11
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perekonomian di Indonesia sekarang ini belum sepenuhnya stabil. Maka dari itu pemerintah berusaha untuk meningkatkan kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakatnya agar perekonomian di Indonesia lebih kuat dan stabil. Melihat situasi seperti itu maka kita harus mengahadapinya dengan
jiwa dan mentalitas yang tangguh, agar bisa tercapai perekonomian yang kuat dan stabil.
Peranan perbankan pada masa sekarang ini menjadi semakin penting, terutama dalam menunjang kelancaran roda perekonomian Indonesia. Oleh
karena itu pemerintah menganjurkan kepada masyarakat temasuk pengusahapedagang kecil untuk mencari modal yang digunakan untuk dalam
menjalankan kegiatan usahanya. Untuk itu pemerintah melakukan upaya atau kebijakan dengan cara mendirikan Badan Perkreditan Rakyat BPR hampir
di seluruh Indonesia. Salah satu tujuan didirikannya BPR adalah untuk membantu
masyarakat, terutama masyarakat kelas menengah ke bawah dalam memperoleh kredit atau pinjaman guna menjalankan kegiatan usahanya.
Dengan adanya BPR diharapkan dapat berperan untuk membantu mengatasi masalah-masalah ekonomi yang ada, terutama masalah keterbatasan modal
pada pengusaha-pengusaha kecil dan menengah.
12
Dalam hal perkreditan, BPR tidak terlepas dari risiko kemacetan atau kegagalan kredit. Kegagalan tersebut dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu
faktor ekstern dan faktor intern. Kegagalan kredit yang disebabkan oleh faktor ekstern yaitu sebagai berikut :
1. Kegiatan perekonomian makrokegiatan politikkebijaksanaan pemerintah yang diluar jangkauan bank umum untuk diperkirakan.
2. Adanya bencana alam dan kejadian-kejadian lain yang di luar dugaan. 3. Adanya itikad baik dari nasabah debitur yang diragukan.
4. Adanya persaingan yang cukup tajam diantara perbankan itu sendiri, sehingga bank yang bersangkutan tidak mampu untuk melakukan seleksi
risiko usahanya di bidang perkreditan. 5. Adanya tekanan-tekanan dari dari berbagai kekuatan politis di luar bank
sehingga menimbulkan kompromi terhadap prinsip-prinsip yang sehat. 6. Adanya kesulitankegagalan dalam proses likuidasi dari perjanjian kredit
yang telah disepakati antara nasabah dengan bank. Sedangkan kegagalan kredit yang disebabkan oleh faktor intern adalah
sebagai berikut: 1. Adanya tindak kecurangan dari aparat pengelola kredit.
2. Kurangnya pengetahuanketerampilan para pengelola kredit. 3. Kurang baiknya management information system yang dibangun pada
bank yang bersangkutan. 4. Lemahnya organisasi dan manajemen dari bank yang bersangkutan.
13
5. Tidak adanya kebijakan perkreditan yang baik pada bank yang bersngkutan.
6. Kurangnya pengawasan kredit yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan kepada para nasabah debiturnya.
7. Adanya sikap yang ceroboh, lalai dan menggampangkan dari pengelolaan kredit.
Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti di atas dalam pelaksanaan pengajuan kredit, maka PD. BPR BKK Tasikmadu Cabang
Colomadu sebagai kreditur harus benar-benar cermat dan teliti dalam memberikan kredit kepada calon nasabahnya dalam mengajukan kredit.
Untuk itu diperlukan adanya prosedur pengajuan kredit yang memadai agar dapat menenkan angka kegagalan dari risiko yang ditimbulkan. Pada
pelaksanaannya PD. BPR BKK Tasikmadu Cabang Colomadu sudah mempunyai prosedur yang akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan
transaksi kredit. Kegiatan utama dari PD. BPR BKK Tasikmadu Cabang Colomadu
adalah dalam bidang perkreditan. Kredit merupakan sektor yang memiliki risiko yang sangat besar, yaitu kredit bermasalahmacet, sehingga diperlukan
suatu prosedur yang memadai untuk mengelola kredit yang akan diberikan oleh nasabah yang mengajukan pinjaman. Oleh karena itu, penulis tetarik
untuk mengambil judul “PROSEDUR PENGAJUAN KREDIT PADA PD. BPR BKK TASIKMADU CABANG COLOMADU”.
14
B. Perumusan Masalah