PEMBERIAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN KONSELING RATIONAL EMOTIVE TERHADAP EMOTIONAL KESEDIHAN REMAJA DI PANTI ASUHAN BANI ADAM PASAR II MABAR.

PEMBERIAN
IAN LAYA
LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL
UAL D
DENGAN
PENDEKATAN
ATAN KONSELING RATIONAL
AL EMO
EMOTIVE
TERHA
TERHADAP EMOTIONAL KESEDIHAN
IHAN
REMAJA DI PANTI ASUHAN BANI
ADAM PASAR II MABAR

SKRIPSI
Di
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Mem
emperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Padaa
Juru

rusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
n

Oleh :
DWI SUMA ARTIKA
NIM. 109351007

PSIKOLO
NGAN
KOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGA
FA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

ABSTRAK
DWI SUMA ARTIKA : Pemberian Layanan Konseling Individual Dengan
Pendekatan Konseling Rational Emotive Terhadap Emotional Kesedihan
Remaja di Panti Asuhan Bani Adam Pasar II Mabar.

Anak panti asuhan adalah anak-anak yang mengalami penelentara oleh
orang tua mereka, baik secara fisik, kesehatan sosial dan secara khusus emosi.
Berkaitan dengan memberi bantuan kepada anak panti asuhan dalam rangka upaya
mengembangkan kepercayaan pada diri dan orang lain . Salah satu layanan yang
dapat diberikan adalah konseling individual dengan menggunakan teknik Rational
emotive. Konseling Individual dengan teknik ini adalah konseling yang
memberikan asumsibahwamanusia dilahirkan dengan potensi, baik untuk berpikir
rasional dan jujur maupun untuk berpikir irasional dan jahat. Manusia memiliki
kecendrungan- kecendrungan untuk memlihara diri, berbahagia, berpikir dan
mengatakan, mencintain, bergabung dengan orang lain, serta tumbuh dan
mengaktualkan diri. Manusiapun kecendrungan untuk terpaku pada pola-pola
tingkah laku lama yang disfungsional dan mencari berbagai cara untuk terlibat
dalam sabotase diri.
Penelitian tindakan bimbingan ini akan dilaksanakan Panti Asuhan Bani
Adam Mabar Pasar II. Subjek penelitian ini adalah remaja yang berjumlah 36
orang. Penelitian dilaksanakan dalam kurun waktu 2 bulan yaitu dari akhir bulan
April 2015 sampai pertengahan bulan Juni 2015, yang meliputi keseluruhan
kegiatan penelitian dari perencanaan hingga penulisan laporan.
Pengentasan masalah yang dinilai sudah dinyatakan baik setelah instrumen
penilaian konseling dan data verbatim konseling dianalisis menunjukkan bahwa

keempat remaja mengalami peningkatan pengendalian emosi kesedihan remaja
pada setiap pertemuan hingga pertemuan keempat mencapai 80% dan termasuk
dalam kriteria baik.

i

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kahadirat Allah SWT atas rahmat dan nikmat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pemberian
Layanan Konseling Individual Dengan Pendekatan Konseling Rational
Emotive Terhadap Emotional Kesedihan Remaja di Panti Asuhan Bani
Adam Mabar Pasar II”
Dalam penyusunan skripsi ini,

penulis banyak mendapatkan bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini tidak lupa
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Syawal Gultom , M.Pd, Selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Nasrun, MS, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Medan.
3. Dra. Zuraida Lubis, M.Pd, Kons. Selaku Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan
dan Bimbingan Universitas Negeri Medan.
4. Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi.
5. Dra. Pastiria Sembiring, M.Pd, Selaku Dosen Nara Sumber yang telah
memberikan pengarahan, saran dan koreksi dalam penyusunan skripsi.
6. Dra.Zulhaini S Selaku Dosen Nara Sumber yang telah memberikan
pengarahan, saran dan koreksi dalam penyusunan skripsi.
7. Ibu Nur Syafriana. Selaku Yayasan Panti Asuhan Bani Adam yang telah
memberikan saya izin untuk mengadakan observasi dan penelitian.
8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
yang selama ini telah memberikan dan mengajarkan saya ilmu dan
pengetahuan kepada saya.
9. Teristimewa penulis sampaikan kepada orang terkasih ibunda tercinta Hj.
Maimunah Nst dan Ayahanda tercinta H. Sunaruddin S.Pd yang telah
membesarkan dan memberikan dukungan kepada saya baik berupa materi
ii

