Tabel 6.  Pengaruh penambahan bahan pengenyal PTKT terhadap kesukaan panelis terhadap warna, tekstur, aroma, rasa dan keseluruhan bakso ayam.
Keterangan: Huruf yang berbeda di belakang nilai rata-rata pada kolom yang sama
menunjukkan berbeda nyata pada taraf uji Duncan 5
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan
Kesimpulan penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut: 1.  Penggunaan bahan pengenyal alami berupa pati talas kimpul termodifikasi PTKT
pada pembuatan bakso ayam memberi pengaruh nyata pada beberapa aspek dari sifat kimia yaitu kadar protein; dan sensorisnya yaitu aroma dan citarasa.
2.   Penggunaan  PTKT  sebagai  bahan  pengenyal  bakso  ayam  berpengaruh  pada penambahan hingga 10 yang dapat menghasilkan bakso ayam yang paling disukai
panelis 3.  Penambahan PTKT pada pembuatan bakso ayam  masih bisa diterima sampai 15
6.2. Saran
Dari data yang diperoleh pada penelitian ini dapat disarankan untuk menghindari sedapat  mungkin  penggunaan  bahan  tambahan  pangan  sintetik  khususnya  dalam
pembuatan bakso ayam. Untuk pembuatan bakso dengan bahan daging yang lain perlu kiranya dilakukan
penelitian yang sama untuk mengoptimumkan penggunaan bahan pengenyal alami yang terbuat dari pati talas kimpul termodifikasi secara HMT.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus.  2007.  Budidaya Pertanian. http:warintek.bantul.go.idweb.php?mod=basisdatakat=1sub=2file=191.
Sept, 12, 2007. AOAC.    1995.    Official  methods  analysis  of  the  association  of  official  agriculture
chemist.  Assoc. of Official Agric. Chemist.  Washington, DC Apriyantono,  Fardiaz,  D.  dan  Budiyanto.    1989.    Analisis  Pangan.  Institut  Pertanian
Bogor, Bogor. Collado,  L.S.,  L.B.  Mabesa,  C.G.  Oates  and  H.  Corke.  2001.  Bihon-type  of  noodles
from heat-moisture treated sweet potato starch. J of Food Sci. 664 :  604-609 De  Freitas, Z, Sebranek JG, Olson DGand Carr JM. 1997. Carrageenan effects  on salt
soluble meat proteins in model systems. J of Food Sci 62 : 539 – 543.
De  Man,  J.M.  1989.  Kimia  Makanan.  Edisi  Kedua.  Terjemahan:  K.  Padmawinata. Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Dewan Standarisasi Nasional. 1995. SNI 01-3818-1995. Badan Standardisasi  Nasional. Bakso Daging, Jakarta.  62
Eilert,  S.J,  R.W.  Mandigo  and  S.S.  Sumner.  1996.  Phosphate  and  modified  beef connective  tissue  effects  on  reduced  fat,  high  water-added  frankfurters.  J    of
Food Sci61: 1006-1029. Elviera  G.  1988.  Pengaruh  Pelayuan  Daging  Sapi  terhadap  Mutu  Bakso.    [skripsi].
FATETA, IPB, Bogor. Felicia.    2010.      Penggunaan  pati  sagu  termodifikasi  dengan  heat    moisture-treatment
HMT  untuk  meningkatkan    kualitas  tekstur  bakso  daging  sapi.    Skripsi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan,  Fakultas Teknologi Pertanian,  Institut
Pertanian Bogor,  Bogor.
Glicksman,  M.  1969.  Gum  Technology  in  the  Food  Industry.  Academic  Press,  New York
Gunaratne, A., R. Hoover. 2002.  Effect of heat –moisture treatment on the structure and
physicochemical  properties  of  tuber  and  root  starches.    Carbohydrate  Polymer 49: 425-437.
Hermanianto,  J.  dan  Aulia.  2001.  Pengembangan  aroma  dan  cita  rasa  bakso  dengan penggunaan flavor. J Teknologi dan Industri PanganXII 21 : 102-107.
Hsu, S.Y. and  L.Y. Sun. 2006. Comparisons on 10 non-meat protein fat substitutes for low-fat Kung-wans. J of Food Technology746 47-53.
Jacobs, H. and J.A. Delcour. 1998. Hydrothermal modifications of granular starch, with retention  of  the  granular  structure:  a  review.  J.  Agric.  Food  Chem.  468:
2895−2905 Lampila,  L.E.  1992.  Functions  and  uses  of  phosphates  in  the  seafood  industry,  J    of
Aquatic Food Product Technology1 34 : 29 –41.
Larmond, E.  1970.  Method for Sensory Evaluation of Foods.  Canada Departement of Agriculture, Ottawa
Pandisurya, C. 1983. Pengaruh Jenis Daging dan Penambahan Tepung Terhadap  Mutu Bakso. [skripsi]. FATETA, IPB, Bogor.
Pisula, A. 1984. Meat Processing. FAO, Rome. Pukkahuta, C., S. Varavinit. 2007.  Structural transformation  of  sago starch  by  heat-
moisture  and  osmotic-pressure  treatment. Starch-stärke 59:624-631.