Sistem Pengendalian Internal Aktiva Tetap Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL AKTIVA TETAP PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA

Oleh :

REZKY ARDIANSYAH

102102013

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : REZKY ARDIANSYAH

NIM : 102102013

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM PENGENDALIAN

INTERNAL AKTIVA TETAP PADA FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Tanggal... ... .. 2013 Dosen Pembimbing Tugas Akhir

NIP. 19550914 198103 1 005 ( Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak ) Tanggal………... ..2013 Ketua Prodi Diploma III Akuntansi

NIP. 131 127 370

(Drs. Rustam, M.Si, Ak) Tanggal………... 2013 Dekan Fakultas Ekonomi USU

(Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak NIP. 19560407 198002 1 001


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : REZKY ARDIANSYAH

NIM : 102102013

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM PENGENDALIAN

INTERNAL AKTIVA TETAP PADA FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Medan, 2013

( REZKY ARDIANSYAH ) 102102013


(4)

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia yang begitu besar kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir guna melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Adapun judul tugas akhir ini adalah “Sistem Pengendalian Internal Aktiva Tetap Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara”.

Dalam penulisan tugas akhir ini tidak mungkin dapat penulis selesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik dukungan moril maupun materil. Untuk itu dari lubuk hati yang paling dalam, penulis menghaturkan rasa hormat dan ucapkan terima kasih atas bantuan dan bimbingan yang tiada terkira nilainya, kepada semua pihak yang terlibat. Pihak tersebut yaitu :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi sekaligus dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing dan memberikan petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.


(5)

ii

4. Teristimewa untuk kedua Orang Tua tercinta, Ayahanda Ismail Hasibuan dan Ibunda Nirwani Harahap (mereka adalah segalanya bagi penulis, sumber motivasi, sumber inspirasi, sumber segala-galanya, selamanya mereka tak tergantikan) serta kedua adikku Riswandy dan Rahmat Aulia. Doa serta dukungan mereka baik moril maupun materil luar biasa besar buat penulis yang dapat menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ekonomi Program Diploma III Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

6. Terima kasih kepada yang terkasih Nining Demitra yang telah membantu penulis dalam mengerjakan Tugas akhir penulis. Sahabat-sahabat penulis Yati, Ricky, Randa, Heri, Andre, Fajar, Iwang, Daulat, Ami, Akbar, Busman, dan seluruh anak DETAK’10 yang telah banyak memberikan semangat dalam pengerjaan tugas akhir.

Akhirnya penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita semua, terima kasih.

Medan, 2013 Penulis


(6)

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 5

1. Tujuan Penelitian... 5

2. Manfaat Penelitian... 6

D. Sistematika Penulisan... 7

1. Jadwal Survey/Observasi... 7

2. Rencana Isi... 8

BAB II FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATRA UTARA A. Sejarah Ringkas... 10

B. Visi, Misi dan Tujuan... 12

C. Struktur Organisasi... 13

D. Job Description... 18

E. Jaringan Kegiatan... 22

F. Kinerja Kegiatan Terkini... 23


(7)

iv

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP AKTIVA TETAP PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

A.Sistem Pengendalian Internal Aktiva Tetap... 25

B. Penggolongan Aktiva Tetap... 27

C. Perolehan Aktiva Tetap... 29

D. Metode Penyusutan Aktiva Tetap... 37

E. Penghentian Penggunaan Aktiva Tetap... 43

F. Sistem Pengendalian Internal Terhadap Aktiva Tetap Pada Fakultas Ekonomi USU... 48

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan... 51

B. Saran... 52


(8)

Tabel 1.1 Jadwal Penulisan/Penelitian Tugas Akhir ... 7 Tabel 3.1 Contoh Penyusutan Saldo... 40


(9)

vi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman Gambar 2.1 Struktur Organisasi FE USU ... 14 Gambar 3.1 Sistematika Pelaporan Unit Aktiva Tetap ... 39


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara umum, tujuan utama sebuah entitas usaha adalah untuk memperoleh laba (profit). Selanjutnya laba tersebut digunakan untuk menjamin kesinambungan usaha (continuity), untuk meningkatkan pertumbuhan usaha (growth), serta untuk mempertahankan kelangsungan usaha (survival). Entitas usaha yang memenuhi hal di atas dapat digolongkan sebagai entitas usaha yang makmur. Kemakmuran entitas usaha dapat tercapai apabila kinerjanya meningkat dan menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik.

Salah satu penunjang yang penting dalam menjalankan operasional dari suatu entitas usaha dan dalam mencapai tujuan kemakmurannya adalah penggunaan aktiva tetap yang dimiliki entitas usaha itu sendiri secara efektif dan efisien. Sebagai contoh, perusahaan tidak akan dapat menjalankan kegiatan usahanya apabila tidak memiliki gedung dan kendaraan yang merupakan bagian dari aktiva tetap. Aktiva tetap (fixed assets) adalah sumber daya paling penting yang memiliki tiga karakteristik: memiliki bentuk fisik (bentuk dan ukuran yang jelas), digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, dan tidak untuk dijual ke konsumen. Aset ini biasa dinamakan dengan property, pabrik, dan peralatan (property, plant, and equipment); atau aktiva pabrik (plant assets). Aktiva dalam kelompok ini diharapkan dapat


(11)

2

dipergunakan dalam mendukung kelancaran aktivitas suatu entitas usaha dan memberikan manfaat lebih dari satu tahun bagi entitas usaha tersebut. Kecuali tanah, aktiva tetap memiliki nilai yang semakin menurun seiring dengan masa manfaatnya.

Dari segi akuntansi, aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara dan salah satunya adalah dengan membeli aktiva tetap baik secara tunai ataupun kredit. Aktiva tetap mempunyai harga perolehan yang meliputi harga pembelian uksi perusditambah dengan pengeluaran lain-lain sehubungan dengan perolehan aktiva tetap tersebut sampai dengan aktiva tetap tersebut siap untuk digunakan dalam setiap poses produksi perusahaan.

Dalam masa penggunaan aktiva tetap, dilakukan pencatatan penyusutan untuk mengalokasikan harga pokok aktiva tetap tersebut secara sistematis dan rasional. Selain itu, aktiva tetap juga memerlukan biaya pemeliharaan dan biaya perbaikan. Biaya ini dibebankan terhadap aktiva tetap yang mengalami kerusakan. Pengeluaran- pengeluaran seperti itu harus diperhatikan untuk dibebankan sebagai biaya dalam pencatatan akuntansi berkaitan dengan penilaian aktiva tersebut.

Seluruh aktiva tetap yang dimiliki oleh suatu entitas usaha memerlukan biaya perawatan dan pemeliharaan agar dapat digunakan dengan sebaik- baiknya sesuai dengan rencana. Pengeluaran- pengeluaran guna perawatan dan pemeliharaan aktiva tetap tersebut dapat menambah masa manfaat aktiva tetap, meningkatkan kapasitas, dan meningkatkan mutu produksinya.


(12)

Bila kita perhatikan dalam laporan keuangan suatu entitas usaha, aktiva tetap memiliki jumlah dana yang relatif besar, oleh karena itu perlu dibuat suatu penilaian khusus dari sudut akuntansi. Untuk menginvestasikan dana dalam bentuk aktiva tetap, suatu entitas usaha harus terlebih dahulu memiliki pertimbangan dan perencanaan yang baik, karena pengembalian dana yang telah diinvestasikan tersebut membutuhkan jangka waktu yang relatif lama.

Aktiva tetap sangat berpengaruh terhadap berbagai kegiatan operasional entitas usaha. Hal ini memiliki peran yang cukup signifikan terutama demi tercapainya efisiensi dan efektivitas kegiatan operasional yang mendukung pencapaian tujuannya. Oleh karena itu, dalam hal ini diperlukan pengendalian dan pengawasan internal yang baik terhadap aktiva tetap dari suatu entitas usaha.

Pengendalian dan pengawasan yang dilakukan dalam suatu entitas usaha atas aktiva tetap tersebut bertujuan untuk melindungi aktiva dari pencurian, penggelapan, penyalahgunaan, atau penempatan aktiva pada lokasi yang tidak tepat. Dalam hal ini, pengawasan terhadap aktiva tetap merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh entitas usaha. Sebab jika terdapat kesalahan dalam pengelolaan aktiva tetap karena kurangnya perhatian dari pihak internal perusahaan/ entitas usaha, hal ini dapat membawa pengaruh yang negatif pada kegiatan ekonomi yang juga dapat merugikan perusahaan.

Sebaliknya, pengawasan yang baik atas aktiva tetap dalam suatu entitas usaha dapat memberikan keuntungan yang besar maupun hal positif lainnya bagi usaha produksi dalam entitas itu sendiri. Kebenaran keberadaan aktiva


(13)

4

tetap harus dipertanggungjawabkan dengan baik, dipergunakan secara wajar, diasuransikan secukupnya dan ditangani dengan cara profesional sebagaimana yang telah ditetapkan oleh manajemen dan diawasi oleh pengawas (auditor) perusahaan/ entitas usaha.

Dari segi akuntansi, pengawasan internal atas aktiva tetap dilakukan agar perlakuan terhadap aktiva tetap sesuai dengan perlakuan akuntansi yang lazim sehingga diharapkan kesalahan- kesalahan pencatatan yang sehubungan dengan aktiva tetap dapat dihindari serta agar tidak terjadi kesalahan perhitungan yang bersifat material yang dapat mempengaruhi nilai buku aktiva tetap yang akan dicantumkan di neraca.

Fakultas Ekonomi Sumatera Utara sebagai sebuah institusi pemerintah yang bergerak dalam bidang pendidikan juga memiliki aktiva tetap yang relatif besar. Dalam hal ini, pengawasan yang baik atas keberadaan aktiva tetap tersebut dinilai sangat diperlukan dan berguna agar setiap asset yang dimiliki dapat dikelola dan dipelihara dengan baik. Bagi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, aktiva tetap memiliki peranan yang sangat penting sebagai penunjang kegiatannya untuk memberikan pelayanan yang terbaik dalam bidang pendidikan bagi para konsumen pendidikan.