maupun moril, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi kejenjang sarjana

pendidikan.
10. Buat abangda tersayang Eko Suma Pramana S.kom dan adik- adaikku Tri
Suma Ardilla, Ria Suma Angreni , Mela Suma Savira yang telah sudi kiranya
mendengar keluh kesah penulis dalam pembuatan sekripsi, buat kakak iparku
Kartika Dewi Hidayat S.Pd dan adik Iparku Very Hartanto Purba S.Pdi tak
lupa keponakan semata wayang Atifah Syauqia Pramana.
11. Buat para sahabat khususnya Jurusan Bimbingan dan Konseling Stambuk 09:
(Tri Suwarti S.pd, Tia Susantriani br.Kaban S.Pd, Indra Husain Rangkuti
S.Pd, Fatma Syafarika Simarmata S.Pd, Novida Afriani Hasiban S.Pd)
Teruntuk kakak stambuk 08:

(Dinda Fadilah S.Pd, Muhammad Nuzul

Pratama S.Pd dan Bayu Arifianto S.Pd) yang telah banyak memberikan
masukan dan saran, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
12. Tak lupa pula untuk sepupu tergokil Fariski Nst, Ahmad Tarmiji Nst, Ahmad
Bukhori SE, Yang telah begtu banyak memberikan semangat dan menghibur
saya, Sahabat akhir@Ab
13. Buat rekan-rekan seperjuangan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Koms.
FIP Unimed: Zainul Fuad S.Pd, Anggili, San Putra, Nindi, Angga, Imam,

Indra, dan rekan-rekan sekalian yang telah memberikan dukungan moril serta
do’a kepada penulis.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
tidak mungkin disebutkan satu persatu. Dalam kesempatan ini, hanya Allah SWT
yang dapat membalas budi baik semuanya. Amin.
Medan, Februari 2016
Penulis

Dwi Suma Artika
NIM: 109351007

iii

DAFTAR ISI

Abstrak ........................................................................................................... i
Kata Pengantar .............................................................................................. ii
Daftar Isi ......................................................................................................... iv
DaftarLampiran ............................................................................................. vi
DaftarTabel..................................................................................................... vii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
1.2. Identifikasi Masalah ...................................................................... 9
1.3. BatasanMasalah............................................................................. 9
1.4. Rumusan Masalah ......................................................................... 9
1.5. Tujuan Pelitian .............................................................................. 10
1.6. Kegunaan Penelitian...................................................................... 10

BAB II. KAJIAN PUSTAKA
2.1. Konseling Individual..................................................................... 12
2.2.Rasional emotiv.............................................................................. 19
2.3. Emotional ..................................................................................... 31
2.4. Kesedihan..................................................................................... 35
2.5.

Remaja........................................................................................ 40

2.6. Kerangka Berfikir ....................................................................... 45
2.7.


Hipotesis .................................................................................... 47

iv

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................. 48
A.Jenis Penelitian................................................................................. 48
B.setting penelitian .............................................................................. 48
C. Definisi Operasional Variabel ......................................................... 48
D. Desain penelitian ............................................................................. 50
E, Desain PenelitianUntukKegiatanSiklus I ........................................ 51
F. Desain PenelitianUntukKegiatanSiklus II ....................................... 53
G. TehnikPengumpulan Data ............................................................... 54
H.UjiCoba Instrument ......................................................................... 54
I. TehnikAnalisis Data ........................................................................ 55
BAB IV. Hasil dan pembahasan ................................................................... 57
Hasil penelitian..................................................................................... 57
Pembahasan.......................................................................................... 57
BAB V. Kesimpulan dan saran ........................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 68
LAMPIRAN..................................................................................................... 70


