Perdagangan Dalam Negeri Ekspor dan Impor Produk Industri Agro

Road Map Industri Agro Unggulan Daerah Bali Tahun 2015 48 - Pelatihan Teknis Prosedur Ekspor: 3 orang aparat dan pengusaha - Sosialisasi kebijakan perdagangan Luar Negeri : 60 orang f Tahun 2013 : - Peningkatan pengetahuan eksportir dan importir : 50 orang - Pelatihan Teknis Prosedur Ekspor: 3 orang aparat dan pengusaha - Sosialisasi kebijakan perdagangan Luar Negeri : 60 orang 4. Monitoring dan pendataan ke KabupatenKota se Bali mengenai Komoditi Profile Ekspor ; 5. Penyusunan buku Program Pengembangan Ekspor Komoditi diluar Migas Daerah Bali ; 6. Pemantauan dan pembinaan perusahaan importir dan pembuatan Company Profile ; 7. Penyusunan buku Daftar Eksportir Daerah Bali ; 8. Pemutahiran Surat Keterangan Asal SKA ; 9. Penguatan informasi Nasional Single Windows dan Asean Windows.

5.5 Perdagangan Dalam Negeri

Kegiatan pelayanan bidang perdagangan dalam negeri diarahkan pada upaya peningkatan pengamanan perdagangan, perlindungan konsumen serta upaya memperlancar distribusi dan pemasaran. Pelaksanaan peran bidang perdagangan dalam negeri tersebut, adalah sebagai berikut: 1 Pengamanan Perdagangan dan Perlindungan konsumen ; Pengamanan perdagangan dan perlindungan konsumen merupakan 2 dua halkegiatan yang mesti dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat, karena dua hal ini sangat menentukan tingkat ketertiban dan kepuasan Road Map Industri Agro Unggulan Daerah Bali Tahun 2015 49 konsumen terhadap penyelenggaraan usaha perdagangan. Ada beberapa upaya dilakukan oleh pemda Bali dalam pengamanan perdagangan dan perlindungan konsumen, antara lain: a. Pengamanan pasar dalam negeri melalui sistem pengawasan terhadap barang yang beredar serta jasa secara konskwen dan berkelanjutan, seperti penerapan label yang benar, cara menjual yang tidak merugikan konsumen, adanya fasilitas purna jual sesuai dengan yang diiklankan. b. Pengawasan dan pengendalian terhadap peredaran minuman beralkohol dengan label edar, mengacu pada Peraturan Daerah Perda Provinsi Bali No. 5 Tahun 2012. Tentang Pengendalian Peredaran Minuman Beralkohol c. Perlindungan konsumen lewat aspek tertib ukur dengan melakukan tera terhadap alat-alat ukur, timbang dan perlengkapannya, mengacu pada UU No.2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal, dan Peraturan Daerah Perda Provinsi Bali No.2 Tahun 2011 dan Peraturan Daerah Perda Provinsi Bali No.3 Tahun 2011 . Kegiatan tera ini dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah UPTD Metrologi. Penerimaan PAD dari kegiatan terra dalam kurun waktu 5 lima tahun, mengalami rfluktuasi setiap tahunnya. Penerimaan dalam tahun 2008 sebesar Rp.252.596.750,- tahun 2009 sebesar Rp.236.521.150.- tahun 2010 sebesar Rp.84.885.050.-, tahun 2011 sebesar Rp.361.682.470.- dan tahun 2012 sebesar Rp 500.882.150.-. Untuk lebih jelas dapat dilihat tabel berikut ini. Tabel 5.5 Penerimaan dari kegiatan Terra tahun 2008-2012 No. Tahun Realisasi Naik turun 1. 2008 252.596.750 - 2. 2009 236.521.150 6,36 3. 2010 84.885.050 64,11 4. 2011 361.682.470 326,08 5. 2012 500.882.150 38,49 50

BAB VI PENETAPAN KOMODITAS INDUSTRI AGRO UNGGULAN

6.1 Identifikasi Longlist Komoditas Industri Agro Unggulan

Pada dasarnya, keberadaan komoditas unggulan pada suatu daerah akan memudahkan upaya pengembangan agrobisnis. Hanya saja, persepsi dan memposisikan kriteria serta instrumen terhadap komoditas unggulan belum sama. Akibatnya, pengembangan komoditas tersebut menjadi salah urus bahkan menjadi kontra produktif terhadap kemajuan komoditas unggulan dimaksud. Berikut adalah pengelompokan komoditas unggulan, sebagai rujukan untuk menempatkan posisi produk agro dari sisi teori keunggulan komoditas, antara lain : a. Komoditas unggulan komparatif : komoditas yang diproduksi melalui dominasi dukungan sumber daya alam, di mana daerah lain tak mampu memproduksi produk sejenis. Atau pula, komoditas hasil olahan yang memiliki dukungan bahan baku yang tersedia pada lokasi usaha tersebut. b. Komoditas unggulan kompetitif : komoditas yang diproduksi dengan cara yang efisien dan efektif. Komoditas tersebut telah memiliki nilai tambah dan daya saing usaha, baik dari aspek kualitas, kuantitas, maupun kontinuitas dan harga. c. Komoditas unggulan spesifik : komoditas yang dihasilkan dari hasil inovasi dan kompetensi pengusaha. Produk yang dihasilkan memiliki keunggulan karena karakter spesifiknya. d. Komoditas unggulan strategis : komoditas yang unggul karena memiliki peran penting dalam kegiatan sosial dan ekonomi. Sebagai perbandingan, komoditas unggulan akan lebih mudah dan lebih rasional untuk dikembangkan jika memandang komoditas unggulan dari kebutuhan pasar. Dilihat dari sisi positif, jika mengelompokkan komoditas unggulan berdasarkan potensi pasarnya, mengingat ukuran keberhasilan komoditas unggulan dapat diukur dari perannya dalam memberikan nilai tambah bagi pelaku usaha. Selain itu, memberikan kontribusi dalam pengembangan struktur ekonomi, dan pemenuhan kebutuhan masyarakat. Adapun pengelompokan komoditas tersebut, dapat disusun sebagai berikut :