Melihat begitu pentingnya peranan dan fungsi dari suatu aktiva tetap dan besarnya pengaruh pengawasan aktiva tetap di dalam suatu entitas usaha/ institusi seperti yang telah dikemukakan di atas, maka penulis berkeinginan untuk membahasnya lebih lanjut dalam bentuk penulisan Tugas Akhir dengan


(14)

judul: “Pengawasan Internal terhadap Aktiva Tetap pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara”.

B. Perumusan Masalah

Pegawasan internal atas aktiva tetap memiliki pengaruh yang cukup besar dan perlakuan tersendiri dalam bidang akuntansi. Pengawasan internal atas aktiva tetap berbeda di setiap entitas usaha atau institusi pemerintah baik yang berukuran besar maupun yang berukuran kecil, baik yang bergerak dalam bidang jasa maupun dagang sekalipun, karena masing-masing entitas tersebut memiliki cara dan sistem pencatatan yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal ini yang ingin diketahui adalah apakah pengawasan internal terhadap seluruh aktiva tetap dalam suatu entitas usaha telah dilakukan dengan “benar” atau tidak. Oleh karena itu, penulis berkeinginan untuk membahas pengawasan yang berkaitan dengan aktiva tetap, yaitu: “Apakah Pengawasan Internal atas Aktiva Tetap pada Fakultas Ekonomi USU sudah Diterapkan dengan Baik?”.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian

Tujuan merupakan hasil akhir yang ingin dicapai. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pengawasan internal aktiva tetap pada Fakultas Ekonomi USU sudah diterapkan dengan baik atau tidak.


(15)

6

2. Manfaat penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: a. bagi Fakultas Ekonomi USU

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam menentukan arah kebijakan pengawasan internal terhadap aktiva tetap yang dimiliki Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Hal ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang cukup berarti pada masa yang akan dating, berdasarkan beberapa literature yang diuraikan beserta pembahasan dan saran yang disajikan oleh penulis.

b. bagi penulis

Sebagai bahan masukan dan tambahan pengalaman kepada penulis agar dapat mengetahui secara langsung mengenai pengawasan internal atas aktiva tetap yang diterapkan di Fakultas Ekonomi Unversitas Sumatera Utara sehingga diharapkan juga dapat menambah ilmu pengetahuan penulis secara khusus serta dapat digunakan sebagai wadah dalam mengaplikasikan teori- teori yang telah diperoleh selama proses perkuliahan dengan baik.

c. bagi pembaca

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan yang nantinya diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah pengetahuan dan cakrawala wawasan pembaca serta diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan referensi oleh rekan- rekan mahasiswa lainnya dalam menyusun tugas akhir yang


(16)

berhubungan dengan pengawasan internal atas aktiva tetap di kemudian hari.

D. Sistematika Penulisan 1. Jadwal Survey/Observasi

Berikut ini merupakan jadwal penulisan/ penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam menyusun dan mempersiapkan tugas akhir ini.

Tabel 1.1

Jadwal Penulisan/Penelitian

Penelitian dimulai tanggal 5 Juni s/d 5 Juli 2013 KEGIATAN

JUNI 2013 JULI 2013

I II III IV I II III IV

1 Pengajuan Judul

2 Pengajuan

Dosen Pembimbing 3 Pengajuan Proposal

Tugas Akhir 4 Pengumpulan Data 5 Pengolahan dan

Analisis Data

6 Penyusunan

Tugas Akhir 7 Penyempurnaan Tugas

Akhir/ Bimbingan 8 Penyelesaian


(17)

8

2. Rencana Isi

Rencana Isi terdiri dari 4 bab yaitu Bab Pendahuluan, Bab Profil perusahaan, yaitu profil Fakultas Ekonomi USU, Bab Pembahasan dan Bab Penutup.

BAB I: PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, manfaat dan tujuan penelitian, rencana penulisan yang terdiri dari jadwal survei/observasi dan rencana isi.

BAB II: FAKULTAS EKONOMI USU

Bab ini menguraikan tentang sejarah ringkas, struktur organisasi, job description, jaringan kegiatan, kinerja kegiatan terkini dan rencana kegiatan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

BAB III : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL AKTIVA TETAP PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Bab ini membahas tentang Pengertian Sistem Pengendalian Internal Aktiva Tetap, membahas Penggolongan Aktiva Tetap, Perolehan Aktiva Tetap, Metode Penyusutan Aktiva Tetap, Penghentian Penggunaan Aktiva Tetap dan membahas tentang Sistem Pengendalian Internal Terhadap Aktiva Tetap Pada FE USU.


(18)

BAB IV: PENUTUP

Bab ini merupakan kesimpulan dari apa yang telah ditulis dalam tugas akhir ini dan juga meliputi saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(19)

10 BAB II

FAKULTAS EKONOMI USU A.Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi USU

Fakultas Ekonomi USU mempunyai ciri khas tersendiri di dalam kelahirannya. Ciri khas itu dapat ditandai dengan sejarah lahirnya di luar kota Medan atau di luar Provinsi Sumatera Utara. Jelasnya Fakuftas Ekonomi lahir dan didirikan tahun 1959 di Darussalam (Universitas Syiah Kuala) Kutaraja (Banda Aceh), dan sebagai Dekan pada waktu itu Dr. Teuku Iskandar.

Yayasan USU sendiri pada waktu itu berada di kota Medan, Namun Fakultas Ekonomi yang berada di Kutaraja (Banda Aceh) tetap memakai nama dibawah panji Universitas Sumatera Utara. Ini menunjukkan bahwa pada waktu itu teknik operasional pendidikan berada di Kutaraja, sedangkan penyelesaian administrasinya tetap berada dibawah Presiden USU (istilah untuk nama pimpinan pada waktu itu).

Berhubungan Fakultas Ekonomi USU berkedudukan di Kutaraja (sekarang Banda Aceh) memisahkan diri dari USU dan bergabung dengan Universitas Syiah Kuala, maka Fakultas Ekonomi USU didirikan di Medan dan memperoleh status Negeri dengan Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan R.I No. 64/1961 tentang Penegerian Fakultas Ekonomi yang diselenggarakan oleh Yayasan Sumatera Utara dan pemasukan kedalam lingkungan USU tanggal 24 Nopember 1961 yang berlaku surut terhitung mulai 01 oktober 1961.


(20)

Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. No. 0535/0/1983, tanggal 08 Desember 1983, Keputusan Dirjen. Pendidikan Tinggi No. 131/DIKTI/Kep/1984, dan disusul dengan Surat Keputusan No. 23/DIKTI/Kep/1987, No. 25/DIKTI/Kep/1987 dan No. 26/DIKTI/Kep/1987, Fakultas Ekonomi USU mengasuh dua jenjang Program Studi , yaitu Program Studi Strata – I dan Program Studi Diploma – III.

Program Studi Strata- I meliputi 3 (tiga) Departemen,yaitu : 1. Departemen Ekonomi Pembangunan

- Program Studi Ekonomi Pembangunan 2. Departemen Manajemen

- Program Studi Manajemen 3. Departemen Akuntansi - Program Studi Akuntansi

Sedangkan Program Diploma –III terdiri dari : 1. Program Studi Kesekretariatan 2. Program Studi Keuangan 3. Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara di Medan mulai menerima Mahasiswa pada bulan Agustus 1961.


(21)

12

B. Visi, Misi dan Tujuan Fakultas Ekonomi USU

1. Visi Fakultas Ekonomi USU, Visi Fakultas Ekonomi USU adalah menjadi salah satu Fakultas Ekonomi terkemuka yang dikenal unggul dan mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam persaingan global secara menyeluruh. 2. Misi Fakultas Ekonomi USU

a. Menghasilkan lulusan yang mempunyai karakter dan kompetensi dalam bidang ilmu ekonomi, manajemen dan akuntansi yang berorientasi pasar,

b. Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dengan pemberdayaan dan peningkatan kualifikasi dan kualitas dosen,

c. Mengembangkan dan meningkatkan pelaksanaan dharma penelitian dan pengabdian sebagai upaya meningkatkan mutu keilmuan dan sumber pendanaan fakultas dalam status PT BHMN,

d. Senantiasa berusaha meningkatkan pelayanan kepada mahasiswa selaku pelanggan (customer) dan stakeholders lainnya,

e. Meningkatkan jaringan dan kerjasama dengan institusi swasta dan pemerintah serta organisasi profesional dan lembaga lain terkait yang bertaraf nasional dan internasional.

f. Menciptakan mahasiswa yang bagus bagi nusa dan bangsa. 3. Tujuan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara


(22)

a. Menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing serta menyesuikan diri terhadap perkembangan nasional maupun internasional.

b. Menjadi Lembaga berkemampuan melaksanakan penelitian-pene- litian dan pengabdian kepada masyarakat dan reponsif terha- dap perkembangan perubahan.

C.Struktur Organisasi & Personalia

Struktur Organisasi diperlukan perusahaan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan / keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Demi tercapainya tujuan umum suatu perusahaan diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan perusahaan tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam perusahaan.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efesiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.

Suatu perusahaan terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan


(23)

14

secara vertikal, melalui saluran tunggal. Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dapat dilihat di bawah ini :

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi USU

Sumber : Buku Pedoman dan Informasi Fakultas Ekonomi USU Tahun 2007-2008 Rektor dan Pembantu Rektor Dekan dan Pembantu Dekan Dewan Pertimbangan Fakultas Ketua Program Studi Inter Departemen Ketua Program Studi Intra Departemen Ketua Lab/Studio/ Bengkel Kepala Sub Bagian Tata Usaha Fakultas Kepala Sub Bagian Tata Usaha Departemen Kepala Bagian Tata Usaha Fakultas Ketua dan Sekertaris Departemen Unit Penunjang Fakultas


(24)

1. PIMPINAN FAKULTAS

Dekan : Prof. Dr. Azhar Maksum,M.Ec, Ac, Ak. Pembantu Dekan I : Fahmi Natigor Nasution ,S.E, M.Acc, Ak. Pembantu Dekan II : Drs. H. Arifin Lubis, MM, Ak.

