commit to user
71
Head Departemen dan Safety memeriksa register tindakan perbaikan yang sudah dibuat. Hasil penilaian dan pengendalian risiko harus
dikomunikasikan pada semua pihak terkait baik internal maupun eksternal perusahaan. Akan tetapi dalam pelaksanaannya belum
terlaksana dengan baik karena hasil manjemen risiko belum dikomunikasikan secara menyeluruh ke semua pihak.
f. Pemantauan dan Tinjauan Ulang Untuk pembaruan dokumen HIRA dilakuan minimal setiap satu
tahun sesuai dengan prosedur Identifikasi Aspek dan Dampak LK3 002-SHD-201. Penilaian residu dilakukan setelah adanya tindakan
pengendalian lanjutan. Hasil analisa bahaya dilaporkan melalui melalui hazard report, inspeksi, dan patroli yang selanjutnya
digunakan sebagai bahan untuk melakukan tinjauan ulang terhadap hasil HIRA yang telah disusun.
B. Pembahasan
1. Penentuan Konteks Dalam penentuan konteks langkah pertama yang dilakukan ialah
menetapkan konteks penerapan manajemen risiko yang akan dijalankan agar proses pengelolaan risiko pada kegiatan hauling tidak
salah arah dan tepat sasaran. PT Telen Orbit Prima juga telah menyediakan prosedur-prosedur yang berkaitan dengan kegiatan
hauling yang meliputi Prosedur Identifikasi Aspek dan Dampak LK3
commit to user
72
002-SHD-201, Prosedur Loading Batubara ke Dump Truck di ROM dan Stockpile 078-CHD-303, Prosedur Jalan dan Lalu Lintas
Tambang 028-SHD-226,dan Prosedur Pengoperasian Kendaraan 013-SHD-212. Dengan adanya prosedur-prosedur ini maka bisa
diketahui tentang standar prosedur hauling yang aman. Dengan demikian pelaksanaan penentuan konteks sudah sesuai dengan
Prosedur Identifikasi Aspek dan Dampak Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja 002-SHD-201 PT Telen Orbit Prima Kapuas
Kalimantan Tengah. 2. Identifikasi Bahaya
Proses identifikasi bahaya yang dilakukan dalam review HIRA dilakukan oleh supervisor departemen terkait dan safety, serta kurang
melibatkan dan mengikutsertakan pekerja atau operator. Dalam proses manajemen risiko untuk mengidentifikasi bahaya diarea kerja semua
pihak harus dilibatkan sesuai dengan porsinya masing-masing dan lingkup kegiatannya. Misalnya untuk melakukan identifikasi bahaya
pada suatu area kerja perlu dimintakan saran dan masukan dari para pekerja yang setiap saat terlibat atau mengetahui kondisi bahaya yang
dapat terjadi dalam kegiatannya. Sehingga penerapan identifikasi bahaya belum sepenuhnya sesuai dengan Prosedur Identifikasi Aspek
dan Dampak Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja 002- SHD-201 PT Telen Orbit Prima Kapuas Kalimantan Tengah karena
dikhawatirkan masih ada bahaya yang belum teridentifikasi.
commit to user
73
3. Penilaian Risiko Untuk menentukan penilaian risiko PT Telen Orbit Prima
mengaitkan dua aspek yaitu dampak consequency dan kemungkinan probability. Akan tetapi penilaian risiko hanya dilakukan oleh
supervisor departemen yang diketahui oleh kepala departemen dan EHSMR. Untuk tenaga kerja atau operator yang terlibat langsung
belum sepenuhnya diikutkan karena sebagian besar operator belum mengerti tentang penilaian risiko. Di dalam manajemen risiko semua
pihak harus dilibatkan sesuai dengan porsinya masing-masing dan lingkup kegiatannya. Sehingga penerapan penilaian risiko belum
sepenuhnya sesuai dengan Prosedur Identifikasi Aspek dan Dampak Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja 002-SHD-201
PT Telen Orbit Prima Kapuas Kalimantan Tengah. 4. Pengendalian Bahaya
Setelah risiko dianalisa dan dievaluasi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengendalian dan membuat register tindakan
perbaikan untuk risiko yang tidak dapat diterima atau aspek penting, sedangkan untuk risiko yang dapat diterima hanya dilakukan
monitoring. Berdasarkan prosedur manjemen risiko hasil analisa dan evaluasi risiko dapat ditentukan apakah suatu risiko dapat diterima
atau tidak. Jika risiko dapat diterima tentunya belum diperlukan langkah pengendalian lebih lanjut, cukup dengan pemantauan dan
monitoring berkala dalam pelaksanaan operasi. Misalnya dalam hal ini
commit to user
74
bahaya jalan yang lembek yang ada di sepanjang jalur hauling, tindakan pengendalian yang sudah dilakukan adalah dilakukan
penscruban dengan menggunakan unit grader yang kemudian dipadatkan dengan unit compactor.
