Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

commit to user 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hauling PT Telen Orbit Prima merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan batubara, dimana di dalam aktivitas produksinya terdapat banyak faktor dan potensi bahaya yang dapat menyebabkan penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja. Oleh karena itu untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan juga timbulnya penyakit akibat kerja, PT Telen Orbit Prima melakukan Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko atau Hazard Identification and Risk Assesment HIRA. Hauling merupakan kegiatan pemindahanpengangkutan batubara dari stockpile area CPP menuju port atau dermaga yang terletak di Paring Lahung, dan pengangkutannya menggunakan Dump Truck. Alur proses pada kegiatan Hauling meliputi : a. Perjalanan dump truck dari parkir menuju stockpile CPP Coal Processing Plant b. Dump truck masuk dan keluar area loading point clean CPP c. Dump truck masuk dan keluar area loading point after wash CPP d. Dump truck antri di CPP menunggu loading e. Proses loading batubara ke unit dump truck f. Perjalanan dump truck dari stockpile CPP menuju Port Paring Lahung commit to user 37 g. Dump truck memasuki jembatan timbang h. Dump truck memasuki stockpile port Paring Lahung i. Dump truck dumping di stockpile port Paring Lahung j. Parkir unit dump truck pada saat pergantian shift 2. Manajemen Risiko Proses manajemen risiko Hauling di PT Telen Orbit Prima adalah sebagai berikut: a. Penentuan Konteks Langkah awal yang harus dilakukan adalah menentukan konteks yang diperlukan, dalam hal ini yang diambil adalah manajemen risiko untuk aktivitas Hauling yang ada di PT Telen Orbit Prima. Aktivitas ini merupakan aktivitas rutin yang dilakukan setiap hari yang dibagi menjadi 2 shift kerja. Kegiatan hauling yang dilakukan adalah kegiatan hauling batu bara dari CPP coal processing Plant Buhut menuju port Paring Lahung yang selanjutnya akan dikirim ke Teluk Timbau menggunakan kapal tongkang dari port Paring Lahung. b. Identifikasi Bahaya Proses identifikasi bahaya dilakukan dengan cara observasi langsung dan bersama narasumber orang yang terlibat langsung dalam kegiatan produksi terutama kegiatan hauling. Proses identifikasi bahaya dilakukan dengan cara membagi seluruh kegiatan operasi atau pekerjaan menjadi beberapa aktivitas. Identifikasi bahaya dapat dilihat secara terpisah pada kegiatan kerja, mencakup bahaya terhadap commit to user 38 manusia, alat kerja dan lingkungan kerja. Beberapa tipe bahaya yang di temukan untuk memudahkan identifikasi bahaya di area Hauling PT Telen Orbit Prima antara lain: 1 Bahaya biologi yang meliputi bakteri, jamur, serangga, tumbuhan dan binatang 2 Bahaya fisik yang meliputi bising, getaran, pencahayaan, radiasi 3 Bahaya kimia yang meliputi debu, asap, gas, kabut 4 Bahaya ergonomi yang meliputi stres kerja, kelelahan, dan beban kerja 5 Bahaya mekanis yang meliputi permesinan dan peralatan kerja 6 Bahaya lingkungan sekitar yang meliputi kemiringan jalan, jalan bergelombang, cuaca yang kurang mendukung, berlumpur 7 Bahaya psikososial yang meliputi tekanan dari atasan dan hubungan interpersonal antar pekerja. 8 Bahaya tingkah laku yang meliputi ketidakpatuhan terhadap aturan yang ada, kurang ahli dalam bidangnya, status pekerja baru yang belum mampu adaptasi. Efek potensi bahaya mencakup dampak terhadap manusia, alat kerja dan lingkungan kerja. Asumsi yang digunakan ialah asumsi terparah yang mungkin terjadi sebagai akibat keceakaan, namun tetap dalam batasan yang logis dan realistis. Potensi bahaya yang mungkin atau bisa terjadi pada kegiatan hauling antara lain: commit to user 39 1 Perjalanan dump truck dari parkir menuju stockpile CPP Coal Processing Plant a Jalan licin yang dapat menyebabkan tabrakan, senggolan dan tergelincir b Misscomunication yang dapat menyebabkan tabrakan atau senggolan 2 Dump truck memasuki area loading point after wash CPP a Kondisi jalan yang lembek yang bisa menimbulkan amblas pada unit dump truck b Jalan licin yang dapat menyebabkan tabrakan, senggolan dan tergelincir c Misscomunication yang dapat menyebabkan tabrakan atau senggolan antar unit d Jalur sempit yang dapat menimbulkan senggolan dan tabrakan 3 Dump truck memasuki area loading point clean CPP a Kondisi jalan yang lembek yang bisa menimbulkan amblas pada unit dump truck b Jalan licin dapat menyebabkan tabrakan, senggolan dan tergelincir c Misscomunication