Pembantu Dekan III : Ami Dilham, S.E, M.Si. 2. DEWAN PERTIMBANGAN FAKULTAS

Ketua : Dr. Murni Daulay, M.Si Sekretaris : Dr. Muslich Lufti, MBA

Anggota : Prof. Dr. Azhar maksum, M.Ec, Ac, Ak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc, Ak

Drs. Arifin Lubis, M.M, Ak Ami Dilham, SE, M.Si

Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MBA, MAFIS Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si Prof. Dr. Paham Ginting, MS

Prof. Dr. Rismayani, M.Si Prof. Dr. Ramli, MS

Prof. Dr. Sya’ad Afifuddin, S, SE, M.Ec Prof. Dr. Lic, rer, reg, Siroruzilam, SE

Prof. Erlina, M.Si, Ph.D, Ak

Prof. Dr. Prihatin Lumbanraja, M.Si Dr. Syafruddin Ginting, S, MAFIS, Ak Wahyu Aryo Pratomo, SE, M.Ec Dr. Isfenti Sadalia, ME


(25)

16

Irsad, SE, M.Sos.Sc, PhD Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak Drs. M. Lian Dalimunthe, M.Ec.Ac 3. DEPARTEMEN

a. Ekonomi Pembangunan

Ketua : Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec Sekretaris : Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si b. Manajemen

Ketua : Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Sekretaris : Dra. Marhayanie, M.Si c. Akuntansi

Ketua : Dr. Syafruddin Ginting S.,MAFIS, Ak Sekretaris : Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak

4. PROGRAM STUDI S-1 a. Ekonomi Pembangunan

Ketua : Irsad Lubis,SE, M.Soc. PhD Sekretaris : Paidi Hidayat, SE. M.Si b. Manajemen

Ketua : Dr.Endang Sulistiya Rini, SE. M.Si Sekretaris : Dra. Friska Sipayung, M.Si

c. Akutansi

Ketua : Drs. Firman Syarif, M.Si. Ak. Sekretaris : Mutia Ismail, SE, MM, Ak. 5. PROGRAM DIPLOMA

a. Keuangan

Ketua : Dr. Yeni Absah , SE, M.Si

Sekretaris : Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si. b. Akuntansi

Ketua : Drs. Rustam, M.Si, Ak.

Sekretaris : Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak. c. Kesekretariatan

Ketua : Dr. Beby Karina F. Sembiring, SE, MM. Sekretaris : Magdalena LL Sibarani, SE, M.Si 6. PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

Ketua : Narumondang B. Siregar, MM, Ak Sekretaris : Drs. Abikusno Dharsuky, MM, Ak


(26)

7. BAGIAN TATA USAHA

Kep. Bag. Tata Usaha : Ridwan Saleh, SH, CN. Kasub. Personalia : Maslan, SE, M.Si Kasub. Keuangan : Ahmad Faizul, SE, M.Si Kasub. Perlengkapan : Sodali, SE

Kasub. Akademik : Dra.Cut Nilawati Kasub. Kemahasiswaan : Zailiana, S.Sos

D. Job Description

Berikut ini dalah uraian tugas dari setiap unit pada bagian Tata Usaha Fakultas Ekonomi USU yang terdiri dari :

1. Bagian tata usaha

a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Fakultas.

b. Menghimpun dan menelaah peraturan perundang-undangan dibidang ketatausahaan akademik, administrasi umum dan keuangan, kemahasiswaan dan alumni, kepegawaian dan perlengkapan.

c. Mengumpulkan dan mengolah data ketatausahaan dibidang akademik,administras umum dan keuangan, kemahasiswaan danalumni, kepegawaian dan perlengkapan.

d. Melaksanakan urusan persuratan ,kerumahtanggaan, perlengkapan, kepegawaian, keuangan dan kearsipan.

e. Melaksanakan urusan rapat dinas dan upacara resmi dilingkungan fakultas.

f. Melaksanakan administrasi pendidikan, penelitian, dan pengabdian/ pelayanan kepada masyarakat.


(27)

18

g. Melaksanakan urusan kemahasiswaan dan hubungan alumni fakultas. h. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan dilingkungan fakultas. i. Melaksanakan administrasi perencanaan dan pelayanan informasi. j. Melaksanakan penyimpanan dokumen dan surat yang berhubungan

dengan kegiatan fakultas.

k. Menyusun laporan kerja Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan fakultas.

2. Sub bagian akademik

a. Menyusun Rencana Kerja dan anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT bagian.

b. Mengumpukan dan mengolah data dibidang pendidikan, penelitian dan pengabdian/ pelayanan kepada masyarakat.

c. Melakukan administrasi akademik.

d. Melakukan penyusunan rencana kebutuhan sarana akademik.

e. Menghimpun dan mengklasifikasi data pencapaian target kurikulum. f. Melakukan urusan kegiatan pertemuan ilmiah dilingkungan

fakultas.

g. Melakukan administrasi penelitian dan pengabdian/ pelayanan pada masyarakat di lingkungan fakultas.

h. Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan Bagian.


(28)

a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.

b. Mengumpulkan dan mengolah data ketatausahaan dan kerumahtanggaan .

c. Melakukan urusan persuratan dan kearsipan dilingkungan fakultas. d. Melakukan urusan penerimaan tamu Pimpinan, rapat dinas dan

pertemuan ilmiah dilingkungan fakultas. e. Mengumpulkan dan mengolah data keuangan.

f. Melakukan penerimaan, penyimpanan, pembukuan, pengeluaran dan pertanggungjawaban keuangan.

g. Melakukan pembayaran gaji, honorarium, lembur, vakansi, perjalanan dinas, pekerjaan borongan dan pembelian serta pengeluaran lainnya yang telah diteliti kebenarannya.

h. Mengoperasionalkan sistem informasi keuangan.

i. Melakukan penyimpanan dokumen dan surat bidang keuangan. j. Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan

penyusunan laporan Bagian. 4. Sub bagian kepegawaian

a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.

b. Menyusun konsep juklak/ juknis dibidang kepegawaian. c. Melaksanakan proses pengadaan dan pengangkatan pegawai. d. Melaksanakan urusan mutasi pegawai.


(29)

20

e. Memverifikasi usulan angka kredit jabatan fungsional.

f. Memproses penetapan angka kredit jabatan fungsional, usul kenaikan jabatan/pangkat, surat keputusan mengajar, pengangkatan guru besar Tetap/ Tidak Tetap/ Emiritus, ijin dan cuti.

g. Melaksanakan pemberian penghargaan pegawai. h. Memproses SK jabatan struktural dan fungsional. i. Memproses pelanggaran disiplin pegawai.

j. Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan bagian.

k. Membantu Fakultas Ekonomi mengatur Keuangan Gaji pegawai. l. melayani Pegawai yang mengabsen.

5. Sub bagian kemahasiswaan dan alumni

a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.

b. Mengumpulkan dan mengolah data dibidang kemahasiswaan dan alumni.

c. Melakukan administrasi kemahasiswaan.

d. Melakukan urusan pemberian izin/ rekomendasi kegiatan kemahasiswaan.

e. Mempersiapkan usul pemilihan mahasiswa berprestasi.

f. Mempersiapkan pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan tingkat universitas.


(30)

g. Melakukan pengurusan beasiswa, pembinaan karir, dan layanan kesejahteraan mahasiswa.

h. Melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan pembinaan kemahasiswaan

i. Mengoperasionalkan sistem informasi kemahasiswaan dan alumni. j. Melakukan penyajian informasi dibidang kemahasiswaan dan alumni. k. Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan

laporan bagian.

l. Tempat data Mahasiswa dan Alumni Fakultas Ekonomi.

6. Sub bagian perlengkapan

a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.

b. Mengumpulkan dan mengolah data perlengkapan.

c. Mengoperasionalkan sistem informasi kerumahtanggaan dan perlengkapan.

d. Melakukan penyimpanan dokumen dan surat di bidang kerumahtanggaan dan perlengkapan.

e. Melakukan pemeliharaan kebersihan, keindahan dan keamanan lingkungan.

f. Melakukan urusan pengelolaan barang perlengkapan.

g. Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan Bagian.


(31)

22

E. Jaringan Kegiatan

Fakultas adalah unsur pelaksana akademik yang melaksanakan dan mengembangkan pendidikan, penelitian, pengabdian/pelayanan masyarakat dan pembinaan civitas akademika. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara merupakan sebuah instansi yang menghasilkan jasa pendidikan non-profit (tidak berorientasi pada perolehan laba), seperti perusahaan penghasil jasa pada umumnya yang bertujuan menghasilkan laba bagi perusahaan. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lebih berorientasi pada pelayanan pendidikan yang bermutu dan berkualitas, melakukan penelitian – penelitian yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, serta melakukan kegiatan sosial berupa pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu; penyelenggaraan pendidikan, pengadaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Dengan demikian, diharapkan lulusan – lulusan dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah lulusan yang mempunyai kualitas yang baik dan mampu bersaing di lapangan pekerjaan nantinya.

F. Kinerja Kegiatan Terkini

Setiap instansi tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan instansi, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Fakultas terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh fakultas dapat tewujud. Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin dan loyalitas dalam bekerja.


