Kerangka Teoritik PENELAAHAN KEPUSTAKAAN DAN ATAU KERANGKA TEORETIK

41 Tindak Pidana Pencurian Unsur-unsur Tindak Pidana Pencurian Pemberatan Pidana Pemenuhan Unsur-unsur Pencurian dengan pemberatan Terdakwa mampu bertanggung jawab Di pidana pencurian dengan pemberatan Pemenuhan Unsur-unsur Pencurian Tidak mampu bertanggung jawab Tidak mampu bertanggung jawab Mampu bertanggung jawab Tidak dipidana Tidak dipidana Dipidana dengan pidana pencurian

2.2 Kerangka Teoritik

Pencurian di dalam pasal 362 Kitab Undang-undang Hukum Pidana yang berbunyi: “Barang siapa yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk menguasai benda tersebut secara melawan hak, maka ia dihukum karena kesalahannya melakukan pencurian dengan hukum penjara selama-lamanya lima tahun atau denda setinggi-tingginya enam puluh rupiah”. Unsur yang terdapat dalam rumusan pasal 362 KUHP yang berbunyi: 1. Barang siapa, 2. Mengambil barang sesuatu, 3. Barang kepunyaan orang lain, 42 4. Dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, Untuk diketahui bahwa Pasal 362 KUHP itu terdiri 4 unsur seperti tersebut di atas, tanpa menitikberatkan pada satu unsur. Tiap unsur mengandung arti yuridis untuk dipakai menentukan atas suatu perbuatan. - Barang siapa; yang dimaksud dengan barang siapa ialah “orang” subjek hukum yang melakukan perbuatan melawan hukum. - Mengambil barang sesuatu. - Milik orang lain - Dengan Melawan hukum Apabila rumusan pasal tindak pidana tidak mungkin ditentukan unsurnya, maka batas pengertian rumusan tersebut diserahkan kepada ilmu pengetahuan dan praktek peradilan. Untuk itu dalam menentukan tindak pidana yang digunakan, selain unsur-unsur tindak pidana yang dilarang juga ditentukan kualifikasi hakikat dari tindak pidana tersebut. Sehingga di dalam pemberian pidana yang diperbuat pidananya haruslah dengan melihat beberapa hal yang dapat dijadikan pertimbangan penjatuhan pidananya yang mana dimulai dari pembuktian, sistem pembuktian, jenis pidana dan tujuan pemidanaan serta kemampuan bertanggung jawab dari si pembuat. Kesemuannya yang diuraikan di atas saling terkait dan merupakan suatu sistem dalam proses untuk tercapainya rasa keadilan dan kepastian hukum, di dalam wilayah hukum Negara Indonesia. 43 Dapat diterapkannya pemberatan pidana sebagaimana yang telah ditentukan di dalam KUHP, maka diperlukan hal-hal tersebut di atas guna menentukan pasal-pasal mana yang seharusnya diterapkan. Sebagaimana yang telah diterangkan di atas bahwa hukum pidana dapat dibagi atas dua macam, yaitu hukum pidana materiil dan hukum pidana formiil. Hukum pidana materiil fungsinya adalah untuk menentukan perbuatan-perbuatan apa yang dapat dipidana, siapa yang dipidana dan hukum apa yang dapat dijatuhkan. Sedangkan hukum pidana formiil atau hukum acara pidana fungsinya adalah melaksanakan hukum pidana materiil, artinya memberikan peraturan bagaimana negara dengan mempergunakan alat-alatnya dapat mewujudkan wewenangnya untuk memidana atau membebaskan pidana. 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Peran Polri Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor Sebagai Kejahatan Terorganisir Di Wilayah Hukum Polda SUMUT

3 117 71

Relevansi Sistem Penjatuhan Pidana Dengan Pertimbangan Hakim Dalam Putusan Pengadilan Terhadap Kasus Pencurian Kendaraan Bermotor (Studi di Pengadilan Negeri Kota Malang)

1 5 30

ANALISIS YURIDIS PEMBUKTIAN DALAM TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN PEMBERATAN

0 5 15

DISPARITAS PUTUSAN HAKIM TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN PEMBERATAN (Studi Pada Pengadilan Negeri Liwa)

3 20 96

PERTIMBANGAN HAKIM TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN PEMBERATAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK Pertimbangan Hakim Terhadap Tindak Pidana Pencurian Dengan Pemberatan Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Putusan Pidana Nomor: 01/Pid.Sus.Anak/2015/PN.Krg).

0 3 19

LANGKAH-LANGKAH PENANGANAN TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN PEMBERATAN Langkah-Langkah Penanganan Terhadap Tindak Pidana Pencurian Dengan Pemberatan (Studi Kasus Di Polres Karanganyar).

0 4 17

PERAN RESERSE SEBAGAI PENYIDIK DALAM TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN PEMBERATAN Peran Reserse Sebagai Penyidik Dalam Tindak Pidana Pencurian Dengan Pemberatan (Studi Kasus Di Polresta Surakarta, Polres Sragen Dan Polres Sukoharjo).

1 9 20

Dasar Pertimbangan Dalam Tindak Pidana Pencurian dengan pemberatan (Studi Pencurian Kendaraan Bermotor Pada Pengadilan Negeri Kabupaten Semarang).

0 0 2

SANKSI HUKUM PELAKU PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN PEMBERATAN (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Makassar)

0 0 88

KEKUATAN KETERANGAN SAKSI DALAM PERKARA PIDANA DI PERSIDANGAN PENGADILAN NEGERI SEMARANG (STUDI KASUS TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN PEMBERATAN DI PENGADILAN NEGERI SEMARANG) - Unika Repository

0 0 9