yang dapat menyebabkan tabrakan atau senggolan antar unit d Jalur sempit yang dapat menimbulkan senggolan dan tabrakan commit to user 40 4 Dump truck antri di CPP menunggu loading a Tempat atau front loading yang agak sempit yang berpotensi menimbulkan tabrakan atau senggolan b Misscomunication yang dapat menimbulkan tabrakan atau senggolan c Kondisi jalan yang lembek bisa menyebabkan unit amblas 5 Proses loading batubara ke unit dump truck a Debu yang bisa mengganggu pandangan dan mengganggu kesehatan b Kurang penerangan di area loading yang dapat menyebabkan tabrakan, senggolan, dan menabrak tumpukan batubara c Operator mengalami kelelahan namun tetap melakukan pekerjaannya yang dapat menyebabkan senggolan vessel dengan bucket unit WA d Misscomunication yang dapat menyebabkan tabrakan atau senggolan e Proses pengisian yang berlebihan yang dapat menyebabkan material jatuh f Kebocoran hidrolik pada unit loader yang dapat menyebabkan benturan dan pencemaran g Kebocoran tangki BBM yang dapat menyebabkan kebakaran dan pencemaran commit to user 41 6 Perjalanan dump truck dari stockpile CPP menuju Port Paring Lahung a Debu yang mengganggu penglihatan, gangguan kesehatan dan menimbulkan keluhan dari masyarakat sekitar b Operator yang mengalami kelelahan namun tetap memaksakan untuk bekerja yang dapat menimbulkan tabarakan, terguling dan menabarak tanggul c Emisi gas buang yang bisa menimbulkan pencemaran gas buang d Misscomunication yang dapat menimbulkan tabrakan e Simpangan jalur yang berpotensi menimbulkan tabrakan atau senggolan f Hujan dapat menyebabkan longsor dan jalan licin g Penyiraman water truck yang menyebabkan jalan licin h Pohon kering yang bisa tumbang ke jalur hauling i Unit dump truck yang berjalan beriringan yang dapat menyebabkan tabrakan dan senggolan j Jalur lembek yang bisa menyebabkan amblas k Menelepon ketika mengendarai unit yang dapat menyebabkan tabrakan, terguling, dan tergelincir l Merokok yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan m Overspeed yang dapat menyebabkan tabrakan n Jalan bergelombang yang dapat menyebabkan unit terguling o Jalur sempit yang dapat menyebabkan tabrakan dan senggolan commit to user 42 p Tikungan tajam dan curam yang dapat menyebabkan tabrakan dan terguling q Penerangan yang kurang pada malam hari yang dapat menyebabkan terguling dan terperosok r Rambu yang tidak terlihat yang dapat menyebabkan unit menabrak tanggul bundwall s Blind spot pandangan terbatas yang dapat menyebabkan tabrakan dan senggolan t Parkir di tempat yang tidak ditentukan yang dapat menyebabkan tertabarak oleh unit lain 7 Dump truck memasuki jembatan timbang a Misscomunication yang dapat menyebabkan senggolan dan tabrakan b Debu yang dapat mengganggu kesehatan c Penerangan yang kurang yang dapat menyebabkan tabrakan antar unit ketika masuk dan keluar jembatan timbang d Jalan bergelombang yang dapat menyebabkan ban unit dump truck meletus e Jalan lembek yang bisa menyebabkan amblas f Operator menuruni unit ketika menyerahkan docket di jembatan timbang yang dapat menyebabkan terjatuh dan terpeleset g Kebisingan di ruang genset yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran commit to user 43 8 Dump truck memasuki stockpile port Paring Lahung a Debu dan asap yang mengganggu kesehatan dan gangguan jarak pandang b Material lembek yang bisa menyebabkan amblas c Operator mengalami kelelahan namun tetap melakukan pekerjaannya yang dapat menyebabkan tabrakan, senggolan, terguling, dan menabarak tumpukan batubara d Misscomunication yang dapat menyebabkan tabrakan dan senggolan e Tumpukan tinggi yang dapat menyebabkan longsor f Penerangan area stockpile yang dapat menyebabkan tabrakan dan senggolan 9 Dump truck dumping di stockpile port Paring Lahung a Vessel lupa diturunkan yang dapat menyebabkan unit terguling dan rebah b Vessel tidak bisa turun yang dapat menyebabkan unit terguling dan rebah c Tailgate tidak bisa membuka yang dapat menyebabkan unit terguling dan rebah 10 Parkir unit dump truck pada saat pergantian shift a Hujan yang bisa menimbulkan longsor di area parkir dump truck di km 32 commit to user 44 b Area parkir kurang aman karena dekat dengan tanjakan yang dapat menyebabkan tabrakan c Operator menuruni dan menaiki unit yang dapat menyebabkan operator terjatuh ataupun terpeleset. c. Penilaian risiko Berikut hasil penilaian dan evaluasi risiko dari bahaya yang telah teridentifikasi: 1 Area parkir CPP menuju stockpile CPP Tabel 3. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko Area Parkir CPP menuju Stockpile CPP Bahaya Kondisi yang tidak diinginkan Resiko saat ini C P Risk Diterima Tidak 1.1 Jalan licin 1.1.1 Tabrakan, senggolan, tergelincir 3 3 9 Ya 1.2 Misscomuni cation 1.2.1 Tabrakan, senggolan 5 3 15 Tidak Sumber : Data Sekunder Keterangan : C : Consequence Tingkat Keparahan P : Probability Tingkat Kekerapan commit to user 45 2 Masuk dan keluar loading point CPP after wash Tabel 4. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko Unit Masuk dan keluar loading point CPP after wash Bahaya Kondisi yang tidak diinginkan Resiko saat ini C P Risk Diterima Tidak 2.1 Jalan licin 2.1.1 Tabrakan, senggolan, tergelincir 3 3 9 Ya 2.1.2 menabrak pos checker 3 2 6 Ya 2.2 Jalan lembek 2.2.1 Senggolan, tergelincir, amblas 3 3 9 Ya 2.3 Misscomuni cation 2.3.1 Tabrakan, senggolan 5 2 10 Tidak 2.4 Jalur sempit 2.4.1 Tabrakan, senggolan 4 2 8 Ya Sumber : Data Sekunder Keterangan : C : Consequence Tingkat Keparahan P : Probability Tingkat Kekerapan 3 Masuk dan keluar loading point CPP clean Tabel 5. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko Unit Masuk dan keluar loading point CPP after clean Bahaya Kondisi yang tidak diinginkan Resiko saat ini C P Risk Diterima Tidak 3.1 Jalan licin 3.1.1 Tabrakan, senggolan, tergelincir 3 3 9 Ya bersambung commit to user 46 2.1.2 menabrak pos checker 3 2 6 Ya 3.2 Jalan lembek 3.2.1 Senggolan, tergelincir, amblas 3 3 9 Ya 3.3 Misscomuni cation 3.3.1 Tabrakan, senggolan 5 2 10 Tidak 3.4 Jalan sempit 3.4.1 Tabrakan, senggolan 4 2 8 Ya Sumber : Data Sekunder Keterangan : C : Consequence Tingkat Keparahan P : Probability Tingkat Kekerapan 4 Antrian DT di CPP menunggu loading Tabel 6. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko Antrian DT di CPP Menunggu Loading Bahaya Kondisi yang tidak diinginkan Resiko saat ini C P Risk Diterima Tidak 4.1 Tempat agak sempit 4.1.1 Tabrakan, senggolan, terperosok 4 2 8 Ya 4.2 Misscomuni cation 4.2.1 Tabrakan, senggolan 5 2 10 Tidak 4.3 Jalan lembek 4.3.1 Amblas 3 3 9 Ya Sumber : Data Sekunder Keterangan : C : Consequence Tingkat Keparahan P : Probability Tingkat Kekerapan sambungan commit to user 47 5 Pengisian batubara ke unit DT Tabel 7. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko Pengisian Batubara ke Unit DT Bahaya Kondisi yang tidak diinginkan Resiko saat ini C P Risk Diterima Tidak 5.1 Debu 5.1.1 Pandangan terbatas 2 4 8 Ya 5.1.2 Gangguan kesehatan 3 3 9 Ya 5.2 Penerangan 5.2.1 Tabrakan, senggolan, menabrak tumpukan batubara 3 2 6 Ya 5.3 Kelelahan 5.3.1 Senggolan vessel dengan bucket WA 4 4 16 Tidak 5.4 Mis komunikasi 5.4.1 Tabrakan, senggolan, benturan 5 2 10 Tidak 5.5 Overload 5.5.1 Material jatuh 1 4 4 Ya 5.6 Kebocoran hidrolik unit WA 5.6.1 Benturan, pencemaran 4 2 8 Ya 5.7 Kebocoran tangki BBM 5.7.1 Kebakaran, pencemaran 5 2 10 Tidak 5.8 Manuver DT maju dan DT mundur 5.8.1 senggolan, tabrakan, benturan 3 3 9 Ya 5.9 Manuver unit WA 5.9.1 senggolan, tabrakan, benturan 3 3 9 Ya Sumber : Data Sekunder commit to user 48 Keterangan : C : Consequence Tingkat Keparahan P : Probability Tingkat Kekerapan 6 Perjalanan dari CPP Buhut ke Port Paring Lahung Tabel 8. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko Perjalanan Dari CPP Buhut ke Port Paring Lahung Bahaya Kondisi yang tidak diinginkan Resiko saat ini C P Risk Diterima Tidak 6.1 Debu 6.1.1 Tabrakan akibat penglihatan terhalang debu, menabrak tanggul 4 2 8 Ya 6.1.2 Gangguan kesehatan 3 3 9 Ya 6.1.3 Complainkeluhan masyarakat sekitar 3 3 9 Ya 6.2 Kelelahan 6.2.1 Tabrakan, terguling, menabrak tanggul 4 4 16 Tidak 6.3 Emisi gas buang 6.3.1 Pencemaran udara 3 3 9 Ya 6.4 Misscomuni cation 6.4.1 Tabrakan 5 2 10 Tidak 6.5 Simpangan jalur 6.5.1 Tabrakan, senggolan 4 3 12 Tidak 6.6 Unit beriringan 6.6.1 Tabrakan, senggolan 4 3 12 Tidak 6.7 Hujan 6.7.1 Longsor 3 3 9 Ya 6.7.2 Jalan licin 3 4 12 Tidak bersambung commit to user 49 Bahaya Kondisi yang tidak diinginkan Resiko saat ini C P Risk Diterima Tidak 6.8 Penyiraman water truck 6.8.1 Jalan licin 3 3 9 Ya 6.9 Pohon tumbang 6.9.1 Unit menabarak pohon yang tumbang 4 2 8 Ya 6.10 Jalur lembek 6.10.1 Amblas 2 4 8 Ya 6.11 Menelepon melakukan aktifitas lain 6.11.1 Tabrakan, terguling, tergelincir 4 4 16 Tidak 6.12 Merokok melakukan aktifitas lain 6.12.1 Gangguan kesehatan 3 3 9 Ya 6.13 Overspeed 6.13.1 Tabrakan 4 4 16 Tidak 6.14 Jalur sempit seperti di jembatan 6.14.1 Tabrakan, senggolan 4 2 8 Ya 6.15 Jalan bergelomba ng 6.15.1 Terguling 4 2 8 Ya 6.16 Tikungan tajam 6.16.1 Tabrakan, terguling 4 3 12 Tidak 6.17 Penerangan malam hari 6.17.1 Terperosok, terguling 4 2 8 Ya bersambung sambungan commit to user 50 6.18 rambu yang tidak terlihat 6.18.1 menabrak tanggul bundwall 3 3 9 Ya 6.19 blind spot pandangan terbatas 6.19.1 tabrakan dan senggolan 3 3 9 Ya 6.20 parkir di tempat yang tidak ditentukan 6.20.1 tertabrak unit lain 4 2 8 Ya Sumber : Data Sekunder Keterangan : C : Consequence Tingkat Keparahan P : Probability Tingkat Kekerapan 7 DT masuk jembatan Timbang Tabel 9. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko Unit DT Masuk Jembatan Timbang Bahaya Kondisi yang tidak diinginkan Resiko saat ini C P Risk Diterima Tidak 7.1 Misscomuni cation 7.1.1 Senggolan, tabrakan 5 2 10 Tidak 7.2 Debu 7.2.1 Gangguan kesehatan 3 3 9 Ya 7.2.2 Tabrakan akibat penglihat an terhalang debu 4 2 8 Ya bersambung sambungan commit to user 51 7.3 Penerangan malam hari 7.3.1 Tabrakan antar unit DT ketika masuk dan keluar jembatan timbang, terperosok 4 2 8 Ya 7.4 Jalan bergelomba ng 7.4.1 Ban unit DT meletus 3 2 6 Ya 7.4.2 Unit rebah, 3 2 6 Ya 7.5 Jalan lembek 7.5.1 Amblas 3 3 9 Ya 7.6 Operator menyerah kan docket 7.6.1 Terjatuh, terpeleset, terjepit pintu 2 3 6 Ya 7.7 kebisingan genset 7.7.1 Gangguan pendengaran 2 4 8 Ya Sumber : Data Sekunder Keterangan : C : Consequence Tingkat Keparahan P : Probability Tingkat Kekerapan 8 Unit DT masuk Port Paring Lahung Tabel 10. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko Unit DT Masuk Port Paring Lahung Bahaya Kondisi yang tidak diinginkan Resiko saat ini C P Risk Diterima Tidak 8.1 Debu Asap 8.1.1 Tabrakan akibat gangguan penglihatan yang terbatas 3 2 6 Ya 8.1.2 Gangguan kesehatan 3 3 9 Ya bersambung sambungan commit to user 52 8.2 Material lembek 8.2.1 amblas 3 3 9 Ya 8.3 Kelelahan 8.3.1 Tabrakan, senggolan, terguling, menabrak tumpukan batubara 4 4 16 Tidak 8.4 Misscomuni cation 8.4.1 Tabrakan, senggolan 5 3 15 Tidak 8.5 Tumpukan tinggi 8.5.1 Longsor 3 2 6 Ya 8.6 penerangan yang kurang malam hari 8.6.1 senggolan dan tabrakan 4 2 8 Ya Sumber : Data Sekunder Keterangan : C : Consequence Tingkat Keparahan P : Probability Tingkat Kekerapan 9 Dumping di Port Paring Lahung Tabel 11. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko Unit Dumping Port Paring Lahung Bahaya Kondisi yang tidak diinginkan Resiko saat ini C P Risk Diterima Tidak 9.1 Vessel lupa diturunkan 9.1.1 Rebah 2 1 2 Ya 9.2 Vessel tidak bisa turun 9.2.1 Rebah 2 3 6 Ya bersambung sambungan commit to user 53 9.3 Tailgate tidak bisa membuka 9.3.1 Rebah, terguling 4 3 12 Tidak Sumber : Data Sekunder Keterangan : C : Consequence Tingkat Keparahan P : Probability Tingkat Kekerapan 10 Parkir unit DT pada saat pergantian shift Tabel 12. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko Unit Parkir Pada Saat Pergantian Shift Bahaya Kondisi yang tidak diinginkan Resiko saat ini C P Risk Diterima Tidak 10.1 Hujan area parkir PT SAM km 32 10.1.1 Longsor 4 2 8 Ya 10.2 Area parkir tepat dekat dengan tanjakan 10.2.1 Tabrakan 4 2 8 Ya 10.3 Menaiki dan menuruni unit 10.3.1 Terpeleset , terjatuh 2 3 6 Ya Sumber : Data Sekunder Keterangan : C : Consequence Tingkat Keparahan P : Probability Tingkat Kekerapan sambungan commit to user 54 d. Pengendalian Risiko Setelah Hazard Identification and Risk Assesment HIRA atau Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko dibuat, selanjutnya dibuat register tindakan perbaikan dari data HIRA yang sudah direview sebagai rencana pengendalian untuk risiko yang tidak dapat diterima atau aspek penting, sedangkan untuk risiko yang diterima tidak dibuat register namun hanya dilakukan monitoring. Rencana tindakan pengendalian yang direncanakan harus dapat dipastikan akan mengurangi nilai risiko menjadi risiko yang bisa diterima, karena rencana tindakan pengendalain tersebut akan dijadikan dasar sebagai aktivitas baru yang dilakukan untuk mengurangi risiko di area hauling. Tindakan pengendalian yang akan digunakan menggunakan prinsip hirarki pengendalian risiko yang meliputi Eliminasi, Substitusi, Pengendalian Teknik, Pengendalian Administratif dan Alat Pelindung Diri APD yang dilakukan secara berurutan sesuai dengan urutan pengendalian risiko. Berikut merupakan pengendalian risiko hauling yang ada di PT Telen Orbit Prima : commit to user 55 1 Area parkir CPP menuju stockpile CPP Tabel 13. Pengendalian Risiko Area Parkir CPP menuju Stockpile CPP Bahaya Kondisi yang tidak diinginkan Kontrol yang sudah ada saat ini Usulan Pengendalian 1.1 Jalan licin 1.1.1 Tabrakan, senggolan, tergelincir 1.1.1.1 Operator DT mengemudikan unitnya dengan pelan-pelan, adanya pembatasan kecepatan yaitu 20 kmjam, operator menerima info dari GL jalan hauling apakah jalur tersebut layakaman apakah tidak pengurangan penyiraman water truck pada pagi hari 1.1.1.2 operator menerima info dari GL jalan hauling apakah jalur tersebut layakaman apakah tidak. 