Hasil risiko menunjukan bahwa peringkat risiko dikategorikan risiko sedang medium sehingga dapat diterima perusahaan. Karena
itu belum diperlukan tindakan pengendalian lebih lanjut, perusahaan cukup melakukan pemantauan berkala di tempat kerja untuk
memastikan apakah ada efek yang tidak diinginkan. Sebaliknya jika tingkat risiko termasuk tinggi high atau sangat tinggi Ekstrim maka
risiko ini tidak dapat diterima atau termasuk dalam kategori aspek penting karena mengandung risiko tinggi terhadap keselamatan kerja.
Dengan demikian pelaksanaan pengendalian bahaya sudah sesuai dengan Prosedur Identifikasi Aspek dan Dampak Lingkungan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja 002-SHD-201 PT Telen Orbit Prima Kapuas Kalimantan Tengah. Berikut merupakan register
tindakan pengendalian bahaya yang termasuk dalam kategori aspek penting :
commit to user
75
Tabel 23. Tindakan Pengendalian Aspek Penting Ketidak
sesuaian Hirarki
pengendalian Pengendalian
Yang Sudah Ada
Usulan Pengendalian E S E
C A P
Misscomunica tion ketika
perjalanan dari area
parkir DT CPP menuju
area stockpile CPP
V Penggunaan
chanel hauling ketika
berada di area parkir unit DT
Pemasangan rambu tambahan peringatan
penggunaan chanel misalnya PASTIKAN
ANDA MENGGUNAKAN
CHANEL HAULING
V sosialisasi dan training
penggunaan radio bagi tenaga kerja baru
V perawatan dan
maintenance radio secara berkala
Misscomunica tion ketika
masuk dan keluar loading
point CPP after wash
dan clean V
Penggunaan chanel CPP 1
ketika memasuki
area loading point
Pemasangan rambu tambahan peringatan
penggunaan chanel misalnya PASTIKAN
ANDA MENGGUNAKAN
CHANEL CPP 1
Misscomunica tion ketika
DT mengantri di CPP
menunggu loading
V Penggunaan
chanel CPP 1 ketika antri di
area stockpile menunggu
loading Penambahan pengawas
untuk mengawasi antrian DT, penyediaan
ruang antrian yang memadai
Kelelahan operator unit
WA V
Penyediaan operator
cadangan pada shift malam,
penerapan fatique
manajemen program fatique
manjaemen lebih intensif
V pemenuhan gizi kerja
yang seimbang
bersambung
commit to user
76
Ketidak sesuaian
Hirarki pengendalian
Pengendalian Yang Sudah
Ada Usulan Pengendalian
E S E C
A P Misscomunica
tion pada saat loading
batubara ke unit DT
V Penggunaan
chanel CPP 1 ketika
melakukan loading di
CPP penempatan satu orang
pengawas di area stockpile, pemeriksaan
fungsi radio agar komunikasi tetap lancar
Kebocoran tangki BBM
ketika loading batubara
V Pelaksanaan
P2H secara rutin
memasukan insiden kebakaran akibat
kebocoran tangki ke dalam ERP
V Penyediaan
alat pemadam api ringan
pada tiap unit pelatihan dan training
penanggulangan kebakaran kepada para
operator
V di seputaran
CPP terdapat water tank
yang dilengkapi
dengan water canon
Inspeksi dan perawatan water tank secara
berkala
Kelelahan operator DT
V Disediakan
parking bay sebagai
tempat istirahat
kemudian operator DT
melapor ke atasannya
bahwa dia mengalami
kelelahan penambahan parking
bay di sepanjang jalur hauling sehingga
mempermudah operator untuk beristirahat ketika
mengalami kelelahan
bersambung sambungan
commit to user
77
Ketidak sesuaian
Hirarki pengendalian
Pengendalian Yang Sudah
Ada Usulan Pengendalian
E S E C
A P Misscomunica
tion di area jalur hauling
V Penggunaan
chanel hauling ketika
dalam perjalanan
Pemasangan rambu peringatan untuk
memastikan operator menggunakan chanel
radio Hauling semisal setiap 5 km di pasang 1
rambu peringatan penggunaan chanel
radio hauling
Simpangan jalur di
sepanjang jalur hauling
V Penggunaan
sarana komunikasi
dimaksimal kan interaksi
antar unit seperlunya
pemasangan cermin cembung pada beberapa
persimpangan seperti di persimpangan Johnlin,
Asmin, KM 17 dan KM 3
V Adanya
pemasangan rambu STOP,
dan rambu berikan jalan
jika akan memasuki
jalur Hauling TOP
pengadaan pos security di persimpangan
Unit beriringan
V Menjaga jarak
unit beriringan yaitu 50 m
antar unit untuk sarana
dan DT patroli dan pengawasan
semisal meminta bantuan security yang
ada di sepanjang jalur hauling untuk selalu
mengingatkan agar tetap menjaga jarak
antar unit saat beriringan
V adanya rambu
