4.1.7. Hubungan Antara Kelimpahan Teripang Dengan Kondisi Lingkungan
Hasil analisis komponen utama memperlihatkan bahwa kondisi lingkungan dan kelimpahan teripang pasir serta teipang hitam berpusat pada dua
sumbu utama dengan nilai kumulatif sebesar 77.16 . Kontribusi masing-masing sumbu sebesar 46.28 5 untuk faktor satu dan 30.87 faktor dua. Variabel
lingkungan yang berpengaruh terhadap faktor satu diantarannya adalah kecepatan arus 0.39, pH 0.36, salinitas 0.34, sedangkan faktor dua komponen yang
mencirikannya adalah variabel DO 0.52, suhu substrat 0.49, kecepatan arus 0.22 dan pH 0.15. Grafik hasil analisis komponen utama dapat di lihat pada
gambar 14
Gambar 14: Grafik hasil analisis komponen utama kondisi lingkungan perairan pada sumbu 1 dan 2 F1XF2 di Desa Laluin Kec.Kayoa Selatan
Agustus-September 2010.
Berdasarkan gambar kelimpahan teripang pasir dan teripang hitam memiliki korelasi yang sama terhadap kondisi lingkungan di Desa Laluin dengan
nilai akar ciri masing-masing sebesar 0.77 teripang pasir dan 0.53 teripang hitam lampiran 8 dan 9, kondisi lingkungan yang memiliki korelasi dengan teripang
pasir dan teripang hitam adalah kecepatan arus, pH, debu dan salinitas, seluruh komponen variabel tersebut dalam sumbu utama faktor satu bila di hubungkan
dengan kondisi lingkungan pada setiap stasiun penelitian adalah stasiun I pada kedalaman 0-5 m, 5-10 m dan 10-15 m berkorelasi dengan sumbu satu maka
stasiun atau lokasi penelitian tersebut di cirikan dengan faktor salinitas dan debu,
Variables ax es D1 and D2: 77,16 after Varimax rotation
Suhu Substrat Kec. Arus
Salinitas DO
pH Pasir
Debu Liat
Trp. Pasir Trp. Hitam
-1 -0.75
-0.5 -0.25
0.25 0.5
0.75 1
-1 -0.75
-0.5 -0.25
0.25 0.5
0.75 1
D1 46,13 D
2 3
1 ,0
3 Obs ervations ax es D1 and D2: 77,16
after Varimax rotation
I1 I2
I3 II1
II2 II3
III1 III2
III3
-1.5 -1
-0.5 0.5
1 1.5
-2 -1.5
-1 -0.5
0.5 1
1.5 2
2.5
D1 46,13 D
2 3
1 ,0
3
sedangkan pada stasiun II pada kedalaman 0-5 m di cirikan oleh suhu dan DO, kedalaman 5-10 m dicirikan oleh kondisi yang persentase liatnya tinggi, begitu
pula pada kedalaman 10-15 m. Hal ini dapat dijelaskan pada kedalaman 0-5 m, 5- 10 m dan 10-15 m di stasiun II akumulasi substrat sangat tinggi, stasiun I dan II
merupakan daerah yang terbuka dengan kecepatan arus yang rendah sehingga terjadi akumulasi sedimen.
Pada stasiun III dicirikan oleh kondisi suhu dan DO, stasiun ini merupakan daerah berkarang dengan gelombang yang cukup besar sehingga DO relatif tinggi
di banding dengan stasiun lainnya, stasiun III pada kedalaman 10-15 m merupakan daerah yang memiliki banyak karang dengan substrat yang dominan
adalah pasir sehingga pada kedalaman ini dicirikan oleh substrat berpasir. Berdasarkan pengamatan di lokasi, diketahui bahwa teripang pasir maupun
teripang hitam memiliki karateristik yaitu DO, salinitas, pH dan kecepatan arus yang tinggi, serta suhu yang agak rendah. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada stasiun I kelimpahan teripang yang tinggi di duga kondisis lingkungan masih menunjang untuk kehidupan teripang.
4.2. Distribusi Spasial Teripang pasir dan Teripang Hitam
Berdasarkan hasil pengamatan teripang pasir Holothuria scabra yang tertangkap di Desa Laluin selama penelitian menunjukkan bahwa di stasiun I
kedalaman 0-5 m terdapat 52 ekor, kedalaman 5-10 m 37 ekor dan kedalaman 10- 15 m sebanyak 9 ekor. Stasiun II menunjukkan bahwa pada kedalaman 0-5 m ada
34 ekor, 5-10 m 29 ekor dan kedalaman 10-15 m 13 ekor, sedangkan stasiun III kedalaman 0-5 m jenis teripang pasir yang tertangkap berjumlah 38 ekor,
kedalaman 5-10 m 19 ekor dan kedalaman 10-15 m 10 ekor. Apabila dilihat jumlah total per stasiun tanpa melihat kedalaman maka yang mendominasi jumlah
teripang berada pada stasiun I dengan jumlah 98 ekor, stasiun II 76 ekor dan yang paling sedikit pada stasiun III dengan jumlah 67 ekor, jumlah keseluruhan
teripang pasir yang tertangkap pada stasiun I, II, III sebanyak 241 ekor. Selanjutnya untuk teripang hitam yang tertangkap pada stasiun I
kedalaman 0-5 m adalah 31 ekor, kedalaman 5-10 m 44 ekor dan kedalamana 10- 15 m sebanyak 10 ekor, Stasiun II pada kedalaman 0-5 m terdapat 21 ekor,