1.2 Misscomunication 1.2.1 Tabrakan, senggolan 1.2.1.1 Penggunaan chanel hauling ketika berada di area parkir penambahan rambu peringatan penggunaan chanel Sumber : Data Sekunder commit to user 56 2 Masuk dan keluar loading point CPP after wash Tabel 14. Pengendalian Risiko Unit Masuk dan keluar loading point CPP after wash Bahaya Kondisi yang tidak diinginkan Kontrol yang sudah ada saat ini Usulan Pengendalian 2.1 Jalan licin 2.1.1 Tabrakan, senggolan, tergelincir 2.1.1.1 Operator DT mengemudikan unitnya dengan pelan-pelan maintenance jalan lebih diperhatikan 2.1.2 menabrak pos checker 2.1.1.1 Operator DT mengemudikan unitnya dengan pelan-pelan, koordinasi dan komunikasi dengan checker melakukan maintenance jalan ketika pergantian shift 2.2 Jalan lembek 2.2.1 Senggolan, tergelincir, amblas 2.2.1.1 Operator DT mengemudikan unitnya dengan pelan-pelan melakukan maintenance jalan ketika pergantian shift 2.3 Misscomunication 2.3.1 Tabrakan, senggolan 2.3.1.1 Penggunaan chanel CPP 1 pemasangan rambu tambahan peringatan penggunaan chanel CPP 1 2.4 Jalur sempit 2.4.1 Tabrakan, senggolan 2.4.1.1 Penggunaan dua jalur terpisah yaitu antara unit masuk dan unit keluar checker ikut mengarahkan ketika ada unit masuk dan keluar Sumber : Data Sekunder commit to user 57 3 Masuk dan keluar loading point CPP clean Tabel 15. Pengendalian Risiko Unit Masuk dan keluar loading point CPP after clean Bahaya Kondisi yang tidak diinginkan Kontrol yang sudah ada saat ini Usulan Pengendalian 3.1 Jalan licin 3.1.1 Tabrakan, senggolan, tergelincir 3.1.1.1 Operator DT mengemudikan unitnya dengan pelan-pelan maintenance jalan lebih diperhatikan 3.1.2 menabrak pos checker 3.1.2.1 Operator DT mengemudikan unitnya dengan pelan-pelan, koordinasi dan komunikasi dengan checker melakukan maintenance jalan ketika pergantian shift 3.2 Jalan lembek 3.2.1 Senggolan, tergelincir, amblas 3.2.1.1 Operator DT mengemudikan unitnya dengan pelan-pelan 3.3 Misscomunication 3.3.1 Tabrakan, senggolan 3.3.1.1 Penggunaan chanel CPP 1 pemasangan rambu tambahan peringatan penggunaan chanel CPP 1 3.4 Jalan sempit 3.4.1 Tabrakan, senggolan 3.4.1.1 Saling komunikasi ketika keluar masuk loading point clean pembuatan dua jalur terpisah antara unit masuk dan unit keluar misalnya dengan bersambung commit to user 58 membuat median Sumber : Data Sekunder 4 Antrian DT di CPP menunggu loading Tabel 16. Pengendalian Risiko Antrian DT di CPP Menunggu Loading Bahaya Kondisi yang tidak diinginkan Kontrol yang sudah ada saat ini Usulan Pengendalian 4.1 Tempat agak sempit 4.1.1 Tabrakan, senggolan, terperosok 4.1.1.1 Saling komunikasi apabila hendak melakukan manuver Penambahan pengawas untuk mengawasi antrian DT, penyediaan ruang antrian yang memadai 4.2 Misscomunication 4.2.1 Tabrakan, senggolan 4.2.1.1 Penggunaan chanel CPP 1 ketika antri di area stockpile menunggu loading Pemasangan rambu tambahan peringatan penggunaan chanel misalnya PASTIKAN ANDA MENGGUNAKAN CHANEL CPP 1 4.3 Jalan lembek 4.3.1 Amblas 4.3.1.1 Unit WA memadatkan jalur dengan menekan nekan dengan bucket maintenance jalan lebih diperhatikan dan dilakukan secara berkala Sumber : Data Sekunder sambungan commit to user 59 5 Pengisian batubara ke unit DT Tabel 17. Pengendalian Risiko Pengisian Batubara ke Unit DT Bahaya Kondisi yang tidak diinginkan Kontrol yang sudah ada saat ini Usulan Pengendalian 5.1 Debu 5.1.1 Pandangan terbatas 5.1.1.1 Penyiraman dengan water truck dilakukan monitoring dan pengukuran kadar debu terutama yang diterima oleh operator WA, pemeriksaan kesehatan khusus terhadap operator unit 5.1.2 Gangguan kesehatan 5.1.2.1 Penggunaan masker oleh operator WA 5.2 Penerang an 5.2.1 Tabrakan, senggolan, menabrak tumpukan batubara 5.2.1.1 Adanya megalamp di CPP dan lampu dari unit WA penambahan intensitas penerangan semisal menambah jumlah lampu untuk mencegah cepatnya kelelahan mata 5.3 Kelelahan 5.3.1 Senggolan vessel dengan bucket WA 5.3.1.1 Adanya operator WA cadangan ketika shift malam, penerapan fatique manajemen program fatique manajaemen lebih intensif, pemenuhan gizi kerja yang baik 5.4 Misscomu nication 5.4.1 