(32)

Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja kegiatan terkini yang dijalankan perusahaan adalah menyelenggarakan program pendidikan dan pengajaran terhadap Mahasiswa, melakukan berbagai macam penelitian – penelitian ilmiah khususnya bidang ekonomi yang bermanfaat bagi Universitas, Mahasiswa dan masyarakat, serta melakukan pengabdian kepada masyarakat berupa seminar – seminar kepada masyarakat, memotivasi masyarakat agar dapat hidup lebih layak dan mandiri, kegiatan bakti sosial kepada masyarakat, dan lain sebagainya. Fakultas juga terus melakukan pembinaan terhadap civitas akademika agar dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang benar-benar memiliki kualitas yang baik. Kegiatan – kegiatan kerohanian juga tetap dilaksanakan fakultas, seperti perayaan hari – hari besar keagaaan (misalnya:Idul Fitri, IdulAdha, Isr’a Mi’raj,Natal, Paskah, dll) sehingga para Civitas Akademik selalu memiliki nilai-nilai dan norma-norma keagamaan dalam menjalani hidup,serta selalu bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. G.Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara antara lain adalah sebagai berikut:

1. Persiapan kuliah mahasiswa semester genap / ganjil. 2. Perkuliahan semester genap / ganjil.

3. Ujian mid semester / ujian semester genap / ganjil. 4. Wisuda mahasiswa.


(33)

24 BAB III

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL AKTIVA TETAP PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA A. Sistem Pengendalian Internal Aktiva Tetap

Menurut Romney dan Steinbart (2006 : 473) sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem hampir selalu terdiri dari beberapa subsistem kecil, yang masing-masing melakukan fungsi khusus untuk dan mendukung bagi sistem yang lebih besar, tempat meraka berada.

Menurut Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara pengendalian internal adalah “pengawasan terhadap kegiatan/ aktivitas yang ada dalam suatu wilayah kerja apakah sudah dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam wilayah kerja tersebut”.

Menurut Warren, Reeve, Fees (2005 : 235) pengendalian internal adalah “kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa informasi usaha akurat, memastikan bahwa perundang-undangan serta peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya”.

Menurut Romney dan Steinbart (2006 : 229) pengendalian internal adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan.

Menurut Kieso (2007 : 454) pengendalian internal mencakup rencana organisasi serta metode-metode terkait dan pengukuran yang diadopsi perusahaan untuk:

1. “Melindungi aset” dari pencurian, perampokan dan penyalahgunaan oleh karyawan,

2. Meningkatkan keakuratan dan kebenaran pencatatan akuntansi. Hal ini dapat dilakukan dengan menurunkan resiko kesalahan (kesalahan yang tidak disengaja) dan tidak keteraturan (kesalahan yang disengaja dan kesalahpahaman) dalam proses akuntansinya.


(34)

Pengertian aktiva tetap menurut Fakultas Ekonomi USU adalah harta berwujud yang dimiliki perusahaan ataupun fakultas yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun dan tidak untuk dijual kembali yang memiliki manfaat bagi suatu organisasi atau departemen tersebut.

Menurut Soemarso S.R (2005 : 20) aktiva tetap adalah “aktiva berwujud (tangible fixed assets) yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun, digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan, serta nilainya cukup besar”.

Sistem pengendalian internal meliputi evaluasi (menilai) atas pelaksanaan pekerjaan dengan cara membandingkan realisasi dengan rencana, dan melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (jika ada penyimpangan yang merugikan). Misalnya meliputi persetujuan, pemisahan antara fungsi operasional penyimpangan dan pencataan, serta pengawasan fisik atas kekayaan. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin kebenaran data akuntansi, mengamankan harta kekayaan dan catatan pembukuannya, dalam upaya menggalakkan efisiensi usaha, serta mondorong ditaatinya kebijakan pimpinan yang telah digariskan.

Sistem pengendalian internal atas aktiva tetap meliputi penjagaan dan pencatatan akuntansi aktiva tetap yang memadai yang dimiliki organisasi untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen. Penjagaan dari aktiva tetap meliputi :


(35)

26

2. Memisahkan tugas antara orang yang menjaga dengan orang yang melakukan pencatatan aktiva tetap tersebut,

3. Memiliki asuransi aktiva tetap terhadap kejadian–kejadian tertentu seperti kebakaran, pencurian, dan lain-lain,

4. Melakukan pembinaan kepada orang-orang yang menggunakan aktiva tetap tersebut agar mereka dapat secra benar mengoperasikan aktiva tetap tersebut,

5. Adanya program pemeliharaan dan perbaikan yang teratur, 6. Melindungi aktiva tetap dari hujan, panas, dan sebagainya,

7. Mempertinggi keamanan di wilayah tersebut,misalnya orang-orang yang tidak berhubungan tidak diperbolehkan masuk ke daerah tersebut.

B. Penggolongan Aktiva Tetap

Menurut Narafin (2004: 371) aktiva tetap dapat dikelompokkan dalam : 1. Aktiva berwujud (tangible assets)

Aktiva berwujud merupakan harta berwujud yang bersifat jangka panjang dalam aktivitas operasi perusahaan seperti tanah, gedung, mesin, dan lain-lain.

2. Aktiva tidak berwujud (intangible assets)

Aktiva ini tidak dapat diobservasi atau dilihat secra langsung, didalamnya berbentuk persetujuan, kontrak atau paten, tetapi harta itu sendiri tidak memiliki eksistensi fisik seperti hak cipta, hak paten, franchise, dan lain-lain.

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara menggolongkan aktiva tetap ke dalam 4 golongan yaitu :

1. Machineries Terdiri dari :


(36)

Overhead projector, LCD projector / infocus, Focusing screen / Layar LCD Projector, Sepeda motor, Mesin ketik, Mesin fotocopy, Mesin penghisap debu, Camera digital dan Generator.

2. Tools and equiptment Terdiri dari :

Alat pemotong kertas, Lemari es, AC (Window,Split), Kipas angin, Televisi, Dispenser, Printer, Pesawat telepon, Tabung pemadam api, dan Microphone.

3. Furniture and fixture Terdiri dari :

Filling kabinet besi, Brandkas, Papan visual / papan nama, White board, Meja kerja besi / metal, Meja kerja kayu, Kursi besi / metal, Kursi kayu, Meja komputer, Meja ketik, Meja telepon, Karpet, PC unit, CPU, Keyboard, Lemari penyimpanan, Lemari besi / metal, Lemari kayu, Rak kayu, Cermin besar, Jam elektronik, Laptop dan Scanner.

4. Installation Terdiri dari :

Elektrik, Kabel elektronik dan Kabel komputer.

Menurut Warren, Reeve, dan Fees (2005 : 429) aktiva tetap dapat digolongkan sebagai Tanah, Bangunan Pengembangan tanah, Mesin dan peralatan, Kendaraan.


(37)

28

Secara umum, menurut Kieso,dkk (2004 : 16) penggolongan aktiva tetap didasarkan pada beberapa sudut pandang, yaitu:

1. Dari sudut pandang substansinya, terdiri dari:

a. Aktiva Berwujud (Tangible Assets) merupakan aktiva tetap yang ada secara fisik. Misalnya: lahan, gedung, mesin, dan lain- lain.

b. Aktiva Tak Berwujud (Intangible Assets) merupakan aktiva tetap yang secara fisik sulit untuk diidentifikasi. Misalnya: Hak Cipta (Copy Right), Hak Merek (Trade Mark), Paten (Patent), dan lain-lain.

2. Dari sudut pandang penyusutannya, terdiri dari:

a. Aktiva Tetap yang Disusutkan (Depreciated Plant Asset). Misalnya: gedung, mesin, kendaraan, dan lain-lain.

b. Aktiva Tetap yang Tidak Disusutkan (Undepreciated Plant Asset). Misalnya: Tanah

3. Dari Sudut Pandang Umurnya, terdiri dari:

a. Aktiva tetap berwujud yang umur atau masa kegunaannya tidak terbatas. Misalnya: tanah, bangunan pabrik, gudang, dan kantor.

b. Aktiva tetap berwujud yang umur atau masa kegunaannya terbatas dan dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya telah berakhir. Misalnya: mesin, perlengkapan pabrik, kendaraan, dan lain-lain.

c. Aktiva berwujud yang umur atau masa kegunaannya terbatas, dan tidak dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya sudah habis, seperti hasil tambang atau biasa disebut aktiva sumber alam.

C. Perolehan Aktiva Tetap

Suatu aktiva tetap mempunyai harga perolehan yang meliputi seluruh jumlah biaya yang dikeluarkan atau hutang yang timbul untuk memperoleh aktiva tersebut. Biaya perolehan dicatat sebesar harga perolehannya yaitu harga beli aktiva tersebut ditambah biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut dapat digunakan oleh perusahaan

Menurut Hadibroto (2000; 245) ada beberapa cara untuk memperoleh aktiva tetap dalam sebuah entitas usaha. Diantaranya adalah:

1. Dengan pembelian tunai, 2. Dengan pembelian angsuran, 3. Dengan pertukaran aktiva lain, 4. Dengan membuat sendiri, 5. Sewa guna usaha,

6. Pertukaran sekuritas, dan 7. Dari pemberian atau hadiah.


(38)

Cara perolehan aktiva tetap ini akan mempengaruhi akuntansi daripada aktiva tetap, khususnya mengenai masalah biaya perolehannya sampai dengan aktiva tetap ditetapkan dan siap dipergunakan. Berikut akan diuraikan tiap cara dari perolehan aktiva tetap ini.

1. Pembelian Tunai

Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara pembelian tunai akan memerlukan uang kas. Pengeluaran yang menjadi biaya perolehan aktiva tetap tersebut adalah harga aktiva itu sendiri ditambah dengan segala biaya yang menyangkut padanya, seperti pajak penjualan, biaya pengangkutan, asuransi dalam perjalanan, biaya pemasangan, biaya uji coba, dan biaya lain- lain. Biaya- biaya di atas merupakan biaya yang dikeluarkan agar aktiva tetap tersebut siap untuk digunakan dalam proses produksi.

Biaya yang dibebankan pada pembelian tanah sebagai contoh, selain daripada harga dasar tanah itu sendiri termasuk juga biaya- biaya seperti: komisi bagi perantara, pengukuran tanah, pematangan tanah, penelitian, sertifikat tanah, dan biaya lain- lain yang menyangkut pembeliannya.