v

DAFTAR TABEL
Tabel III. 1: Pemberian Skor Angket Berdasarkan Skala Likert ..................... 82
Tabel III. 2: Kisi-Kisi Instrument..................................................................... 84

vi

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Angket Kestabilan Emosi ............................................................ 68
Lampiran 2. Instrument Kestabilan Emosi....................................................... 78

vii

1

BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang Masalah
Anak merupakan bagian yang terpenting dalam kelangsungan hidup
manusia, karena anak merupakan generasi penerus dalam suatu keluarga. Sejak
lahir anak telah diperkenalkan dengan pranata, aturan, norma dan nilai-nilai
budaya yang berlaku melalui pengasuhan yang diberikan oleh orang tua kepada
keluarga. Dengan demikian agar anak dapat hidup dan bertingkah laku sesuai
dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat dibutuhkan suatu proses
sosialisasi.
Sosialisasi pertama kali terjadi dalam lingkungan keluarga melalui
pengasuhan yang diberikan oleh orang tua, keluarga memiliki peran penting
dalam membentuk kepribadian anak melalui interaksi dalam keluarga. Keadaan
tersebut akan berbeda bagi anak-anak yang tidak memiliki keluarga secara
utuh.Disorganisasi keluarga seperti perceraian kedua orang tua, krisis ekonomi
keluarga dan meninggalnya salah satu atau kedua orang tua menyebabkan
terputusnya interaksi sosial antara orang tua dan anak. Akibatnya, anak menjadi
kurang mendapat perhatian dan pendidikan terabaik. Maka salah satu cara yang
dilakukan agar tetap dalam pengasuha adalah dengan menampung anak-anak ke
dalam suatu wadah yaitu panti asuhan, guna membantu meningkatkan
kesejahteraan anak dengan cara mendidik, merawat, membimbing, mengarahkan
dan memberikan keterampilan-keterampilan seperti yang diberikan orang tua


1

2

dalam keluarga. Anak-anak yang mengalami emotional khususnya dalam masa
kecil mereka seringkali menimbulkan resiko tinggi hidup dalam keadaan depresif
dikemudian hari dan terkadang seringkali mengalami kesedihan yang mendalam
akibat kehilangan objek yang dikasih pada masa kanak-kanak dan kurangnya
mendapat kasih sayang di panti asuhan karena harus berbagi kasih pengasuh
dengan sekian banyak anak. Karena usianya yang masih dini, seorang anak tidak
memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah emosional ini sendirian.
Panti asuhan merupakan suatu lembaga sosial yang bertanggungjawab
memberi pelayanan pengganti dan pemenuhan kebutuhan fisik, mental dan sosial
pada anak asuh sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat, dan memadai
bagi perkembangan kepribadian anak asuh.
Kematian orang tua merupakan salah satu kondisi utama yang
memungkinkan ditempatkannya anak di panti asuhan. Pengalaman perpisahan
dengan orang tua serta tingkat kematangan anak dalam memahami perpisahan
dengan orang tua menjadi salah satu faktor penghambat anak dalam beradaptasi
dengan penempatannya di panti asuhan.
Pemisahan anak dari lingkungan keluarganya dapat menimbulkan
kesedihan akibat perubahan situasi hidup yang bersumber dari :
a. Pengalaman kehilangan figur dekat (orang tua)
b. Situsi baru yang tidak dikenali
c. Tak dapat memperkirakan apa yang akan dihadapi selanjutnya
d. Perubahan kebiasaan

