Metode Penyusutan Aktiva Tetap

Dalam hal ini, prinsip harga perolehan tetap harus digunakan, yaitu aktiva baru dikapitalisasikan dengan jumlah sebesar harga pasar aktiva lama ditambah uang yang dibayarkan atau dikapitalisasikan sebesar harga pasar aktiva baru yang diterima. Dalam hal pertukaran ini akan dipisahkan menjadi dua yaitu pertukaran aktiva yang tidak sejenis dan pertukaran aktiva tetap yang sejenis. 5. Diperoleh Dari HadiahDonasi Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiahdonasi, pencatatannya dilakukan dengan mencatat sebesar harga pasar yang wajar atau berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh pihak perusahaan penilai yang independent. 6. Aktiva Yang Dibuat Sendiri Dalam pembuatan aktiva, semua biaya yang langsung biaya variabel, yaitu bahan dan upah langsung serta overhead pabrik digunakan untuk pembangunan ini harus dikapitalisasi.

D. Metode Penyusutan Aktiva Tetap

Menurut Fakultas Ekonomi USU penyusutan adalah alokasi biaya-biaya tetap berwujud ke dalam beban selama periode tertentu. Menurut Zaki Baridwan 2000 : 310 penyusutan adalah suatu proses alokasi biaya aktiva berwujud dan merupakan suatu penurunan dalam potensi pelayanan dari aktiva bersangkutan sepanjang umur kegunaaannya. Dari uraian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa penyusutan menurut perusahaan dengan Zaki Baridwan yaitu proses pengalokasian biaya aktiva tetap berwujud dan penurunan perolehan aktiva selama masa manfaat dari aktiva yang bersangkutan. Universitas Sumatera Utara Menurut Warren, Reeve, dan Fess 2005 : 395 penyusutan merupakan kemampuan aktiva tetap untuk menyediakan manfaat dan diidentifikasikan sebagai penyusutan fisik atau penyusutan fungsional antara lain : 1. Penyusutan Fisik Phisical Depreciation Penyusutan ini terjadi akibat kerusakan dan keusangan ketika digunakan karena pengaruh cuaca. 2. Penyusutan Fungsional Functional Depreciation Penyusutan ini terjadi jika aktiva tetap yang dimaksud tidak lagi mampu menyediakan manfaat seperti yang diharapkan. Semua aktiva tetap, kecuali tanah, akan semakin berkurang kemampuannya untuk memberikan jasa bersamaan dengan berlalunya waktu yang mengakibatkan terjadinya penurunan nilai aktiva tersebut. Penurunan tersebut antara lain disebabkan oleh faktor- faktor sebagai berikut : 1. Biaya Perolehan Aktiva Tetap Biaya yang dimaksud adalah seluruh pengeluaran yang berkaitan dengan perolehan dan penyiapannya untuk dapat digunakan. 2. Nilai Residual Nilai residual merupakan jumlah yang diperkirakan dapat direlisasikan pada saat aktiva sudah tidak digunakan lagi. 3. Masa Manfaat Aktiva tetap selain tanah memiliki masa manfaat terbatas karena faktor-faktor fisik dan fungsional tertentu. 4. Pola Penggunaan Untuk menandingkan harga perolehan aktiva tetap terhadap pendapatan, beban penyusutan periode harus mencerminkan setepat mungkin pola penggunaan. Universitas Sumatera Utara Menurut Warren, Reeve dan Fess 2005 metode penyusutan diklasifikasikan sebagai berikut : a. Metode Garis Lurus straight line method Dalam metode garis lurus, beban penyusutan dialokasikan berdasarkan berlalunya waktu, dalam jumlah yang sama, sepanjang masa manfaat aktiva tetap. Contoh : Biaya perolehan suzuki pichup adalah sebesar Rp.10.000.000, nilai residunya adalah Rp. 2.000.000 dan masa pemakainnya 4 tahun. Penyusutan untuk aktiva mobil tersebut dihitung sebagai berikut : Diketahui : C : Rp. 10.000.000 S : Rp. 2.000.000 n : 4 tahun Penyelesaian : D = n S C − D = 4 000 . 000 . 2 000 . 000 . 