Biaya yang dimaksudkan dalam pembelian aktiva tetap lainnya, seperti bangunan, kendaraan, dan lain-lain akan sama dengan aktiva yang disebutkan di atas yaitu biaya- biaya yang memungkinkan aktiva tersebut siap untuk dipergunakan. Jika aktiva yang dibeli merupakan barang bekas, selalu dibebankan pula biaya onderdil yang baru yang diperlukan, biaya perbaikan, jika perlu biaya pengecatan dan biaya lain-lain, yang dinilai


(39)

30

dapat menambah nilai guna dan umur manfaat aktiva tetap tersebut sehingga dapat dipergunakan secara maksimal.

2. Pembelian Angsuran

Apabila aktiva diperoleh dengan pembelian angsuran untuk beberapa jangka waktu yang cukup lama, maka perhitungan biaya perolehannya bergantung pada kontrak jual- belinya. Pada pembelian yang demikian selalu dikenakan bunga, dan bunga atas pembelian angsuran tersebut dibebankan pada biaya bunga, tidak termasuk dalam biaya perolehan aktiva. Dengan kata lain perolehan aktiva tetap ini sama dengan cara perolehan aktiva tetap melalui pembelian tunai.

3. Pertukaran Dengan Aktiva Lain

Selain dengan pembelian tunai dan angsuran, aktiva tetap juga dapat diperoleh dengan mempertukarkan aktiva tetap dengan suatu aktiva tetap lainnya baik yang sejenis ataupun tidak. Suatu aktiva yang diperoleh degan tukar-tambah, harga aktiva yang baru (pengertian baru disini, tidak senantiasa barang yang belum pernah dipakai) dinilai dengan harga pasarnya. Perbedaan harga antara aktiva yang baru dan nilai buku aktiva yang lama akan merupakan keuntungan atau kerugian dalam pertukaran kedua aktiva ini. Apabila aktiva yang baru ini dibeli dengan tunai, maka biaya perolehan dari aktiva ini adalah jumlah uang tunai yang dikeluarkan, sedangkan selisih harga aktiva baru dan nilai buku aktiva lama akan merupakan keuntungan ataupun kerugian.


(40)

4. Membuat Sendiri

Adakalanya aktiva dalam perusahaan diperoleh dengan cara membuat sendiri. Ini selalu dilakukan karena biaya perolehannya akan lebih rendah atau kualitas yang lebih baik daripada membeli. Dalam hal ini, ada bermacam-macam biaya yang ditimbulkan dalam proses pembuatan sendiri aktiva tetap, hingga aktiva tetap tersebut siap untuk digunakan perusahaan dalam proses produksi.

Ada beberapa alasan yang mendorong perusahaan untuk membangun atau membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan dalam menjalankan operasi bisnisnya:

a. Mamanfaatkan fasilitas yang menganggur, b. Menghemat biaya konstruksi,

c. Mencapai standard kualitas konstruksi yang lebih tinggi, d. Agar dapat segera dioperasikan.

Dalam hal ini, biaya perolehan aktiva tetap merupakan seluruh biaya- biaya pembuatannya, bahan baku, tenaga kerja dan biaya tidak langsung lainnya yang merupakan biaya- biaya di luar daripada biaya operasi perusahaan sehari-hari. 5. Sewa Guna Usaha

Sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang- barang modal untuk digunakan oleh suatu entitas usaha dalam jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran- pembayaran secara berkala disertai hak pilih (option) bagi perusahaan tersebut untuk


(41)

32

membeli barang- barang modal bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu sewa guna usaha setelah berakhirnya masa sewa guna.

Ada dua kemungkinan yang sering digunakan:

a. Sewa guna usaha dianggap sebagai persetujuan sewa- menyewa (operating lease), adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha tidak memiliki hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha.

b. Sewa guna usaha dianggap sebagai transaksi pembelian/ penjualan (finance lease), adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama 6. Pertukaran Dengan Sekuritas

Perusahaan bisa mendapatkan aktiva tetapnya melalui pertukaran dengan surat- surat berharga atau sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan yang bersangkutan, baik berupa sekuritas hutang maupun sekuritas saham. Pada dasarnya, nilai perolehan aktiva yang didapat melalui transaksi pertukaran dengan sekuritas harus diukur berdasarkan:

a. Harga pasar dari sekuritas yang diserahkan dalam transaksi, b. Harga pasar yang didapat.

Aktiva tetap yang diperoleh melalui transaksi pertukaran dengan sekuritas biasanya terjadi dalam rangka merger atau akuisisi.


(42)

7. Pemberian atau Hadiah

Aktiva yang diperoleh sebagai pemberian atau hadiah dari pihak lain, sebenarnya tidak memiliki pengeluaran biaya. Kalaupun ada biaya yang dikeluarkan, biaya tesebut merupakan biaya yang muncul dalam rangka memperolehnya dan jumlah biaya tersebut relatif kecil jika dibandingkan dengan nilai daripada aktiva itu sendiri.

Meskipun demikian, karena aktiva ini dipergunakan dalam operasi bisnis perusahaan, maka aktiva ini harus mempunyai biaya perolehan dalam rangka pembebanan penyusutannya (depreciation). Pada umumnya dalam hal ini, aktiva tetap harus dinilai biaya perolehannya dan dibukukan sebagai aktiva tetap dengan nilai buku. Penilaian biaya perolehan ini merupakan penambahan kekayaan perusahaan, atau menjadi sumber penambahan modal. Dalam pembukuan, hal ini diseimbangkan dengan perkiraan modal donasi (donation capital account) pada sisi kredit.

Sebagai contoh, asumsikan sebuah perusahaan mendapatkan sebuah kendaraan hasil donasi yang nilai bukunya ditaksir sekitar Rp. 17.000.000,-. Ayat jurnal untuk mencatat pemberian tersebut adalah:

Kendaraan Rp. 17.000.000,-

Modal Donasi - Kendaraan Rp. 17.000.000,-

Dalam hal ini, dari beberapa cara perolehan aktiva tetap yang telah disebutkan di atas, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara pada umumnya memperoleh aktiva tetapnya dengan cara pembelian tunai dan


(43)

34

donasi/ sumbangan dari pihak lain. Hal tersebut akan diuraikan pada penjelasan dibawah ini.

1. Pembelian tunai

Aktiva tetap yang dibeli dan dimiliki dengan cara tunai, dicatat sebesar harga yang dikeluarkan untuk pembelian itu ditambah dengan biaya-biaya lain sehubungan dengan pembelian/ perolehan aktiva tetap tersebut hingga dapat digunakan dalam proses produksi secara maksimal. Biaya- biaya tersebut dikurangi dengan potongan harga yang diperoleh dalam transaksi, baik karena pembelian dalam jumlah besar maupun karena pembayaran yang dipercepat.

Aktiva tetap yang dimiliki oleh Fakultas Ekonomi USU yang cara perolehannya dengan cara pembelian tunai, yaitu: computer, kipas angin, meja dan peralatan kantor, dll. Pengadaan atau pembelian aktva tetap yang kategori harganya antara 50 - 100 juta dilakukan melalui prosedur. Dalam hal ini, pembelian aktiva tetap tersebut harus dilakukan melalui persetujuan Pembantu Dekan II, yang kemudian daftar barang- barang yang dibutuhkan tersebut diteruskan ke Biro Rektor untuk disetujui. Setelah pengadaan barang tersebut dilakukan, maka barang diserah-terimakan ke bagian perlengkapan Fakultas Ekonomi USU untuk ditandatangani kemudian didistribusikan ke sub bagian yang membutuhkan.

Jurnal Pembelian peralatan Peralatan Kantor ………… xxx


(44)

Setelah semua prosedur dilalui, aktiva tetap yang baru tersebut harus diberi penomoran inventaris. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pengawasan internal Fakultas Ekonomi USU atas seluruh aktiva tetap yang dimiliki. 2. Donasi atau sumbangan

Aktiva tetap yang dimiliki atau diperoleh melalui sumbangan/ donasi disebut dengan nonreciprocal transfer atau transfer yang tidak memerlukan umpan balik. Aktiva ini wajib dicatat di sebelah debet sebesar harga pasar yang wajar atau sebesar penilaian yang wajar yang dilakukan oleh pihak perusahaan penilai (appraisal company) yang independent. Sedangkan penyeimbang pada sisi kredit dicatat sebagai modal donasi (donation capital).

Ikatan Akuntan Indonesia, (2009 : 162) berpendapat bahwa, “Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkredit akun modal donasi”.

Aktiva tetap yang diperoleh atau dimiliki melalu sumbangan atau donasi dicatat sebagai aktiva apabila hak yang melekat atas aktiva tetap tersebut telah diterima. Apabila ada biaya-biaya dalam rangka perolehan ini, maka biaya-biaya tersebut dicatat sebagai resume expenditure. Sebagai contoh bagian dari resume expenditure adalah biaya surat-surat, biaya akte, dan lain sebagainya.

Jurnalnya adalah sebagai berikut :

Aktiva tetap……… xxx Modal donasi……….. xxx


(45)

36

D. Metode Penyusutan Aktiva Tetap

Seiring dengan berlalunya waktu, semua aktiva tetap -kecuali tanah- akan kehilangan kemampuannya dalam menyediakan manfaat bagi perusahaan atau entitas usaha. Oleh sebab itu, biaya perolehan aktiva tetap semacam ini harus ditransfer ke perkiraan beban secara teratur dan sistematis sepanjang umur manfaatnya yang diharapkan. Transfer periodik semacam ini, dari biaya ke beban dinamakan dengan penyusutan atau depresiasi (depreciation).

Penyusutan adalah penurunan kemampuan aktiva tetap dalam menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aktiva tetap tersebut menurun dari hari ke hari.