3

Rene Spitz (dalam Hutasuhut,2012:13) melakukanpenelitian terhadap
perkembangan anak-anak panti asuhan dan menemukan adanya regresi secara
emosi dan psikologis pada diri anak-anak yang terpisah dari pertalian hubungan
dengan orang tua (khususnya ibu) pada masa awal hidupnya.
Bahkan dalam beberapa kasus traumatis akibat kehilangan bond-relationship
antara anak dan orang tuanya menimbulkan perubahan regulasi pada biological
stress response system pada otak anak , khususnya terjadinya perubahan struktur
kimiawi otak, yang akan seringkali mengarahkan anak mengalami disfungsi fisik,
emosi, tingkah laku, perkembangan dunia sosial-kognitif anak pada masa
remajanya dan dewasanya kelak.
Anak panti asuhan adalah anak-anak yang mengalami penelentara oleh
orang tua mereka, baik secara fisik, kesehatan sosial dan secara khusus emosi.
Anak ini tumbuh dengan efek besar yang sangat mempengaruhi kehidupan yang
disebabkan oleh :
a. Perasaan bersalah ( Guilt )
Anak-anak ini adalah anak-anak yang menjadi korban dan tidak
dapat disalahkan untuk kondisi yang mereka alami. Namun anakanak ini seringkali menyalahkan diri mereka untuk kondisi yang
mereka alami. Seringkali mereka mengembangkan false thought,
yaitu merasa diri tidak berharga, tidak pantas dikasihi, dan tumbuh
dalam perasaan bersalah, bahwa karena merekalah orang tua mereka
tidak menginginkan mereka dan meninggalkan mereka di panti
asuhan.

4

b. Kesulitan untuk mempercayai orang lain ( mistrust )
Menurut teori peekembangan psikososial Eric Ericson, anak-anak
mengembangkan Trust kepada orang lain, khususnya lewat bondrelationship dengan ibu pada masa awal kehidupan ( 1-2 tahun ).
Tapi ini sangat berbanding terbalik dengan anak yang sejak kecil
telah tinggal di panti asuhan, karena anak yang berada di panti
asuhan harus berbagi perhatian dari pengasuh di panti asuhan, yang
haru memperhatikan banyak anak sekaligus.
c. Perilaku agresi ( aggression ) atau menarik diri ( withdrawal )
Anak-anak yang ditolak ini seringkali memunculkan sikap agresif,
khususnya dalam mengisi sesuatu yang kosong dalam diri mereka.
d. Anak-anak ini cenderung mengalami kesulitan dalam hubungan
sosial mereka. Kebutuhan untuk dipenuhi, dikasihi, diterima,
membuat mereka cenderung menuntut, terlibat konflik, dan sedikit
sekali kesempatan untuk memberi.
Menurut Goleman (2000:405) remaja yang mampu mengatasi masalahmasalah emosional, maka ia mampu mengarahkan emosinya secara positif, maka
remaja akan mampu mengendalikan dorongan hati, bertanggung jawab dan
menaruh perhatian terhadap perannya.
Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan
dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian
kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk
bertindak. Biasanya emosimerupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan
dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana

5

hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong
seseorang berperilaku menangis. Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis
dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam
kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti
meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia.
Akar kata emosi adalah movere, kata kerja bahasa Latin yang berarti
“menggerakkan, bergerak”, ditambah awalan “e-“ untuk memberi arti “bergerak
menjauh”, menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak
dalam emosi. Goleman (1999:7) menyatakan bahwa “semua emosi, pada dasarnya
adalah dorongan untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah yang
telah ditanamkan secara berangsur-angsur oleh evolusi”. Menurut William James
(dalam Daulay, 2012:31), menjelaskan emosi adalah “kecenderungan untuk
memiliki perasaan yag khas bila berhadapan dengan objek tertentu dalam
lingkungan”. Sedangkan Crow & Crow (dalam Daulay, 2012:31), mengartikan
emosi sebagai “suatu keadaan yang bergejolak pada individu yang berfungsi
sebagai inner adjustman (penyesuaian dari dalam) terhadap lingkungan untuk
mencapai kesejahteraan dan keselamatan individu”.
Beberapa pendapat para ahli tentang emosi, dapat disimpulkan bahwa
emosi adalah suatu perasaan yang sangat mendalam, kuat, bersifat subjektif, dan
keadaan emosi akan memungkinkan gejolak jasmaniah. Timbulnya emosi lebih
disebabkan dari rangsangan luar diri atau eksternal. Perubahan yang ada pada
organisme merupakan perubahan yang disadari.
Teori yang ditemukan diatas pun kita temui di dalam pelayanan kepada anak-anak
panti asuhan . Banyak diantara mereka tidak pernah bertemu dengan orang tua