Tabrakan, senggolan, benturan 5.4.1.1 Penggunaan chanel CPP 1 ketika melakukan loading di CPP penempatan satu orang pengawas di area stockpile, pemeriksaan dan perawatan radio agar komunikasi tetap lancar dan penggunaan seperlunya bersambung commit to user 60 5.5 Overload 5.5.1 Material jatuh 5.5.1.1 Pelaksanaan loading ke DT maksimal 3 bucket kemudian dipadatkan dengan menekan nekan bucket dan dilakukan perapian penempatan pengawas untuk kegiatan loading batubara ke unit DT 5.6 Kebocoran hidrolik unit WA 5.6.1 Benturan, pencemar an 5.6.1.1 Pelaksanaan P2H, inspeksi rutin Pembuatan prosedur penanganan kebocoran hidrolik unit loader 5.7 Kebocoran tangki BBM 5.7.1 Kebakaran , pencemar an 5.7.1.1 Pelaksanaan P2H, penyediaan alat pemadam api ringan di tiap unit, diseputaran terdapat water tank dilengkapi dengan water canon pelatihan dan training penanggulangan kebakaran bagi operator, memasukan insiden kebakaran ke dalam ERP 5.8 Manuver DT maju dan DT mundur 5.8.1 senggolan, tabrakan, benturan 5.8.1.1 Komunikasi antar unit, penggunaan klakson yaitu 1 kali klakson jika akan menghidupkan unit, 2 kali klakson untuk maju, dan 3 kali klakson untuk mundur pemasangan stiker dalam kabin unit mengenai informasi klakson unit 5.9 Manuver unit WA 5.9.1 senggolan, tabrakan, benturan 5.9.1.1 Komunikasi antar unit, penggunaan klakson yaitu 1 kali klakson proses loading selesai, dan adanya alarm ketika unit WA ketika berjalan mundur Sumber : Data Sekunder sambungan commit to user 61 6 Perjalanan dari CPP Buhut ke Port Paring Lahung Tabel 18. Pengendalian Risiko Perjalanan Dari CPP Buhut ke Port Paring Lahung Bahaya Kondisi yang tidak diinginkan Kontrol yang sudah ada saat ini Usulan Pengendalian 6.1 Debu 6.1.1 Tabrakan akibat penglihat an terhalang debu, menabrak tanggul 6.1.1.1 Penyiraman dengan water truck penyiraman water truck secara berkala dan penambahan waterfill di sepanjang jalur hauling untuk mempermudah water truck dalam pengisian air 6.1.2 Gangguan kesehatan 6.1.2.1 penggunaan APD masker 6.1.3 keluhan masyara kat sekitar 6.1.3.1 Penyiraman dengan water truck 6.2 Kelelahan 6.2.1 Tabrakan, terguling, menabrak tanggul 6.2.1.1 Disediakan parking bay sebagai tempat istirahat kemudian operator DT melapor ke atasannya bahwa dia mengalami kelelahan penambahan parking bay di sepanjang jalur hauling sehingga mempermudah operator untuk beristirahat ketika mengalami kelelahan, fatique manajemen lebih diperhatikan 6.3 Emisi gas buang 6.3.1 Pencemar an udara 6.3.1.1 Pelaksanaan maintenance setiap 7000 km Pembuatan SOP perawatan unit bersambung commit to user 62 Bahaya Kondisi yang tidak diinginkan Kontrol yang sudah ada saat ini Usulan Pengendalian 6.4 Misscomu nication 6.4.1 Tabrakan 6.4.1.1 Penggunaan chanel hauling ketika dalam perjalanan Pemasangan rambu peringatan untuk memastikan operator menggunakan chanel radio Hauling semisal setiap 5 km di pasang 1 rambu peringatan penggunaan chanel radio hauling 6.5 Simpang an jalur 6.5.1 Tabrakan, senggolan 6.5.1.1 Penggunaan sarana komunikasi dimaksimalkaninte raksi antar unit seperlunya pemasangan cermin cembung pada beberapa persimpangan yang belum memiliki rambu STOP 6.5.1.2 Adanya pemasangan rambu STOP, dan rambu berikan jalan jika akan memasuki jalur Hauling TOP pengadaan pos security di persimpangan 6.6 Unit beriringan 6.6.1 Tabrakan, senggolan 6.6.1.1 Menjaga jarak unit beriringan yaitu 50 m antar unit untuk sarana dan DT patroli dan pengawasan semisal meminta bantuan security yang ada di sepanjang jalur hauling untuk selalu mengingatkan agar tetap menjaga jarak antar unit saat beriringan 6.7 Hujan 6.7.1 Longsor 6.7.1.1 Pemasangan rambu-rambu rawan longsor di titik titik tertentu monitoring dan inspeksi berkala bersambung sambungan commit to user 63 Bahaya Kondisi yang tidak diinginkan Kontrol yang sudah ada saat ini Usulan Pengendalian 6.7.2 Jalan licin 6.7.2.1 Operator mengurangi kecepatan di area yang licin Unit berhenti operasi 6.7.2.2 Operator menghentikan aktivitasnya dan memparkir unit di area yang aman 6.8 Penyiram an water truck 6.8.1 Jalan licin 6.8.1.1 Operator mengurangi kecepatan di area yang licin penyiraman water truck tidak berlebihan dan pada pagi hari untuk dikurangi intensitas penyiraman water truck 6.9 Pohon tumbang 6.9.1 Unit menabarak pohon yang tumbang 6.9.1.1 Adanya rambu-rambu peringatan pohon kering monitoring pohon kering dan penambahan rambu peringatan pohon kering di sepanjang jalur hauling 6.10 Jalur lembek 6.10.1 Amblas 6.10.1.1 Dilakukan penscruban