Menurut Warren, Reeve, dan Fess (2005 : 507) penyusutan merupakan alokasi dari penurunan nilai dari suatu aktiva tetap akibat berlalunya waktu/ digunakan dalam operasi perusahaan. Faktor-faktor yang meneyebabkan penurunan kemampuan aktiva tetap antara lain :

1. Penyusutan fisik (phisical depreciation)

penyusutan ini terjadi akibat kerusakan dan keusangan ketika digunakan karena pengaruh cuaca,

2. Penyusutan fungsional (functional depreciation)

penyusutan ini terjadi jika aktiva tetap yang dimaksud tidak lagi mampu menyediakan manfaat seperti yang diharapkan.

Menurut Warren, Reeve dan Fees (2005 508) menyatakan ada tiga faktor yang mempengaruhinya, antara lain :

1. Harga Perolehan (acquisition cost)

merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap perhitungan biaya penyusutan,

2. Nilai Residu (residual atau salvage value)

merupakan taksiran nilai atau potensi arus kas masuk apabila aktiva tetap tersebut dijual pada saat penarikan/penghentian (retirement) aktiva tetap. Nilai residu tidak selalu ada, ada kalanya suatu aktiva tetap tidak memiliki nilai residu karena aktiva tetap tersebut tidak dijual pada masa penarikannya,


(46)

3. Umur Ekonomis Aktiva Tetap (economical life time) terdiri dari:

a. Umur Fisik yaitu umur yang dikaitkan dengan kondisi fisik suatu aktiva tetap. Suatu aktiva tetap dikatakan masih memiliki umur fisik apabila secara fisik aktiva tetap tersebut masih dalam kondisi baik (walaupun mungkin sudah menurun fungsinya),

b. Umur Fungsional yaitu umur yang dikaitkan dengan kontribusi aktiva tetap tersebut dalam penggunaanya. Suatu aktiva tetap memiliki umur fungsional apabila aktiva tetap tersebut masih memberikan kontribusi bagi perusahaan.

Metode penyusutan yang diterapkan oleh Fakultas Ekonomi USU didasarkan pada PSAP No.7, yaitu metode penyusutan yang digunakan atas aktiva Badan Usaha Milik Negara (BUMN) antara lain metode garis lurus, metode saldo menurun , dan metode unit produksi. Namun pada umumnya cara yang digunakan pemerintah adalah metode garis lurus, karena dinggap lebih sederhana, mudah diterapkan, dan sering digunakan secara luas oleh berbagai instansi. Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap. Alasan pemerintah melakukan pencatatannya dengan metode ini ditetapkan dalam undang-undang yaitu Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) No.24 Tahun 2005 yang mengatur tentang pencatatan pelaporan keuangan akuntansi di tingkat pemerintahan.

Pelaporan unit aktiva tetap dilakukan oleh Departemen Keuangan RI dengan sistematika sebagai berikut :


(47)

38

Gambar 3.1

Sistematika Pelaporan Unit Aktiva Tetap

Menurut Kieso, dkk (2004 : 520), beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah beban penyusutan, antara lain:

1. Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)

Dengan menggunakan metode garis lurus dalam menghitung penyusutan berarti beban penyusutan dibebakan secara merata selama estimasi umur aktiva tersebut. Untuk menentukan besarnya beban penyusutan tiap tahun, metode garis lurus menetapkan rumus:

Beban penyusutan =

Umur

Harga perolehan – Nilai sisa

Contoh: Suatu aktiva dengan harga perolehan Rp 24.000.000,- umur ekonomis diperkirakan 5 tahun, dan nilai sisa ditaksir Rp 2.000.000,-. Maka Beban penyusutan per tahun akan dihitung sebagai berikut:

Beban penyusutan per tahun = Rp 24.000.000 - Rp 2.000.000 Menteri Keuangan sebagai Bendahara Umum Negara

Diknas

Dikti

USU


(48)

5 tahun

= Rp 4.400.000,-

Maka jurnal untuk mencatat beban penyusutan tahunan tersebut adalah:

Beban Penyusutan Rp 4.400.000,-

Akumulasi Penyusutan Rp 4.400.000,- 2. Metode Saldo Menurun (Declining-balance Methods)

Metode saldo menurun menghasilkan beban penyusutan periodik yang terus menurun sepanjang estimasi umur manfaat aktiva itu. Untuk menerapkan metode ini, tarif penyusutan garis lurus tahunan terlebih dahulu harus digandakan. Dalam hal ini, estimasi nilai sisa tidak diperhitungkan dalam menentukan tarif penyusutan. Namun aset tidak boleh disusutkan melebihi nilai sisa.

Sebagai contoh, tariff penyusutan saldo menurun atas suatu asset yang memiliki estimasi umur manfaat 5 tahun adalah 40%, yaitu dua kali tariff garis lurus sebesar 20% (100% : 5).

Sebagai ilustrasi, penyusutan saldo menurun tahunan atas suatu asset yang memiliki umur manfaat 5 tahun, biaya Rp 24.000.000, dan nilai sisa Rp 2.000.000 diperlihatkan berikut ini:

Tabel 3.1

Contoh Penyusutan Saldo

Tahun Beban

Penyusutan

Akumulasi Penyusutan

Nilai Buku

I 40% x 24.000.000 = Rp 9.600.000 Rp 9.600.000 Rp14.400.000

II 40% x 14.400.000 = Rp 5.760.000 Rp 15.360.000 Rp 8.640.000


(49)

40

3. Metode Unit Produksi (Unit-of-Production Method)

Metode unit produksi digunakan terhadap aktiva tetap yang umur manfaatnya berkaitan erat dengan tingkat pemakaian. Metode ini menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama bagi setiap unit yang diproduksi atau setiap unit kapasitas yang digunakan oleh asset. Untuk menerapkan metode ini umur manfaat asset diekspresikan dalam istilah unit kapasitas produktif seperti jam atau mil. Total beban penyusutan untuk setiap periode akuntansi kemudian ditentukan dengan mengalihkan penyusutan per unit dengan jumlah unit yang dihasilkan atau digunakan selama periode dimaksud.

Sebagai contoh ilustrasi, asumsikan bahwa sebuah mesin yang berbiaya Rp 24.000.000 dan estimasi nilai sisa Rp 2.000.000 diperkirakan memiliki stimasi umur manfaat 10.000 jam operasi. Penyusutan per jam dihitung sebagai berikut

Beban penyusutan per jam = Rp 24.000.000 – Rp 2.000.000 10.000 jam

= Rp 2.200 penyusutan per jam

Dengan mengasumsikan bahwa mesin dioperasikan 2.100 jam selama satu tahun, maka penyusutan untuk tahun tersebut adalah Rp 4.620.000 (Rp 2.200 x 2.100 jam).

IV

40% x 5.184.000 = Rp 2.073.600 Rp 20.889.600 Rp 3.110.400


(50)

4. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum-of-the-Years’ Digits Method) Metode jumlah angka tahun memberikan hasil yang sama seperti yang dihasilkan pada metode saldo menurun. Beban penyusutan periodik akan menurun secara tetap sepanjang umur estimasi manfaat, karena angka pecahan yang dikalikan setiap tahun terhadap harga perolehan aktiva tetap dikurangi estimasi nilai residu semakin kecil.

Jumlah angka tahun dihitung dengan rumus: Jumlah angka tahun = n ( n + 1 )

2

Dimana n = lama penyusutan (umur ekonomis aktiva)

Sebagai ilustrasi, jika harga beli sebuah aktiva Rp 15.500.000 dan nilai residu Rp 500.000 dengan umur ekonomis 5 tahun, maka beban penyusutan tiap tahun adalah :

Tahun I : 5/15 x (15.500.000 – Rp 500.000) = Rp 5.000.000,- Tahun II : 4/15 x (15.500.000 – Rp 500.000) = Rp 4.000.000,- Tahun III : 3/15 x (15.500.000 – Rp 500.000) = Rp 3.000.000,- Tahun IV : 2/15 x (15.500.000 – Rp 500.000) = Rp 2.000.000,- Tahun V : 1/15 x (15.500.000 – Rp 500.000) = Rp 1.000.000,- Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, semua aktiva tetap disusutkan dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus (straight line method). Metode ini menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat atas aktiva tetapnya.

Dengan menggunakan metode ini, diasumsikan besarnya biaya penyusutan tiap periode atas aktiva tetap, akan tetap sama sepanjang aktiva tetap tersebut masih digunakan dalam setiap proses kegiatan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Nilai buku atas aktiva tetap akan semakin menurun akibat adanya alokasi. Namun, apabila dilakukan perbaikan yang


(51)

42

mendasar atas aktiva tetap, yang dapat memperpanjang umur manfaat aktiva tetap tersebut, maka jumlah penyusutan atas aktiva tetap tersebut juga akan berubah.

E. Penghentian Penggunaan Aktiva Tetap

Aktiva tetap dapat dihentikan penggunaannya dengan membuang, menjual, atau menukarkannya. Pada umumnya, pada waktu aktiva dilepaskan, penyusutan atau amortisasi yang belum dicatat untuk periode bersangkutan dicatat sampai tanggal pelepasan. Dengan demikian nilai buku pada tanggal pelepasan atau penghentian penggunaan dapat dihitung sebagai selisih antara harga perolehan aktiva itu dan akumulasi penyusutannya.

Jika harga pelepasan lebih besar daripada nilai buku, diakui keuntungan. Sebaliknya, jika harga pelepasan lebih kecil daripada nilai buku, diakui kerugian. Keuntungan atau kerugian dilaporkan pada perhitungan rugi laba sebagai ”pendapatan dan keuntungan lain” atau “beban dan kerugian lain-lain” pada tahun pelepasan aktiva. Sebagai bagian dari ayat pelepasan, saldo dalam perkiraan aktiva dan akumulasi penyusutan untuk aktiva tersebut dihapuskan. Dalam hal ini, proses penghentian penggunaan aktiva tetap dapat dilakukan melalui hal-hal berikut:

1. Pembuangan Aktiva Tetap

Apabila aktiva tetap tidak berguna lagi bagi perusahaan serta tidak memiliki nilai jual, maka aktiva tersebut dapat dibuang. Jika aktiva tetap tersebut belum disusutkan secara penuh, maka harus terlebih dahulu dilakukan pencatatan penyusutan sebelum aktiva tersebut dibuang dan dihapus dari catatan akuntansi perusahaan. Dalam hal ini, tidak akan timbul


(52)

keuntungan ataupun kerugian yang harus diakui dalam catatan akuntansi karena aktiva tetap telah disusutkan secara penuh dan tidak memiliki nilai sisa (salvage value).