6

kandung mereka. Di dalam hati mereka yang terdalam ada luka yang begitu besar
karena ketidakhadiran orang tua mereka. Anak-anak itu tetap memiliki pengasuh
di panti asuhan, mereka masih dapat tertawa, bertumbuh seperti layaknya anakanak pada umumnya. Namun sampai pada titik tetentu, kerinduan hati mereka
untuk bertemu dan menerima kasih sayang orang tua mereka sepertinya tidak
tertahankan lagi. Kerinduan yang “mungkin” tidak pernah terealisasi membuat
mereka frustasi, marah, tertekan, dan mulai mencari pihak yang dapat disalahkan.
Dan ironisnya, mereka sering sekali menyalahkan diri mereka sendiri, mereka
merasa tidak layak dikasihi, mereka tidak berharga sehingga dibuang oleh orang
tua mereka. Emosi yang penuh luka menjadikan mereka justru semakin terluka.
Didalam pelayanan untuk merekapun kita akan menemukan bahwa
kehadiran pengasuh dalam hidup anak-anak panti ini sedikit banyak meredam
kebutuhan mengebu-gebu anak-anak ini terhadap kasih orang tua mereka. Namun,
ketika anak menginjak usia lebih besar dan masuk kedunia remaja, mereka benarbenar diperhadapkan pada realita yang menyakitkan bahwa mereka tidak memiliki
orang tua. Kehadiran pengasuh, yang dapat berganti-ganti setiap waktua atau
bahkan pengunjung panti asuhan yang datang dan pergi setiap hari, seringkali
membuat mereka tidak memiliki kesempatan untuk membangun bond-relatinship
dengan orang dewasa.
Bila demikian, bagaimana mereka mengembangkan kepercayaan pada diri
dan orang lain? Bila fase yang paling dasar dari anak saja yang tidak berlangsung
dengan baik, maka fase-fase perkembangan berikutnya akan ikut terhambat,
sehingga anak tidak berkembang sebagaimana mestinya.

7

Berkaitan dengan memberi bantuan kepada anak panti asuhan dalam
rangka upaya mengembangkan kepercayaan pada diri dan orang lain . Salah satu
layanan yang dapat diberikan adalah konseling individual dengan menggunakan
teknik Rational emotive. Konseling Individual dengan teknik ini adalah konseling
yang memberikan asumsibahwamanusia dilahirkan dengan potensi, baik untuk
berpikir rasional dan jujur maupun untuk berpikir irasional dan jahat. Manusia
memiliki kecendrungan- kecendrungan untuk memlihara diri, berbahagia, berpikir
dan mengatakan, mencintain, bergabung dengan orang lain, serta tumbuh dan
mengaktualkan diri. Manusiapun kecendrungan untuk terpaku pada pola-pola
tingkah laku lama yang disfungsional dan mencari berbagai cara untuk terlibat
dalam sabotase diri.
RET dikembangkan oleh seorang eksistensialis Albert Ellis pada tahun
1962. Sebagaimana

diketahui aliran ini dilatarbelakangin oleh filsafat

eksistesialisme yang berusaha memahami manusia sebagaimana adanya. Manusia
adalah subjek yang sadar akan dirinya dan sadar akan objek -objek yang
dihadapinya. Manusia adalah makhluk dan merupakan individu yang berarti
manusia bebas, berpikir, bernafsu dan berkehendak.
RET juga berpandangan bahwa pristiwa dan pengalaman individu
menyebabkan terjadinya ganguan emosional. Menurut Albert Ellis bukankah
pengalaman atau pristiwa eksternal yang menimbukan emosional, akan tetapi
tergantung kepada pengertian yang diberikan terhadap pristiwa atau pengalaman
itu. Gangguan emosional terjadi disebabkan pikiran –pikiran seseorang yang
bersifat irrasional terhadap pristiwa dan pengalaman yang dialaminya.