dengan grader kemudian dipadatkan dengan compactor maintenance secara berkala baik shift 1 maupun 2, terlebih setelah turun hujan 6.11 Menele pon melaku kan aktifitas lain 6.11.1 Tabrakan, terguling, tergelincir 6.11.1.1 Pemberlakuan sanksi 9 lubang pada kimper jika ingin menelepon daruratmenyala kan rokok segera parkir unit di area aman misal parking bay dan meminta ijin ke atasan bersambung sambungan commit to user 64 Bahaya Kondisi yang tidak diinginkan Kontrol yang sudah ada saat ini Usulan Pengendalian 6.12 Merokok melaku kan aktifitas lain 6.12.1 Gangguan kesehatan belum ada tindakan pengendalian pemasangan posterstiker kesehatan tentang bahaya merokok, pembuatan program berhenti merokok bagi tenaga keja yang ingin berhenti merokok 6.13 Overspeed 6.13.1 Tabrakan 6.13.1.1 Penerapan speedlimiter pada beberapa unit pemasangan speedlimiter pada semua unit pemasangan alarm speed 6.13.1.2 Operasi speedgun pada area area tertentu sosialisasi dan penyuluhan tentang bahaya overspeed di jalur hauling, pemasangan poster atau sepanduk tentang bahaya overspeed di jalur hauling 6.14 Jalur sempit seperti di jembatan 6.14.1 Tabrakan, senggolan 6.14.1.1 Adanya rambu untuk mendahulukan unit DT yang bermuatan penempatan rambu lebih diperhatikan karena beberapa rambu tersebut kurang terlihat dan beberapa area juga belum terpasang rambu tersebut 6.15 Jalan bergelom bang 6.15.1 Terguling 6.15.1.1 Pemasangan rambu untuk menurunkan kecepatan dan memindahakan ke transmisi yang lebih rendah maintenance secara berkala baik shift 1 maupun 2, terlebih setelah turun hujan bersambung sambungan commit to user 65 Bahaya Kondisi yang tidak diinginkan Kontrol yang sudah ada saat ini Usulan Pengendalian 6.16 Tikungan tajam 6.16.1 Tabrakan, terguling 6.16.1.1 Pemasangan rambu pengurangan kecepatan dan membunyikan klakson unit DT pemberian cermin cembung di tikungan tajam agar pengendara bisa melihat kendaraan yang berasal dari arah sebaliknya 6.17 Penerang an malam hari 6.17.1 Terpero sok, terguling 6.17.1.1 Pemasangan rambu arah jalan dari bahan reflektor penambahan rambu dari bahan reflektor di beberapa area sepanjang jalur hauling 6.18 Rambu yang tidak terlihat 6.18.1 menabrak tanggul bundwall 6.18.1.1 pelaksanaan patroli rambu, menyingkirkan sesuatu yang menghalang rambu Patroli rambu lebih rutin 6.19 blind spot pandang an terbatas 6.19.1 tabrakan antar unit 6.19.1.1 untuk area blindspot diberi median sepanjang 100 meter dan pemasangan rambu kecepatan 40 kmjam Pemasangan rambu peringatan memasuki area blindspot 6.20 parkir di tempat yang tidak ditentukan 6.20.1 tertabrak unit lain 6.20.1.1 pemasangan lampu hazard dan pemasangan traffic cone Sosialisasi tentang prosedur parkir di tempat yang tidak ditentukan Sumber : Data Sekunder sambungan commit to user 66 7 DT masuk jembatan Timbang Tabel 19. Pengendalian Risiko Unit DT Masuk Jembatan Timbang Bahaya Kondisi yang tidak diinginkan Kontrol yang sudah ada saat ini Usulan Pengendalian 7.1 Misscomuni cation 7.1.1 Senggolan, tabrakan 7.1.1.1 Penggunaan chanel hauling ketika memasuki jembatan timbang Pemasangan rambu tambahan peringatan penggunaan chanel misalnya PASTIKAN ANDA MENGGUNA KAN CHANEL HAULING 7.2 Debu 7.2.1 Gangguan kesehatan 7.2.1.1 Penyiraman dengan water truck Penambahan waterfill 7.2.2 Tabrakan akibat penglihatan terhalang debu 7.2.2.1 Penyiraman dengan water truck Penambahan waterfill 7.3 Jembatan timbang sempit 7.3.1 Unit jatuh, merusak timbangan 7.3.1.1 Memasang rambu batas kecepatan yaitu 5 kmjam 7.3 Penerangan malam hari 7.3.1 Tabrakan antar unit DT ketika masuk dan keluar jembatan timbang, terperosok 7.3.1.1 Pengadaan penerangan buatan di area jembatan timbang Penambahan penerangan buatan di sekitar jembatan timbang bersambung commit to user 67 7.4 Jalan bergelombang 7.4.1 Ban unit DT meletus 7.4.1.1 Melakukan P2H unit DT monitoring secara berkala kondisi jalan masuk dan keluar jembatan timbang 7.4.2 Unit rebah, 7.4.2.1 Maintenance jalan sekitar jembatan timbang 7.5 Jalan lembek 7.5.1 Amblas 7.5.1.1 Maintenance jalan sekitar jembatan timbang Dilakukan pengecekan kondisi jalan semisal setiap 6 jam 7.6 Operator menyerahkan docket 7.6.1 Terjatuh, terpeleset, terjepit pintu 7.6.1.1 Penggunaan tiga titik tumpu ketika menaiki unit dan menuruni unit pengawasan terhadap para operator yang turun dari unit tanpa menggunakan APD seperti helm dan sepatu 7.7 Kebisingan genset 7.7.1 Gangguan pendengaran 7.7.1.1 Penempatan ruang genset yang terisolasiterpisah dengan ruang