2.3.5. Pasang surut
Menuru Bhatt 1978, pasang surut adalah periode naik dan turunnya permukaan air laut yang merupakan hasil gaya tarik menarik antara bumi
dengan bulan, dan gaya tarik menarik antara bumi dengan matahari. Pasang surut dipengaruhi juga oleh posisi kedudukan relatif bulan dan matahari
terhadap bumi dan pantai Nontji, 1993. Pasang surut berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap
fenomena biologi laut, seperti distribusi dan suksesi organisme. Frekuensi pasang surut juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kehidupan alga laut di wilayah interdal. Pada wilayah semidiurnal yang memiliki frekuensi lebih besar dari pasang diurnal, lebih menyokong
bermacam-macam populasi alga laut.
2.3.6. Substrat
Substrat perairan merupakan dasar perairan dimana alga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Penyebaran alga di suatu perairan
tergantung pada tipe substrat , musim, dan komposisi jenis. Menurut Atmadja et al. 1996, dasar perairan yang dapat ditumbuhi rumput laut jenis
Kappaphycus alvarezii adalah karang mati dan tidak belumpur. Selain itu,
rumput laut Kappaphycus alvarezii juga cocok ditanam di perairan berpasir sedikit berlumpur.
2.3.7. Kedalaman
Kedalaman rata-rata yang diperlukan bagi pertumbuhan rumput laut tergantung pada jumlah intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam
perairan. Semakin dalam perairan, sinar matahari tidak dapat menjangkau permukaan thallus. Hal ini dapat mengganggu proses fotosintesis rumput
laut. Menurut Atmadja et al. 1996, kedalaman yang ideal bagi pertumbuahan rumput laut jenis Kappaphycus alvarezii berkisar antara 0.3-
0.6 m dan pada kedalaman antara 0.0 – 0.3 m masih cukup baik untuk mencegah kekeringan bagi tanaman.
2.3.8. Oksigen terlarut DO
Oksigen terlarut DO umumnya banyak dijumpai di lapisan permukaan karena proses difusi dan fotosintesis yang dilakukan oleh
fitoplankton. DO sangat penting artinya dalam mempengaruhi kesetimbangan kimia air laut dan mempengaruhi kehidupan organisme laut.
Baku mutu DO untuk rumput laut adalah lebih dari 5 mgL Sulistijo dan Atmadja, 1996. Iksan 2005 menyatakan bahwa perubahan oksigen harian
dapat terjadi di laut dan bisa berakibat nyata terhadap produksi alga bentik.
2.3.9. Derajat keasaman pH