10 − = Rp 2.000.000 Atau dengan menggunakan rumus lain : r = n 00 1 r = 4 100 = 25 D = C – S x r D = 10.000.000 – 2.000.000 x 25 = Rp 2.000.000 Setelah besar tingkat penyusutan ditetapkan untuk periode, maka Universitas Sumatera Utara Jurnal : Beban Penyusutan 2.000.000 Akumulasi Penyusutan 2.000.000 b. Metode Saldo Menurun declining-balance method Metode garis lurus menganggap bahwa beban penyusutan akan merata sepanjang umur aktiva tetap dan menghasilkan beban periodik yang terus menurun sepanjang estimasi umur manfaat aktiva. Contoh : Sebuah aktiva tetap dengan harga Rp. 1.000.000,- nilai residu ditaksir Rp.100.000,- sedang penggunaannya ditaksir 5 tahun. Beban penyusutan per tahun adalah : Diketahui : C : Rp.1.000.000 S : Rp. 100.000 n : 5 tahun Penyelesaian : r = 0,368 = 36,8 Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2 Daftar Penyusutan Menurut Metode Saldo Menurun Tahun Nilai Buku Awal Tahun Penyusutan Beban Penyusutan untuk Tahun Ke : Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Akhir Tahun 1 Rp. 1.000.000 36,80 Rp. 368.000 Rp. 368.000 Rp. 632.000 2 Rp. 632.000 36,80 Rp. 232.576 Rp. 600.576 Rp. 399.424 3 Rp. 399.424 36,80 Rp. 146.988 Rp. 747.564 Rp. 252.436 4 Rp. 252.436 36,80 Rp. 92.896 Rp. 840.460 Rp. 159.540 5 Rp. 159.000 36,80 Rp. 59.540 Rp. 900.000 Rp. 100.000 Rp. 900.000 Sumber : Henry Simamora,2000,Hal 310 Jurnal : Tahun 1 : Beban Penyusutan 368.000 Akumulasi Penyusutan 368.000 Tahun 2 : Beban Penyusutan 232.576 Akumulasi Penyusutan 232.576 Tahun 3 : Beban Penyusutan 146.988 Akumulasi Penyusutan 146.988 Tahun 4 : Beban Penyusutan 92.896 Akumulasi Penyusutan 92.896 Tahun 5 : Beban Penyusutan 59.540 Akumulasi Penyusutan 59.540 Universitas Sumatera Utara c. Metode Unit Produksi unit of production method Dalam metode unit produksi taksiran manfaat dinyatakan dalam kapasitas produksi yang dapat dihasilkan. Kapasitas produksi itu sendiri dapat dinyatakan dalam bentuk unit produksi, jam pemakaian, kilometer pemakaian. Contoh : Biaya perolehan mesin fotocopi adalah Rp. 4.000.000 dan nilai residunya adalah Rp. 200.000. Masa manfaat mesin fotocopi ini diperkirakan selama 2.375 jam operasi. Maka beban penyusutan untuk 1 unit jam operasi : Diketahui : Biaya perolehan : Rp. 4.000.000 Nilai residu : Rp. 200.000 Taksiran unit produksi : 2375 jam Penyelesaian : jam 2375 200.000 Rp 4.000.000 Rp produksi unit per penyusutan Beban − = Apabila mesin fotocopi tersebut beroperasi selama 800 jam selama tahun ini, maka beban penyusutan tahun ini adalah : Beban penyusutan tahun ini = 800 jam × Rp.1.600 per jam = Rp 1.280 Jurnal : Beban Penyusutan 1.280 Akumulasi Penyusutan 1.280 Universitas Sumatera Utara Metode penyusutan yang diterapkan oleh Fakultas Ekonomi USU didasarkan pada PSAP No.7, yaitu metode penyusutan yang digunakan atas aktiva Badan Usaha Milik Negara BUMN antara lain metode garis lurus, metode saldo menurun , dan metode unit produksi. Namun pada umumnya cara yang digunakan pemerintah adalah metode garis lurus, karena dinggap lebih sederhana, mudah diterapkan, dan sering digunakan secara luas oleh berbagai instansi. Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap. Alasan pemerintah melakukan pencatatannya dengan metode ini ditetapkan dalam undang-undang yaitu Standar Akuntansi Pemerintahan SAP No. 24 Tahun 2005 yang mengatur tentang pencatatan pelaporan keuangan akuntansi di tingkat pemerintahan. Pelaporan unit aktiva tetap dilakukan oleh Departemen Keuangan Republik Indonesia dengan sistematika sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Gambar 3.1 Sistematika Pelaporan Unit Aktiva Tetap

E. Penggantian Aktiva Tetap