8

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pengasuh, perilaku anak- anak
yang mengalamin emotional kesedihan yang mendalam akibat ditinggalkan objek
yang sanagat dicintainya pada masa kanak-kanak. Karena usianya yang masih
dini, seorang anak tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah
emosional ini sendirian. Hal ini membuat anak tidak mampu berbuat apa-apa dan
seringkali jatuh dalam perasaan depresi yang dalam (meski dalam bentuk yang
berbeda dari depresi orang dewasa).
Keadaan kehilangan di masa kecil ini sering mengakibatkan kemarahan
yang besar terhadap objek yang meninggalkan, namun lebih sering kemarahan itu
diarahkan kepada dirinya sendiri.

Kemarahan ini seringkali merupakan

kemarahan yang tersembunyi, sebab anak-anak tidak mengerti bagaimana cara
menyalurkan kemarahan ini. Dapatkah kita bayangkan apa yang terjadi dengan
anak yang memendam kemarahan, ketakutan dan kecemasan itu didalam dirinya?
Seperti pada bahasan sebelumnya, anak-anak seringkali menunjukkan rasa
kehilangan, ketakutan dan kemarahan itu dalam bentuk tindakan-tindakan negatif,
yang bahkan tidak disadarinya. Hal ini tentu saja memperburuk keadaan anakanak ini, dan akhirnya anak semakin jatuh kedalam jurang depresi yang berat ini.
Anak-anak yang mengalami emotional Kesedihan cenderung mengalami depresi
dalam pengalaman-pengalaman hidup selanjutnya. Hal ini masih terlihat pada
tempat dilakukannya penelitian yaitu Panti Asuhan Bani Adam as Mabar Pasar V.
Berdasarkan fenomena diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pemberian Layanan Konseling Individual Dengan Pendekatan
Konseling Rational Emotive Terhadap Emotional Kesedihan Remaja di
Panti Asuhan Bani Adam Mabar Pasar II”

9

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa
masalah yang berhubungan denganEmotional Kesedihan Remaja Di Panti
Asuhan, antara lain:
1. Remaja memiliki perasaan bersalah dengan menyalahkan diri mereka
untuk kondisi yang mereka alami.
2. Remaja mengalami kesulitan untuk mempercayai orang lain.
3. Remaja berprilaku agresi atau menarik diri dengan cara melawan
4. Remaja ini juga cendrung mengalami kesulitan dalam hubungan sosial
mereka.
5. Peranan bimbingan dan konseling sangat diperlukan dalam memberikan
bantuan dalam mengentaskan masalah perkembangan emosi Remaja .

1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang ada, maka
penulis perlu melakukan batasan masalah agar penelitian yang dilakukan lebih
terarah. Pembatasan masalah dalam penelitian dititik beratkan pada “Penggunaan
teknik konseling rational emotiveterhadap emotional Kesedihan”. Anak yang
dijadikan subjek penelitian dibatasi hanya pada anak yang duduk di bangku SMA
kelas X.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang telah dipaparkan maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah layanan konseling

10

individual dengan menggunakan teknik konseling rational emotiveberpengaruh
pada emotional Kesedihan anak dipanti asuhan?”
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan umum diadakannya penelitian adalah mengetahui efektifitas
layanan konseling individual menggunakan teori Rasional Emotif