Sebagai ilustrasi, misalkan suatu jenis mesin yang diperoleh dengan harga Rp 3.000.000,- dan telah disusutkan secara penuh pada akhir periode. Pada awal Februari, mesin tersebut dibuang.

Ayat jurnal untuk mencatat pembuangan aktiva tetap ini adalah Ak. Penyusutan – Mesin Rp 3.000.000,-

Mesin Rp 3.000.000,-

2. Penjualan

Apabila suatu aktiva tetap sudah tidak digunakan lagi oleh perusahaan, tetapi masih memiliki nilai sisa, maka aktiva tersebut dapat dijual. Penjualan aktiva tetap ini dapat menimbulkan keuntungan jika dijual di atas nilai sisanya, atau menimbulkan kerugian jika dijual di bawah nilai sisanya. Jika hasil dari penjualan aktiva tetap adalah dalam bentuk kas atau piutang (aktiva moneter), maka pencatatan transaksi tersebut harus mengikuti urutan yang telah diaturkan.

Sebagai ilustrasi, misalkan bahwa sebuah mesin yang diperoleh dengan harga Rp 3.500.000,- disusutkan dengan metode garis lurus sebesar 20% setiap tahunnya. Mesin tersebut dijual secara tunai pada akhir tahun keempat pemakaiannya. Saldo akumulasi penyusutan pada saat penjualan tersebut terjadi adalah Rp 2.800.000,-. Nilai buku mesin tersebut adalah


(53)

44

Rp 700.000,-. Maka ayat jurnal untuk mencatat penghentian penggunaan mesin tersebut dalam berbagai kondisi adalah

a. jika penjualan seharga dengan nilai buku Rp 700.000,-

Kas Rp 700.000,-

Ak. Penyusutan – Mesin Rp 2.800.000,-

Mesin Rp 3.500.000,-

b. jika penjualan di bawah nilai buku Rp 500.000,-

Kas Rp 500.000,-

Ak. Penyusutan – Mesin Rp 2.800.000,- Kerugian penjualan aktiva Rp 200.000,-

Mesin Rp 3.500.000,-

3. Pertukaran dengan Aktiva Nonmoneter Lainnya

Sering terjadi bahwa aktiva lama ditukar dengan aktiva baru dengan mempertimbangkan harga pasar aktiva lama. Pertukaran ini dapat terjadi baik antara aktiva tetap yang sejenis ataupun aktiva tetap yang tidak sejenis. Nilai tukar tambah (trade-in allowance), dapat lebih tinggi atau lebih rendah daripada nilai buku aktiva tetap lama. Saldo yang tersisa atau jumlah yang terutang atas transaksi pertukaran ini, dapat dibayarkan tunai atau dicatat sebagai kewajiban. Pertukaran aktiva tetap seperti ini juga menimbulkan keuntungan atau kerugian yang perlu diakui dalam catatan akuntansi pada saat pertukaran terjadi.

Apabila aktiva tetap diperoleh dari hasil pertukaran dengan aktiva nonmoneter lain, maka aktiva baru yang diperoleh tersebut dicatat sebesar


(54)

nilai pasar wajarnya atau nilai pasar wajar aktiva nonmoneter yang diserahkan, mana yang lebih pasti. Perlakuan ini dikenal sebagai “kasus umum” dan merupakan transaksi pertukaran yang lebih umum.

Ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat kasus umum bagi pertukaran yang melibatkan aktiva nonmoneter sama dengan ayat jurnal yang diilustrasikan pada yang bertambah adalah aktiva nonmoneter bukan aktiva moneter seperti pada ilustrasi sebelumnya. Dalam hal ini juga, sering kali pertukaran di antara aktiva nonmoneter ini melibatkan transfer kas. Hal ini terjadi karena aktiva nnmoneter dalam penghentian penggunaan aktiva melalui penjualan, kecuali bahwa kebanyakan transaksi pertukaran tidak mempunyai nilai pasar yang sama atau ekuivalen.

4. Konversi Terpaksa

Adakalanya penghentian penggunaan aktiva tetap terjadi karena kerusakan berat akibat peristiwa-peristiwa seperti kebakaran, gempa bumi, banjir, atau pengapkiran. Penghentian pemakaian yang disebabkan oleh jenis-jenis kejadian yang tidak dapat dikendalikan seperti ini digolongkan sebagai konversi terpaksa. Beberapa dari peristiwa ini merupakan resiko yang dapat diasuransikan, dan terjadinya peristiwa tersebut menghasilkan ganti rugi dari perusahaan asuransi. Jika ganti rugi itu lebih besar daripada nilai buku aktiva yang rusak, maka keuntungan harus diakui pada pembukuan. Jika ganti rugi lebih kecil daripada nilai buku, kerugian akan dicatat.


(55)

46

Jika kerugian tidak dapat diasuransikan, atau perusahaan lalai mengasuransikan kekayaannya, maka nilai buku tersisa dari aktiva itu harus dicatat sebagai kerugian. Oleh karena jenis kejadian-kejadian ini tidak biasa dan jarang terjadi, maka keuntungan dan kerugian yang direalisasi sering kali dicatat sebagai pos luar biasa. tentu saja, jika besar kemungkinan bahwa kejadian-kejadian itu akan berulang, yaitu misalnya jika suatu pabrik dibangun di daerah rendah yang sering mengalami banjir, maka keuntungan atau kerugiannya dapat digolongkan sebagai pos biasa.

Dalam hal penghentian pemakaian aktiva tetap, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara melakukannya dengan dua cara yaitu:

a. Dengan Cara dibuang

Dalam hal ini, dibuang lebih dimaksudkan di non-aktifkan karena setiap aktiva tetap yang dimilki oleh Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara merupakan asset pemerintah yang tidak dapat dimusnahkan atau dibuang secara sepihak. Aktiva ini dinonaktifkan karena aktiva tetap tersebut sudah tidak fungsional lagi untuk digunakan dalam menjalankan kegiatan operasional di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara serta sudah tidak memiliki nilai residu dan nilai pasar.

b. Dengan Cara ditukar dengan Aktiva Lain

Pertukaran aktiva tetap dalam hal ini peralatan lama ditukar dengan peralatan baru yang mamiliki nilai guna sama. Nilai tukar tambah peralatan lama dikurangkan dari harga peralatan baru, dan sisa yang terhutang dibayarkan sesuai dengan persyaratan kredit. Jika nilai tukar


(56)

tambah lebih besar daripada nilai buku, maka diperoleh keuntungan. Sebaliknya, jika nilai tukar tambah lebih kecil daripada nilai buku, berarti pertukaran tersebut menimbulkan kerugian. Keuntungan maupun kerugian yang timbul akibat pertukaran atas aktiva tetap tersebut diakui dalam catatan akuntansi.

F. Sistem Pengendalian Internal terhadap Aktiva Tetap Pada FE USU

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara melakukan pengendalian internal atas aktiva tetapnya sebagai berikut :

1. Pengendalian melalui persetujuan (authorization control)

Pemberian persetujuan atas pemakaian aktiva tetap biasanya dilakukan dengan persetujuan Pembantu Dekan II Fakultas Ekonomi USU.

2. Pengendalian terhadap gerak-gerik fisik

Jika terdapat aktiva yang rusak maupun telah usang sehingga habis manfaatnya atau tidak dapat dipakai lagi , maka Fakultas Ekonomi USU melakukan sejumlah prosedur– prosedur atau peraturan-peraturan yang dilakukan sehubungan untuk melindungi aktiva tetapnya. Misalnya, terdapat aktiva yang telah rusak, maka akan dilaporkan kepada Bagian Perlengkapan Fakultas Ekonomi USU untuk perlakuan tindak lanjut atas aktiva tersebut. Namun biasanya aktiva yang dapat diperbaiki akan direparasi terlebih dahulu oleh teknisi.


(57)

48

3. Pemberian nomor urut

Aktiva tidak diberikan nomor urut, melainkan diberi cap Fakultas Ekonomi Unversitas Sumatera Utara agar pengendalian intern baik dokumen maupun aktiva dapat berjalan efektif.

4. Prosedur atas pengendalian intern

Pembantu Dekan II Fakultas Ekonomi USU melakukan bimbingan ataupun lokakarya bagi seluruh staf-staf berupa prosedur-prosedur dan pelatihan-pelatihan tentang cara pengoperasian aktiva tetap. Fakultas mengembangkan dan menerapkan sistem kepemimpinan yang bersifat kolegial yang pada prinsipnya berorientasi pada kebersamaan. Setiap rencana kegiatan dan pelaksanaan program fakultas selalu dibangun melalui pembahasan pada rapat-rapat departemen, sehingga proses akuntabilitas atas pengelolaan dan koordinasi pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan baik .

5. Pemeriksaan secara fisik atas kekayaan perusahaan

Fakultas melakukan perhitungan fisik secara berkala dengan melihat langsung kekayaan fakultas dengan membandingkan aktiva yang duhitung dengan catatan yang bersangkutan sebagai pengendalian dasar untuk mengetahui kebenaran kelengkapan dan ketepatan. Pemeriksaan biasanya dilakukan setahun sekali pada akhir periode.