peringatan jarak
beriringan
bersambung sambungan
commit to user
78
Ketidak sesuaian
Hirarki pengendalian
Pengendalian Yang Sudah
Ada Usulan Pengendalian
E S E C
A P Jalan licin
karena hujan V
Operator mengurangi
kecepatan di area yang licin
Unit berhenti beroperasi
V Operator
menghentikan aktivitasnya
dan memparkir
unit di area yang aman
melakukan aktivitas lain
Menelepon menyalakan
api rokok V
Pemberlakuan sanksi 9
lubang pada kimper
menelepon jika ingin menelepon
menyalakan rokok segera parkir unit di
area aman misal parking bay dan
meminta ijin ke atasan, pembuatan program
berhenti merokok bagi tenaga kerja yang ingin
berhenti merokok
Overspeed V
Penerapan speedlimiter
pada beberapa unit
pemasangan speedlimiter pada
semua unit pemasangan alarm
speed
V Operasi
speedgun pada area area
tertentu sosialisasi dan
penyuluhan tentang bahaya overspeed di
jalur hauling
V pemasangan poster atau
sepanduk tentang bahaya overspeed di
jalur hauling
bersambung sambungan
commit to user
79
Ketidak sesuaian
Hirarki pengendalian
Pengendalian Yang Sudah
Ada Usulan Pengendalian
E S E C
A P Tikungan
tajam V
Pemasangan rambu
pengurangan kecepatan dan
membunyi kan klakson
unit pemberian cermin
cembung di tikungan tajam agar pengendara
bisa melihat kendaraan yang berasal dari arah
sebaliknya
Kelelahan operator
ketika memasuki
stockpile Paring
Lahung V
Dumpingman mengingatkan
melalui radio dan terus ber
komunikasi dengan unit
DT yang masuk ke
stockpile Paring Lahung
mengurangi makanan yang berlemak tinggi
yang dapat mempercepat timbulnya
kelelahan
Tailgate unit DT tidak bisa
membuka V
Dumpingman mengkomunik
asikan ke operator untuk
berhenti dumping
sampai ada bantuan
datang inspeksi unit secara
berkala, training behaviour dan
pembuatan ceklist kondisi unit pada saat
pergantian shift
Sumber : Data Sekunder Keterangan :
E : Elimination S : Subtitution
EC : Enginering Control A : Administration
P : PPE Personal Protectif Equipment sambungan
commit to user
80
5. Konsultasi dan Komunikasi Komunikasi hasil manajemen risiko belum sepenuhnya dilakukan
dengan baik. Komunikasi hasil manajemen risiko hanya dilakukan pada saat induksi dan hanya sekilas saja. Berdasarkan prosedur
manajemen risiko hasil penilaian dan pengendalian risiko harus dikomunikasikan pada semua pihak terkait baik internal maupun
eksternal organisasi. Data tersebut harus diperbaharui sesuai dengan perkembangan pengendaliannya. Komunikasi yang ada dapat berupa
edaran, spanduk, poster, petunjuk praktis, buku pedoman atau panduan kerja. Komunikasi harus mudah dipakai dan dipahami oleh semua
pihak sehingga perlu dirancang sesuai sasaran yang diinginkan. Untuk pekerja dengan tingkatan pendidikan yang rendah aspek manajemen
risiko harus dikomunikasikan dengan bahasa yang praktis, sederhana dan mudah dimengerti. Untuk tingkat yang lebih tinggi dan khusus
komunikasi manajemen risiko dapat dilakukan dalam bahasa dan ruang lingkup yang lebih rinci. Dengan demikian mereka dapat memahami
apa risiko yang ada dalam kegiatan, tingkat risiko dan dampak yang ditimbulkannya serta strategi untuk mengendalikannya. Berarti
pelaksanaan komunikasi dan konsultasi belum sepenuhnya sesuai dengan Prosedur Identifikasi Aspek dan Dampak Lingkungan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja 002-SHD-201 PT Telen Orbit Prima Kapuas Kalimantan Tengah.
commit to user
81
6. Pemantauan dan Tinjauan Ulang PT Telen Orbit Prima selalu melakukan pemantauan dan tinjauan
ulang terhadap manajemen risiko yang sudah ada. Pembaharuan dokumen HIRA akan dilakukan jika terjadi perubahan internal dan
atau eksternal perusahaan minimal satu tahun. Hasil analisa bahaya yang dilaporkan melalui hazard report, inspeksi, patroli dan media
lainnya digunakan sebagai bahan untuk melakukan tinjauan ulang terhadap hasil HIRA yang telah disusun. Dengan demikian tindakan
yang telah dilakukan sudah sesuai dengan Prosedur Identifikasi Aspek dan Dampak Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
002-SHD-201 PT Telen Orbit Prima Kapuas Kalimantan Tengah.
commit to user
82
BAB V SIMPULAN DAN SARAN