terhadap

emosi Kesedihan remaja. Tujuan khusus diadakannya penelitian teknik konseling
rational emotive terhadap emotional Kesedihan Remaja di panti asuhan Bani
Adam as Pasar V Mabar adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh layanan konseling individual Tersebut
terhadap emotional Kesedihan Remaja di panti asuhan Bani Adam as
Pasar V Mabar
2. Untuk mengetahui emosi kesedihan remaja di panti asuhan Bani Adam
as Pasar V Mabar
3. Untuk mengetahui gambaran empiris mengenai emotional Kesedihan
Remaja di panti asuhan Bani Adam Pasar II Mabar
1.6. Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, antara lain :
1. Bagi Panti Asuhan
Memberikan kontribusi dalam pengentasan masalah yang da di panti
asuhan tersebut.
2. Bagi Anak
Tersedianya layanan bimbingan dan konseling yang efektif untuk
memanimalisirkan kesedihan pada Remaja yang mengalami emotional
Kesedihan

11

3. Peneliti
Penelitian ini untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan dalam
menyelesaikan studi, mendapatkan pengetahuan dan pengalaman.
4. Bagi Mahasiswa BK/PPB UNIMED
Sebagai

bahan

untuk

menambah

dan

mengembangkan

serta

memperluas lagi pembendaharaan wawasan berfikir dan memperkaya
ilmu pengetahuan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarakan temuan penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengendalian emosi kesedihan remaja dapat dientaskan dengan meningkatkan terlebih
dahulu aspeknya yaitu perasaan senang, kemauan, kemandirian, kesadaran dan
dorongan ekstrinsik melalui media kreatif.
2. Konseling individu teknik rational emotif bertujuan untuk membantu remaja
memperbaiki pengendalian emosi kesedihan remaja remaja.
3. Konseling individu teknik rational emotif dapat meningkatkan pengendalian emosi
kesedihan remaja remaja.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil peneltian yang diperoleh maka peneliti menyarankan;
1. Guru bimbingan dan konseling dapat menggunakan Konseling individu teknik
rational emotif sebagai salah satu pemilihan teknik konseling untuk mengatasi
masalah remaja
serta membantu meningkatkan pengendalian emosi kesedihan remaja dan masalahmasalah lainnya.
2. Kepada peneliti lainnya yang ingin meneliti dengan menggunakan konseling agar
dapat menggunakan teori atau pendekatan lainnya dalam membantu masalah-masalah
remaja.

67

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Corey, G. 1991. Theory and Practice of Counseling and Paychotherapy. Alih
bahasa Mulyarto. 1995. Teori dan Praktek dari Konseling dan
Psikoterapi. Semarang: Semarang Press.
Corey. G. Tanpa Tahun. Theory and Practice of Counseling and Psychoterapy.
Alih Bahasa Koswara, E. 2009. Teori dan Praktek Konseling dan
Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.
Daulay, N. 2012. Psikologi Umum. Medan: IAIN SU.
Dewi, R. 2010. Penelitian Pendidikan (Desain Emperikal dan PTK). Medan:
Pasca Sarjana Unimed.
Ekman, Paul.2003 . Pedoman Membaca Emosi Orang . Jogjakarta: THINK
Goleman, D. 1999. Emotional Inteligence. Alih bahasa Hermaya, T. 1999.
Kecerdasan Emosional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Goleman, D. 1999. Working With Emotional Inteligence. Alih bahasa Kantjono,
A. T. 1999. Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Herlambang, M. 2011. Psychology Umum. Medan: IAIN SU.
Hurlock, E. B. 1999. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Alih Bahasa Istiwidayanti. & Soedjarwo. Jakarta:
Erlangga.

68

69

Kurnia

A.

2012.

Rumus

Penentuan

Jumlah

Sampel,

(online)

dalam

(http://skripsimahasiswa.blogspot.com/2012/12/rumus-penentuanjumlah-sampel.html, diakses 20 Mei 2013).
Lubis, N.L. 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori dan Praktik.
Jakarta: Kencana.
Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Prayitno. & Amti, E. 2004. Dasa-Dasar Bimbingan dan Konseling.

Jakarta:

Rineka Cipta.
Sarwono, S. W. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.
Sunarto. & Hartono, B. A. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Willis, Sofyan. S. 2010. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung:
ALFABETA.