operator jembatan timbang Dilakukan pengukuran dan monitoring tingkat kebisingan secara berkala Sumber : Data Sekunder 8 Unit DT masuk Port Paring Lahung Tabel 20. Pengendalian Risiko Unit DT Masuk Port Paring Lahung Bahaya Kondisi yang tidak diinginkan Kontrol yang sudah ada saat ini Usulan Pengendalian 8.1 DebuAsap 8.1.1 Tabrakan akibat gangguan penglihatan yang 8.1.1.1 Penyiraman dengan water truck monitoring dan pengukuran kadar debu yang di terima oleh operator WA, pemeriksaan kesehatan khusus bersambung sambungan commit to user 68 terbatas bagi operator unit 8.1.2 Gangguan kesehatan 8.1.2.1 Penggunaan APD masker pada operator DT dan WA 8.2 Material lembek 8.2.1 amblas 8.2.1.1 Unit WA memadatkan jalur dengan menekan nekan dengan bucket 8.3 Kelelahan 8.3.1 Tabrakan, senggolan, terguling, menabrak tumpukan batubara 8.3.1.1 Dumpingman mengingatkan melalui radio dan terus berkomunikasi dengan unit DT yang masuk ke stockpile Paring Lahung mengurangi makanan yang berlemak tinggi yang dapat mempercepat timbulnya kelelahan 8.4 Misscomunication 8.4.1 Tabrakan, senggolan 8.4.1.1 Penggunaan chanel hauling harus selalu standby Pemasangan rambu tambahan peringatan penggunaan chanel misalnya PASTIKAN ANDA MENGGUNAKAN CHANEL HAULING 8.5 Tumpukan tinggi 8.5.1 Longsor 8.5.1.1 Dumpingman mengatur agar kemiringan tumpukan sudutnya tidak terlalu tegak Mengurangi tumpukan batubara yang tinggi bersambung sambungan commit to user 69 8.6 penerangan yang kurang malam hari 8.6.1 senggolan dan tabrakan 8.6.1.1 adanya penerangan buatan dari megalamp stockpile Penambahan penerangan buatan Sumber : Data Sekunder 9 Dumping di Port Paring Lahung Tabel 21. Pengendalian Risiko Unit Dumping Port Paring Lahung Bahaya Kondisi yang tidak diinginkan Kontrol yang sudah ada saat ini Usulan Pengendalian 9.1 Vessel lupa diturunkan 9.1.1 Rebah 9.1.1.1 Komunikasi dengan dumpingman mengingatkan bahwa vessel belum diturunkan Penambahan pengawas di sekitar area dumping 9.2 Vessel tidak bisa turun 9.2.1 Rebah 9.2.1.1 Komunikasi dengan dumpingman, unit parkir di area aman dan dilakukan maintenance unit breakdown Perawatan berkala dan pengecekan kondisi unit setiap pergantian shift 9.3 Tailgate tidak bisa membuka 9.3.1 Rebah, terguling 9.3.1.1 Dumpingman mengkomunikas ikan ke operator untuk berhenti dumping sampai ada bantuan datang inspeksi unit secara berkala, pemberian training behaviour dan pembuatan ceklist kondisi unit pada saat pergantian shift Sumber : Data Sekunder sambungan commit to user 70 10 Parkir unit DT pada saat pergantian shift Tabel 22. Pengendalian Risiko Unit Parkir Pada Saat Pergantian Shift Bahaya Kondisi yang tidak diinginkan Kontrol yang sudah ada saat ini Usulan Pengendalian 10.1 Hujan area parkir PT SAM km 32 10.1.1 Longsor 10.1.1.1 adanya rambu area rawan longsor Pengawasan terhadap kemiringan tanah agar tidak mudah longsor 10.2 Area parkir tepat dekat dengan tanjakan 10.2.1 Tabrakan 10.2.1.1 Adanya rambu pengurangan kecepatan Penambahan rambu keluar masuk kendaraan ketika akhir shift 10.3 Menaiki dan menuruni unit 10.3.1 Terpeleset , terjatuh 10.3.1.1 Penggunaan tiga titik tumpu ketika menaiki unit dan menuruni unit Sosialisasi mengenai pentingnya penggunaan APD ketika keluar dari unit Sumber : Data Sekunder e. Konsultasi dan Komunikasi Setelah diketahui penilaian risiko dan tindakan pengendaliannya maka selanjutnya dilakukan komunikasi hasil HIRA tersebut. Sebelum supervisor masing-masing departemen mengkomunikasikannya, terlebih dahulu dilakukan penyusunan daftar aspek penting yang mendapat persetujuan dari masing-masing Head Departemen dan Safety and Health Departement sesuai instruksi 002-SHD-302. Kemudian commit to user 71 Head Departemen dan Safety memeriksa register tindakan perbaikan yang sudah dibuat. Hasil penilaian dan pengendalian risiko harus dikomunikasikan pada semua pihak terkait baik internal maupun eksternal perusahaan. Akan tetapi dalam pelaksanaannya belum terlaksana dengan baik karena hasil manjemen risiko belum dikomunikasikan secara menyeluruh ke semua pihak. f. Pemantauan dan Tinjauan Ulang Untuk pembaruan dokumen HIRA dilakuan minimal setiap satu tahun sesuai dengan prosedur Identifikasi Aspek dan Dampak LK3 002-SHD-201. Penilaian residu dilakukan setelah adanya tindakan pengendalian lanjutan. Hasil analisa bahaya dilaporkan melalui melalui hazard report, inspeksi, dan patroli yang selanjutnya digunakan sebagai bahan untuk melakukan tinjauan ulang terhadap hasil HIRA yang telah disusun.

B. Pembahasan