6. Perlakuan terhadap aktiva tetap yang tidak terpakai

Aktiva tetap yang tidak dipakai/digunakan oleh Fakultas Ekonomi USU, tidak dapat dibuang, dijual, ataupun ditukar dengan aktiva lain, karena


(58)

aktiva tetap merupakan milik pemerintah yang tidak boleh dihilangkan meskipun aktiva tersebut telah usang, rusak, maupun tidak fungsional


(59)

50 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap Pengendalian Internal atas Aktiva Tetap pada Fakultas Ekonomi USU, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Sistem pengendalian internal yang dilakukan pada Fakultas Ekonomi USU telah dilaksanakan dengan baik, dimana aktiva yang keluar dan masuk harus melaui izin Pembantu Dekan II mengembangkan dan menerapkan sistem kepemimpinan yang bersifat kolegial yang pada prinsipnya berorientasi pada kebersamaan. Setiap rencana kegiatan dan pelaksanaan program fakultas selalu dibangun melalui pembahasan pada rapat-rapat fakultas, sehingga proses akuntabilitas pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan baik. 2. Metode penyusutan yang dilakukan atas aktiva tetap Fakultas Ekonomi USU didasarkan pada PSAP No.7 yaitu metode penyusutan yang digunakan atas aktiva Badan Usaha Milik Negara (BUMN) antara lain metode garis lurus, metode saldo menurun , dan metode unit produksi. Namun pada umumnya cara yang digunakan pemerintah adalah metode garis lurus.

3. Dalam rangka penghentian penggunaan aktiva tetapnya, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara melakukannya dengan cara dinon-aktifkan dan dengan cara ditukar dengan aktiva tetap lainnya.


(60)

4. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sebagai sebuah institusi pemerintah yang bergerak dalam bidang pelayanan pendidikan, melakukan pengawasan internal atas aktiva tetapnya sebagai berikut:

1. Pengawasan melalui persetujuan, 2. Pengawasan terhadap gerak-gerik fisik, 3. Pemberian nomor urut,

4. Prosedur atas pengawasan internal,

5. Pemeriksaan secara fisik atas kekayaan entitas usaha, 6. Perlakuan terhadap aktiva tetap yang tidak terpakai. B. Saran

1. Pengawasan pada aktiva tetap sebaiknya dapat lebih ditingkatkan lagi sehingga dapat mencapai pengawasan internal yang lebih baik. Karena pengawasan internal yang baik dapat mencegah terjadinya penyelewengan atas aktiva tetap.

2. Akan lebih baik dan efisien bila ada pemisahan tugas yang jelas untuk menghindari terjadinya tugas rangkap.

3. Penyajian catatan dan pembukuan aktiva tetap sebaiknya harus lebih transparan dan akuntabel, sehingga pengawasan internal atas aktiva tetap dapat lebih ditingkatkan.


(61)

52

DAFTAR PUSTAKA

Hadibroto, S., Dachnial Lubis, dan Sudardjat Sukadam. 2000, Dasar- dasar Akuntansi, LP3ES, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009, Standar Akuntansi Keuangan, Edisi Revisi. Salemba Empat, Jakarta.

Kieso, Donald E, Jerry J. Weygant, and Terry D. Warfield. 2004, Intermediate Accounting, Eleventh Edition, John Wiley & Sons, Inc. USA.

Romney B.Marshall, Paul Jhon Steinbart . 2006 . Sistem Informasi Akuntansi . Buku Satu, Edisi 9, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.

Soemarso S. R. 2005, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Kelima (Revisi). Salemba Empat, Jakarta.

Warren, James M. Reeve, Philip E.Fess . 2005 , Pengantar Akuntansi , Buku 1, Edisi 21 , Penerbit : Salemba Empat , Jakarta.


(1)

47

tambah lebih besar daripada nilai buku, maka diperoleh keuntungan. Sebaliknya, jika nilai tukar tambah lebih kecil daripada nilai buku, berarti pertukaran tersebut menimbulkan kerugian. Keuntungan maupun kerugian yang timbul akibat pertukaran atas aktiva tetap tersebut diakui dalam catatan akuntansi.

F. Sistem Pengendalian Internal terhadap Aktiva Tetap Pada FE USU

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara melakukan pengendalian internal atas aktiva tetapnya sebagai berikut :

1. Pengendalian melalui persetujuan (authorization control)

Pemberian persetujuan atas pemakaian aktiva tetap biasanya dilakukan dengan persetujuan Pembantu Dekan II Fakultas Ekonomi USU.

2. Pengendalian terhadap gerak-gerik fisik

Jika terdapat aktiva yang rusak maupun telah usang sehingga habis manfaatnya atau tidak dapat dipakai lagi , maka Fakultas Ekonomi USU melakukan sejumlah prosedur– prosedur atau peraturan-peraturan yang dilakukan sehubungan untuk melindungi aktiva tetapnya. Misalnya, terdapat aktiva yang telah rusak, maka akan dilaporkan kepada Bagian Perlengkapan Fakultas Ekonomi USU untuk perlakuan tindak lanjut atas aktiva tersebut. Namun biasanya aktiva yang dapat diperbaiki akan direparasi terlebih dahulu oleh teknisi.


(2)

3. Pemberian nomor urut

Aktiva tidak diberikan nomor urut, melainkan diberi cap Fakultas Ekonomi Unversitas Sumatera Utara agar pengendalian intern baik dokumen maupun aktiva dapat berjalan efektif.

4. Prosedur atas pengendalian intern

Pembantu Dekan II Fakultas Ekonomi USU melakukan bimbingan ataupun lokakarya bagi seluruh staf-staf berupa prosedur-prosedur dan pelatihan-pelatihan tentang cara pengoperasian aktiva tetap. Fakultas mengembangkan dan menerapkan sistem kepemimpinan yang bersifat kolegial yang pada prinsipnya berorientasi pada kebersamaan. Setiap rencana kegiatan dan pelaksanaan program fakultas selalu dibangun melalui pembahasan pada rapat-rapat departemen, sehingga proses akuntabilitas atas pengelolaan dan koordinasi pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan baik .

5. Pemeriksaan secara fisik atas kekayaan perusahaan

Fakultas melakukan perhitungan fisik secara berkala dengan melihat langsung kekayaan fakultas dengan membandingkan aktiva yang duhitung dengan catatan yang bersangkutan sebagai pengendalian dasar untuk mengetahui kebenaran kelengkapan dan ketepatan. Pemeriksaan biasanya dilakukan setahun sekali pada akhir periode.

6. Perlakuan terhadap aktiva tetap yang tidak terpakai

Aktiva tetap yang tidak dipakai/digunakan oleh Fakultas Ekonomi USU, tidak dapat dibuang, dijual, ataupun ditukar dengan aktiva lain, karena


(3)

49

aktiva tetap merupakan milik pemerintah yang tidak boleh dihilangkan meskipun aktiva tersebut telah usang, rusak, maupun tidak fungsional


(4)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap Pengendalian Internal atas Aktiva Tetap pada Fakultas Ekonomi USU, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Sistem pengendalian internal yang dilakukan pada Fakultas Ekonomi USU telah dilaksanakan dengan baik, dimana aktiva yang keluar dan masuk harus melaui izin Pembantu Dekan II mengembangkan dan menerapkan sistem kepemimpinan yang bersifat kolegial yang pada prinsipnya berorientasi pada kebersamaan. Setiap rencana kegiatan dan pelaksanaan program fakultas selalu dibangun melalui pembahasan pada rapat-rapat fakultas, sehingga proses akuntabilitas pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan baik. 2. Metode penyusutan yang dilakukan atas aktiva tetap Fakultas Ekonomi USU didasarkan pada PSAP No.7 yaitu metode penyusutan yang digunakan atas aktiva Badan Usaha Milik Negara (BUMN) antara lain metode garis lurus, metode saldo menurun , dan metode unit produksi. Namun pada umumnya cara yang digunakan pemerintah adalah metode garis lurus.

3. Dalam rangka penghentian penggunaan aktiva tetapnya, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara melakukannya dengan cara dinon-aktifkan dan dengan cara ditukar dengan aktiva tetap lainnya.


(5)

51

4. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sebagai sebuah institusi pemerintah yang bergerak dalam bidang pelayanan pendidikan, melakukan pengawasan internal atas aktiva tetapnya sebagai berikut:

1. Pengawasan melalui persetujuan, 2. Pengawasan terhadap gerak-gerik fisik, 3. Pemberian nomor urut,

4. Prosedur atas pengawasan internal,

5. Pemeriksaan secara fisik atas kekayaan entitas usaha, 6. Perlakuan terhadap aktiva tetap yang tidak terpakai.

B. Saran

1. Pengawasan pada aktiva tetap sebaiknya dapat lebih ditingkatkan lagi sehingga dapat mencapai pengawasan internal yang lebih baik. Karena pengawasan internal yang baik dapat mencegah terjadinya penyelewengan atas aktiva tetap.

2. Akan lebih baik dan efisien bila ada pemisahan tugas yang jelas untuk menghindari terjadinya tugas rangkap.

3. Penyajian catatan dan pembukuan aktiva tetap sebaiknya harus lebih transparan dan akuntabel, sehingga pengawasan internal atas aktiva tetap dapat lebih ditingkatkan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Hadibroto, S., Dachnial Lubis, dan Sudardjat Sukadam. 2000, Dasar- dasar Akuntansi, LP3ES, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009, Standar Akuntansi Keuangan, Edisi Revisi. Salemba Empat, Jakarta.

Kieso, Donald E, Jerry J. Weygant, and Terry D. Warfield. 2004, Intermediate Accounting, Eleventh Edition, John Wiley & Sons, Inc. USA.

Romney B.Marshall, Paul Jhon Steinbart . 2006 . Sistem Informasi Akuntansi . Buku Satu, Edisi 9, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.

Soemarso S. R. 2005, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Kelima (Revisi). Salemba Empat, Jakarta.

Warren, James M. Reeve, Philip E.Fess . 2005 , Pengantar Akuntansi , Buku 1, Edisi 21 , Penerbit : Salemba Empat , Jakarta.