukanlah hasil dari plagiat karya orang lain.

Demikianlah peryataan ini saya buat dan dapat dipertanggungjawabkan. Apabila di kemudian hari terdapat kecurangan dalam karya ini, maka saya siap

mempertanggungjawabkanya.

Bandar Lampung, 23 November 2011 Yang membuat pernyataan

Nova Deviana NPM : 0614071038


(53)

Penulis dilahirkan di Bandar lampung pada tanggal 30 November 1987, sebagai anak ketiga dari empat bersaudara, dari pasangan Bapak Ahmad Sarkani dan Ibu Kadariatun.

Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK BPK Penabur Bandar Lampung pada tahun 1994, pendidikan dasar di SD BPK Penabur Bandar Lampung pada tahun 2000, pendidikan lanjutan di SLTP Negeri 4 Bandar Lampung pada tahun 2003, dan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada tahun 2006. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada tahun 2006.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Teknik Pertanian (Himatektan) Universitas Lampung periode 2007/2008 sebagai anggota. Pada tahun 2009 penulis melaksanakan Praktik Umum di PTPN VII (Persero) Unit Usaha Rejosari Natar Lampung Selatan dengan judul

”Mempelajari Pengendalian Mutu Buah Kelapa Sawit (Elaeis quineensis


(54)

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul”Uji Kinerja Mesin Pencacah Kulit Buah Kakao Tipe TEP Unila”. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan yang disebabkan keterbatasan dari penulis. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan serta bimbingan baik langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Sugeng Triyono, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing I,

Pembimbing Akademik sekaligus Ketua Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Terima kasih telah banyak memberikan saran, kritik, bimbingan, dan mengarahkan penulis selama penelitian hingga penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Warji S.T.P., M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan saran dan bimbingannya selama penulisan skripsi ini.


(55)

v skripsi, sebagai bahan perbaikan bagi Penulis.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

5. Staf dan karyawan Jurusan Teknik Pertanian, Universitas Lampung, yang sudah banyak membantu penulis.

6. Keluarga besar penulis yang tercinta : Mama, Ba’, Aa’ Dede, Aa’ Herry dan adik Rio, terima kasih atassegala limpahan do’a yang tulus, kesabaran, bantuan moril materil, serta cinta dan kasih sayang yang tak terbatas bagi keberhasilan penulis.

7. Teman-teman Teknik Pertanian angkatan 2006, terima kasih atas bantuan, semangat dan kebersamaan di kampus hijau tercinta ini.

8. Sahabat-sahabat Ipa4, tidak pernah ada keluarga kedua terbaik dan luar biasa seperti kalian.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis, seluruh civitas akademika Teknik Pertanian, dan semua pembaca. Amin.

Bandar Lampung, November 2011

Penulis


(1)

Kupersembahkan Karya Tulisku Ini Untuk :

Mama dan Ba Tercinta

Serta

Kakak-kakakku dan adikku Tersayang

Terima kasih atas segala kasih sayang, doa, perhatian dan

dukungan moril-batin serta pengertian yang telah kalian


(2)

In everything you do, take Alloh first.

Dry your eyes, dry your eyes, life is always hard.

Don t try to understand everything because sometimes it s not

meant tobe understood, but tobe accepted.

Jalan ke rumah sahabat tidak pernah jauh.

Aku adalah aku, jika orang lain menyukaiku itu bagus, jika

tidak itu urusan mereka.

dan katakanlah: Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku

ilmu pengetahuan (20:114)


(3)

PERNYATAAN KEASLIAN HASIL KARYA

Saya adalah Nova Deviana NPM 0614071038 1 Dengan ini menyatakan bahwa apa yang tertulis dalam karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri yang berdasarkan pada pengetahuan dan informasi yang telah saya dapatkan. Karya ilmiah ini tidak berisi material yang telah

dipublikasikan sebelumnya atau ditulis orang lain atau dengan kata lain bukanlah hasil dari plagiat karya orang lain.

Demikianlah peryataan ini saya buat dan dapat dipertanggungjawabkan. Apabila di kemudian hari terdapat kecurangan dalam karya ini, maka saya siap

mempertanggungjawabkanya.

Bandar Lampung, 23 November 2011 Yang membuat pernyataan

Nova Deviana


(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar lampung pada tanggal 30 November 1987, sebagai anak ketiga dari empat bersaudara, dari pasangan Bapak Ahmad Sarkani dan Ibu Kadariatun.

Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK BPK Penabur Bandar Lampung pada tahun 1994, pendidikan dasar di SD BPK Penabur Bandar Lampung pada tahun 2000, pendidikan lanjutan di SLTP Negeri 4 Bandar Lampung pada tahun 2003, dan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada tahun 2006. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada tahun 2006.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Teknik Pertanian (Himatektan) Universitas Lampung periode 2007/2008 sebagai anggota. Pada tahun 2009 penulis melaksanakan Praktik Umum di PTPN VII (Persero) Unit Usaha Rejosari Natar Lampung Selatan dengan judul

”Mempelajari Pengendalian Mutu Buah Kelapa Sawit (Elaeis quineensis


(5)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul”Uji Kinerja Mesin Pencacah Kulit Buah Kakao Tipe TEP Unila”. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan yang disebabkan keterbatasan dari penulis. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan serta bimbingan baik langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Sugeng Triyono, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing I,

Pembimbing Akademik sekaligus Ketua Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Terima kasih telah banyak memberikan saran, kritik, bimbingan, dan mengarahkan penulis selama penelitian hingga penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Warji S.T.P., M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan saran dan bimbingannya selama penulisan skripsi ini.


(6)

v 3. Bapak Dr. Ir. Agus Haryanto, M.P., selaku Dosen Penguji Utama. Terima kasih

atas masukan dan saran mulai dari kolokium, seminar hasil, hingga ujian skripsi, sebagai bahan perbaikan bagi Penulis.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

5. Staf dan karyawan Jurusan Teknik Pertanian, Universitas Lampung, yang sudah banyak membantu penulis.

6. Keluarga besar penulis yang tercinta : Mama, Ba’, Aa’ Dede, Aa’ Herry dan

adik Rio, terima kasih atassegala limpahan do’a yang tulus, kesabaran,

bantuan moril materil, serta cinta dan kasih sayang yang tak terbatas bagi keberhasilan penulis.

7. Teman-teman Teknik Pertanian angkatan 2006, terima kasih atas bantuan, semangat dan kebersamaan di kampus hijau tercinta ini.

8. Sahabat-sahabat Ipa4, tidak pernah ada keluarga kedua terbaik dan luar biasa seperti kalian.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis, seluruh civitas akademika Teknik Pertanian, dan semua pembaca. Amin.

Bandar Lampung, November 2011

Penulis